Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurfitriani Dewi
"ABSTRAK
Takarazuka Revue adalah sebuah teater asal Kansai, Jepang yang seluruh pemainnya terdiri dari perempuan. Dalam pembagian peran yang dimainkan, para pemain yang disebut dengan Takarasiennes dibagi menjadi dua peran, yakni peran laki-laki atau otokoyaku dan peran perempuan atau musumeyaku. Dalam membawakan karakter laki-laki, otokoyaku cenderung membawakan karakter androgini yang merupakan kombinasi kuat dari sifat maskulin dan feminin. Karakter tersebut dibentuk pada saat pelatihan di sekolah musik Takarazuka.

ABSTRACT
Takarazuka Revue is a theater from Kansai, Japan, where all of its players consist of women. In the division of roles played, the players called Takarasiennes are divided into two, male role or otokoyaku, and female role or musumeyaku. In bringing male characters, otokoyaku tends to carry an androgynous character which is a strong combination of masculine and feminine traits. The character is formed when training in the Takarazuka music school."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Martinette Susan Christie Prabowo Notosaputro
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada upaya menjelaskan gambaran mengenai maskulinitas otokoyaku dengan menggunakan analisis karakteristik pada tokoh-tokoh yang terdapat dalam drama The Rose of Versailles. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Analisis karakteristik dalam penelitian ini menggunakan konsep stereotipe karakteristik gender Baron. Penggambaran gender merupakan konstruksi sosial. Ideologi yang terkandung dalam drama The Rose of Versailles. Selain itu, penelitian ini juga membahas mengenai kostum, penampilan dan gerak gerik dari otokoyaku. Sumber data yang digunakan adalah video yang dibuat oleh Takarazuka Creative Art yang berjudul The Rose of Versailles pada tahun 2006. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam pertunjukkan Takarazuka Revue terdapat ideologi gender yang dimanfaatkan oleh perempuan sebagai “alat” untuk menunjukkan eksistensinya dalam panggung seni pertunjukan di Jepang.

ABSTRACT
This study focuses on efforts to clarify the picture of masculinity otokoyaku by using analysis of the characteristics of the figures contained in the drama The Rose of Versailles. This study is a qualitative research. Analysis of the characteristics in this study uses the concept of gender stereotypes Baron characteristics. The depiction of gender is a social construction. Ideology contained in the drama The Rose of Versailles. Furthermore, this study also discusses the costume, appearance and gestures of otokoyaku. Source of data used is a video with title The Rose of Versailles made by Takarazuka Creative Art's in 2006. Results of this study indicate that in the Takarazuka Revue performances are gender ideology used by women as a "tool" to demonstrate their existence in the performing arts stage in Japan."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Nazerinatul Fauziyah
"Masyarakat Jawa percaya apabila seseorang melanggar ajaran gugon tuhon, maka dia harus menghadapi konsekuensinya. Gugon tuhon telah tertanam dalam kehidupan sehari-hari; sehingga, penting untuk digali bagaimana keterkaitannya dengan relasi kekuasaan dan ideologi dominan. Makalah proyek akhir ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana makna diproduksi atau dikodekan dan dikonsumsi atau didekodekan dalam gugon tuhon “asli” dan dari teks-teks gugon tuhon dalam Serat Gugon tuhon (1911), yang digunakan sebagai korpus utama dalam penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis tekstual dan etnografi terutama FGD (Focus Group Discussion). Penelitian ini mengeksplorasi kontestasi terhadap ideologi patriarki dominan pada produksi makna dalam kaitannya dengan kepantasan bersikap, peran domestik, dan hubungan romantis, baik dalam teks “asli” maupun interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gugon tuhon mengonstruksi bagaimana perempuan diposisikan dalam masyarakat, pasif dan tunduk pada laki-laki serta dibatasi dalam ruang domestik dengan aturan-aturan tertentu. Namun, ada beberapa ambiguitas dan pemaknaan berlapis dalam penelitian mengungkap bagaimana makna dikonstruksi dan direkonstruksi secara dinamis dari teks asli ke teks interpretasi. Dalam proses konsumsi dan decoding, temuan menunjukkan bahwa responden menerima, menegosiasikan, atau menentang makna dominan yang ditawarkan teks.

Javanese people believe that violating teaching in gugon tuhon, will bring some consequences. Gugon tuhon has been embedded in everyday lives; therefore, exploring how it is associated with power relations and dominant ideology is significant. This mini thesis aims to explore how meaning is produced (encoded) and consumed (decoded) in the “original” gugon tuhon and gugon tuhon texts in Serat Gugon Tuhon (1911), which are used as the main corpus of the research. The method of analysis is textual analysis and ethnography, mainly FGD. This research explores contestation toward dominant patriarchal ideology in the production of meaning concerning the appropriateness of attitudes, domestic roles, and romantic relationship, both in “original” text and interpretation. Research findings show that gugon tuhon constructs how women are positioned in society, passive and submissive towards men and restricted in domestic space with spesific rules. However, there are some ambiguities and multiple layers of meanings as the research uncovers how meaning is dynamically constructed and reconstructed from the original saying to interpretation texts. In the process of consumption and decoding, findings show that respondents affirm, negotiate or contest the meanings offered by texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adella Christabel Faustina Setianingrum Nugroho
"Artikel ini membahas ikumen sebagai active fathers dalam dinamika peran gender keluarga Jepang kontemporer. Upaya penulis adalah untuk memahami peran aktif ikumen secara komprehensif, baik dalam wacana maupun praktik pengasuhan anak dalam kehidupan sehari-hari, melalui perspektif gender equal parenting. Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka pendekatan kualitatif dengan interplanetary theory of complete and universal gender difference oleh Michael Kimmel. Hasil penelitian menunjukkan fenomena ikumen sebagai active fathers merupakan suatu bentuk perubahan sikap (attitudes) dan perilaku (behaviors) ayah dalam konteks peran pengasuhan anak yang pada gilirannya membawa dinamika tersendiri dalam peran gender di antara ayah dan ibu. Wacana dan praktik pengasuhan anak yang lahir dari media seperti Ikumen Project, majalah FQ Japan, NPO Fathering Japan, serta usaha pemerintah dengan digagasnya UU Pengasuhan Anak, turut berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran para ayah akan pentingnya kontribusi mereka. Namun demikian, perubahan sikap dan perilaku ayah dalam pengasuhan anak melalui fenomena ikumen ini, belum dapat dikatakan merevolusi habitus bekerja dan pembagian peran gender tradisional dalam masyarakat Jepang.

This article discusses ikumen as active fathers in the dynamics of gender roles in contemporary Japanese families. The author's effort is to understand the active role of ikumen in a comprehensive way, both in the discourse and practice of parenting in everyday life, through the perspective of gender equal parenting. The method used is a qualitative approach literature study method with interplanetary theory of complete and universal gender difference by Michael Kimmel. The results of the study show that the ikumen phenomenon as active fathers is a form of change in the attitudes and behavior of fathers in the context of the parenting role which in turn brings its own dynamics in gender roles between fathers and mothers. Discourses and practices of parenting born from media such as Ikumen Project, FQ Japan magazine, NPO Fathering Japan, as well as the government's efforts with the initiation of the Child Care Law, have contributed to increasing the awareness of fathers about the importance of their contribution. However, the changes in fathers' attitudes and behavior in parenting through this ikumen phenomenon, cannot be said to have revolutionized work habits and the division of traditional gender roles in Japanese society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alinda Febrina
"Isu mengenai gender merupakan salah satu bentuk keanekaragaman fenomena sosial yang cukup sensitif di kalangan masyarakat. Setiap individu memiliki kebebasan dalam memilih peran gendernya masing-masing. Akan tetapi, akibat adanya paham dan nilai-nilai masyarakat patriarki yang mengkategorikan peran gender telah memunculkan pakem tertentu tentang peran gender perempuan dan laki-laki. Seiring berjalannya waktu mulai terjadi perubahan peran gender tradisional dalam masyarakat Korea. Representasi dari peran gender perempuan salah satunya tercermin dalam drama berjudul My Mister. Penelitian ini menganalisis peran gender perempuan yang direpresentasikan melalui tiga tokoh perempuan dalam drama My Mister, dengan melihat narasi visual dan oral yang disajikan melalui gambar dan dialog antar tokoh. Hasil penelitian menunjukkan peran gender perempuan dalam drama My Mister terbagi menjadi tiga kategori, yaitu perempuan dalam sektor publik, perempuan dalam sektor domestik, dan maskulinitas perempuan dalam melawan kekerasan yang membuktikan adanya perubahan peran gender perempuan yang cukup signifikan dengan berubahnya stereotipe perempuan dalam peran gender tradisional.

The issue of gender is one form of the diversity of social phenomena that is quite sensitive in the community. Each individual has the freedom to choose their respective gender roles. However, due to the understanding and values of patriarchal society that categorize gender roles, it has given rise to certain standards regarding the gender roles of women and men. Over time, the traditional gender roles in Korean society began to change. The representation of women's gender roles is reflected in a drama called My Mister. This study analyzes the gender roles of women represented through three female characters in the drama My Mister, by looking at the visual and oral narratives presented through pictures and dialogues between characters. The results of the study show that the gender role of women in the drama My Mister is divided into three categories, namely women in the public sector, women in the domestic sector, and women's masculinity in fighting violence which proves that there is a significant change in women's gender roles with the changing stereotypes of women in traditional gender roles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Michala
"Tulisan ini membahas pengukuhan peran gender tradisional yang terdapat pada film The Proposal 2009. Tulisan ini berusaha membuktikan bahwa meskipun peran gender Margaret sebagai atasan membuatnya memiliki kedudukan tinggi atas laki-laki di ruang publik, hal tersebut hanyalah pretensi untuk mengukuhkan peran gender tradisonal serta menegaskan bahwa perempuan tidak dibenarkan untuk meninggalkan ruang domestik. Tulisan ini dianalisa melalui metode qualitatif dengan menggunakan teori peran gender dari Kate Millett.

This paper discusses the reinforcement of tradisional gender roles in the movie The Proposal 2009. This paper tries to prove that even when Margaret's gender role as a superior puts her position above men in public space, it is actually only a pretense to reinforce the traditional gender roles and to strenghten the believe that women are not supposed to leave domestic space. This paper is analyzed through qualitative method, using Kate Millett's gender roles theory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Quratuain Islam Armyando
"Glamorisasi atas peran gender maskulin memberikan tekanan tersendiri bagi mahasiswa laki-laki. Sementara itu, pengaplikasian sikap caring perlu terus berlanjut. Menghadapi ini, laki-laki cenderung menghadapi dilema, yaitu di satu sisi perlu menyesuaikan diri dengan nilai-nilai keperawatan dan di sisi lain masih dituntut dengan nilai-nilai tradisional maskulinitas. Dampak negatif dari pengaplikasian norma maskulinitas secara kaku adalah konflik peran gender. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran peran gender pada mahasiswa laki-laki keperawatan yang diukur dengan adanya kejadian konflik peran gender di antara mahasiswa laki-laki program studi keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan kepada 125 mahasiswa laki-laki keperawatan melalui teknik sampling convenience sampling dan snowballing sampling. Instrumen GRCS-I digunakan untuk mengukur tingkatan konflik peran gender yang terjadi pada mahasiswa keperawatan laki-laki. Uji analisis univariat menghasilkan bahwa mahasiswa laki-laki program studi keperawatan memiliki tingkatan konflik peran gender yang tergolong sedang. Penelitian selanjutnya, mengingat kompleksitas variabel-variabel yang terkait dengan peran gender, penting untuk dilakukannya penelitian terkait variabel yang mempengaruhi peran gender.

The glamorization of masculine gender roles puts male students under strain. On the other hand, the application of caring needs to continue. Facing this, men tend to face a dilemma, they must adapt to nursing norms while yet adhering to conventional masculine values. The negative impact of applying rigidly masculinity norms is gender role conflict. This study aims to uncover the gender roles in male nursing students as measured by the occurrence of gender role conflicts among male students in the nursing program. This research is a quantitative descriptive study conducted on 125 male nursing students through convenience and snowballing sampling techniques. The GRCS-I instrument is used to assess the degree of gender role conflict experienced by male nursing students. The univariate analysis concluded that male students exhibited a moderate level of gender role conflict. In future research, given the complexity of the variables associated with gender roles, it is important to conduct research on variables that influence gender roles."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Magdalena Theofanny
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan peran gender dan sikap terhadap perdamaian pada emerging adults. Penelitian didasarkan pada penelitian terdahulu yang menemukan adanya perbedaan dalam sikap terhadap perdamaian beserta faktornya tergantung pada jenis kelamin individu. Peran gender mengacu pada maskulin dan feminin yang merupakan dua dari empat tipe peran gender berdasarkan tipologi Bem (1974) dan diukur menggunakan Bem Sex Role Inventory (BSRI). Sementara itu, sikap terhadap perdamaian diukur menggunakan Peace Attitude Scale (PAS). Partisipan penelitian terdiri dari 158 emerging adults berkewarganegaraan Indonesia yang berada pada usia 18-25 tahun. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa baik peran gender maskulin maupun feminin sama-sama memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan sikap terhadap perdamaian. Sekalipun begitu, kedua peran gender memiliki perbedaan skor pada faktor-faktor sikap terhadap perdamaian yang terdiri dari sociopolitical, environmentalist attitudes, personal well-being, ease with diversity, dan caring—di mana peran gender feminin ditemukan memiliki skor yang lebih tinggi daripada maskulin pada empat faktor dengan pengecualian pada faktor personal well-being. Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun kedua peran berhubungan positif dan signifikan dengan sikap terhadap perdamaian, terdapat perbedaan berbasis gender pada faktor-faktor sikap terhadap perdamaiannya
This study aims to examine the relationship between gender roles and peace attitude in emerging adults. This research is based on previous studies which found differences in peace attitudes and its factors depending on an individual’s sex.. Gender roles refer to masculine and feminine, two out of four types of gender roles based on Bem’s typology (1974) and measured using the Bem Sex Role Inventory (BSRI), whereas peace attitudes were measured using the Peace Attitude Scale (PAS). Participants consisted of 158 Indonesian emerging aged 18-25 years. The Pearson correlation test shows that both masculine and feminine gender roles have significant and positive relationships with peace attitudes. However, the two gender roles have different scores on the peace attitude factors consisting of sociopolitical, environmentalist attitudes, personal well-being, ease with diversity, and caring—where femininity was found to have a higher score than masculinity in four factors with the exception of personal well-being. This shows that although masculine and feminine gender roles are both positively and significantly related to attitudes towards peace, there are gender-based differences in terms of the peace attitude factors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alivia Ardhanina
"Gender adalah konstruksi sosial dalam masyarakat yang secara tradisional membuat adanya pembeda antara ‘laki-laki’ dan ‘perempuan’ berdasarkan aspek-aspek non-biologis seperti norma, sifat, penampilan maupun peran sosial di masyarakat. Di Jepang, pembagian peran berdasarkan gender masih diterapkan oleh mayoritas masyarakatnya. Laki-laki dituntut untuk bekerja kantoran sebagai pencari nafkah, sedangkan perempuan mengurus rumah tangga dan keluarga. Beberapa karya sastra di Jepang nampak mengkritik mengenai permasalahan peran gender ini. Manga adalah karya sastra berupa komik bergambar yang muncul di Jepang sejak abad ke-12 dan saat ini memiliki cukup banyak peminat. Manga Gokushufudouadalah salah satu contoh karya sastra yang terlihat mengkritik mengenai pembagian peran gender dalam masyarakat Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai pergeseran peran gender yang terdapat dalam manga Gokushufudou menggunakan metode kualitatif dengan studi kepustakaan. Hasil yang diperoleh dari analisis adalah bahwa kedua tokoh utama dalam manga Gokushufudou yaitu Tatsu dan Miku menggambarkan pergeseran peran gender dan mementingkan kerjasama serta keharmonisan dalam keluarganya yang dapat merepresentasikan kesetaraan gender dalam keluarga.

Gender is a social construction in society that traditionally makes a distinction between 'men' and 'women' based on non-biological aspects such as norms, characteristic, appearance and social roles in society. In Japan, the division of gender roles based on gender is still applied by the majority of society. Men work from the office as the breadwinner, meanwhile women take care of the household and family. Several literary works in Japan have criticized the issue of gender roles. Manga is a literary work in the form of illustrated comics that appeared in Japan since the 12th century and is really popular among people nowadays. Gokushufudou manga is an example of a literary work that criticizes the division of gender roles in Japanese society. This study aims to analyze the changes in gender roles contained in Gokushufudou manga using qualitative methods with literature study. The results obtained from the analysis are that the two main characters in the Gokushufudou manga, Tatsu and Miku, depict changes in gender roles and emphasize cooperation and harmony in their families which can represent gender equality in the family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Pradnya Safeya
"Dalam masyarakat Indonesia yang begitu menabukan homoseksualitas secara hukum maupun agama, justru keberadaan para fujoshi, yaitu para perempuan yang menyukai karya fiksi bergenre homoseksualitas (Boys’ Love), justru semakin banyak. Internet menjadi media tempat mereka berinteraksi dan menikmati produk-produk bergenre Boys’ Love, di mana komunitas mereka berkembang dalam ruang yang disebut sebagai fandom. Skripsi ini membahas mengenai peran cyber community fandom dalam transformasi identitas gender para fujoshi dalam kajian studi gender dan sosiologi budaya dengan menggunakan tahap-tahap yang ada dalam Soft Systems Methodology. Kegiatan para fujoshi di dalam fandom telah mengubah nilai-nilai identitas gender yang dimiliki mereka, mengindikasikan adanya sebuah proses pembelajaran, sosialisasi dan internalisasi di dalam fandom yang kemudian mentransformasi identitas gender para fujoshi. Dengan menggunakan teori female-gendered dan virtual lesbian space, penelitian ini memperlihatkan secara teoritis bagaimana fandom berperan dalam transformasi identitas gender para fujoshi, berkembangnya sense of community yang mereka miliki, serta fandom itu sendiri sebagai sebuah bentuk feminine writing.

In a society that views homosexuality as a taboo matter such as Indonesia, it is surprising that the existence of fujoshi, which is a concept used to describe females who love fictions with the homosexuality genre (Boys’ Love), is strengthening in numbers. Internet has become a media for them to both interact and enjoy products with Boys’ Love genre, where their community grow in a space called fandom. This final paper discusses the role of the cyber community fandom in transforming fujoshi’s gender identity, in the scope of gender study and Sociology of Culture using the steps in Soft Systems Methodology. Various activities done in fandom has changed fujoshi’s values in gender identity, indicating that there is a learning process, a socialization and internalization in fandom, which later helps transforming fujoshi’s gender identity. Using Mizoguchi’s female-gendered and virtual lesbian space theories, this research focuses to explain theoretically how fandom plays a role in transforming fujoshi’s gender identity, the growth of their sense of community, and how fandom itself has become a form of feminine writing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>