Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Hasnawati
"ABSTRAK
Tentara Negara Indonesia Angkatan Udara TNI AU berhasil menarik perhatian para pengguna Twitter atas kemampuan organisasi dalam mempraktikkan socio-communicative style melalui akun resmi Twitter TNI AU. Interaksi kreatif antara TNI-AU dengan publik yang dilakukan secara konstan dalam jangka waktu tertentu memberikan dampak tersendiri bagi perkembangan dan kualitas hubungan antara organisasi dengan para pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh atas socio-communicative style dan interaksi parasosial terhadap organization-public relationship dan public advocacy. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan penyebaran survei daring melalui aplikasi google docs kepada 230 followers akun Twitter @_TNIAU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial merupakan media komunikasi yang tepat bagi organisasi pemerintah untuk menjangkau publik. Organisasi pemerintah perlu melakukan Salah satunya dengan menentukan komunikator atau persona yang tepat bagi organisasi. Bagaimana organisasi membangun, menjaga, dan mengembangkan relasi dengan publik merupakan hal yang penting, agar kemudian dapat tercipta pula advokasi dari publik terhadap organisasi sebagai hasil dari relasi yang terbangun dengan baik.

ABSTRACT
The Indonesian Air Force has achieved Twitter users attention by being successful in practiced their ability of organization socio communicative style on their official Twitter account. It is ensure a relationship quality at a higher level when organization and public have constant interaction within certain period of time. This study aims to explain the effect of socio communication style and parasocial interaction on organization public relationship and public advocacy. By conducting survey research, the researcher collect data from 230 respondents using an online questionnaire application and analyze the collected data to produce numerical results. The results of this study showed that social media is the ideal communication tools for government organization to reach their public. The government organization should manage their social media to achieve their organizational goals by creating connections with the public, represents by the organization personae to build their trust, satisfaction, and advocacy. "
2018
T51211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rikha Handayani
"ABSTRAK
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan tentang
bagaimana seorang pemimpin dari dua periode kepemimpinan yang berbeda
menangani krisis organisasi ketika terdapat perbedaan situasi, kondisi, serta dasar
hukum. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma post positivis,
penelitian studi kasus ini menggunakan teori gaya kepemimpinan Lippit-White,
serta gaya komunikasi Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss, dan penanganan krisis
Coombs untuk memperoleh pemahaman tentang studi yang dikaji. Penelitian ini
menemukan bahwa pada situasi krisis, kepemimpinan otoriter tidak selamanya
merugikan, dan kepemimpinan demokratis tidak selamanya memiliki dampak
positif, namun demikian mengingat situasi yang berbeda, keduanya telah
memberikan warna pada cara seorang pemimpin menangani krisis

ABSTRACT
This research is expected to provide an explanation of how a leader of two
different periods handle organizational crisis when there is a difference
circumstances and the legal. Using a qualitative approach to the post-positivist
paradigm, this research uses the theory of leadership style Lippitt-White,
communication styles Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss, and Coombs crisis
management to acquire understanding of the research. Research found that in a
crisis situation, authoritarian leadership is not always adverse, and democratic
leadership does not always have a positive impact, however, because of different
circumstances, both have given color on how a leader handles the crisis"
2015
T44444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Ayu Lestari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap efektivitas tim pada karyawan Unit CHR di PT XYZ. Berdasarkan hasil identifikasi masalah organisasi, para karyawan menampilkan teamwork yang rendah dan diduga dipengaruhi oleh kurang berjalannya peran pemimpin yang efektif di dalam tim kerja. Hal itu kemudian dibuktikan dengan mengukur pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap efektivitas tim. Kepemimpinan transformasional ditetapkan sebagai variabel bebas karena diduga oleh peneliti dapat memengaruhi efektivitas tim sebagai variabel terikat. Alat ukur yang digunakan di dalam penelitian ini adalah alat ukur efektivitas tim dari Glenn M. Parker (2007) dan Multifactor Leadership Quesionaire (MLQ) dari penelitian Bass & Avolio (2004). Responden penelitian ini berjumlah 43 orang karyawan dari Unit CHR. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional terbukti secara signifikan memengaruhi efektivitas tim (R2 = 0.459, Adj R2 = 0.446, p < 0,001). Hasil tersebut berarti peningkatan kepemimpinan transformasional dapat memunculkan terjadinya peningkatan pada efektivitas tim. Intervensi untuk meningkatkan kepemimpinan transformasional atasan level supervisor/superintendent sesuai dengan masalah yang dihadapi Unit CHR dilakukan melalui rancangan program pelatihan kepemimpinan transformasional.

This study was conducted to investigate the effect of transformational leadership to team effectiveness of employees Unit CHR PT XYZ. Based on identification of organizational problems, employees indicated low teamwork and affected by ineffective leadership role in the team. That problem need to be proven by measuring the effect of transformational leadership on team effectiveness. Transformational leadership is defined as an independent variable because is suspected can influence team effectiveness as the dependent variable. Measuring instruments used in this study is a measure the effectiveness of a team by Glenn M. Parker (2007) and Multifactor Leadership Quesionaire (MLQ) by Bass and Avolio research (2004). A total 43 employees in Unit CHR participated in this study. Regression analysis results indicate that transformational leadership is proven to significantly affect team effectiveness (R2 = 0459, Adj R2 = 0.446, p <0.001). This result means that an increase in transformational leadership cause an increase in team effectiveness. Interventions to improve transformational leadership for supervisor/superintendent in Unit CHR was through transformational leadership training program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifatul Istianah
"

Tesis ini menjelaskan pengaruh kualitas media sosial terhadap public engagement serta pengaruh keduanya terhadap organization public relationship (OPR). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan responden followers dari media sosial Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berjumlah 400 orang, dari tiga platform media sosial yaitu Instagram, Twitter dan Facebook. Metode analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis jalur (path analysis) untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas media sosial memiliki pengaruh terhadap public engagement dan keduanya juga memiliki pengaruh terhadap OPR. Penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi yang paling dominan dari kualitas media sosial yang berpengaruh terhadap pembentukan public engagement adalah kemudahan akses dan informasi yang bermanfaat. Sementara dimensi yang paling dominan dari public engagement dalam membentuk OPR adalah dimensi konsumsi. Selain itu meskipun baik kualitas media sosial dan public engagement sama-sama memiliki pengaruh terhadap OPR, ternyata dalam penelitian ini pengaruh langsung kualitas media sosial terhadap OPR lebih besar dibanding pengaruh tidak langsung melalui public engagement.


This research explains the influence of social media quality on public engagement and their influence on organization public relations (OPR). This research is a quantitative study towards followers of The Agency for The Assessment and Application of Technology`s social media, amounting to 400 respondents. Descriptive statistical analysis and path analysis were chosen as method of data analysis to prove the hypothesis in this study. The results show that the quality of social media has an influence on public engagement and both also have an influence on OPR. This study shows that the most dominant dimension of the quality of social media affecting public engagement is the ease of access and useful information. While the most dominant dimension of public engagement in forming OPR is consump dimension. In addition, although both the quality of social media and public enagagement have influence on OPR, it turns out that the direct influence of the quality of social media on OPR is greater than the indirect influence through public engagement.

"
2019
T53343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Wirawan
"Organisasi perlu berubah. Efektivitas perubahan hanya dapat dicapai dengan adanya komitmen perubahan. Hal ini disebabkan karena komitmen perubahan merupakan faktor penting bagi kesuksesan perubahan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi komitmen perubahan, yaitu dalam hal ini keadilan organisasi dan kepercayaan organisasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh keadilan organisasi dan kepercayaan organisasi terhadap komitmen perubahan. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur Commitment to Change Inventory (CCI), Organizational Justice Scale (OJS), dan Organizational Trust Inventory (OTI). Tiga alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang baik dan validitas item yang cukup baik.
Responden penelitian berjumlah 278 karyawan tetap yang bekerja di perusahan yang sedang berubah, dengan karakteristik berusia 20 - 56 tahun, memiliki tingkat pendidikan minimal SMA, memiliki jabatan minimal sebagai staf, dan telah bekerja minimal dua tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keadilan organisasi dan kepercayaan organisasi memiliki pengaruh positif dan berkontribusi terhadap komitmen perubahan (R2 = 0,249, p < 0,05) dan dimensi dari komitmen perubahan, yaitu afektif (R2 = 0,269, p < 0.05), kontinuans (R2 = 0,071, p < 0,05), dan normatif (R2 = 0,187, p < 0.05).
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan organisasi memiliki kontribusi yang lebih besar daripada keadilan organisasi, baik terhadap komitmen perubahan secara keseluruhan maupun terhadap dimensi dari komitmen pada perubahan, yaitu afektif, kontinuans, dan normatif.

Organizations need to change. Effectiveness of the change can only be achieved with commitment to change. Commitment to change is an important factor for the success of change. Based on this, researcher conducted a study of factors influencing commitment to change, which in this case organizational justice and trust in organization.
The objective of this study study was to find the influence of organizational justice and trust in organization on commiment to change. Measurements used in this study are using Commitment to Change Inventory (CCI), Organization Justice Scale (OJS), and Organizational Trust Inventory (OTI). That three measurements have good reliability and quite good in item validity.
The participants of this study are 278 permanent employees that is working in changing company, with the age range within 20 - 56 years old, have the basic education at least from high school level, have structural position at least as staff, and had been working in that company for at least two years.
Results showed that both organizational justice and trust in organization are positively related and have contributed to commitment to change (R2 = 0,249, p < 0,05) and also their three dimensions, such as affective (R2 = 0,269, p < 0.05), continuance (R2 = 0,071, p < 0,05), and normative (R2 = 0,187, p < 0.05) commitment to change.
The results also show that the influence of trust in organization is stronger than organizational justice to commiment to change and also their three dimensions, affective, continuance, and normative commitment to change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hague, D.C.
London: Macmillan, 1975
302.3 HAG p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Ayu
"Organisasi harus melakukan perubahan agar terus dapat bertahan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh persepsi individu terhadap kesiapan organisasi untuk berubah, kesiapan individu untuk berubah, dan psychological empowerment terhadap komitmen perubahan organisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat ukur Commitment to Change Inventory (CCI) yang dikembangkan oleh Herscovitch dan Meyer (2002), alat ukur Organizational Readiness for Change Questionnaire yang dikembangkan oleh Ramnayaran (2011), alat ukur Individual Readiness for Change Scale yang dikembangkan oleh Hanpachern (1997), dan alat ukur Psychological Empowerment Questionnaire (PEQ) yang dikembangkan oleh Sprietzer (1995). Responden dalam penelitian ini berjumlah 175 yang merupakan karyawan dari 2 perusahaan konstruksi di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi individu terhadap kesiapan organisasi untuk berubah dan kesiapan individu untuk berubah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen pada perubahan organisasi. Sedangkan variabel psychological empowerment tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen pada perubahan organisasi. Variabel yang paling berpengaruh terhadap komitmen pada perubahan organisasi adalah kesiapan individu untuk berubah.

Organizations in order to survive need to change. This study was conducted to identify the impact of individual perception to organizational readiness for change, individual readiness for change, and psychological empowerment due to organization’s commitment to change.
This study used a quantitative approach, and collected the data using Commitment to Change Inventory (CCI, Herscovitch and Meyer (2002), Organizational Readiness for Change Questionnaire (Ramnayaran, 2011), Individual Readiness for Change Scale (Hanpachern,1997), and Psychological Empowerment Questionnaire (PEQ) (Sprietzer, 1995). The study was conducted at state owned organization, with 175 respondents.
The result showed that both individual perception to organizational readiness for change and individual readiness for change had significant contribution to Commitment to Change. On the other hand, psychological empowerment variables had no significant effect on the commitment to change. Furthermore, the study also showed that individual readiness for change is the major contributor to Commitment to Change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trestasya Kusumah
"Salah satu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai visi dan misinya adalah penerapan nilai-nilai inti dalam seluruh sektor bisnisnya (Collins, 2001). Oleh karena itu, organisasi perlu secara pro-aktif giat memberikan sosialisasi nilai-nilai inti agar nilai-nilai inti ini tertanam dalam diri karyawan dan diharapkan bisa muncul dalam perilaku karyawan. Sebagai organisasi di bidang logistik, PT. X memiliki nilai-nilai inti yang diharapkan dapat menjadi cerminan perilaku bagi karyawannya. Akan tetapi, saat ini banyak dari karyawan yang tidak menyadari pengertian dari nilai-nilai tersebut sehingga timbul perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Salah satu faktor adalah minimnya informasi yang diberikan pihak PT. X mengenai nilai tersebut dan belum pernah ada sebelumnya kegiatan sosialisasi yang khusus berkaitan untuk memperkenalkan nilai inti.Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti memberikan intervensi sosialisasi nilai inti terhadap para karyawan menggunakan media visual statis. Dengan adanya intervensi tersebut, diharapkan bahwa media visual statis mampu meningkatkan kesadaran nilai inti hanya pada domain kognitif karyawan saja. Target domain kognitif diberikan karena menurut teori sikap tricomponent attitude model, domain ini merupakan tahap pertama yang paling penting agar karyawan bisa menyadari nilai inti PT. X. Pada pelaksanaannya, intervensi sosialisasi nilai inti juga memasuki sebagian level afektif. Hasil penelitian yang menggunakan metode pengambilan data kuantitatif dan kualitatif memberikan informasi bahwa intervensi sosialisasi nilai inti dengan menggunakan media visual statis tidak memberikan pengaruh yang signifikan dan hanya berfungsi sebagai pengingat kembali atau reminder dari nilai inti PT. X yang sudah dilupakan oleh karyawannya.
One of the successful keys that the organization applies in order to achieve its vision and mission is the core values application in its every business sector (Collins, 2001). In regards to this situation, an organization requires a pro active socialization within their core values for their employees and expect it to appear frequently on their employee behavior at work. As one of the leading logistic companies, X company comprises six core values that were expected to appear on their employee's behavior. Unfortunately, many of the employees don't possess any awareness of these core values. One of the factors is the lack of information on core values that X company provide to their employees. Moreover, there had never been any socialization activity conducted that specializes in company core values. Regarding the situation, the researcher decided to offer an intervention for employees, specializing in core values socialization using visual static media. The intervention is expected to increase core values awareness on employees' cognitive level, with the support of the visual static media. Cognitive domain was the objective for this research as referred to tricomponent attitude model theory, where this domain is the first and the most important stage. This will result in employees' awareness for X company core values. During the intervention's implementation, it is found that core values socialization also manages to 'penetrate' half of the affective level. Two kinds of methods that is applied for this reseach; quantitative and qualitative. These methods provide important results, that socialization intervention using visual static media didn't contribute any significant influence and it solely functions as a reminder for the X company employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trestasya Kusumah
"Salah satu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai visi dan misinya adalah penerapan nilai-nilai inti dalam seluruh sektor bisnisnya (Collins, 2001). Oleh karena itu, organisasi perlu secara pro-aktif giat memberikan sosialisasi nilai-nilai inti agar nilai-nilai inti ini tertanam dalam diri karyawan dan diharapkan bisa muncul dalam perilaku karyawan. Sebagai organisasi di bidang logistik, PT. X memiliki nilai-nilai inti yang diharapkan dapat menjadi cerminan perilaku bagi karyawannya. Akan tetapi, saat ini banyak dari karyawan yang tidak menyadari pengertian dari nilai-nilai tersebut sehingga timbul perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Salah satu faktor adalah minimnya informasi yang diberikan pihak PT. X mengenai nilai tersebut dan belum pernah ada sebelumnya kegiatan sosialisasi yang khusus berkaitan untuk memperkenalkan nilai inti.Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti memberikan intervensi sosialisasi nilai inti terhadap para karyawan menggunakan media visual statis. Dengan adanya intervensi tersebut, diharapkan bahwa media visual statis mampu meningkatkan kesadaran nilai inti hanya pada domain kognitif karyawan saja. Target domain kognitif diberikan karena menurut teori sikap tricomponent attitude model, domain ini merupakan tahap pertama yang paling penting agar karyawan bisa menyadari nilai inti PT. X. Pada pelaksanaannya, intervensi sosialisasi nilai inti juga memasuki sebagian level afektif. Hasil penelitian yang menggunakan metode pengambilan data kuantitatif dan kualitatif memberikan informasi bahwa intervensi sosialisasi nilai inti dengan menggunakan media visual statis tidak memberikan pengaruh yang signifikan dan hanya berfungsi sebagai pengingat kembali atau reminder dari nilai inti PT. X yang sudah dilupakan oleh karyawannya.
One of the successful keys that the organization applies in order to achieve its vision and mission is the core values application in its every business sector (Collins, 2001). In regards to this situation, an organization requires a pro active socialization within their core values for their employees and expect it to appear frequently on their employee behavior at work. As one of the leading logistic companies, X company comprises six core values that were expected to appear on their employee's behavior. Unfortunately, many of the employees don't possess any awareness of these core values. One of the factors is the lack of information on core values that X company provide to their employees. Moreover, there had never been any socialization activity conducted that specializes in company core values. Regarding the situation, the researcher decided to offer an intervention for employees, specializing in core values socialization using visual static media. The intervention is expected to increase core values awareness on employees' cognitive level, with the support of the visual static media. Cognitive domain was the objective for this research as referred to tricomponent attitude model theory, where this domain is the first and the most important stage. This will result in employees' awareness for X company core values. During the intervention's implementation, it is found that core values socialization also manages to 'penetrate' half of the affective level. Two kinds of methods that is applied for this reseach; quantitative and qualitative. These methods provide important results, that socialization intervention using visual static media didn't contribute any significant influence and it solely functions as a reminder for the X company employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trestasya Kusumah
"Salah satu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai visi dan misinya adalah penerapan nilai-nilai inti dalam seluruh sektor bisnisnya (Collins, 2001). Oleh karena itu, organisasi perlu secara pro-aktif giat memberikan sosialisasi nilai-nilai inti agar nilai-nilai inti ini tertanam dalam diri karyawan dan diharapkan bisa muncul dalam perilaku karyawan. Sebagai organisasi di bidang logistik, PT. X memiliki nilai-nilai inti yang diharapkan dapat menjadi cerminan perilaku bagi karyawannya. Akan tetapi, saat ini banyak dari karyawan yang tidak menyadari pengertian dari nilai-nilai tersebut sehingga timbul perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Salah satu faktor adalah minimnya informasi yang diberikan pihak PT. X mengenai nilai tersebut dan belum pernah ada sebelumnya kegiatan sosialisasi yang khusus berkaitan untuk memperkenalkan nilai inti.Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti memberikan intervensi sosialisasi nilai inti terhadap para karyawan menggunakan media visual statis. Dengan adanya intervensi tersebut, diharapkan bahwa media visual statis mampu meningkatkan kesadaran nilai inti hanya pada domain kognitif karyawan saja. Target domain kognitif diberikan karena menurut teori sikap tricomponent attitude model, domain ini merupakan tahap pertama yang paling penting agar karyawan bisa menyadari nilai inti PT. X. Pada pelaksanaannya, intervensi sosialisasi nilai inti juga memasuki sebagian level afektif. Hasil penelitian yang menggunakan metode pengambilan data kuantitatif dan kualitatif memberikan informasi bahwa intervensi sosialisasi nilai inti dengan menggunakan media visual statis tidak memberikan pengaruh yang signifikan dan hanya berfungsi sebagai pengingat kembali atau reminder dari nilai inti PT. X yang sudah dilupakan oleh karyawannya.
One of the successful keys that the organization applies in order to achieve its vision and mission is the core values application in its every business sector (Collins, 2001). In regards to this situation, an organization requires a pro active socialization within their core values for their employees and expect it to appear frequently on their employee behavior at work. As one of the leading logistic companies, X company comprises six core values that were expected to appear on their employee's behavior. Unfortunately, many of the employees don't possess any awareness of these core values. One of the factors is the lack of information on core values that X company provide to their employees. Moreover, there had never been any socialization activity conducted that specializes in company core values. Regarding the situation, the researcher decided to offer an intervention for employees, specializing in core values socialization using visual static media. The intervention is expected to increase core values awareness on employees' cognitive level, with the support of the visual static media. Cognitive domain was the objective for this research as referred to tricomponent attitude model theory, where this domain is the first and the most important stage. This will result in employees' awareness for X company core values. During the intervention's implementation, it is found that core values socialization also manages to 'penetrate' half of the affective level. Two kinds of methods that is applied for this reseach; quantitative and qualitative. These methods provide important results, that socialization intervention using visual static media didn't contribute any significant influence and it solely functions as a reminder for the X company employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>