Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lestari Ambar Kirana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan media sosial ibu terhadap kesehatan balita yang diproksi kedalam 3 hal, yaitu: status kesehatan, status pemberian ASI Eksklusif, dan status pemberian imunisasi dasar lengkap. Potensi endogenitas dalam penggunaan media sosial diatasi dengan penggunaan variabel instrumen berupa keberadaan BTS Base Transceiver Station dan kekuatan sinyal. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas Tahun 2015 dan Pendataan Potensi Desa Podes Tahun 2014. Dengan menggunakan regresi biprobit bivariate pobit sebagai metode estimasi, hasil analisis menunjukkan bahwa keberadaan BTS dan sinyal terbukti valid sebagai instrumen untuk media sosial, sementara pengaruh media sosial terhadap kesehatan balita berbeda-beda. Penggunaan media sosial berpengaruh negatif terhadap status kesehatan balita selama seminggu terakhir. Sementara jika pada status eksklusifitas pemberian ASI balita tidak dipengaruhi oleh penggunaan media sosial oleh Ibu, pengaruh positif penggunaan media sosial justru berpengaruh pada status kelengkapan imunisasai dasar balita di Indonesia.

This study aims to explore the effect of mother 39 s social media usage on child health indicators. These indicators are health status, exclusive breastfeeding status, and complete basic immunization status. To account the potential endogenity in social media usage. I used the presence of BTS Base Transceiver Station and signal strength as the instrumental variables. The data used in this study are derived from the National Socioeconomic Survey Susenas of 2015 and Village Potential Data Collection Podes of 2014. Using the biprobit regression bivariate pobit as the estimation method, the analysis results show that the presence of BTS and the proven signals are valid instrument for social media, while the influence of social media on the three children health are various. The use of social media negatively affects the health status of children under five during the past week. Meanwhile, the status of exclusivity of breastfeeding infants is not influenced by the use of social media by Mother. Finnaly, the positive effect of social media found on the status of completeness of basic toddler immunization in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilah Fitria Naufal Shabrina
"Indonesia memiliki proporsi pekerja perempuan di sektor informal yang lebih tinggi. Selain itu, Indonesia juga mengalami kondisi beban ganda malnutrisi. Padahal beberapa penelitian menyatakan bahwa anak dengan ibu yang bekerja di sektor informal lebih memiliki kelebihan dalam fleksibilitas waktu dan jarak yang bisa menjadi kelebihan untuk mengurus anak. Hal ini disebabkan jenis pekerjaan pada sektor informal bersifat heterogen dalam tingkat efisiensi. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pengaruh status pekerjaan dan jam kerja ibu bekerja terhadap status gizi anak di Indonesia melalui peluang kejadian malnutrisi anak dengan kategori standar z-score IMT (indeks masa tubuh) WHO (World Health Organization). Penelitian ini menggunakan variabel bebas utama status pekerjaan dan jam ibu bekerja pada tahun 2007 dan 2014 dengan variabel terikat peluang kejadian malnutrisi anak pada tahun 2014. Data yang digunakan berasal dari IFLS 4 dan 5 dengan model ekonometrika multinomial logistic regression. Secara umum, anak dengan ibu yang bekerja di sektor formal pada tahun 2014 menaikkan peluang kejadian malnutrisi anak dibandingkan anak dengan ibu yang bekerja di sektor informal. Selain itu, kenaikan jam kerja ibu yang bekerja di sektor formal menurunkan peluang kejadian malnutrisi anak dibandingkan anak dengan ibu yang bekerja di sektor informal.

Indonesia has a higher proportion of female workers in the informal sector. Indonesia is also experiencing double burden of malnutrition. Although several studies state that children with mothers who work in the informal sector have more advantages in flexibility of time and distance which can be an advantage in caring for children. This is because the type of work in the informal sector is heterogeneous in terms of efficiency. The aim of this study is to determine the effect of employment status and working hours of working mothers on the nutritional status of children in Indonesia through the probability of child malnutrition occurring in the WHO (World Health Organization) standard category of BMI z-score (body mass index). This study uses working mothers’ maternal employment’s status and working hours in 2007 and 2014 as interest variables and probability of child malnutrition in 2014 as the dependent variable. The data is from IFLS 4 and 5 and the method that is being used is multinomial logistic regression. In general, children with mothers working in the formal sector in 2014 increases the chance of child malnutrition compared to children with mothers working in the informal sector. In addition, the increase in working hours of mothers who work in the formal sector reduces the chance of child malnutrition compared to children of mothers who work in the informal sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Hans Michael Nabasa
"Penggunaan media sosial semakin meningkat tiap tahunnya. Media sosial digunakan masyarakat karena fitur-fiturnya membawa manfaat yang beragam. Namun, penggunaan media sosial juga dapat menghasilkan efek negatif bagi kesehatan mental, seperti gejala depresi. Efek negatif tersebut juga bervariasi bergantung pada cara penggunaan media sosial. Salah satu cara penggunaan yang memberikan efek negatif adalah penggunaan pasif media sosial. Penggunaan pasif adalah ketika pengguna hanya menjelajahi dan mengkonsumsi konten media sosial, tetapi tidak membuat konten dan tidak berinteraksi dengan konten maupun pengguna lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan fitur pasif pada media sosial terhadap kesehatan mental masyarakat muda Indonesia menggunakan Stimulus-Organism-Response Framework. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner untuk mengumpulkan data. Data yang berhasil terkumpul berasal dari 261 responden. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis menggunakan tools SmartPLS 4. Penelitian ini menunjukkan bahwa psychosocial loss, social comparison, dan exhaustion memengaruhi depressive symptoms, namun pengaruh technostress terhadap depressive symptoms tidak dapat dibuktikan. Penelitian ini juga memberikan implikasi teoritis untuk memperkaya penelitian selanjutnya dan implikasi praktis untuk menjadi wawasan bagi pengembang dan pengguna media sosial bahwa fitur receiving likes dan reading comments memengaruhi kesehatan mental masyarakat muda Indonesia.

Social media usage keeps increasing over the years. Social media is used by society because of its features that bring various benefits. However, social media use also has some negative effects on mental health, such as depressive symptoms. Those negative effects also vary, depending on how social media is used. One of the ways that social media can bring negative effects is by using it passively. Passive use of social media is identified when a user only explores and consumes social media content, but does not create nor interact with it. This research aims to analyze the influence of passive features of social media on Indonesian young people’s mental health using the Stimulus-Organism-Response Framework. This study uses quantitative methods and questionnaires to collect the data. The data is successfully retrieved from 261 respondents. It is then processed and analyzed using SmartPLS 4. This research shows that psychosocial loss, social comparison, and exhaustion have some effects on depressive symptoms, however technostress’ effect on depressive symptoms cannot be proven. This research also has theoretical implication to help provide information for future research and practical implication to provide insights for both social media developers and users that receiving likes and reading comments features have an influence to Indonesian young people’s mental health."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selina Maurizka
"Media sosial saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang di Indonesia. Media sosial dapat memberikan dampak positif pada penggunanya, antara lain mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mudah untuk mencari informasi. Namun, media sosial juga memberikan beberapa dampak negatif terhadap penggunanya. Salah satunya adalah penggunaan media sosial dan konten-konten dari media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penggunaan dan konten media sosial terhadap kesehatan mental. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner online untuk pengumpulan data. Jumlah responden dari penelitian ini adalah 1.402 responden. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode regresi linier berganda dengan hubungan mediasi. Software yang digunakan untuk mengolah data adalah SPSS IBM versi 25 menggunakan add-on PROCESS macro dari Andrew F. Hayes. Penelitian ini menunjukkan bahwa social media use, social media content, emotion regulation, perceived stress, dan poor sleep memengaruhi depressive symptoms. Hasil penelitian ini dapat membantu regulator dan penyedia layanan kesehatan memberikan fasilitas yang lebih baik dalam menangani kasus kesehatan mental terutama akibat penggunaan dan konten media sosial. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembang media sosial untuk mengembangkan fitur-fitur yang menyediakan lingkungan online yang aman bagi pengguna media sosial.
Social media is now part of the daily lives in Indonesia. Social media can have positive impacts on users. The positive impacts of social media are easy to communicate with others and easy to find information. However, social media also has several negative impacts on its users. One of them is the use and content of social media can affect one's mental health. This study aims to analyze the factors of social media use and content on mental health. This research uses a quantitative approach with an online questionnaire for data collection. Respondents from this study were 1,402 respondents. The collected data was analyzed using multiple linear regression method with mediation relationship. The tool used to process the data is IBM SPSS version 25 using add-on PROCESS macro from Andrew F. Hayes. This research shows that social media use, social media content, emotion regulation, perceived stress, and poor sleep affects depressive symptoms. The results of this study can help regulators and health service providers to provide better facilities in handling mental health cases especially due to the use and content of social media. The results of this study are expected to help social media developers to develop features that provide a safe online environment for social media users."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyu Buono Ayuning Pertiwi
"Di era pandemi ini, banyak sekali kegiatan yang mengharuskan kita untuk dilakukan secara online. Kegiatan bisnis yang awalnya dilakukan secara tunai juga telah berubah menjadi non tunai, seperti menggunakan switching bill payment. Akan tetapi, jika terdapat banyak pengguna yang melakukan request, maka biller dapat mengalami overloaded dan menjadi tidak responsif. Oleh karena itu, penulis ingin membuat sebuah circuit breaker yang dapat menentukan kondisi dari biller kemudian memutuskan koneksi antara switching dengan biller jika biller tersebut dalam kondisi yang kurang baik. Circuit breaker yang ada akan diimplementasi menggunakan 2 service, dimana service pertama akan memiliki sebuah library circuitbreaker dalam bentuk decorator yang memiliki fungsi memutuskan atau menyambungkan koneksi antara switching dan biller. Service lainnya dari circuit breaker yaitu service model yang berfungsi sebagai penentu apakah suatu biller sedang berada dalam kondisi normal atau tidak. Cara service tersebut menentukan kondisi biller adalah dengan menggunakan sebuah dataset dummy yang kemudian dilakukan transformasi menggunakan Sequence Graph Transform (SGT). Kemudian, dataset yang telah ditransformasi tersebut akan dilakukan training menggunakan tensorflow untuk menghasilkan suatu model yang dapat melakukan prediksi terhadap kondisi biller. Penerapan circuit breaker ke sebuah switching bill payment dapat memberikan kenyamanan kepada pengguna dalam melakukan transaksi pembayaran berupa layanan yang cepat dari switching tersebut.

In this pandemic era, there are a lot of activities that requires us to do it online. Business activity that is done by using cash has now become cashless, like for example by using switching bill payment. However, if there is a lot of users making a request, there is a chance that the switch will be overloaded and it will become unresponsive. As a result, the author tried to create a circuit breaker that is able to determine biller's condition and if it is in bad condition then the circuit breaker will cut off the connection. The circuit breaker will be implemented using 2 services in which one of the services will have a circuitbreaker library in a shape of decorator . The other service is a service model where it will decide if a biller is in a normal condition or not. The way it determines biller's condition is by using a dummy dataset that is transformed using Sequence Graph Transform (SGT). Then, the transformed dataset will be trained using TensorFlow to produce a model that can be used to predict biller's condition. Implementing a circuit breaker into a switching bill payment gives convenience to the user in doing payment transactions by giving them a fast service from the switching."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Fathurohman
"Media sosial sangat berpeluang untuk membantu menyebarkan informasi terkait vaksin. Penelitian terdahulu menunjukkan, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara media sosial dan sikap orang tua terhadap vaksinasi anak. Media sosial juga merupakan saluran yang paling banyak digunakan oleh orang tua dalam pencarian informasi mengenai imunisasi aman selama pandemi COVID-19. Dimana, saat awal pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia (2020) cakupan imuniasai dasar lengkap hanya sebesar 82,6%, lebih rendah dibandingkan target renstra (92,9%). Tujuan penelitian ini adaIah Mengetahui hubungan antara penggunaan media sosial dalam mencari informasi dengan cakupan imunisasi anak dengan melihat pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, dan usia ibu sebagai variasi yang mempengaruhi kualitas penerimaan informasi media sosial pada masa sebelum dan saat pandemi COVID-19. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data menggunakan data sekunder Susenas dan PoDes pada tahun 2019 dan 2021 berupa kuesioner untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan media sosial dalam mencari informasi sebelum dan selama pandemi COVID-19. Hasil yang didapatkan media sosial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap cakupan imunisasi dasar anak. Faktor-faktor seperti pendidikan, umur, dan lokasi tempat tinggal juga mempengaruhi cara ibu memperoleh informasi dan kualitas informasi yang diterima. Peningkatan literasi media sosial, kolaborasi dengan influencer dan komunitas online, kengembangan konten yang menarik dan informatif, kampanye edukasi terkait imunisasi, diharapkan dapat meningkatan cakupan imunisasi anak di Indonesia dan mengurangi dampak negatif dari informasi yang tidak akurat atau menyesatkan di media sosial.

Social media has a great potential to help spread information related to vaccines. Previous research has shown a significant relationship between social media and parents' attitudes towards childhood vaccination. Social media is also the most widely used channel by parents in seeking information about safe immunization during the COVID19 pandemic. In the early days of the COVID-19 pandemic in Indonesia (2020), the coverage of complete basic immunization was only 82.6%, which was lower than the target set in the strategic plan (92.9%). The purpose of this study is to determine the relationship between exposure to social media information and the coverage of child immunization, taking into account mother's education, residential area, and mother's age as variables that affect the quality of exposure to social media information during the prepandemic and COVID-19 pandemic periods. This study adopts a cross-sectional design with a quantitative approach. Data collection instruments include secondary data from Susenas and PoDes in 2019 and 2021, in the form of a questionnaire to assess the difference in the influence of exposure to social media information before and during the COVID-19 pandemic. The results show that social media has a significant positive influence on the coverage of basic child immunization. Factors such as education, age, and residential location also influence how mothers obtain information and the quality of information they receive. Increasing social media literacy, collaborating with influencers and online communities, developing engaging and informative content, and conducting educational campaigns related to immunization are expected to improve the coverage of child immunization in Indonesia and reduce the negative impact of inaccurate or misleading information on social media."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Irma Putri
"Generasi terbaru mahasiswa dibentuk oleh mereka yang dididik dan dibesarkan di tengah teknologi. Penggunaan media sosial telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir dan mahasiswa adalah termasuk golongan yang menggunakan media sosial dengan antusias. Oleh karena itu, perlu untuk menganalisis bagaimana prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh penggunaan media sosial tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan kepada 100 mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia pengguna media sosial dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dari penelitian ini diolah menggunakan SPSS versi 26 dengan analisis regresi linier. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa penggunaan media sosial memiliki pengaruh yang lemah terhadap prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Ayu Ningrum
"Masalah status gizi merupakan permasalahan besar yang terjadi pada balita. Salah satu cara untuk meningkatkan status gizi adalah dengan terapi komplementer pijat balita. Pijat balita adalah suatu tindakan keperawatan berupa sentuhan lembut yang diberikan ibu kepada balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku ibu tentang pijat balita terhadap status gizi balita di Kelurahan Jurang Mangu Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 107 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara perilaku ibu tentang pijat balita dengan status gizi balita yaitu dengan hasil yang diperoleh p value 0,053> 0,05 . Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan keefektifan terapi komplementer untuk meningkatkan status gizi balita.

The problem of nutritional status is a major problem that occurs in toddler. One way to improve nutritional status with complementary massage therapy. Toddler massage is a nursing action in the form of a gentle touch that a mother gives to a toddler. The purpose of this research to know relationship of mother behavior about toddler massage and nutritional status of toddler in Kelurahan Jurang Mangu Timur. The study design was descriptive with cross sectional approach and total sample of 107 respondents. The results showed that there was no significant relationship between mother 39 s behavior about toddler massage with nutritional status of toddler p value 0,053 0,05 . The research is expected to develop the effectiveness of complementary therapies to improve the nutritional status of toddler."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivian Wijaya
"Latar belakang: Penggunaan media sosial di kalangan pelaku praktik kedokteran gigi marak dilakukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Fenomena pelanggaran e-profesionalisme telah dilaporkan dalam literatur dan dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Timbulnya ekspektasi pasien yang terlalu tinggi atau tidak logis terhadap perawatan, termasuk di bidang Prostodonsia, semakin marak terjadi. Terlebih lagi, definisi e-profesionalisme di Indonesia masih merupakan perdebatan. Minimnya aturan tentang penggunaan media sosial untukpelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia menyebabkan tidak jelasnya batas tindakan profesional dalam bermedia sosial.
Tujuan: Mengetahui preferensi, intensi dan perilaku penggunaan media sosial di kalangan pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia.
Metode: Studi dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada tiga kelompok subjek, yaitu dokter gigi spesialis, dokter gigi umum dan mahasiswa koas. Studi kualitatif melalui wawancara singkat dilakukan pada 8 orang perwakilan kelompok subjek tersebut untuk memperkaya item kuesioner dari literatur. Diskusi pakar dilakukan untuk merumuskan item kuesioner yang menyusun domain preferensi, intensi dan perilaku bermedia sosial. Validasi kuesioner dilakukan melalui uji coba kuesioner kepada 30 orang perwakilan kelompok subjek. Kuesioner disebarkan melalui media sosial ke 450 responden dari ketiga kelompok subjek. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif.
Hasil: Pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia dari setiap kelompok generasi menggunakan media sosial 1-3jam/ hari. Platform yang paling banyak digunakan adalah Whatsapp, Instagram dan YouTube. Tujuan utama mereka adalah mencari hiburan dan jenis konten yang paling banyak dibagikan adalah update kehidupan pribadi. Mayoritas responden memasang pengaturan privasi untuk mengatasi hambatan berupa ancaman terhadap keamanan data. Mereka percaya bahwa penggunaan media sosial dapat memberikan informasi dan memperluas jaringan sosial, namun menyita waktu. Pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia menganggap konten iklan/promosi berisi kalimat ajakan, diskon, harga, dan dokter gigi sebagai duta merk termasuk sebagai kategori konten yang tidak profesional. Banyaknya konten promosi yang beredar di media sosial memicu pemilihan sikap netral responden dalam menentukan sikap e-profesionalisme terhadap konten promosi. Organisasi profesi dianggap belum memberikan aturan yang memadai, terutama dalam hal pengaturan tata cara beriklan di media sosial. Konten restorasi direk kedokteran gigi merupakan konten utama yang banyak dilihat di media sosial. Bidang Prostodonsia merupakan bidang yang terdampak tertinggi kedua oleh adanya media sosial. Tingkat kekhawatiran terhadap dampak dari media sosial pada citra diri, citra institusi profesi dan karir meningkat seiring meningkatnya pendidikan. Pada kelompok subjek dengan tingkat pendidikan dan usia yang lebih tinggi, cresponden cenderung tidak terpengaruh oleh media sosial dalam mendiagnosis/menentuka rencana perawatan
Kesimpulan: Preferensi pelaku praktik kedokteran gigi terhadap penggunaan media sosial tergambarkan melalui pemahaman terhadap faktor sosiodemografis, kepercayaan terhadap penggunaan media sosial, pemberlakuan aturan penggunaan media sosial, serta sikap e-profesionalisme dalam bermedia sosial. Preferensi, Intensi dan Perilaku bermedia sosial di setiap kelompok generasi cenderung sama. Setiap kelompok generasi cenderung memilih sikap netral terhadap konten promosi di media sosial. Aturan tentang tata cara beriklan di media sosial merupakan salah satu aturan yang dirasakan perlu untuk diterapkan di Indonesia. Preferensi dan intensi bermedia sosial di kalangan pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia selaras dan dapat menggambarkan perilaku mereka dalam bermedia sosial.

Background: The use of social media among dental practitioners is rife worldwide, including in Indonesia. Violation of e-professionalism has been reported in the literature and easily observed. Unrealistic patient expectations for treatment result, especially in Prosthodontics, is increasing across the board. Furthermore, the definition of e-professionalism in Indonesia is still a debate. The lack of regulations regarding the use of social media among Indonesian dental practitioners has led to blurry boundaries between professional and unprofessional actions.
Objective: To find out about preferences, intentions, and behavior of social media usage among dental practitioners in Indonesia.
Methods: The study was conducted using a questionnaire among three groups, including specialist dentists, general dentists and dental students. A qualitative study was conducted through interviews with eight representatives to enrich the questionnaire items found in a literature search. Expert panel discussions were held to determine questionnaire items that build the preferences, intentions, and behavior domains on social media usage. Questionnaire validation was performed by testing the questionnaire on 30 representatives of the subject group. The questionnaire was spread-out through social media with a target of 450 respondents. The research results were analyzed descriptively using statistic software.
Results: Dental practitioners in Indonesia from each generation group use social media for 1-3 hours/day regardless of the various sociodemographic factors behind it. The most used platforms are Whatsapp, Instagram, and YouTube. Their main goal and most shared digital content are to seek entertainment and personal life updates. Most respondents install privacy settings to overcome obstacles in the form of threats to data security. They believe that social media can provide information and broaden social networks, yet it is time-consuming. Dental practitioners in Indonesia consider advertising/promotional content that incorporates solicitations, discounts, prices, and dentists as brand ambassadors included as unprofessional content. The widely shared promotional content on social media triggers respondents' neutral attitude in determining e-professionalism towards promotional content. Indonesian Dental Association is considered not to provide adequate rules, especially in regulating advertising procedures on social media. The prosthodontics sector is the second highest affected dental field by social media. Higher levels of education shows increase of concern over social media's effects on career, professional institutions, and self-image. With increasing age and educational level, there was a decline in the proportion of respondents who acknowledged that social media had influenced their diagnosis or development of treatment plans.
Conclusion: Dental practitioners' preference for using social media is illustrated by understanding their sociodemographic factors, belief in the use of social media, regulations, and attitudes towards e-professionalism. Social media preferences, intentions, and behavior in each generation group tend to show the same result. Each generation group tends to choose a neutral attitude towards promotional content on social media. Indonesian Dental practitioners demand regulation on how to advertise on social media. Social media preferences and intentions among dental practitioners in Indonesia are in conjunction and explaining their behavior in social media.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yeyen Fidyani
"Status gizi yang buruk terutama selama masa anak-anak berdampak negatif pada kehidupan awal, serta sepanjang siklus hidup manusia. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan status gizi anak-anak adalah bargaining power ibu. Penelitian-penelitian sebelumnya masih memiliki keterbatasan: (1) penggunaan data cross-sectional, padahal status gizi (stunting) merupakan akumulasi periode sebelumnya dan bargaining power merupakan suatu proses, sehingga untuk melihat hubungan kausalitas kurang tepat jika menggunakan data cross-sectional; (2) pengukuran bargaining power masih menggunakan pendekatan tidak langsung yang umumnya berkisar pada kepemilikan ekonomi, sementara ada indikator yang lebih baik yaitu dengan pendekatan langsung melalui pertanyaan tentang pengambilan keputusan dalam rumah tangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh bargaining power ibu terhadap status gizi anak di Indonesia. Unit analisisnya adalah anak berusia 7-19 tahun (IFLS5) yang masih memiliki dan tinggal bersama orang tua (IFLS4). Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasilnya menunjukan bahwa bargaining power ibu signifikan dan positif memengaruhi status gizi anak yang diukur dengan z-score TB/U. Demikian juga dengan status bekerja ayah, pendidikan dan tinggi badan orang tua, jenis kelamin anak, pendapatan dan kepemilikan aset rumah tangga, serta status kota-desa. Sedangkan bargaining power ayah dan status bekerja ibu tidak signifikan, bahkan umur dan jumlah saudara kandung anak memiliki dampak negatif.

Poor nutritional status, especially during childhood, has a negative impact on early life as well as throughout the human life cycle. One of the factors that influence the improvement of children's nutritional status is the bargaining power of mothers. Previous studies still have limitations: (1) the use of cross-sectional data, whereas nutritional status (stunting) is the accumulation of previous periods and bargaining power is a process, so to see causality is less appropriate when using cross-sectional data; (2) the measurement of bargaining power still uses an indirect approach which generally revolves around economic ownership, while there are better indicators, namely a direct approach through questions about decision making in the household.
This study aims to see the effect of bargaining power of mothers on children's nutritional status in Indonesia. The unit of analysis is children aged 7-19 years (IFLS5) who still have and live with parents (IFLS4). Using the OLS estimation method, the results show that maternal bargaining power is significant and positively influences the child's nutritional status as measured by the z-score TB/U. Likewise with the working status of the father, education and height of the parents, the sex of the child, income and ownership of household assets, as well as the status of the urban-rural. While the father's bargaining power and mother's working status are not significant, even the age and number of siblings have a negative impact."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>