Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207826 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nita Medy Ana
"ABSTRACT
Kelelahan kerja merupakan bahaya yang penting dalam berbagai sektor industri karena dampaknya yang memengaruhi kemampuan pekerja untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan aman. Sektor manufaktur, yang umumnya menerapkan sistem produksi 24 jam memiliki risiko kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kelelahan pekerja dan menganalisis faktor-faktor yang dapat memengaruhinya di sektor manufaktur. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah 110 orang pekerja pada bagian produksi di Stamping Plant milik PT. XYZ. Pengumpulan data akan dilakukan secara subjektif dengan menggunakan kuesioner. Tingkat kelelahan pekerja akan diukur menggunakan Subjective Self Rating Test dari IFRC, data kualitas dan kuantitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index, data beban kelelahan akan menggunakan kuesioner NASA-TLX, sedangkan untuk data kebisingan akan menggunakan data sekunder perusahaan. Hasil penelitian didapatkan 47,3 dari seluruh responden mengalami kelelahan terkait dengan durasi kerja, beban kerja, kualitas tidur, dan kuantitas tidur.

ABSTRACT
Work related fatigue is a significant hazard in many industrial sectors for the impact it caused to workers rsquo ability to do their jobs safely. Workers in manufacture sector, which often applies 24 hour production system, are at risk for work related fatigue. This study aimed to review manufacturing workers rsquo fatigue level and analyze factors that may influence it. Cross sectional was used as a design study to determine the relationship between the independent and dependent variables investigated in this study. Sample of this study were 110 workers from production department in PT. XYZ Stamping Plant. Data collecting was done subjectively by using questionaire. Workers rsquo fatigue level was rated by Subjective Self Rating Test from IFRC, sleep quantity and quality by Pittsburgh Sleep Quality Index, and NASA Task Load Index was used to rate workload. Meanwhile, noise level used were from the companys secondary data. The result showed that 47,3 of total 110 repondents were experiencing fatigue in the last week and it was related significantly to their work duration, workload, sleep quantity and quality."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyn
"Skripsi ini membahas tentang analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dan non pekerjaan terhadap kelelahan pekerja konstruksi di suatu proyek bangunan tingkat tinggi di wilayah Jakarta. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di sektor konstruksi salah satunya kelelahan. Kelelahan dapat dipengaruhi oleh faktor risiko pekerjaan maupun non pekerjaan. Analisis hubungan antara faktor risiko dengan kelelahan yang terjadi menjadi penting sebagai baseline data dalam upaya mengurangi kecelakaan di sektor konstruksi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko pekerjaan: lama kerja, faktor psikososial (effort, Reward, dukungan sosial, kepuasan kerja, stress kerja) dan faktor non pekerjaan (kuantitas dan kualitas tidur) terhadap terjadinya kelelahan pekerja konstruksi Proyek X.

This thesis discusses the analysis of work related dan non work related risk factors towards fatigue of construction workers in a high-rise building project in the Jakarta. Many factors that cause accidents in the construction sector, one of them is fatigue can be affected by work and non-job risk factors. Analysis of the relationship between risk factors and fatigue that occurs becomes important as a baseline of data in an effort to reduce accidents in the construction sector. This research is a quantitative research with cross sectional design. The results of this study indicate that there is a significant relationship between occupational risk factors: duration of work, psychosocial factors (effort, Reward, social support, job satisfaction, work stress) and non-work factors (quantity and quality of sleep) to the fatigue of Project X construction workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Kusuma Wardhana
"Pertambangan sangat rentan terhadap peningkatan prevalensi kelelahan dibanding pekerjaan pada industri lain, disebabkan banyaknya faktor di lingkungan pertambangan yang dapat mempengaruhi kelelahan. Penelitian ini mengkaji kelelahan pekerja tambang bawah tanah di PT XYZ, Indonesia, menggunakan pendekatan kuantitatif cross-sectional. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran kelelahan dan hubungan antara kelelahan (variabel dependen) dengan faktor individu, pekerjaan, dan lingkungan fisik (variabel independen). Sampel terdiri dari 119 responden dari total 300 pekerja bagian development, dengan data primer diperoleh melalui kuesioner IFRC dan data sekunder dari literatur serta data pendukung perusahaan. Hasil menunjukkan kelelahan berhubungan signifikan dengan waktu perjalanan (p value=0.042 (pelemahan aktivitas)); (p value=0.043 (pelemahan motivasi)); (p value=0.012 (pelemahan fisik)), kuantitas tidur (p value=0.000 (kelelahan umum)); (p value=0.001 (pelemahan aktivitas)); (p value=0.000 (pelemahan motivasi)); (p value=0.016 (pelemahan fisik)), shift kerja (p value=0.033 (kelelahan umum)), lama jam kerja (p value=0.023 (pelemahan aktivitas)); (p value=0.049 (pelemahan motivasi)), dan suhu (p value=0.016 (pelemahan fisik)), namun tidak berhubungan dengan usia, IMT, status perkawinan, masa kerja, kebisingan, pencahayaan, dan kelembaban. Peneliti merekomendasikan peninjauan terhadap kebijakan perusahaan dalam mengelola faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan untuk meminimalkan risiko kelelahan kerja.

Mining is highly susceptible to increased prevalence of fatigue compared to other industries due to numerous factors in the mining environment that can affect fatigue. This study examines the fatigue of underground mine workers at PT XYZ, Indonesia, using a quantitative cross-sectional approach. The objective is to obtain an overview of fatigue and analyze the relationship between fatigue (dependent variable) and individual factors, job-related factors, and physical environmental factors (independent variables). The sample consists of 119 respondents out of a total of 300 development workers, with primary data obtained through IFRC subjective questionnaires and secondary data from literature and company supporting data. The results show that fatigue significantly correlates with travel time (p value=0.042 (reduce activity)); (p value=0.043 (reduce motivation)); (p value=0.012 (physical fatigue)), sleep quantity (p value=0.000 (general fatigue)); (p value=0.001 (reduce activity)); (p value=0.000 (reduce motivation)); (p value=0.016 (physical fatigue)), shift work (p value=0.033 (general fatigue)), long working hours (p value=0.023 (reduce activity)); (p value=0.049 (reduce motivation)), and temperature (p value=0.016 (physical fatigue)), but not with age, BMI, marital status, length of service, noise, lighting, and humidity. The researchers recommend reviewing company policies to manage fatigue-related factors to minimize the risk of work fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faridl Wicaksono
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja pertambangan khususnya operator dan mekanik Mine Ore Flow-Fixed Plant PT XYZ pada tahun 2004. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desian studi potong lintang. Responden penelitian berjumlah 464 yang termasuk ke dalam operator dan mekanik Mine Ore Flow-Fixed Plant PT XYZ. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tuntutan kerja terhadap kelelahan umum, kelalahan fisik, pengurangan aktivitas, pengurangan motivasi, maupun kelelahan mental; terdapat hubungan yang signifikan antara waktu perjalanan terhadap kelelahan umum; kuantitas dan kualitas tidur terhadap kelelahan umum dan kelelahan fisik; serta suhu kerja terhadap gejala kelelahan fisik, pengurangan aktivitas, dan pengurangan motivasi. Peneliti menyarankan untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap pengelolaan kelelahan kerja sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan akibat kelelahan kerja.

This research discusses factors related to work fatigue in mining workers, especially operators and mechanics Mine Ore Flow-Fixed Plant PT XYZ in 2004. This study is a quantitative research with a cross-section study design. The research respondents 464 who were included in the operators and mechanics Mine Ore Flow-Fixed Plant PT XYZ. The results of the study showed that there was a significant relationship between work demands with general fatigue, physical fatigue, reduced activity, reduced motivation, and mental fatigue; travel time with general fatigue; quantity and quality of sleep with general fatigue and physical fatigue; as well as working temperature with physical fatigue, reduced activity, and reduced motivation. Researchers suggest making continuous improvements to work fatigue management so that it can reduce the risk of accidents due to fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufida Fati
"Dalam industri transportasi, permasalahan kelelahan menjadi salah satu isu penting yang erat kaitannya dengan kesehatan dan kualitas hidup pengemudi, serta potensi kecelakaan. Pekerjaan mengemudi merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi karena memerlukan koordinasi yang cepat dan tepat antara indera, sehingga mengemudi merupakan suatu pekerjaan yang sangat berisiko tinggi mengalami kelelahan. Terdapat banyak faktor risiko kelelahan pada pengemudi, baik itu dari faktor pekerjaan maupun faktor non pekerjaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko pekerjaan dan non pekerjaan dengan kelelahan pada pengemudi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadopsi dari kuesioner Fatigue Assessment Scale (FAS) dan Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) untuk mengukur kelelahan pengemudi secara subjektif dan menggunakan aplikasi Sleep-2-Peak untuk mengukur kelelahan pengemudi secara objektif. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja, waktu isitrahat, jenis pekerjaan, monotoni, usaha kerja, penghargaan kerja, stress kerja, usia, dan kualitas tidur dengan kelelahan. Oleh karena itu perlu diadakan pengembangan program pencegahan dan pengendalian kelelahan (fatigue management) di tempat kerja, melihat hubungan faktor pekerjaan lebih dominan terhadap kelelahan dibandingkan faktor non pekerjaan.

In the transportation industry, fatigue has become one of the important issues that are closely related to the health and quality of life of the driver, as well as the potential for accidents. Driving is a job that requires a high level of concentration because it requires fast and precise coordination between the senses, so driving is potentially pose a greater risk to fatigue. There are many risk factors that can contribute to driver fatigue from work related and non work related factors. This study was conducted  to determine the relationship between work related and  non-work related factors to driver fatigue. The research is using cross sectional study design. Data was collected by using an adopted questionnaire from the Fatigue Assessment Scale (FAS) and Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) to measure driver fatigue subjectively and the Sleep-2-Peak application to measure driver fatigue objectively. Univariate and bivariate logistic regression  was used to analyze the data. The results showed that there was a significant association between work period, rest breaks, type of work, monotony,effort, reward, work stress, age, and quality of sleep with fatigue. Therefore, it is necessary to develop a fatigue management program in the workplace, refers to the result that the relationship between work related factors and fatigue is more dominant than non-work related factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Ulfha Aulia
"ABSTRAK
Kelelahan merupakan hal yang sering terjadi di berbagai industri, termasuk industri transportasi dalam hal ini khususnya pada masinis KRL. Aktivitas yang dilakukan oleh masinis KRL memiliki potensi menimbulkan terjadinya kelelahan kerja dikarenakan karakteristik pekerjaan dari masinis yang berisiko terpapar oleh faktor fisik postur janggal, psikososial usaha, peghargaan, overcommitment, pekerjaan monoton, dukungan social dari rekan kerja, atsan dan keluarga, stres kerja dan shift , dan faktor individu umur, indeks massa tubuh, status merokok. Penelitian ini dilakukan pada masinis KRL UPT Crew Depok PT. KCI. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dangan pendekatan cross sectional. Penelitian sebelumnya terkait kejadian kelelahan kerja meneliti faktor risiko psikososial sedangkan masih sedikit penelitian yang meneliti faktor risiko fisik. Selain itu penelitian terkait kelelahan kerja pada umumnya menggunakan instrumen kuesioner sedangkan dalam penelitian ini selain menggunakan instrumen kuesioner juga melakukan pengukuran secara objektif melalui pengukran Salivary Alpha Amilase SAA menggunakan cocorometer sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat stres dan menggunakan aplikasi sleep-2-peak untuk mengukur kelelahan kerja. Hal tersebut yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian terkait gambaran kelelahan kerja serta mengalisis hubungan faktor fisik, psikososial, dan faktor individu terhadap kelelahan kerja pada masinis KRL PT. KCI tahun 2018.

ABSTRACT
Fatigue is a common occurrence in many industries, including the transportation industry in this case particularly in electric train drivers. Activities performed by commuter train drivers have the potential to cause fatigue due to job characteristics of train drivers are at risk of exposure to physical factor awkward posture , psychosocial factors effort, reward, overcommitment, monotonous work, social support from co workers, supervisor and family, work related stress and shift, and individual factors age, body mass index, smoking status . This research was carried out on the train drivers of UPT Crew Depok PT. KCI. The design of this research is quantitative observational with crossectional approach. Previous studies have linked the incidence of work related fatigue to psychosocial risk factors while only few studies have examined physical risk factors. In addition, the study related to work fatigue in general used questionnaire instrument while in this study in addition to using the questionnaire instrument also made an objective measurement through Salivary Alpha Amylase SAA using cocorometer as one of the indicators to measure stress levels and using sleep 2 peak applications to measure work related fatigue. This is the background to conduct research related to the overview of work related fatigue as well as to analyze the relationship of physical factors, psychosocial, and individual factors to work related fatigue in train drivers of PT. KCI 2018."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makhrus Shofi
"Hubungan antara kelelahan dengan sekelompok aspek psikososial dalam industri hulu migas sampai sekarang relatif belum banyak diteliti. Sejak akhir tahun 2019, terdapat beberapa kebijakan terkait pandemi COVID-19, yang berdampak pada aspek psikologis pekerja dalam merespon kondisi-kondisi yang berubah secara acak tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan aspek psikososial dengan kelelahan multidimensi akibat kerja diantara pekerja instalasi migas baik onshore maupun offshore selama pendemi Covid-19 tahun 2020-2021. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan disain studi potong lintang. Penelitian dilakukan di salah satu instalasi hulu migas di Kalimantan Timur, Indonesia. Aspek psikososial diukur menggunakan kuesioner 3rd Version of Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III), sedangkan kelelahan akibat kerja diukur dengan Multidimensional Fatigue Inventory-20 (MFI-20). Analisis regresi linier multivariabel digunakan untuk menganalisa hubungan dan interaksi pada keduanya. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh aspek psikososial kepuasan dipersepsikan baik (tinggi) oleh pekerja. Sedangkan untuk aspek psikososial ketidakpuasan berada pada tingkat menengah saat Pandemi Covid-19, sementara itu tingkat kelelahan multidimensi akibat kerja cenderung berada pada tingkat rendah. Setelah mengendalikan variabel perancu, penghargaan, kepuasan kerja, dan konflik keluarga-pekerjaan ditemukan berhubungan dengan kelelahan total di area onshore, sedangkan aspek kepuasan kerja merupakan satu satunya aspek psikososial yang berhubungan dengan kelelahan total di area offshore. Perusahaan perlu memusatkan program pencegahan kelelahan di masa depan yang terkait dengan pengurangan konflik pekerjaan dan keluarga serta peningkatan hal-hal yang dapat membangun makna kepuasan dalam bekerja.

The relationship between fatigue and psychosocial aspects in the upstream oil and gas industry is still relatively not widely studied. Since end of 2019, there have been several policies related to the COVID-19 pandemic, which impact to the psychological aspects of the workers in response to those unexpected changing situations. The aim of this study was to determine the relationship between psychosocial aspects and the multidimensional work-related fatigue both onshore and offshore upstream oil and gas during the 2020-2021 Covid-19 pandemic. This study is a quantitative analytic study with a cross sectional study design. This study was conducted at one of the upstream oil and gas in East Kalimantan, Indonesia. Psychosocial aspects were measured by using the 3rd Version of Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III) questionnaire, whilst work-related fatigue were measured by using the Multidimensional Fatigue Inventory-20 (MFI-20). Multivariable linear regression analysis was used to examine the associations and interactions. The result of study revealed all satisfaction subscales of psychosocial aspects were perceived as good (high level) by workers. Meanwhile dissatisfaction subscales were at medium level during the COVID-19 pandemic. The work-related fatigue tended to be at low level. After the confounding variables were controlled, the Recognition, Job Satisfaction and Work Life Conflict aspects were found to have association with total fatigue in Onshore, whereas the job satisfaction is the only psychosocial aspect that is related to the total fatigue in offshore area. Company is encouraged to concentrate the future fatigue prevention programs particularly on reducing the Work Life Conflicts and developing proactive measures which may improve the meaning of satisfaction at work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Adytra
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini sedang banyak berkembang, khususnya pembangunan gedung yang dapat memfasilitasi kebutuhan berbagai sektor industri maupun pemerintahan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan tersebut, aspek keselamatan dan kesehatan kerja juga naik sebagai isu utama yang menjadi perhatian dan memicu penelitian ini dilakukan. Hal ini juga didasari bahwa dalam dekade terakhir terjadi sederetan insiden dan kecelakaan kerja dengan berkaitan dengan kelelahan yang terjadi di sektor konstruksi gedung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja subyektif di proyek gedung PT X di DKI Jakarta dan wilayah satelitnya. Penelitian ini didesain secara potong lintang dan dilakukan terhadap 124 orang responden melalui pengisian kuesioner yang dikelola sendiri untuk menilai karakteristik individu dan status gizi. Kelelahan subyektif diukur dengan kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang yang berisi 30 butir pertanyaan. Kondisi tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur dan kuesioner Sleep Hygiene Index (SHI) untuk sleep hygiene. Faktor psikososial diukur menggunakan kuesioner Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku merokok, jenis pekerjaan, Indeks Massa Tubuh, kualitas tidur, sleep hygiene, dan faktor psikososial terhadap kelelahan kerja subyektif. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja subyektif dengan usia, status pernikahan, riwayat penyakit, perilaku olahraga, masa kerja, perilaku konsumsi air putih, perilaku konsumsi kopi, perilaku konsumsi gorengan, dan perilaku konsumsi minuman energi.

The construction of infrastructure in Indonesia has been developing lately, especially building construction which support the needs of various industrial and governmental sectors. Furthermore, alingside that development, occupational safety and health rise up to be one of the main issues of concern which prompts this research to be done. This is also based on the fact that in the last decade there has been a lot of work incidents and accidents related to worker fatigue that happened in building construction. This research aims on finding the factors associated with subjective work fatigue of PT X in DKI Jakarta and its satellite areas. The design of this research was cross sectional on 124 individuals through self-administered baseline questionnaire to measure individual characteristics and nutritional status. Subjective work fatigue was measured by Japanese Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) 30-item questionnaire. Sleep condition was measured using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire to measure sleep quality and Sleep Hygiene Index (SHI) questionnaire to measure sleep hygiene. Psychosocial factors were measured using the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) III. Results showed that there was a significant relationship between subjective work fatigue and each of smoking behavior, type of work, Body Mass Index, sleep quality, sleep hygiene, and psychosocial factors. However, there was no significant relationship between subjective work fatigue and age, marital status, disease history, exercise habit, length of work, water consumption habit, coffee drinking habit, fried food consumption habit, and energy drink consumption habit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathul Masruri Syaaf
"Berkembangnya sektor Jasa Konstruksi yang semakin kompleks dan tingginya persaingan, seringkali menuntut pekerja bekerja maksimal sehingga kesehatan pekerja terabaikan. Hal ini berdampak pada kelelahan kerja, yang dapat memicu kecelakaan kerja. Penelitian ini ingin mengkaji hubungan antara faktor risiko kelelahan dengan kejadian kelelahan pada pekerja konstruksi di PT. X tahun 2022. Data terkait faktor diluar pekerjaan (usia, status gizi/IMT, dan masa kerja), dan faktor pekerjaan (durasi kerja, beban kerja, dan suhu lingkungan kerja) terhadap terjadinya kelelahan pekerja proyek PT. X diteliti menggunakan kuesioner, dengan desain penelitian analitik semi- kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Data kuesioner dianalisis untuk melihat gambaran kelelahan kerja dan hubungan dua variabel menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan 33% responden mengalami kelelahan kerja sedang dan 67% kelelahan kerja rendah. Dari uji diferensial, terdapat hubungan antara status gizi (IMT), durasi kerja dan beban kerja (p 0,000) terhadap kelelahan kerja. Sedangkan faktor usia (p 0.426), masa kerja (p 0.412) dan suhu lingkungan kerja (p 1,000) tidak berhubungan dengan kelelahan. Kesimpulan penelitian ini bahwa beberapa variabel yang diteliti terbukti berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja konstruksi di PT. X. Rekomendasi terkait fatigue management perlu dijalankan oleh manajemen dan pekerja guna meminimalisir dan mengendalikan kelelahan serta meningkatkan produktifitas kerja di tempat kerja.

The development of Construction Services sector which is increasingly complex and high competition, often demands workers to work optimally so that their health is neglected. This has an impact on fatigue, which can lead to work accidents. This study aims to examine the relationship between fatigue risk factors and fatigue in construction workers at PT. X 2022. The data of non-work related factors (age, BMI, and years of service), and work-related factors (work duration, workload, and work temperature) on the occurrence of fatigue was examined using a questionnaire, with a semi-quantitative analytic research design with a cross sectional study approach. Data were analyzed using chi-square for the description of fatigue and relationship between two variables. The results showed 33% of respondents’ experienced moderate fatigue and 67% low fatigue. Inferential tests revealed a fatigue relationship between BMI, work duration, and workload (p 0.000). While the age (p 0.426), years of service (p 0.412) and working temperature (p 1.000) were not related to fatigue. The conclusion is several studied variables are proven related to fatigue in construction workers at PT. X. Recommendations related to fatigue management need to be carried out by management and workers to minimize and control fatigue and increase productivity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitha Theresia
"Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, salah satunya kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pajanan kebisingan dengan tingkat kelelahan kerja pada pekerja di station produksi stamping PT X Plant Jakarta. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 125 orang pekerja. Data kebisingan didapatkan melalui data sekunder perusahaan yang melakukan pengukuran rutin melalui dokumen monitoring measurement. Data kelelahan pekerja didapatkan dengan menggunakan data primer melalui kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2) yang sudah teruji validitasnya. Variabel lain sebagai karakteristik pekerja (usia, masa kerja, shift kerja, dan status gizi ) juga diamati dalam penelitian ini. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi-square, didapatkan hubungan signifikan antara pajanan kebisingan dengan tingkat kelelahan kerja (p-value=0.033, OR=2.333). Didapatkan pula hasil yang signifikan dengan kelelahan kerja yaitu usia (p-value=0.029, OR=2.365) dan shift kerja (p- value=0.008, OR=2.865). Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kebisingan diatas NAB meningkatkan risiko pekerja mengalami kelelahan kerja terutama pada pekerja usia tua dan pekerja shift malam.

Noise is unwanted sound and can cause health problems, one of which is work fatigue. This study aims to analyze the relationship between noise exposure and fatigue levels of workers at the stamping production station of PT X Plant Jakarta. The study used quantitative research methods with cross-sectional studies. The number of samples in this study are 125 workers. Data of noise is obtained from secondary data of companies that carry out routine measurements through monitoring measurement documents. Worker fatigue data was obtained using primary data through a questionnaire measuring feelings of work fatigue (KAUPK2) which had been tested for validity. Other variables as worker characteristics (age, length of work, shift work, and nutritional status) were also observed in this study. Based on statistical tests using the chi-square test, there was a significant relationship between noise exposure and work fatigue (p-value = 0.033, OR = 2.333). Also obtained significant results with work fatigue, namely age (p-value = 0.029, OR = 2.365) and work shift (p-value = 0.008, OR = 2.865). Based on result of the study, show that noise above NAB increases the workers risk of work fatigue, especially in old age workers and night shift workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>