Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76939 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Habib Akbar
"Domestikasi adalah salah satu teknik penerjemahan yang memiliki fungsi untuk membuat pembaca mudah memahami teks target dengan menghilangkan kesulitan yang disebabkan oleh istilah budaya dalam teks sumber. The Land of Five Towers adalah novel versi bahasa Inggris dari Negeri 5 Menara Ahmad Fuadi yang menceritakan kisah tentang seorang remaja laki-laki yang belajar di pesantren atau pesantren. Studi ini meneliti teknik domestikasi yang diterapkan oleh penerjemah dalam menerjemahkan istilah budaya pesantren yang ditemukan di Tanah Lima Menara Ahmad Fuadi. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan teori domestikasi Venuti 1995 dan konsekuensinya terhadap representasi identitas dalam istilah budaya pesantren yang diklasifikasikan menjadi dua teknik; Persamaan fungsional Nida 1995 dan kelalaian. Analisis data menunjukkan bahwa semua istilah pesantren dalam novel ditandai dengan italisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa terjemahan dari ST ke TT mengurangi identitas budaya melalui teknik domestikasi yang diterapkan.

Domestication is the one of translation techniques which has a function to make the reader easily understand the target text by removing the difficulty caused by cultural terms in the source text. The Land of Five Towers is an English-version novel from Ahmad Fuadi rsquo;s Negeri 5 Menara which tells a story about a teenage boy who studied in Islamic boarding school or pesantren. This study examines the domestication technique which is applied by the translator in translating the pesantren cultural terms found in Ahmad Fuadi rsquo;s The Land of Five Towers. The data are collected and analyzed using Venuti rsquo;s theory of domestication 1995 and its consequence towards identity representation in pesantren cultural terms which are classified into two techniques; Nida rsquo;s functional equivalence 1995 and omission. The data analysis shows that all pesantren terms in novel are marked with italicization. The result shows that the translation from ST into TT reduces cultural identity through domestication techniques which are applied in the translation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Handayani
"Skripsi ini membahas citra tokoh Rama Bargawa dalam lakon Banjaran Rama Bargawa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori struktural, yaitu dengan cara membongkar unsur-unsur intrinsik di dalam lakon Banjaran Rama Bargawa, khususnya penokohan yang akan menciptakan citra tokoh Rama Bargawa. Sumber data penelitian ini adalah video pertunjukkan wayang kulit dengan lakon Banjaran Rama Bargawa yang dibawakan oleh dalang Ki Sigit Ariyanto. Hasil dari penelitian ini menghasilkan bahwa citra Rama Bargawa terdiri dari pemberani, kuat, dan sakti; berbakti dan menyayangi orang tua; dan berpendirian teguh.

The focus of this undergraduate thesis is to know about the image of Rama Bargawa in lakon Banjaran Rama Bargawa. This research using by structural theory approaches in which explore intrinsic elements of lakon Banjaran Rama Bargawa, especially characteristic will make some images of Rama Bargawa. Source for this research from shadow puppet video of lakon Banjaran Rama Bargawa who was played by Ki Sigit Ariyanto. Result from this research explain about images of Rama Bargawa are brave, strong, and have a divine power; loves his parents; and have a principal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Amalia Hanifah
"Penelitian ini menjabarkan gambaran seorang perempuan keturunan imigran Turki yang terbelenggu oleh budaya Turki tradisional yang dianut keluarganya dalam novel Ein Schnelles Leben Karya Zoë Jenny. Ayse sebagai tokoh utama dalam novel mengalami tekanan yang berasal dari keluarga imigran Turki yang memiliki habitus budaya pingit kepada perempuan. Habitus budaya pingit yang dimaksud merujuk pada pola kehidupan keluarganya yang terus mengatur dan membelenggu anggota keluarga perempuannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada analisis data dengan menggunakan serta mencari informasi-informasi dari jurnal, buku, artikel dan literatur-literatur lainnya yang sesuai dengan topik pembahasan. Hal yang menjadi fokus utama dalam penelitian adalah bagaimana bentuk habitus budaya pingit dialami oleh perempuan keturunan imigran Turki dan upaya tokoh utama keluar dari kungkungan keluarganya. Penjabaran kisah yang tertuang pada novel ini didukung oleh teori Pierre Bourdieu mengenai habitus dan ruang sosial. Hasilnya adalah tokoh utama yang mengalami tekanan karena hidup sebagai perempuan keturunan imigran Turki yang dipingit akhirnya bisa menemukan keberanian untuk menentukan pilihan di hidupnya sendiri.

This study lays out the image of a woman of Turkish immigrant descent who is shackled by the traditional Turkish culture her family adheres to in Zoë Jenny's Ein Schnelles Leben novel. Ayse as the main character in the novel experiences pressure that comes from a family of Turkish immigrants who have a pingit culture to women. The pingit culture in question refers to the pattern of life of her family who continues to control and shackle female family members. In this study, the author use qualitative method, that focuses on data analysis from journals, books, articles, and other literature that is relevant with the topic of discussion. The main focus of the study is how pingit culture is experienced by women of Turkish immigrant and the efforts of the main character to get out of the confines of his family. The description of the story contained in this novel is supported by Pierre Bourdieu's theory of habitus and social space. The result is that the main character who is under pressure from living as a shackled woman of Turkish immigrant can finally find the courage to make choices of her own."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Suryatni Harthayasa
"Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dapat merupakan lembaga pendidikan informal yang menampilkan berbagai bentuk peragaan tentang Indonesia. Meskipun demikian sampai seberapa jauh kegiatan dan penyelenggaraannya memperoleh tanggapan dari para pengunjung. Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis perwujudan TMII sebagai lembaga pendidikan informal (2) menganalisis berbagai peragaan yang dilaksanakan oleh TMII melalui anjungan-anjungan daerah (3) menganalisis efektivitas kegiatan dan cara-cara penyelenggaraannya (4) menilai tanggapan masyarakat pengunjung terhadap berbagai hal yang ditampilkan oleh TMII melalui anjungan-anjungan daerah. Metoda yang digunakan ialah metoda deskriptif analisis dengan data kualitatif dan kuantitatif.
Data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Obyek observasi antara lain: (1) Kualitas dan kuantitas misi dan kegiatan TMII melalui anjungan-anjungan daerah (2) Kualitas dan kuantitas hambatan dari pengelola obyek wisata budaya TMII (3) Kualitas kondisi Astagatra sebagai ketahanan budaya secara integral, holistik dan sistemik merupakan ketahanan nasional.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) perwujudan TMII sebagai lembaga pendidikan informal adanya perubahan prilaku individu atau masyarakat yang diakibatkan terjadinya proses interaksi informasi tanpa adanya pengaturan tertentu dan sering dilakukan tanpa sadar mencapai tujuan tertentu. Dalam merealisasikan proses tersebut diperlukan berbagai cara dari TMII dalam mengemas potensi yang ada sehingga dapat menarik masyarakat untuk berrekreasi. 2) Berbagai bentuk peragaan yang ditampillcan melalui anjungan-anjungan daerah pada umumnya sama baik yang bersifat statik maupun yang bersifat dinamis. Tetapi dalam melaksanakan aktivitasnya sangat bervariasi. (3) Efektivitas kegiatan dan cara-cara penyelenggaraannya pada umumnya sama antar anjungan daerah baik berupa pameran pertunjukan maupun pendidikan dan latihan, begitu pula dengan cara penyelenggaraannya baik secara mingguan atau bulanan, khusus dan insidentil, tetapi yang menjadi perbedaan adalah kualitas dan kuantitasnya. Disisi lain masing-masing Pemerintah Daerah mempunyai kemampuan yang berbeda sehingga dalam perkembangannya kurang baik yang dapat menimbulkan kecemburuan antar anjungan. (4) Tanggapan masyarakat pengunjung terhadap berbagai hal yang ditampilkan oleh TMII melalui anjungan-anjungan daerah secara bersama antara gatra geografi, gatra budaya dan gatra ekonomi sebesar 70% sedangkan 30% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.
Pemeriksaan secara statistik untuk koefisien-koefisien ini sangat signifikan dengan uji statistik t, pengembangan dan pelestarian obyek wisata budaya TMII disarankan antara lain: (1) Keberadaan obyek wisata budaya TMII berpotensi untuk saling mengerti dan memahami perbedaan yang ada diharapkan partisipasi dan proaktif dari masyarakat luas dan khusus kepada pengelola TMII dalam melaksanakan misinya perlu ditingkatkan sesuai dengan dinamika masyarakat. (2) Perkembangan pembangunan obyek wisata budaya TMII hams memperhatikan ciri khas daerah dan tidak merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat maupun obyek wisata yang sudah ada. (3) Untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas promosi perlu ditingkatkan dan khusus bagi anjungan daerah lebih banyak menampilkan pertunjukan atau pagelaran yang bemuansa budaya daerah. (4) Kontribusi TMII sebagai obyek wisata budaya dalam membina sating pengertian di dalam masyarakat majemuk Indonesia cukup positip sehingga dapat mempengaruhi wawasan nusantara dan ketahanan nasional, perkembangan lebih lanjut perlu diantisipasi budaya global yang berdampak negatif."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T2472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Topik penelitian ini mengangkat tentang Survivalitas Masyarakat Adat terhadap Intervensi Negara : Studi di kampung Kuta, Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peran mereka dalam mengelola pemerintahan asli (pemerintahan adat) dapat disederhanakan dalam peran mengatur, melayani dan memberdayakan masyarakatnya.
Peran-peran tersebut diantaranya pengaturan pendirian rumah, penentuan mata pencaharian, pembatasan ekplorasi hasil alam, penyelesaian konflik. Dalam bidang pemberdayaan, pemimpin adat Kuta berupaya menstimulan generasi penerus kehidupan
adat mereka, ketangkasan atau kegagahan, kemampuan seni. Di bidang pelayanan pemimpin adat berperan dalam menjaga kesehatan warganya, fasilitator dalam berbagai ritual adat, pelayanan lainnya dalam berbagai lini kehidupan. Keseluruhan peran yang
terbentuk ini menjadikan mereka sebagai pemimpin yang kredibel dan responsif, disegani dan memiliki kharisma tersendiri yang membedakannya dengan masyarakat adat biasa. Hal tersebut secara tidak langsung melahirkan masyarakat yang sejahtera
(welfare community) dengan tercukupinya segala kebutuhan. "
320 JIPP 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jundi Robbani
"[ABSTRAK
Peran dunia maya semakin menggerus sendi-sendi kehidupan masyarakat. Beberapa aspek bahkan tidak dapat lagi terpisahkan dari dunia internet. Ketergantungan yang semakin tinggi terhadap internet, telah menumbuhkan suatu tren sosial baru dalam masyarakat. Pada jurnal ini, penulis meneliti sebuah novel yang berawal dari kumpulan cerita di forum internet, dan menyebar secara masif melalui dunia maya. Sepasang Kaos Kaki Hitam karya Ari Ginting, adalah sebuah cerita dengan tema percintaan yang disertai plot unik, serta menarik rasa ingin tahu dari pembaca. Kehadiran novel ini mengubah stereotip umum dari cerita bertema cinta. Cerita yang mengusung tema cinta biasanya hanya menyasar kalangan pembaca tertentu, namun novel ini cenderung menyenangkan untuk dinikmati beragam kalangan serta usia. Beberapa keunggulan novel ini adalah, alur yang tidak membosankan, karakter yang menarik, serta latar sosial yang begitu kental. Poin-poin tersebut telah menstimulus keinginan penulis untuk mengangkat serta menganalisis novel ini dengan pendekatan sosiologi sastra. Tujuan penelitian adalah menemukan serta mengaitkan hubungan apa yang menyatukan Ari dan Meva, meskipun latar belakang serta segala aspek tentang hidup mereka begitu kontradiktif. Analisis penulis didukung dengan memperhatikan beberapa poin, seperti latar belakang sang tokoh, sifat mereka, serta kondisi lingkungan yang memengaruhi kepribadian mereka. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedekatan mereka tidak hanya ditunjang kecocokan fisik atau latar belakang, tetapi karena hubungan yang kuat dalam kepribadian serta perasaan mereka satu sama lain.ABSTRACT The role of internet is already permeated in society life. Some aspects event can not be separated from internet. Dependency upon internet, has developed a new social trend in the society. On this jurnal, the author will analyze a novel, which emerged from a stories collection in online forum, and spread massively through the internet. Sepasang Kaos Kaki Hitam by Ari Ginting, is a love story with unique plot that attract curiousity from the reader. The presence of this novel, has change a common stereotype about love story. Unique plot, interesting character, a strong social background, has stimulated the author to analyze this novel with a viewpoint from sociology of literature. The purpose of this research is to find and connect what relation that can unite Ari and Meva in the story, even though they background is contradictive and so different from each other. The author analysis supported by some point, such as character background, their habit, and environmental condition that affect them. After the data was collected, the author describe it and leads to a conclusion.;The role of internet is already permeated in society life. Some aspects event can not be separated from internet. Dependency upon internet, has developed a new social trend in the society. On this jurnal, the author will analyze a novel, which emerged from a stories collection in online forum, and spread massively through the internet. Sepasang Kaos Kaki Hitam by Ari Ginting, is a love story with unique plot that attract curiousity from the reader. The presence of this novel, has change a common stereotype about love story. Unique plot, interesting character, a strong social background, has stimulated the author to analyze this novel with a viewpoint from sociology of literature. The purpose of this research is to find and connect what relation that can unite Ari and Meva in the story, even though they background is contradictive and so different from each other. The author analysis supported by some point, such as character background, their habit, and environmental condition that affect them. After the data was collected, the author describe it and leads to a conclusion.;The role of internet is already permeated in society life. Some aspects event can not be separated from internet. Dependency upon internet, has developed a new social trend in the society. On this jurnal, the author will analyze a novel, which emerged from a stories collection in online forum, and spread massively through the internet. Sepasang Kaos Kaki Hitam by Ari Ginting, is a love story with unique plot that attract curiousity from the reader. The presence of this novel, has change a common stereotype about love story. Unique plot, interesting character, a strong social background, has stimulated the author to analyze this novel with a viewpoint from sociology of literature. The purpose of this research is to find and connect what relation that can unite Ari and Meva in the story, even though they background is contradictive and so different from each other. The author analysis supported by some point, such as character background, their habit, and environmental condition that affect them. After the data was collected, the author describe it and leads to a conclusion., The role of internet is already permeated in society life. Some aspects event can not be separated from internet. Dependency upon internet, has developed a new social trend in the society. On this jurnal, the author will analyze a novel, which emerged from a stories collection in online forum, and spread massively through the internet. Sepasang Kaos Kaki Hitam by Ari Ginting, is a love story with unique plot that attract curiousity from the reader. The presence of this novel, has change a common stereotype about love story. Unique plot, interesting character, a strong social background, has stimulated the author to analyze this novel with a viewpoint from sociology of literature. The purpose of this research is to find and connect what relation that can unite Ari and Meva in the story, even though they background is contradictive and so different from each other. The author analysis supported by some point, such as character background, their habit, and environmental condition that affect them. After the data was collected, the author describe it and leads to a conclusion.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbullah
"This thesis deals with the ideal facts in a work of George Sand, a French female-writer from 19th century. Sand believes that writing novel needs the touch of idealization. Idealization here is restricted to social aspect, especially the social values, which prevail in societies depicted in La Mare au Diable. To explore the object systematically, the structural method is chosen to observe the poetic aspect of the novel. As preliminary stage of discussion, this first step shows a sintagmatic axis of the story which concentrates merely on two characters, namely Germain and Marie. It also reveals that the intrigue of the story is basically simple, consisting only of a chronological set of simple events.
The characters represent several social groups. It comes out that among societies of three villages, that's to say, Belair, Onueaux, and Farouche, all observations end up in privileging Belairian characters more than those of the two others. Positive characters and features belong totally to Belair. Good old generation, good young generation, tolerant men and intelligent women are those of Belair. On the contrary, the people of the two other villages have the opposite qualities.
To put it briefly, Belair has the good characters. It is then justified with values prevailing and binding the individuals within the society. Originality in tradition, harmonious relationship, freedom from religious obligations, respectful status of women and the dominance of agricultural profession, are distinctive features which characterize Belair. On the contrary, Ormeaux and Farouche people show pragmatism, individualism, materialism, and exploitation. These facts are completed with the description of space and time which clearly confirms the fore-mentioned statement about Belair's excellent position.
The result of the analysis mentioned-above is then compared to real rustic life in 19th century social history of France documented by social historians. There are a lot of contrasts resulting from this comparison. History reveals that societies in French villages were individualistic in nature, despite the fact that they were religious people. Besides, there was no equality of respect and opportunity for women. Social life was characterized by resolute segregation stemming from strict social classes. Moreover, typical villagers regarded other people in a fully suspicious stance so that no possible interaction could be put into reality, particularly with the urban society.
From this comparison we can conclude that Belairian society is an idealized one which can be found in a noel. It typically represents all literary works in romantic tradition which expresses people's longing for the natural beauty. Such artistic trend reflects the basic concept in art, known as back to nature, whose origin can be traced back to the French philosopher, lean Jacques Rousseau. Sand can be classified as the writer who tries to create an ideal world to materialize her dreams and aspirations. In brief, La Mare au Diable accommodates Sand's obsession of perfect people who live in simple but happy life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T2956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Maulana Thalib
"ABSTRAK
Budaya telah ditemukan mempengaruhi terjadinya Social Loafing dalam sebuah kelompok. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh budaya terhadap Social Loafing dalam kondisi kerja kolektif. Melalui 2x2 independent group
design, 40 mahasiswa (20 berkewarganegaraan cina dan 20 berkewarganegaraan australia) yang mewakili budaya
Individualism dan Collectivism berdasarkan dimensi budaya Hofstede. Partisipan ditugaskan untuk bekerja secara
individu (koaktif) atau dalam kelompok yang terdiri dari lima orang (kolektif) untuk menghasilkan sebanyak mungkin
kegunaan sendok dalam tiga menit, dimana hasilnya akan mewakili kinerja mereka. Hasil penelition menunjukkan
bahwa peserta dari budaya kolektivis lebih banyak menemukan kegunaan sednok daripada peserta yang berasal dari
budaya individualis. Studi ini menunjukkan bahwa budaya memang berpengaruh pada kemunculan social loafing dalam
kondisi kerja kolektif. Studi selanjutnya perlu melibatkan prosedur tugas yang lebih sulit agar bisa lebih tepat
mengidentifikasi performa dalam kondisi kerja kolektif dan mengidentifikasi penyebab social loafing.

ABSTRACT
Culture has been found to affect the occurrence of social loafing in groups. This study aims to examine the effect of
culture on social loafing in collective working condition. Via a 2x2 independent group design, 40 university students (20
Chinese Citizen and 20 Australians Citizens) based on their culture determined by Hofstede cultural dimensions index of
Individualism vs. Collectivism. They were assigned to work individually (coactive) or in groups of five (collective) to
generate as many uses of a spoon in three minutes, as their results would represent performance. Results revealed that
participants from collectivist culture generated more uses of a spoon than those from individualist culture. The finding
suggest that culture does has an effect on social loafing in collective working condition. Future studies should use a
more challenging task to examine social loafing precisely."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Nirmala Dharmastuti
"Skripsi ini berisi tentang kritik sosial Lidija Korneevna Čukovskaja (1907-1996) terhadap pemerintahan Stalin terutama pada masa Periode Pembersihan Stalin (1935-1938) yang termanifestasikan dalam novela Софья Петровна/Sof’ja Petrovna/Sofia Petrovna. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis dan penulis mengaitkannya dengan teori sosiologi sastra. Dari analisis yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa kritik yang paling menonjol dari novela ini adalah kritik terhadap cara kerja sistem birokrasi pada Periode Pembersihan Stalin, yaitu kritik terhadap polisi rahasia dan lembaga peradilan.

This mini thesis analyzes Lidija Korneevna Čukovskaja’s (1907-1996) social criticism of Stalinist Soviet especially during Stalin’s Great Purge (1935-1938), which manifested in the novella Софья Петровна/Sof’ja Petrovna/Sofia Petrovna. This research is using the method of descriptive analysis combined with the sociology of literature. From the analysis which author had been done, the most prominent critic from this novella is the critic about how bureaucratic system works during Stalin’s Great Purge, which are contain about the secret police and the judiciary. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah
"Terdapat tiga cakupan dalam pendekatan sosiologi sastra, yaitu analisis hubungan sosial dan pengarang, analisis hubungan sosial dan pembaca, atau analisis hubungan sosial dan karya. Dalam makalah ini, penulis menerapkan pendekatan sosiologi karya dalam menganalisis tiga cerpen karangan Toha Mohtar yang berjudul "Meneer Charlie Boon", "Sersan Wolters", dan "Perginya Seorang Sahabat". Hal ini disebabkan adanya kesamaan yang cukup mencolok dari segi intrinsik tiga cerpen ini, terutama mengenai pemilihan tema, latar waktu, latar sosial, dan tokoh. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi sosial masyarakat Indonesia yang tercermin dalam cerpen "Meneer Charlie Boon", "Sersan Wolters", dan "Perginya Seorang Sahabat". Lebih jauh lagi, untuk menerangkan nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam masyarakat Indonesia saat itu.

There are three approaches in the sociology of literature coverage, the analysis of social relations and the author, the analysis of social relations and the reader, or the analysis of social relationships and work. In this paper, the authors apply a sociological approach in analyzing the work of three short stories written by Toha Mohtar entitled "Meneer Charlie Boon", "Sergeant Wolters", and "It Goes A Friend". This is due to the similarities are quite striking in terms of the intrinsic three short stories, especially regarding the selection of the theme, setting time, social background, and character. This paper aims to describe the social condition of the people of Indonesia which is reflected in the short story "Meneer Charlie Boon", "Sergeant Wolters", and "It Goes A Friend". Furthermore, to explain human values contained within Indonesian society at that time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>