Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200488 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arisa Tika Wahyuliza
"Penyalahgunaan narkoba masih menjadi masalah yang belum terselesaikan secara global maupun nasional. Hal ini menunjukkan bahwa masalah penyalahgunaan narkoba harus dapat ditekan sampai seminimal mungkin. Survei BNN tahun 2015 menyatakan bahwa terdapat perbedaan angka prevalensi yang cukup besar antara penyalahguna narkoba di rumah tangga umum 1,8 dan khusus 5,9 adalah salah satu alasan mengapa perlu ditilik lebih lanjut faktor apa yang menyebabkan perbedaan prevalensi penyalahgunaan narkoba tersebut. Salah satu faktor yang dinilai paling dominan adalah pengaruh faktor eksternal, yaitu pengaruh dari kondisi lingkungan sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi lingkungan sosial dengan perilaku penyalahgunaan narkoba di rumah kos pada 6 kota di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba pada Kelompok Rumah Tangga di 20 Provinsi di Indonesia tahun 2015 dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah penghuni rumah kos yang berdomisili di 6 kota yaitu Medan, Jakarta, Surabaya, Pontianak, Makassar dan Manado.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar risiko penghuni rumah kos yang pernah ditawari narkoba oleh kerabat adalah 140,459 kali lebih besar untuk memiliki perilaku penyalahgunaan narkoba pada tahun 2015 setelah dikontrol variabel memiliki riwayat kerabat yang menggunakan narkoba, keikutsertaan dalam penyuluhan dan status merokok.

Drug abuse is still being a problem that has not been resolved globally or nationally. This suggests that drug abuse problems should be minimized to a minimum. BNN Survey suggests that there is a substantial difference in prevalence rates between drug users in the general household 1.8 and boarding house 5.9 is one of the reasons why further investigation is needed to be done to show what factors cause a different prevalence of abuse such drugs. One of the most dominant factors is the influence of external factors, namely the influence of social environmental conditions.
This study aims to determine the relationship between social environmental conditions with drug abuse behavior in boarding houses in 6 cities in Indonesia. This study uses secondary data from the ldquo Survei Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba pada Kelompok Rumah Tangga di 20 Provinsi di Indonesia rdquo with cross sectional study design. Population and sample in this research is resident of boarding house domiciled in 6 cities Medan, Jakarta, Surabaya, Pontianak, Makassar and Manado.
The results showed that the risk of occupants of boarding houses who had been offered drugs by relatives was 140,459 times more likely to have drug abuse behavior in 2015 after controlled by variables had a history of relatives who used drugs, participation in counseling and smoking status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Pratiwi
"Permasalahan mengenai penyalahgunaan narkoba dicerminkan salah satunya dari hal rehabilitasi penyalahguna narkoba. Survei BNN tahun 2015 menyatakan bahwa hanya sekitar 18 di kelompok rumah kos yang pernah mencari pelayanan rehabilitasi. Keterpaparan informasi narkoba merupakan faktor yang cukup penting dalam perubahan perilaku terlebih untuk melakukan rehabilitasi. Rumah kos merupakan populasi rumah tangga yang dianggap rawan terhadap penyalahgunaan narkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan informasi narkoba dengan perilaku pencarian rehabilitasi di rumah kos.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Prevalensi Penyalahguna Narkoba pada Kelompok Rumah Tangga di 20 Provinsi Tahun 2015 dan menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Pada penelitian ini peneliti hanya mengambil populasi dan sampel pada rumah kos di 6 kota di 6 provinsi yaitu Medan, Jakarta, Surabaya, Pontianak, Makassar dan Manado.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyalahguna narkoba di rumah kos yang terpapar informasinya baik memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku pencarian rehabilitasi 3,8 kali lebih tinggi dibandingkan yang terpapar informasinya kurang baik setelah dikontrol oleh variabel umur, pekerjaan dan pendapatan/uang saku perbulan.

The problem of drug abuse is reflected by the rehabilitation of drug abusers. Survey of BNN in 2015 said that only about 18 in boarding houses ever seek rehabilitation services. Exposure to drug information is an important factor in behavioral change especially for rehabilitation. Boarding house is vulnerable population to do drug abuse. The purpose of this study was to determin the relationship of drug information exposure with rehabilitation search behavior in boarding house.
This study uses secondary data from the Drug Abuse Prevalence Survey in Household in 20 Provinces Budget Year 2015 and uses Cross Sectional design study. In this study, only took the population and samples in boarding houses in 6 cities in 6 provinces namely Medan, Jakarta, Surabaya, Pontianak, Makassar and Manado.
The results of this study is drug abusers that exposed to good information have a tendency to conduct rehabilitation seeking behavior 3,8 times higher than those who exposed to poor information after controlled by age variable, occupation and income allowance per month.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Antasari
"Pendahuluan: Pekerja merupakan salah satu kelompok rentan penyalahgunaan narkoba. Penggunaan narkoba oleh pekerja dapat menyebabkan hilangnya produktivitas, kecelakaan dan cedera di tempat kerja, peningkatan ketidakhadiran karyawan, penurunan semangat kerja dan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan demografi dan psikososial penyalahgunaan narkoba pada pekerja di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba pada Kelompok Pekerja Tahun 2017 dengan jumlah responden sebanyak 34.397. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik.
Hasil: Uji multivariat menunjukkan perilaku penyalahgunaan narkoba pada pekerja berhubungan dengan karakteristik demografi (pendidikan), karakteristik psikologis (sikap setuju terhadap penyalahgunaan narkoba, perilaku merokok, perilaku minum minuman beralkohol, perilaku seks berisiko dan melakukan pekerjaan berisiko tinggi/ berbahaya), dan karakteristik sosial (lingkungan rumah rawan narkoba, kemudahan mendapatkan narkoba, keluarga menggunakan narkoba, teman kerja menggunakan narkoba, teman sepergaulan menggunakan narkoba, konflik dengan keluarga, konflik dengan rekan kerja, usia pertama kali bekerja kurang dari 15 tahun dan jarang/ tidak pernah melakukan kegiatan beribadah).
Kesimpulan: Banyak faktor yang berpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba pada pekerja, oleh karena itu perlu adanya upaya komprehensif untuk mendorong terciptanya program pencegahan penyalahgunaan narkoba pada pekerja di Indonesia.

Introduction: Workers are one of the vulnerable groups for drug abuse. Drugs use by workers can lead to loss of productivity, workplace accidents and injuries, the increase of employee absenteeism, the decrease in morale and health problems. The purpose of this study was to determine the demographic and psychosocial determinants of drug abuse among workers in Indonesia.
Methods: This study was an analysis of secondary data from the 2017 National Survey on Drug Abuse in the Working Group with a total of 34,397 respondents. Data analysis was performed using logistic regression.
Results: The multivariate test showed that drug abuse behavior among workers was related to demographic characteristics (education), psychological characteristics (the agreeable attitude towards drug abuse, smoking behavior, drinking behavior, risky sex behavior and doing high-risk/dangerous work), and social characteristics. (drug-prone home environment, easy access to drugs, family consuming drugs, coworkers consuming drugs, friends consuming drugs, conflict within the family, conflict with the co-workers, age at the first time working less than 15 years and rarely/never doing religious activities). Conclusion: Many factors influence drug abuse among workers, therefore there is a need for comprehensive efforts to encourage the creation of a drug abuse prevention programs for workers in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Setyawati
"Pelajar/mahasiswa adalah sumber dayamanusia yang menentukan masa depan pembangunan kesehatan dan kemakmuran suatu bangsa. Pada tahap perkembangannya banyak remaja yang mulai merokok, minum alkohol dan melakukan seks pranikah hingga melakukan penyalahgunaan narkoba. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan pelajar/mahasiswa terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba antara lain faktor dari narkoba itus endiri, faktor biologis, faktor psikologi dan faktor sosial. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penyalahgunaan narkoba pada pelajar/mahasiswa di Indonesia.
Desain studi penelitian ini adalah cross sectional dengan mengunakan data survei perilaku penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di kalangan pelajar/mahasiswa di Indonesia oleh BNN dan PPK-FKM UI tahun 2016. Penelitan ini dilakukan pada bulan November sampai Desember 2017. Analisis yang dilakukan meliputi univariat, bivariat dan multivariat denganmenggunakan Program Statistical Package for Social Sciences SPSS software versi 20.
Hasil penelitian ini adalah didapatkan bahwafaktor-faktor yang paling berhubungan terhadap perilaku penyalahgunaann arkoba pada pelajar/mahasiswa dari faktor biologis adalah jenis kelamin laki-laki OR=5,5. Dari faktor psikologi yang paling berhubungan adalah riwayat pernah ditawari narkoba OR=9,0, sedangkan untuk faktor sosial yang paling berhubungan adalah kerawanan lingkungn sekolah/kampus OR=1,8 setelah dikontrol dengan variabel lainnya.

Students are the human resources that determine the future of health development and prosperity of a nation. At this stage of development many teenagers start smoking, drinking alcohol and having premarital sex to do estimates of drugs. Factors that can cause students to fall into drug custody include factors from the drug itself, biological factors, psychological factors and social factors. This research was conducted with the aim to know the factors related to the behavior fixed to the students students in Indonesia.
The design of this study is cross sectional study by using surveillance data and illicit circulation among students students in Indonesia by BNN and PPK FKM UI in 2016. This research was conducted in November to December 2017. The analysis was conducted en univariate, bivariate and multivariate with using software program of Statistics for Social Sciences SPSS version 20.
The result of this research is the result of factors most related to certain behavior in student student of biological factor is male gender OR 5, 5. Of the psychologically related factors, history has been offered drugs OR 9.0, whereas for social factors most closely related is the school campus environment OR 1,8 after controlled with other variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Satriani Sakti
"Pelajar merupakan kelompok berisiko tinggi untuk menyalahgunakan narkoba. Pemakaian narkoba sejak dini akan meningkatkan risiko terjadinya ketergantungan pada usia dewasa. Penyalahgunaan narkoba pada pelajar dipengaruhi oleh berbagai sistem yang melingkupi dirinya baik sistem keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan keluarga dan sosial terhadap penyalahgunaan narkoba pada pelajar. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Data bersumber dari Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa tahun 2016 dengan jumlah sampel 30.004 responden. Prevalensi penyalahgunaan narkoba tertinggi adalah pada pelajar SMA (2,4%) dan pelajar laki-laki (3,5%). Berdasarkan faktor perilaku, variabel yang berhubungan signifikan adalah merokok, konsumsi alkohol, dan seks pranikah. Berdasarkan faktor lingkungan sosial, variabel yang berhubungan signifikan adalah status pernikahan orangtua, kekerasan keluarga, dan kondisi lingkungan sosial. Berdasarkan faktor lingkungan yang dirasakan, variabel yang berhubungan signifikan adalah perilaku berisiko keluarga dan kehangatan keluarga. Berdasarkan karakteristik individu, variabel yang berhubungan signifikan adalah jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan. Determinan yang paling dominan adalah perilaku konsumsi alkohol dengan AOR 7,5 (95% CI: 6,0 – 9,4) setelah dikontrol dengan variabel lainnya. Bagi pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini dapat mendorong untuk mengoptimalkan program P4GN di Indonesia dan melakukan intervensi perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan seks pranikah di lingkungan pendidikan. Bagi sekolah diharapkan dapat berinovasi dalam mengedukasi dan mensosialisasikan materi kesehatan reproduksi dan perilaku berisiko kesehatan. Bagi orangtua diharapkan mampu membangun komunikasi yang lebih baik dengan anak dan menciptakan keluarga yang harmonis dan kondusif dari perilaku berisiko.

Students are a high-risk group for drug abuse. Early drug use will increase the risk of dependence in adulthood. Drug abuse in students is influenced by various systems that surround them such as family system, peers, and social environment. The purpose of this study was to determine family and social determinants of drug abuse in students. Research using cross sectional study design. The data source was 2016 Survey on Drug Abuse and Trafficking in Student and Student Groups with a total sample of 30,004 respondents. The highest prevalence of drug abuse is among high school students (2.4%) and male students (3.5%). Based on behavioral factors, the variables that are significantly related are smoking, alcohol consumption, and premarital sex. Based on social environmental factors, variables that are significantly related are parents' marital status, family violence, and social environmental conditions. Based on perceived environmental factors, variables that are significantly related are family risky behavior and family warmth. Based on individual characteristics, variables that are significantly related are gender, age, and level of education. The most dominant determinant is alcohol consumption behavior with an AOR of 7.5 (95% CI: 6.0 – 9.4) after controlled by other variables. For the government, it is hoped that the results of this research can encourage optimizing the P4GN program in Indonesia and conducting interventions on smoking behavior, alcohol consumption, and premarital sex. Schools are expected to be able to innovate in educating and socializing reproductive health and health risk behavior. Parents are expected to be able to build better communication with their children and create a harmonious and conducive family from risky behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Nabilah
"Pelajar/mahasiswa merupakan kelompok rentan atau berisiko untuk melakukan kenakalan remaja, salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Hal ini dikarenakan pelajar/mahasiswa berada pada fase atau masa remaja dimana pelajar/mahasiswa mengalami krisis identitas, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta cenderung bersifat labil sehingga akan mudah dipengaruhi baik dengan hal yang positif maupun negatif oleh lingkungan disekitarnya. Salah satu lingkungan yang dapat mempengaruhi pelajar/mahasiswa adalah teman sebaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman sebaya terhadap perilaku penyalahgunaan narkoba pada pelajar/mahasiswa di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekumder yang berasal dari hasil Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Tahun 2016 oleh BNN dan PPK UI dengan menggunakan desain studi cross sectional. Sampel merupakan pelajar/mahasiswa di 18 provinsi terpilih yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan jumlah sampel sebanyak 27.939 responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelajar/mahasiswa yang memiliki teman sebaya yang menggunakan narkoba mempunyai risiko 7,4 kali lebih besar untuk memiliki perilaku penyalahgunaan narkoba dibandingkan dengan pelajar/mahasiswa yang tidak memiliki teman sebaya yang menggunakan narkoba setelah dikontrol variabel jenis kelamin, kerawanan lingkungan sekolah/kampus dan riwayat ditawari narkoba.

Students are vulnerable or risk group for juvenile delinquency, one of which is drug abuse. This is because students are in adolescence where students have an identity crisis, high curiosity, and tend to be unstable so it will be easily influenced both with positive and negative things by the surrounding environment. One of the environments that can affect students are peers.
The purpose of this study is to find the influence of peer towards students drug abuse behavior in Indonesia. This study uses secondary data from the Drug Abuse National Narcotics Board Republic of Indonesia Survey In Students 2016 by BNN and PPK UI and uses Cross Sectional design study. Sample in this study is students in 18 selected provinces that compatible with the inclusion criteria with a total sample of 27,939 respondents.
The results showed that students with peer had a history of drugs in it were 7.4 times more likely to abuse drugs after controlled by sex variable, vulnerability of the school campus environment and history of drugs offer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Tulrahmi
"Pelajar/Mahasiswa merupakan objek yang masih dalam transisi untuk mencari jati dirinya sehingga mudah untuk terpengaruh. Perilaku penyalahgunaan narkoba pada pelajar/mahasiswa bisa terjadi dikarenakan banyaknya masalah yang ada disekitarnya terutama lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan awal yang dikenalinya. Lingkungan keluarga dalam penelitian ini dibentuk dari 2 komponen yaitu tinggal bersama keluarga dengan riwayat narkoba keluarga, dan konflik dalam keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap perilaku penyalahgunaan narkoba pelajar/mahasiswa.
Hasil penelitian menunjukkan pelajar/mahasiswa yang tinggal bersama keluarga dan memiliki riwayat narkoba berisiko 1,7 kali lebih besar untuk menyalahgunakan narkoba. Selain itu, adanya konflik dalam keluarga berisiko 2,7 kali lebih besar bagi pelajar/mahasiswa untuk menyalahgunakan narkoba. Seluruh nilai OR sudah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, umur, riwayat pernah ditawari narkoba, dan uang saku.

Student is an object that is still in transition to find identity so it is easy to be affected. The behavior of drug abuse in the students can occur due to the many problems around them, especially the family environment which is the initial environment that they recognize. The family environment in this study was formed from 2 components living with family and had history of drugs, and family conflict. The purpose of this study is to find the influence of the family environment towards student rsquo s drug abuse behavior.
The results showed that students living with family and had a history of drugs in it were 1.7 times more likely to abuse drugs. In addition, family conflicts are 2.7 times more likely for students to abuse drugs. All OR values are already controlled by gender variables, age, history of drugs offer, and allowance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulandari Gusti Putritama
"ABSTRAK
Jumlah perokok di dunia saat ini semakin banyak. Menurut WHO, pada tahun 2008 jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 miliar orang. Sedangkan hasil dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia pada tahun 2011 didapatkan bahwa dari 8.305 penduduk Indonesia 15 tahun ke atas terdapat 34,8% yang merokok. Untuk perokok pelajar, menurut hasil Global Youth Tobacco Survey (GYTS), terdapat 30,4% pelajar yang pernah merokok dan 20,3% pelajar yang saat diwawancarai merokok. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku merokok pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, konsumsi alkohol, perilaku merokok orang tua, perilaku merokok saudara kandung, dan sikap teman terhadap perilaku merokok merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pelajar dan mahasiswa. Selain itu, tingkat pendidikan merupakan variabel confouder. Faktor yang paling berhubungan dengan perilaku merokok pada pelajar dan mahasiswa adalah jenis kelamin (OR = 12,188), sedangkan yang dapat diintervensi adalah konsumsi alkohol (OR = 7,366).

ABSTRACT
Today, the number of smokers in the world is increased. According to WHO the number of smokers in the world are 1.3 billion people in 2008. Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia in 2011 found that 34,8% of 8.305 Indoensian 15 years above are smokers. According to Global Youth Tobacco Survey (GYTS), there are 30,4% students ever smoked and 20,3% students currently smoked. This research was conducted using a cross-sectional design to investigate factors affected student’ smoking behavior in 16 provinces in Indonesia. The results of this research showed that age, gender, academic performance, alcohol consumption, parents’ smoking behavior, siblings’ smoking behavior, and friends’ attitudes toward smoking behavior are the factors affected students’ smoking behavior. In addition, the level of education is confouder variable. The most affecting factor on students’smoking behaviour is gender (OR = 12,188), while the most affecting factor on students’ smoking behaviour and can be intervented is consumption of alcohol (OR = 7,366) ."
2014
S54503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikawati
"Merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah termasuk perilaku berisiko kesehatan. Persepsi dan pengetahuan remaja tentang perilaku berisiko dapat dibentuk melalui mitra diskusi yang dipilih oleh pemuda untuk memperoleh informasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara pemilihan mitra diskusi
terhadap perilaku berisiko kesehatan remaja. variabel dependen yang digunakan adalah merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah. Dalam penelitian ini rekan diskusi yang dimaksud adalah ibu / ayah / wali, pacar, teman sekolah / kampus, teman di luar sekolah / kampus, guru, dan tidak pernah menggunakan cerita sebagai variabel independen. Tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, jenis kelamin,
keberadaan teman berisiko, dan aktivitas remaja sebagai variabel kontrol. Analisis data menggunakan Survei Penyalahgunaan Narkoba dan Distribusi Kelompok Pelajar Mahasiswa dna di 18 Provinsi tahun 2016. Populasi penelitian adalah remaja laki-laki dan remaja putri yang saat ini bersekolah di tingkat SMP, SMA dan SMA Pendidikan Tinggi (PT). Hasil analisis menunjukkan bahwa mitra diskusi saling berhubungan dengan perilaku remaja. Remaja yang akan berdiskusi dengan pacar dan temannya meningkatkan risiko berbagai perilaku berisiko. Diskusi dengan ibu / ayah / wali dan guru memiliki peran penting dalam mencegah perilaku berisiko pada remaja. Kualitas rekan diskusi dan informasi yang diterima perlu dipertimbangkan membantu remaja menghindari perilaku negatif. Keterlibatan ibu diperlukan dalam upaya tersebut mengatasi perilaku berisiko.

Smoking, drinking alcohol, drug use, and premarital sex are all health risk behaviors. Youth perceptions and knowledge about risky behavior can be formed through discussion partners selected by youth to obtain health information. This study aims to assess the relationship between the selection of discussion partners against adolescent health risk behavior. The dependent variable used was smoking, drinking alcohol, drug use, and premarital sex. In this study, the discussion partners referred to are mother / father / guardian, boyfriend / girlfriend, school / campus friends, friends outside school / campus, teachers, and never use stories as independent variables. Education level, area of ​​residence, gender, the presence of risky friends, and adolescent activities as control variables. The data analysis used the Drug Abuse Survey and Student Group Distribution of dna students in 18 Provinces in 2016. The population of the study were boys and girls currently attending junior high school, high school and high school of higher education (PT). The results of the analysis show that the discussion partners are related to adolescent behavior. Teens who will have discussions with their boyfriends and friends increase the risk of various risky behaviors. Discussions with mothers / fathers / guardians and teachers have an important role in preventing risky behavior in adolescents. The quality of discussion partners and information received needs to be considered to help adolescents avoid negative behavior. Mother's involvement is needed in this effort to overcome risky behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nolita Tukayo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol di kota Jayapura. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anggota rumah tangga berusia 10-60 tahun dari rumah tangga terpilih di kota Jayapura, dengan jumlah sampel sebanyak 468 orang. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik politomus. Hasil analisis didapatkan bahwa determinan perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol adalah umur, jenis kelamin, merokok, keberadaan anggota rumah tangga, keberadaan diluar kota dan umur pertama mengkonsumsi minuman beralkohol dan variabel yang paling dominan berhubungan adalah merokok.

ABSTRACT
The aims of this research is to determine the alchoholisme behaviour at Jayapura city. This is a quantitative research with cross sectional design. The population is a household member age 10-60 years old from selected household at Jayayapura, with sample size are 468 people. Analyses used was polytomus logistic regression. The result shows that the alcoholism behaviour determinan are age, sex, smoking, household existence, existence out the city and first age of alcoholism behavior and the most dominant variable is smoking."
2013
T35218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>