Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Shaliha Rizaputri
"ABSTRAK
Fokus penelitian ini adalah untuk menggambarkan fenomena munculnya sosok pria di industri kecantikan, terutama di sektor kosmetik. Penelitian ini dilakukan dengan kerangka konsep dari budaya selebriti di industri kecantikan melalui media YouTube. Metode yang digunakan untuk mendapatkan hasilnya adalah dengan melakukan analisis teks dari influencer pria terkemuka yang bernama James Charles dalam video miliknya yang memiliki tingkat populer tertinggi di YouTube. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun pria sering dianggap memiliki kepribadian yang tenang dan keren di industri kecantikan, video ini mengungkapkan sebaliknya. Influencer kecantikan pria cenderung memiliki kepribadian yang ceria dan cukup ekspresif. Saran dari penelitian ini adalah agar audiens dapat melihat fenomena ini sebagai bukti bahwa pria dan wanita memiliki kemampuan dan kapasitas yang sama untuk memberikan pengaruh pada industri kecantikan.

ABSTRACT
The focus of this study is to describe the phenomenon of the rise of male figures appearance in the beauty industry, especially in cosmetics sector. This study is done with the conceptual framework of the celebrity culture in the beauty industry through the media of YouTube. The method used to gain the result is conducting a text analysis of a reputable male influencer James Charles on his most popular video on YouTube. The finding of this study showcases that even though men in the beauty industry are often perceived as having the calm and cool personality, the video reveals the otherwise. Male beauty influencers tend to have a cheerful personality and are often quite expressive in communcating their sayings. The suggestion of this study is for audience to be able to see this phenomenon as the prove that both male and female have the same capability and capacity to give influence on the beauty industry. "
;2018;2018;2018;2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Atika Putri
"Saat ini tren penggunaan kosmetik di Indonesia tidak untuk wanita saja, namun telah berinovasi pada produk kosmetik bagi pria maupun anak-anak. Hingga tahun 2019, pemerintah Indonesia mencatat terdapat sebanyak 797 perusahaan kosmetik dalam negeri baik dari skala kecil, menengah maupun besar dimana angka tersebut meningkat dari jumlah pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 760 perusahaan. Kinerja industri kosmetik juga mengalami pertumbuhan sebesar 5.59% pada tahun 2020 dan berhasil menyumbang devisa negara dengan nilai ekspor mencapai USD 317 juta atau mengalami kenaikan sebesar 15.2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Aliran rantai pasok dalam akivitas bisnis tentunya merupakan hal yang rumit untuk dibicarakan karena aktivitas, koneksi dan keterkaitan antar elemen dari hulu ke hilir penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model risiko rantai pasok pada industri kosmetik di Indonesia, sehingga pengelolaan risiko dan ketidakpastian dalam jaringan rantai pasok dapat dieksplor lebih lanjut sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan mitigasi risiko yang tepat. Terdapat 3 metode yang digunakan pada penelitian ini, pertama adalah literature review untuk mengumpulkan indikator risiko rantai pasok di industri kosmetik dari penelitian sebelumnya, kedua adalah metode CVI untuk melakukan validasi dari indikator yang telah diperoleh dari hasil literature review serta terakhir adalah DEMATEL berbasis ANP untuk mengetahui bobot dan pengaruh antar dimensi. 20 indikator dalam 6 dimensi telah berhasil tervalidasi dari 36 indikator oleh 5 expert di bidang industri kosmetik dengan rata-rata nilai I-CVI sebesar 0,91. Dimensi pada risiko rantai pasok di industri kosmetik yang paling kuat pengaruhnya adalah dimensi pasokan dan logistik, sementara dimensi keuangan dinilai sebagai dimensi yang paling mudah terpengaruh.

The trend of using cosmetic products in Indonesia is not only exclusively for women but also has expanded for men and children. Until 2019, the Indonesian government recorded 797 domestic cosmetic companies from small, medium, and large scale, which increased compared to 760 companies in the previous year. The cosmetics industry's performance also grew by 5.59% in 2020 and contributed to foreign exchange for export with USD 317 million, increasing 15.2% compared to the previous year. Supply chain flow in business activities is undoubtedly a complicated issue to discuss because the activities, connections, and interrelationships between elements from upstream to downstream are full of risks and uncertainties. This study aims to conceptualize a supply chain risk model in the Indonesian cosmetics industry to ensure the development of appropriate risk mitigation strategy. This research used qualitative data in a questionnaire assessment by experts, processed using a Content Validity Index (CVI) approach. This research used 3 methods, literature review for collecting supply chain risk indicators, CVI method for validating the indicators collected from literature review, and DEMATEL based ANP for find the weight and relation between each indicator and dimension. A total of 20 indicators in 6 dimensions have been successfully validated from 36 indicators by five experts in the cosmetics industry with an average I-CVI value of 0.91. The highest influence dimension in supply chain risk in cosmetic industry is the supply and logistic indicator, meanwhile the finance dimension is rated as the most easily affected dimension."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangeran Anugrah
"ABSTRAK
Pria Metroseksual merupakan pria yang tinggal di ibu kota dan cenderung memperhatikan penampilannya khususnya pada area wajah mereka dengan bantuan kosmetik. Pria metroseksual telah memberikan penggeseran terhadap nilai-nilai maskulin yang selama ini lekat pada istilah pria sejati. Kini, pria metroseksual yang memakai make-up mulai mengekspresikan diri mereka melalui media sosial Instagram agar orang disekitar mereka menyadari dan mengerti bahwa pria metroseksual mempunyai pesan dibalik unggahan foto dirinya menggunakan make-up. Media sosial Instagram dipilih sebagai salah satu jalan untuk berekspresi diri oleh pria metroseksual karena Instagram adalah media sosial yang dapat menjangkau banyak orang di sekitar pria metroseksual tersebut dan Instagram dapat menyuarakan isi hati atau ekspresi diri pria metroseksual sesuai keinginan pria metroseksual dengan cara mereka masing-masing. Menggunakan studi literatur, penulisan ini ingin mendeskripsikan pemanfaatan media sosial untuk berekspresi diri serta memberikan gambaran cara pria metroseksual berkespresi diri dengan memakai kosmetik atau make-up melalui media sosial Instagram.

ABSTRACT
Metrosexual men are men who live in the capital city and tend to pay attention to their appearance especially on the area of their faces with the help of cosmetics. Metrosexual men have given a shift to masculine values that have been attached to the term real men. Now, metrosexual men who wear make-up begin to express themselves through Instagram so that people around them realize and understand that the metrosexual man has a message behind the uploaded photos using make-up. Instagram was chosen as one of the paths for self-expression by metrosexual men because Instagram is a social media that can reach many people around the metrosexual man and Instagram can voice metrosexual mens heart or self-expression according to the wishes of metrosexual men in their own way. Using a literature study, this paper wants to describe the use of social media for self-expression and provides an overview of how metrosexual men express themselves by using cosmetics or make-up through Instagram."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diptanta Wahya Jati Nugraha
"Tulisan ini mendiskusikan bahasan mengenai pemanfaatan YouTube dalam dunia periklanan di Indonesia yang menitikberatkan pada gagasan bahwa paling tidak di Indonesia YouTube kini menjadi salah satu media periklanan yang baru. Penggunaan YouTube sebagai media iklan menimbulkan pertanyaan mengapa dunia periklanan memilih YouTube. Tulisan ini membahas permasalahan tersebut dengan menggunakan konsep internet advertising, dengan menekankan pada bagaimana para pengiklan menggunakan YouTube. Tulisan ini menyimpulkan bahwa para pengiklan menggunakan YouTube karena keunggulannya sebagai media iklan dalam hal efisiensi, efektivitas, pengelolaan, dan biaya yang terjangkau, dibanding dengan media lain.

The article discusses a topic about the utilization of YouTube in Indonesia’s advertising which emphasizes on idea that, at least in Indonesia, YouTube becomes one of new advertising media. The utilization of YouTube as advertising media causes wonderment why it is chosen. The article discusses that problem using internet advertising concept with emphasizing on how advertisers use YouTube. The article concludes that advertisers use YouTube because of its excellences as advertising media such as efficiency, effectiveness, manageable, and low cost, than the others media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karine Kristanti
"Banyak pengiklan dan pemasar menggunakan strategi pemasaran viral untuk menarik calon konsumer dan membedekan diri dari kompetitor bisnis nya. Pemasaran viral atau iklan viral telah menjadi sedemikian rupa dikarenakan kemajuan teknologi yang sangat cepat. Tidak lama ini, iklan di Youtube untuk film horor Amerika yang disebut The Nun mendapatkan banyak kritik dari masyarakat yang terdampak dari iklan tersebut. Iklan The Nun yang berdurasi enam detik tersebut mengandung unsur jump scare. Tetapi, diluar mendapatkan respon negatif, Film The Nun menjadi film dengan penjualan terbaik dari series The Conjuring. Menggunakan Malcolm Gladwells Three Rules of Epidemic, jurnal ini mengidentifikasi tiga hal yang mempengaruhi penyebaran positif dari negative WOM dari iklan The Nun.

Many advertisers and marketers adopt viral marketing as a strategy to attract target audience and distinct themselves from competitors. Viral marketing or advertising has evolved because of advanced development of technology. A recent advertising on Youtube for an upcoming American horror movie called The Nun received many critics from people who are affected by the ad. The ad is a jump-scare six-second advertisement on Youtube. Despite receiving negative feedbacks, The Nun movie became The Conjuring franchises best-selling movie. Using Malcolm Gladwells Three Rules of Epidemic, this paper identifies the three rules that influenced the positive spread of negative Word of Mouth (WOM) of The Nun ad. This paper is aiming to show how the jump-scare Youtube ad and negative WOM contributed in The Nun movie promotion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Farhan Akhmad
"Vtuber is a term that is commonly used for an entertainer that utilises a motion tracking device to mimic the real person into a 3D virtual avatar. They utilise 3D models to mimic the movement of the real person’s that impersonate it. The rise of anime pop culture in Indonesia has helped the Vtuber industry thrive in the Indonesian market, one Indonesian Vtuber called Kobo Kanaeru has shown a rapid growth. The aim of this study is to explore the Vtuber’s self branding and social identification in order to answer the following research questions. This focuses on Kobo Kanaeru’s content on her platform which is focused on YouTube. This study will utilise qualitative methods, specifically discourse analysis to explore in-depth regarding the vtuber’s social identification within the media platform such as YouTube and Twitter. From her initial stream, people saw her potential from what she would offer as a Vtuber and their expectations were met spectacularly. Kobo Kanaeru showcases her creativity as not only a Vtuber but as content creator by utilising her talent in music to strengthen her self-branding. Kobo Kanaeru case study shows that there are indeed a lot of factors that contribute towards a Vtuber’s success.

Vtuber adalah istilah yang biasa digunakan untuk seorang entertainer yang memanfaatkan alat pelacak gerak untuk meniru orang sungguhan menjadi avatar virtual 3D. Mereka menggunakan model 3D untuk meniru gerakan orang sungguhan yang menirunya. Maraknya budaya pop anime di Indonesia telah membantu industri Vtuber berkembang pesat di pasar Indonesia, salah satu Vtuber Indonesia bernama Kobo Kanaeru telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi self branding dan identifikasi sosial Vtuber untuk menjawab pertanyaan penelitian berikut. Ini berfokus pada konten Kobo Kanaeru di platformnya yang berfokus pada YouTube. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif, khususnya analisis wacana untuk menggali lebih dalam mengenai identifikasi sosial vtuber dalam platform media seperti YouTube dan Twitter. Dari aliran awalnya, orang-orang melihat potensinya dari apa yang akan dia tawarkan sebagai Vtuber dan harapan mereka terpenuhi secara spektakuler. Kobo Kanaeru menampilkan kreativitasnya tidak hanya sebagai Vtuber tetapi sebagai pembuat konten dengan memanfaatkan bakatnya dalam musik untuk memperkuat citra dirinya. Studi kasus K"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Mahesa Alam
"YouTube adalah platform sosial media terkenal dan digunakan oleh banyak orang. Di dalam YouTube, para pembuat konten dapat mengunggah konten yang bervariasi seperti konten tentang memasak, olahraga, edukasi, hiburan, dan konten-konten lainnya. Salah satu tipe konten yang telah menarik banyak penonton adalah konten dengan format acara kencan. Format ini telah digunakan oleh beberapa saluran YouTube dan telah berhasil menarik audiens dengan jumlah banyak. Di dalam beberapa video dengan format acara kencan, dapat dilihat bahwa YouTuber laki-laki menjadi bintang utama dari acara kencan di dalam video tersebut dan diberikan beberapa wanita yang akan menjadi objek observasi oleh para YouTuber laki-laki di dalam video tersebut. Fenomena ini menghasilkan sebuah pertanyaan yaitu jika video-video ini dapat dianalisa dari lensa objektifikasi dan memiliki kemungkinan untuk menunjukkan bahwa bagaimana video-video tersebut dibuat dengan ideologi male chauvinism yang bersifat dominan. Karya tulis ini menganalisa video YouTube dengan format acara kencan dari kelompok-kelompok YouTube yang didominasi oleh laki-laki untuk mengobservasi keberadaan objektifikasi dan menemukan motivasi dibalik objektifikasi yang hadir.

YouTube is a social media platform that is well-known by many in the world. In the platform, every content creator can upload any type of content to their liking, whether it be cooking, sports, educational, entertainment, and many other types of content. One of the types of content that has amassed massive amounts of viewers is content using the format of dating shows. This format has been used by multiple YouTube channels and has resulted in obtaining a great quantity of audience. In several videos using the format of dating shows, it is seen that the male YouTubers are the main stars of the show and have the right to play the game while being presented by multiple women who will be the objects of observation of the YouTube creators. This raises the question if videos as such can be analyzed through the lens of objectification and may even possibly reveal how the videos are made with the dominant perspective of male chauvinism. The paper analyzes YouTube dating shows videos from male-dominated YouTube groups to observe the presence of objectification in the videos and discovering the motivation behind the objectification."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Teresia Miranti Kesumastuti
"Konstruksi perempuan yang muncul dalam iklan, layar kaca, film maupun media lain menunjukkan salah satu karakter yang dimiliki oleh perempuan yang ideal adalah paras cantik atau menarik. Hal yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana dengan konstruksi sosial kecantikan perempuan yang bekerja di industri media (di belakang layar), apakah sama? Penelitian ini menggunakan teori Konstruksi Sosial dari Berger dan Luckmann. Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme dan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan pekerja perempuan khususnya mereka yang bekerja di belakang layar. Hasil penelitian menunjukkan Proses konstruksi sosial pada kecantikan perempuan yang bekerja di insitusi media terjadi melalui momen eksternalisasi, yaitu adanya anggapan bahwa bekerja di institusi media walaupun di belakang layar harus tetap memperhatikan penampilan wajah dan tubuh, lalu ada momen objektivasi yang terbagi dua yaitu karyawan perempuan merasa memang diperlukan untuk tampil menarik kapanpun itu dan sebaliknya merasa apabila tampilan menarik hanya diperlukan jika ada acara besar saja. Terakhir ada momen internalisasi yaitu proses sosialisasi melalui keluarga teman dan lingkunan sekitar yang terjadi pada setiap individu lalu kemudian hadir di momen eksternalisasi kembali.

The construction of women who appear in advertisements, television screens, films and other media shows that one of the characters possessed by the ideal woman is a beautiful or attractive face. The question is, what about the social construction of women's beauty working in the media industry (behind the scenes), is it the same? This study uses Social Construction theory from Berger and Luckmann. In this study the paradigm used is constructivism and using qualitative methods. Data collection was carried out by in-depth interviews with women workers, especially those who worked behind the scenes. The results showed that the social construction process on the beauty of women who work in media institutions occurs through moments of externalization, namely the assumption that working in a media institution even though behind the scenes must still pay attention to the appearance of the face and body, then there is a moment of objectivation divided into two, namely female employees feel it is necessary to look good whenever it is and vice versa feel that if an attractive appearance is only needed if there is a big event. Finally there is the moment of internalization, the process of socialization through family friends and the surrounding environment that occurs in each individual and then present at the moment of externalization again."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Misiyanti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas kebangkitan kretek di Kediri tahun 1950-1959. Industri kretek telah memberi sumbangan berarti bagi penerimaan negara serta menyediakan lapangan pekerjaan bagi buruh-buruh dan masyarakat yang terlibat dalam industri ini sejak masa kolonial, salah satunya di Kediri, yang merupakan daerah perkembangan industri kretek terbesar kedua setelah Kudus. Akan tetapi, industri ini mengalami keterpurukan sejak tahun 1942 hingga 1950. Mamasuki tahun 1950 industri kretek di Kediri mulai bangkit kembali, namun berbagai rintangan harus dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode sejarah berupa penelusuran sumber heuristik yang dilakukan baik dari arsip-arsip Kabinet RIS dan Kabinet Presiden serta majalah dan surat kabar tahun 1949 mdash;1959. Selain itu, fakta-fakta terkait lainnya, ditemukan dalam dokumen-dokumen sezaman yang dipilih secara cermat keabsahan dan kesesuaiannya kritik . Lalu, penafrisan interpretasi dilakukan dengan mengaitkan permasalahan, fakta, dan data-data temuan dengan situasi yang terjadi, kemudian disusun secara sistematis sebagai sebuah kisah sejarah historiografi . Proses konstruksi terhadap fakta-fakta tersebut melahirkan kesimpulan bahwa industri kretek di Kediri, Jawa Timur mampu menghadapi rintangan yang muncul dan mengalami kebangkitan pada tahun 1950-1959

ABSTRACT
This research discusses about kretek revival in Kediri from 1950 to 1959. The kretek industry has made a significant contribution to state revenues as well as providing employment opportunities for workers and communities involved in the industry since the colonial period, one of them in Kediri, which is the second largest development area of the kretek industry after Kudus. However, the industry suffered from 1942 to 1950. In 1950 the kretek industry in Kediri began to rise again, but various obstacles had to be faced. This research uses historical method in the form of source search heuristic done both from the archives of RIS Cabinet and Presidential Cabinet and magazines and newspapers from 1949 1959. In addition, other relevant facts, found in the contemporaneous documents carefully chosen its validity and suitability criticism . Then, interpretation is done by linking problems, facts, and findings to the situation, then organized systematically as a historical story historiography . The construction process of these facts led to the conclusion that the kretek industry in Kediri, East Java was able to face the obstacles that emerged and experienced a revival in 1950 1959."
2017
S70179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Mayangsari
"ABSTRAK

Salah satu subsektor ekonomi kreatif yang sangat mumpuni adalah musik. Dari musik sendiri banyak aransemen yang termasuk kegiatan untuk menaikan pendapatan negara yaitu cover lagu. Lagu merupakan salah satu objek ekonomi kreatif yang bernilai tinggi. Di era globalisasi ini pun situs Youtube menjadi salah satu sarana termudah bagi masyarakat di seluruh dunia untuk mengekspresikan karya seninya agar dapat dilihat oleh semua orang pengguna situs Youtube. Keberadaan YouTube menjadi sarana unjuk kemampuan di bidang musik, baik dengan tujuan komersil maupun non-komersil. Hal ini menyebabkan banyaknya konten cover lagu ditemukan di YouTube. Konten cover lagu sangat bersinggungan dengan pelanggaran Hak Cipta, hal ini disebabkan karena cover lagu bukanlah hanya sekedar menyanyikan ulang, melainkan juga menyanyikan kembali dengan ciri khas nya sendiri atau ada sentuhan innovasi dalam hasil karyanya. Selain itu, para pelaku ekonomi kreatif dalam bidang cover lagu tidak melakukan langkah yang seharusnnya dilakukan agar mencegah terjadinya pelanggaran Hak Cipta. Indonesia memiliki regulator pemerintahan yang menaungi cover lagu yaitu Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan Badan Ekonomi Kreatif. Perlu adanya sinergi antara dua Kementerian/Lembaga tersebut dalam pengembangan ekonomi kreatif terkait dengan cover lagu.


ABSTRACT


One of the highly qualified subsectors of the creative economy is music. From the music itself, there were many arrangements which included activities to raise the country's income, namely the cover of the song. The song is one of the most valuable creative economic objects. In this globalization era, the Youtube site has become one of the easiest means for people around the world to express their art to be seen by all users of the Youtube site. The existence of YouTube is a means of demonstrating capabilities in the field of music, both for commercial and non-commercial purposes. This causes a lot of song cover content to be found on YouTube. The content of the song cover is very tangent to copyright infringement, this is because the cover of the song is not just to sing it again, but also to sing it back with its own characteristics or an innovative touch in the results of his work. In addition, creative economic actors in the field of song cover do not take steps that should be taken to prevent copyright infringement. Indonesia has a government regulator that covers the cover of the song, namely the Directorate General of Intellectual Property and the Creative Economy Agency. There needs to be a synergy between the two Ministries / Institutions in the development of a creative economy related to song cover.

"
2019
T54337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>