Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135981 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ully Rachmawati
"Perilaku kerja inovatif merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi di tengah ketatnya persaingan di dunia industri. Oleh sebab itulah, untuk dapat mengoptimalkan perilaku kerja inovatif diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku kerja inovatif, yang salah satunya berupa pendekatan kepemimpinan Leader-Member Exchange (LMX). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh LMX terhadap perilaku kerja inovatif serta menguji efektivitas intervensi N-Hancing Leader Member Relationship yang diharapkan dapat mengoptimalkan LMX dan perilaku kerja inovatif karyawan yang berada di PT X. Desain penelitian yang digunakan adalah before-after study design dengan partisipan sejumlah 35 orang karyawan PT X yang ditempatkan pada Plant Z.
Hasil survei dengan menggunakan kuesioner LMX-MDM serta perilaku kerja inovatif menunjukkan bahwa LMX berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kerja inovatif karyawan di PT X (F (1,33) = 4.56, p = .04, R2 = .12). Selanjutnya, dilakukanlah program intervensi N-Hancing Leader Member Relationship yang terdiri dari pelatihan Lead Their Ship beserta penugasan one on one conversation dan leader-member work activities kepada 10 pemimpin yang ada di Plant Z PT X selama empat pekan. Hasil pengukuran efektivitas intervensi yang dilakukan kepada 10 bawahan yang pemimpinnya menjadi peserta intervensi menunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan baik untuk skor leader-member exchange (Z = -.59, p = .55) maupun skor perilaku kerja inovatif (Z = -.14, p = .89) pada karyawan di PT X dengan skor sebelumnya. Penelitian mendatang diharapkan dapat mempertimbangkan durasi waktu pemberian intervensi beserta rentang waktu pemantauan sehingga intervensi yang diberikan akan lebih optimal.

Innovative work behavior is one of the important factors that can influence the sustainability of an organization in the midst of competition in the industrial world. Therefore, to be able optimizing it, one thing that needs to be done is having deep understanding about the factors that can influence innovative work behavior, one of its factors is Leader-Member Exchange (LMX). The aims of this study were to examine the influence of Leader-Member Exchange on innovative work behavior and see the effectiveness of N-Hancing Leader Member Relationship intervention which is expected to optimize leader-member exchange and innovative work behavior of employees at PT X. Before-after study design was used and the participants of this study were 35 PT Xs employees who placed on Plant Z.
The survey results using LMX-MDM questionnaire and innovative work behavior scale show that leadermember exchange significantly influenced the innovative work behavior of employees at Plant Z, PT X (F (1,33) = 4.56, p = .04, R2 = .12). Furthermore, the intervention program called N-Hancing Leader Member Relationship consists of lead their ship training along with one on one conversation and leader-member work activities assignments was implemented for 10 leaders who were at Plant Z, PT X for four weeks. The results of the effectiveness of intervention measures conducted on 10 subordinates whose leaders were participants in the intervention showed that there were no significant changes for leader-member exchange scores (Z = -.59, p = .55) and innovative work behavior scores (Z = -. 14, p = .89) to employees at PT X with the previous score. Future research is expected to be able to consider the duration of the intervention time and the monitoring time span so that the intervention provided will be more optimal.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Pamungkas
"Organisasi memerlukan karyawan dengan level work engagement yang tinggi sebagai competitive advantages untuk dapat bersaing di era VUCA. Leader-member exchange (LMX) adalah salah satu prediktor yang berperan kuat pada work engagement karyawan. Oleh sebab itu, diperlukan studi yang dapat menjelaskan kedua variabel tersebut. Dari hasil studi tersebut akan dirancang intervensi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan atasan bawahan sehingga work engagement karyawan menjadi lebih kuat. Penelitian ini terdiri dari dua studi. Studi satu bertujuan untuk melihat pengaruh LMX terhadap work engagement di PT X. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan desain penelitian korelasional yang dilakukan kepada 72 karyawan PT X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah UWES 9 dan LMX-MDM.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari LMX terhadap work engagement (p < .05, R2 = .20). Berdasarkan hasil tersebut, peneliti melakukan studi dua untuk melakukan intervensi program peningkatan LMX kepada atasan (delapan orang) yang dipersepsi bawahan memiliki kualitas hubungan dengan bawahan yang belum optimal. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan mean yang signifikan pada evaluasi pembelajaran (Z = -2.21, p < .05) serta terdapat perubahan evaluasi perilaku secara signifikan (Z = -2.37, p < .05). Hasil uji beda pre-post variabel menunjukkan terdapat peningkatan signifikan skor leader-member exchange dan work engagement (p < .05). Oleh karena itu, program peningkatan LMX efektif meningkatkan leader-member exchange yang selanjutnya memengaruhi peningkatan work engagement karyawan di PT X.

Organization need employees with high level of work engagement as competitive advantages in this VUCA era. Leader-member exchange (LMX) is one of predictors of work engagement. This study will explain relationhip between two variables and find an appropriate intervention to increase LMX that will impact the work engagement enhancement. This research consists of two study, first study will examine the effects of LMX on work engagement at X organization. The research design used quantitative method and correlational design. First study involved 72 employees, measurement instruments used UWES 9 and LMX-MDM.
Result showed the significant effects of LMX on work engagement (p < .05, R2 = .20). Based on first study result, researcher conducted LMX improvement program for the direct supervisor that has minimum score of LMX perceived by the subordinate and the one-group pretest-posttest design for the second study (intervention). Result showed there was significant difference mean score in knowledge evaluation (Z = -2.21, p < .05), and significant in behavior evaluation (Z = -2.37, p < .05). There is significant mean score differentiation between leader-member exchange and work engagement before and after the intervention at X organization (p < .05). Therefore, LMX improvement program effective to increase leader-member exchange then will impact the improvement of work engagement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Kusumaningtyas
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara leader-member exchange (LMX) dan perilaku inovatif di tempat kerja. Responden penelitian ini adalah 103 karyawan dari PT.X. PT.X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan batu bara yang juga menerapkan inovasi di tempat kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behavior Scale (IWB Scale) dari Janssen (2000) dan Leader-Member Exchange Multidimensional (LMX-MDM) dari Liden dan Maslyn (1998). Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment correlation, Simple Regression, dan Multiple Regression.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LMX memiliki hubungan positif secara signifikan dengan perilaku inovatif di tempat kerja pada PT.X (r = .324, p < .01). Penelitan ini juga menemukan bahwa LMX berkontribusi secara signifikan terhadap perilaku inovatif di tempat kerja (R2 =.105, p < .01). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari keempat dimensi LMX, hanya satu dimensi yang berkontribusi secara signifikan terhadap perilaku inovatif di tempat kerja yaitu contribution (β = .383, p < .01). Di sisi lain, dimensi affect, loyalty, dan professional respect tidak berkontribusi secara signifikan terhadap perilaku inovatif di tempat kerja.

This study was conducted to examine the relationship between leader-member exchange (LMX) and innovative work behavior. The respondents of this study were 103 employees of PT.X. PT X is a company that engaged in the coal mining industry and also implements innovation in the workplace. This research is a quantitative research that used Innovative Work Behavior Scale (IWB Scale) from Janssen (2000) and Leader-Member Exchange Multidimensional (LMX-MDM) from Liden and Maslyn (1998). This study used Pearson Product moment correlation, Simple Regression, and Multiple Regression as the analysis technique.
The result showed that LMX has significant relationship with the innovative work behavior in the workplace (r =.324, p < .01). This research also found that LMX contributed to innovative work behavior (R2 =.105, p < .01). In addition, this study showed that from the four dimensions of LMX, only one dimension that contributed to innovative work behavior significantly, namely contribution (β =.383, p < .01). On the other hand, affect, loyalty, and professional respect did not contribute significantly to innovative work behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaja Netra Puspita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan kualitas leadermember exchange terhadap perilaku inovatif pada karyawan kantor pusat PT BB melalui pemberian pelatihan coaching pada atasan. Penelitian ini dilakukan di PT BB, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri mining. Responden penelitian ini adalah 46 orang karyawan level staf. Pengukuran perilaku inovatif dilakukan dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behaviour dari Janssen (2000), sedangkan leader-member exchange diukur dengan menggunakan alat ukur LMX-M dari Wu (2009). Pengolahan data awal menjelaskan bahwa leader-member exchange secara signifikan mempengaruhi perilaku inovatif (r2 = 0.422) dengan dimensi affect dan exchange sebagai dua dimensi yang memiliki kontribusi terbesar.
Berdasarkan pengolahan data awal, ditentukan intervensi yang dilakukan adalah intervensi pelatihan coaching pada atasan. Responden intervensi adalah 4 orang atasan langsung dari karyawan yang memiliki skor leader-member exchange dan perilaku inovatif dalam kategori rendah. Efektifitas intervensi diukur melalui evaluasi reaksi, pembelajaran, dan tingkah laku. Pengukuran posttest dilakukan 8 hari setelah pelaksanaan pelatihan kepada 6 orang bawahan dari atasan yang mengikuti pelatihan. Hasilnya terdapat peningkatan skor leadermember exchange yang signifikan sebelum dan setelah pelaksanaan pelatihan (Z= -2,041, p =0.041). Namun demikian, tidak terdapat peningkatan skor perilaku inovatif yang signifikan sebelum dan setelah atasan diberikan pelatihan (Z= -1,095, p = 0.273).

This research aims to determine the influence of leader-member exchange enhancement on innovative behavior in PT BB's employee by providing coaching training for supervisor. This research was conducted at PT BB, a mining company. Respondents were 46 employees from staff level. Innovative behavior was measured using innovative work behavior scale by Janssen (2000), whereas leader-member exchange was measured using LMX-M scale by Wu (2009). Pretest data showed that leader-member exchange influences innovative behavior significantly (r2=0.422), furthermore affect and exchange found to have the biggest contribution.
Based on the result, researcher design a coaching training for supervisor as an intervention to enhance leader-member exchange so it predicts to enhace innovative behavior too. Intervention gived to 4 supervisor whom their subordinate had low score on leader-member exchange and innovative behavior. Effectivity of coaching training was measured by evaluate the reaction, learning, and behavior changing. Post-test was measured to 6 subordinates, 8 days after the intervention. The result showed there was significant improvement on leadermember exchange score after the intervention (Z = -2,041, p =0.041). For instance, there was not significant improvement on innovative behavior (Z = -1,095, p = 0.273).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sellya Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan leader member exchange (LMX) terhadap keterlibatan kerja melalui intervensi program kepemimpinan di plant PT X. Penelitian ini menggunakan desain before-after dan terdiri dari studi awal, intervensi, dan studi lanjutan. Partisipan dalam studi intervensi merupakan pimpinan dan dalam studi awal serta lanjutan merupakan bawahan. Peneliti menggunakan alat ukur LMX MDM untuk mengukur leader member exchange dan UWES-9 untuk mengukur keterlibatan kerja. Hasil survei awal menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara leader member exchange dan keterlibatan kerja pada karyawan di plant PT X (β = 0,40; r2 = 0,16; p = 0,02). Peneliti melakukan intervensi program kepemimpinan untuk meningkatkan skor leader member exchange yang harapannya juga dapat meningkatkan skor keterlibatan kerja.
Hasil intervensi menunjukkan, terdapat peningkatan pengetahuan setelah partisipan mengikuti pelatihan kepemimpinan. Namun, partisipan belum secara konsisten menerapkan tingkah laku yang dapat meningkatkan kualitas hubungan atasan bawahan. Hasil studi lanjut setelah intervensi, menunjukkan tidak terdapat peningkatan skor leader member exchange dan keterlibatan kerja. Dengan demikian, maka diusulkan saran untuk dapat mengoptimalkan hubungan atasan bawahan di plant PT X antara lain, menjadikan one on one conversation sebagai kegiatan rutin, pemberian umpan balik konstruktif sesuai pedoman, membangun hubungan berlandaskan rasa saling percaya, dukung, dan dapat saling mengandalkan serta apresiasi kepada tim yang konsisten menerapkan kegiatan yang dapat mengoptimalkan kualitas hubungan dalam tim.

This study aims to investigate an increase in the relationship between LMX to work engagement through leadership intervention programs at plant PT X. This study used a before-after design and consisted of three stages, namely initial study, intervention, and further study. Participants in the intervention study were leaders and participants in the initial and follow-up studies were subordinates. Researchers used the LMX to measure the leader member exchange and UWES-9 to measure work engagement. Preliminary survei results showed that there was a significant effect between the leader member exchange and work engagement on employees at plant PT X ( β = 0,40; r2 = 0,16; p = 0,02). The researcher conducted a leadership intervention program to increase the score of leader member exchange which are expected to also increase the score of work engagement.
The results of the intervention showed that there was an increase in knowledge after participants took part in the leadership training but participants had not consistently applied behavior that could improve the quality of subordinate supervisors' relationships. The results of further studies showed that there was no increase in LMX and work engagement scores between before and after the implementation of leadership intervention. Thus, suggestions for optimizing LMX in the plant PT X include making one on one conversation a routine activity, providing constructive feedback according to guidelines, building relationships based on mutual trust, support, and mutual dependence and appreciation to teams that consistently implement activities that can optimize the quality of relationships within the team.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiningtyas
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari peningkatan leader-member exchange terhadap motivasi karyawan dengan pemberian pelatihan komunikasi interpersonal pada atasan dalam Divisi EM di PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan tipe penelitian action research. Jumlah responden dalam penelitian adalah sebanyak 41 orang karyawan pada level staf dan nonstaf yang berada dalam Divisi EM di PT. XYZ. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur leader-member exchange yaitu LMX-MDM dari Liden & Maslyn (1998) dan alat ukur motivasi kerja yang telah diadaptasi oleh Amaria (2000). Untuk menguji hipotesa penelitian, peneliti melakukan uji statistik multiple regression untuk mengetahui pengaruh LMX terhadap motivasi kerja.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari LMX terhadap motivasi kerja dengan dimensi kontribusi dan loyalitas sebagai pemberi kontribusi terbesar. Berdasarkan hasil tersebut peneliti menetapkan intervensi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan memberikan pelatihan komunikasi interpersonal pada atasan. Kemudian peneliti melakukan uji beda pada skor LMX sebelum dan sesudah diberikan intervensi juga pada skor motivasi kerja, sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
Hasilnya adalah tidak ada perbedaan antara skor LMX sebelum dan sesudah diberikan intervensi dan juga tidak ada perbedaan antara skor motivasi kerja sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hal ini disebabkan karena jarak waktu post test yang terlalu singkat sehingga atasan belum dapat mengimplementasikan hasil dari pelatihan dalam pekerjaan sehari-hari yang akan berdampak pada persepsi bawahan akan kualitas hubungan timbal balik antara atasan dan bawahan.

The study was conducted to observe the effect of an enhancing in leader-member exchange on employee motivation by providing interpersonal communications training for supervisors in the Division of EM in the PT. XYZ. This study uses quantitative and qualitative approaches to research and action research type of design. Number of respondents in the study is 41 employees in EM Divisions in PT. XYZ. Measuring devices used in this study is aan attitudinal scale, leader-member exchange - LMX-MDM from Liden & Maslyn (1998) and work motivation tool that has been adapted by Amaria (2000). To test the hypothesis of the study, researchers conducted a multiple regression statistical test to determine the effect of LMX on work motivation.
Calculation results indicate that there are significant effects of LMX on work motivation and further test show that loyalty and contribution dimension form LMX are giving the largest contribution to work motivation. Based on these results the researchers determine appropriate interventions to address the problem by providing interpersonal communications training for supervisors. Then the researchers conducted a comparison test in LMX scores before and after the intervention also provided motivation to work on the score, before and after the intervention.
The result is no difference between LMX scores before and after intervention and also no difference between scores before and after work motivation is given intervention. This is due to post-test interval is too short so that the supervisors can not implement the results of training in the daily work that will impact on the subordinate's perception of the quality of mutual relations between superiors and subordinates.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30991
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anandre Forastero
"Penelitian ini fokus pada hubungan variabel Leader-Member Exchange (LMX) dan Organizational Citizenship Behavior (OCB), serta intervensi terhadap Leader-Member Exchange (LMX) untuk melihat dampaknya pada Organizational Citizenship Behavior (OCB). Sebanyak sepuluh orang karyawan PT X besedia berpartisipasi pada penelitian ini dan mengisi kuesioner yang digunakan pada penelitian ini, yaitu LMX-MDM (1998) dan Organizational Citizenship Behavior Scale (1990). Kuesioner-kuesioner tersebut mengukur perilaku kerja karyawan sebelum dan sesudah pemberian leadership program intervention.
Hasil penelitian menggunakan The Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan tidak ada perbedaan nilai yang signifikan, baik LMX dan OCB saat sebelum dan sesudah pemberian program intervensi kepemimpinan (p>0.05). Hasil ini disebabkan beberapa faktor antara lain lack of time dalam proses transfer of learning, belum optimalnya peran controller dalam proses implementasi hasil pembelajaran, dan beberapa hal lainnya yang akan dibahas pada bagian diskusi.

This research focused on the relationship between Leader-Member Exchange (LMX) and Organizational Citizenship Behavior (OCB), along with intervention on Leader-Member Exchange and its impacts on Organizational Citizenship Behavior (OCB). Ten employees of PT X agreed to participate in this study and filled in LMX-MDM Scale (1998) and Organizational Citizenship Behavior Scale (1990). Those questionnaires measured employees’ work behaviors before and after a leadership intervention program.
The Wilcoxon Signed Rank Test results showed that there was no significant difference in Leader-Member Exchange and Organizational Citizenship Behavior before and after intervention (p>0.05). These results were caused by several factors including lack of time in the transfer of learning process, the role of the controller was less involved during implementation process of learning outcomes, and several other things that will be discussed in the discussion section.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiet Mardhiansyah Fitrah
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas program pelatihan kepemimpinan LMX untuk meningkatkan keefektifan tim pada pelaut di PT. X. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian applied research dengan jumlah partisipan penelitian sebanyak 56 pelaut di PT. X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi alat ukur five functional team 5FT Lencioni, 2005 dengan nilai koefisien alpha ? sebesar 0.838 dan alat ukur leader-member exchange multidimentionality measurement LMX-MDM Liden Maslyn, 1998 dengan nilai koefisien alpha ? sebesar 0.794. Peneliti menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut dan uji paired sample t-test untuk melihat perbedaan signifikansi dari skor pre test dan post test materi intervensi yang diberikan.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara leader-member exchange dengan keefektifan tim r = 0.57, p < 0.05, signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya leader-member exchange para pelaut maka keefektifan tim mereka akan semakin tinggi. Selain itu juga terdapat perbedaan skor pre test dan post test materi intervensi yang signifikan t = -3.87, p < 0.05, signifikan sebelum dan sesudah intervensi pelatihan kepemimpinan LMX. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pelatihan kepemimpinan LMX dapat meningkatkan pemahaman para pelaut terhadap materi intervensi.

The study was conducted to see the effectiveness of LMX leadership training programs to enhance team effectiveness of seafarer in PT. X. This study used applied research studies with 56 seafarers as the participants. The research that was used five functional team measurement 5FT Lencioni, 2005 with coefficient alpha score 0.838 and leader member exchange multidimentional measurement LMX MDM Liden Maslyn, 1998 with coefficient alpha score 0.794. The Pearson correlation technique was used to determine the relationship between two variables and the paired sample t test was used to see the significance differences from pre and post test scores of the given intervention materials.
The results showed a significant and positive relationship between leader member exchange and team effectiveness r 0.57, p 0.05, significant. It showed that with increasing leader member exchange so seafarers team effectiveness will be increase. In addition, there were significant differences from pre and post test scores t 3.87, p 0.05, significant of interventions material before and after the intervention of LMX leadership training. The analysis results showed that LMX leadership training can enhance the understanding of the seafarers of the intervention materials.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Amanda
"Penelitian ini berfokus untuk melihat perubahan persepsi organizational justice dan kualitas leader-member exchange yang merupakan dampak dari pelaksanaan coaching pada atasan di departemen sales PT X. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-test/post-test design. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner leader-member exchange dengan ? = 0.73 dan kuesioner organizational justice dengan ? = 0.92. Hasil uji regresi terhadap 35 responden menunjukkan bahwa hanya persepsi interactional justice yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kualitas leader-member exchange. Artinya, leader-member exchange dapat dijelaskan oleh 12.7 varians organizational justice. Berdasarkan hasil uji perbedaan sebelum dan sesudah pemberian coaching pada atasan terdapat perbedaan mean yang signifikan antara skor interactional justice sebelum dan sesudah intervensi p = 0.01; p < 0.05 . Sama halnya pada skor leader-member exchange sebelum dan sesudah intervensi p = 0.01; p < 0.05 . Karenanya, dapat disimpulkan bahwa intervensi coaching pada atasan yang diberikan efektif dalam meningkatkan organizational justice melalui dimensi interactional justice dan leader-member exchange.

This study focused on looking at changes in organizational justice perceptions and the quality of leader member exchange which is the impact of coaching implementation on the superiors. This research used pre test post test design research. The research instrument used leader member exchange questionnaire 0.73 and an organizational justice questionnaire 0.92 . The regression analysis from 35 respondents showed that only interactional justice perception had significant influence to leader member exchange quality. In view of this, leader member exchange can be explained by 12.7 organizational justice variance. Based on the test results between the difference of before and after coaching on the superiors, there is a significant mean difference between interactional justice score, before and after intervention p 0.01 p.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ridha Nurma Sari
"Penelitian ini berfokus pada hubungan antara leader-member exchange dan work engagement pada pegawai generasi X dan Y di Lembaga Keuangan A. Penelitian ini menggunakan mix method research. Penelitian ini dilakukan kepada 193 pegawai yang berasal dari generasi X dan generasi Y. Alat ukur yang digunakan adalah adaptasi dari Utrecht Work Engagement Scale (Schaufeli & Bakker, 2003) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar .960 dan alat ukur LMX-MDM (Liden & Maslyn, 1998) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar .934.
Dari analisis data, disimpulkan bahwa: (1) Tingkat mean skor work engagement dan leader-member exchange karyawan Lembaga Keuangan A rata ? rata berada dalam taraf sedang baik secara umum maupun antara generasi X dan Y. Namun, bila dilihat lebih mendalam, tingkat mean skor antara generasi X memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan generasi Y baik work engagement maupun leader-member exchange, (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara leader-member exchange dengan work engagement pada karyawan Lembaga Keuangan A, (3) dari keempat dimensi leader-member exchange, kesemuanya, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement, dan (4) bentuk intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hubungan leader-member exchange dan work engagement pada karyawan Lembaga Keuangan A adalah dengan memberikan pelatihan trust building dan mutual support untuk meningkatkan loyalitas karyawan.
Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap pelatihan menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan dengan nilai signifikansi adalah .007 signifikan pada l.o.s .05 dan nilai z pada wilcoxon test adalah -2.694 yang menunjukkan bahwa nilai post-test lebih besar daripada nilai pre-test.

This study focused on the relationship between leader-member exchange and work engagement between Generation X and Generation Y employees at Financial Institutions A. This study used a mixed method research. This study was conducted to 193 employees coming from generation X and generation Y. Measurement instruments used in this research are the adaptation of Utrecht Work Engagement Scale (Schaufeli & Bakker, 2003) with coefficient alpha (α) of .960 and LMX-MDM (Liden & Maslyn, 1998) with coefficient alpha (α) of .934.
From the data analysis, it was concluded that: (1) majority of respondents have a moderate level of leader-member exchange and work engagement. However, the mean level of generation X has a higher value than generation Y both work engagement and leader-member exchange, (2) there is a significant effect between leader-member exchange and work engagement, (3) the fourth dimensions of leader-member exchange, all of which, have a significant effect on work engagement, (4) intervention held to improving the loyalty dimension is with giving the training of trust building and mutual support.
The results of training's evaluation stated that there are significant differences between before and after training with a significance value of .007 is significant at the .05 l.o.s and the z value of Wilcoxon test is -2.694 which indicate that the post-test is greater than the pre-test.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>