Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vitri Mardiati
"Kemampuan kognitif yang dimiliki kanak-kanak madya sudah jauh lebih kompleks dibandingkan anak usia prasekolah, namun belum mencapai kemampuan kognitif di usia remaja. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget kanak-kanak madya telah masuk dalam tahap perkembangan concrete operational. Pada tahap ini anak sudah mampu membuat penalaran pada konsep konkret, salah satunya adalah makanan. Idealnya anak di tahap usia ini sudah membangun konsep makanan yang jauh lebih logis karena kemampuan kognitif di tahap ini adalah membuat penalaran yang sifatnya logis atau rasional. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep makanan yang dianalisis dengan teori perkembangan kognitif piaget.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggali informasi dari 4 orang kanak-kanak madya dan ibu dari masing-masing anak tersebut. Analisis dilakukan berdasarkan masing-maisng karakteristik kemampuan kognitif Piaget.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kemampuan kognitif yang muncul saat anak menjelaskan konsep makanan adalah klasifikasi, kausalitas, transformasi, decenter, less egocentrism, dan reversibility, namun masih ditemukan tiga karakteristik yang ada di tahap perkembangan preoperasional yaitu centering, semilogical reasoning dan symbol dan sign. Hasil penelitian juga menemukan keterkaitan antara konsep makanan dengan kepercayaan yang termasuk dalam sociocentric. Ada dua faktor yang mempengaruhi konsep makanan yaitu sosial terutama ibu dan active experienc yang berasal dari eksplorasi anak terhadap makanan.

The cognitive abilities of middle childhood are much more complex than preschoolers, but have not achieved cognitive abilities in adolescence. According to the theory of cognitive development Piaget middle aged children have entered the stage of development of concrete operational. At this stage the child is able to make reasoning on concrete concepts, one of which is food. Ideally a child at this stage of age has already developed a more logical concept of food because the cognitive ability at this stage is to make logical or rational reasoning. Therefore, this study aims to explore the concept of food that is analyzed based on Piaget cognitive developmental theory.
This study is a qualitative study that digs information from 4 middle childhood and their mother. The analysis based on Piaget cognitive capability characteristics.
The results that the characteristics of cognitive abilities that emerged when the child explained the concept of food is classification, causality, transformation, decenter, less egocentrism, and reversibility, but still found three characteristics that exist in preoperational that is centering, semilogical reasoning and symbol and sign. The results also found an association between the concept of food and beliefs that are included in sociocentric. There are two factors that influence the concept of food that is social especially mother and active experience from children rsquo s exploration of food.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Aisha Maghfira
"Masa kanak-kanak awal merupakan periode penting untuk membiasakan perilaku makan anak. Konsep makanan merupakan prediktor utama keberhasilan rancangan intervensi perilaku makan, sehingga perlu diketahui konsep makanan pada anak usia prasekolah karena merupakan skema yang mendasari perilaku makan anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat gambaran konsep makanan pada anak usia prasekolah 4-6 tahun ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget. Empat orang partisipan menunjukkan karakteristik preoperational thought dalam menjelaskan pemahaman tentang makanan, yang mencakup tujuan dari makan, efek dari makanan tertentu, efek dari kuantitas makanan, efek dari diet yang tidak seimbang, serta jenis dan ciri makanan sehat serta tidak sehat. Wawancara dengan orang tua dan pengasuh menggambarkan social experience yang berperan dalam pembentukan konsep makanan, terdiri dari orang tua ibu dan ayah, anggota keluarga lain nenek dan kakek, pengasuh/asisten rumah tangga, sekolah, dan media.

Early childhood is a crucial period of life to promote childrens healthy eating habits. Since food concept is an important predictor of successful interventions of eating behavior, more knowledge is needed about food concept among preschool children children because it is a scheme that underlies eating behavior. This study used qualitative research to describe food concept on preschool children 4-6 years old based on Piagets theory of cognitive development. Four participants indicated characteristics of preoperational thought when explained food concept, covered five components of food purpose of eating, effects of specific food, effects of different quantities of food, effects of an unbalanced diet, types and feature of healthy and unhealthy food. The interview with parents and caregiver described social experience that play a role in the formation of childrens food concept, which is parents mother and father, another family members e.g grandmother and grandfather, housemaid, school, and media.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafiz Afianto
"Penelitian eksplorasi ini bertujuan untuk melihat perbandingan pemahaman konsep makanan pada anak usia early childhood dan middle childhood menggunakan analisis teori Piaget. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai konsep makan anak di kedua kelompok usia. Partisipan penelitian adalah kelompok usia Early Childhood (4-6 tahun) dan anak usia Middle Childhood (8-9 tahun) yang berdomisili di daerah Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa kedua kelompok usia menunjukkan karakteristik perkembangan kognitif sesuai dengan teori Piaget. Kedelapan partisipan dari kedua usia mempu menjawab pertanyaan yang mencakup tujuan makan, efek dari makanan tertentu, efek dari kuantitas makanan, efek dari diet tidak seimbang, dan ciri dari makanan sehat dan tidak sehat. Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa faktor sosial seperti pengaruh dari orang tua menjadi faktor yang terbesar dalam memengaruhi konsep anak mengenai makanan dimana hal tersebut menggambarkan adanya social experience yang memengaruhi konsep anak. Anak usia sekolah memiki pemahaman makanan yang lebih baik dibandingkan anak usia early childhood. Anak usia middle childhood sudah mampu menjawab alasan dari jawaban mereka, sedangkan anak usia early childhood belum mampu menjelaskan alasan yang diutarakannya. Partisipan usia middle childhood juga mampu dalam menjelaskan proses yang terjadi di dalam tubuh seseorang ketika mengkonsumsi makanan tertentu.

This exploratory study aims to compare the understanding of food concepts in early and middle childhood using Piaget's theory analysis. This study used a qualitative approach to obtain a broader picture of the concept of child eating in both age groups. The study participants were Early Childhood age group (4-6 years) and Middle Childhood age group (8-9 years) who lived in the Jakarta area. The results show that both age groups exhibit cognitive development characteristics according to Piaget's theory. The eight participants of both ages were able to answer questions covering the purpose of eating, the effects of certain foods, the effects of food quantity, the effects of an unbalanced diet, and the characteristics of healthy and unhealthy foods. Based on the results of the interview, it can be seen that social factors such as the influence of parents are the biggest factors in influencing the child's concept of food, which illustrates the existence of social experiences that affect the concept of children. Middle Childhood children have better understanding/knowledge of food as opposed to Early Childhood children. Middle Childhood children have been able to elaborate reasons for their answers, in contrast to Early Childhood. Middle Childhood participants are also able to explain the processes that occur in a person's body when consuming certain of foods."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Adani Harsya
"Usia kanak-kanak madya sedang berada pada masa yang aktif diantaranya dengan mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, anak membutuhkan asupan makan yang baik untuk mendukung kegiatan mereka sehari-hari. Konsumsi makanan pada anak dipengaruhi oleh konsep makanan yang juga dipengaruhi oleh kemampuan kognitif. Kanak-kanak madya mengkonstruk konsep dengan menjadi individu yang aktif melalui pengalaman dan observasi. Mereka juga diberikan pengetahuan dari orang-orang di sekitarnya dan dari media massa. Penelitian ini ingin mengetahui konsep makanan anak dan dianalisis menggunakan na ve theory yang menjelaskan penalaran sebab-akibat anak sehari-hari.
Peneliti menggunakan desain kualitatif dengan metode wawancara dan observasi untuk mengetahui konsep makanan anak pada empat komponen, yaitu purpose of eating, quantity of food, effect of specific foods, dan effect of an unbalanced diet dan ditambah informasi dari orang tua anak. Analisis dilakukan dengan menyamakan penalaran anak ke dalam beberapa kategori. Hasil analisis yang didapatkan menunjukkan bahwa anak cenderung memiliki penalaran biological associationism, vitalistic, dan mechanical pada konsep makanan. Selain itu, diketahui bahwa anak mengkonstruk konsep makanan dari keaktifan mencari tahu dan dari banyak sumber terutama dari keluarga mereka.

Middle childhood ages are in the phase where they actively engage in activities such as activities at school and socializing in their circles. According to that, children need more food intake to support their daily activities. Food consumption in children is affected by the concept of the food that rsquo s also influenced by their cognitive abilities. How they construct their concept is influenced by observing the environment and learn from their experience. They also acquire their knowledge through mass media and help form people around them. This study aim to know the nutrition concept on middle childhood by using na ve theory, that explain children rsquo s every day causal reasoning.
The design of this study is qualitative approach by interviewing and observing the children individually. The area of study divided into four components construct of purpose of eating, quantity of food, effect of specific foods, and effect of an unbalanced diet. Additionally, clarification from parents were inserted to complement the information. The result of this study indicates that children in middle childhood have biological associationism, vitalistic, and mechanical reasoning in food concept. This study also found that children construct food concept from their active experience and from various source mainly from parents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Stephiana
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh partisipasi kerja ibu terhadap perkembangan kognitif anak menggunakan data IFLS anak berusia antara 7-10 tahun. Hasil penelitian mengindikasi adanya pengaruh negatif partisipasi kerja ibu saat anak berusia antara 0-3. Namun, partisipasi kerja ibu pada anak berusia antara 7-10 tahun berasosiasi positif terhadap kognitif anak. Akumulasi penambahan jam kerja ibu setelah anak berusia antara 0-3 tahun juga berpengaruh terhadap kognitif anak. Selain partisipasi kerja ibu, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh input-input lain, seperti input anak, input ibu, dan input keluarga.

This research discussed effect of maternal employment on child cognitive development using IFLS rsquo s data of children aged between 7 10 years old. The results indicated negative effect of maternal employment when child was 0 3 years old. Yet, maternal employment on children age 7 10 years old is positively associated with children rsquo s cognition. Accumulated additional hours of working mothers after child aged 0 3 years old also affect children rsquo s cognition positively. Furthermore, development is also affected by other inputs, such as children inputs, mother inputs, and family inputs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Dheatami
"Perkembangan kognitif anak prasekolah yang terhambat akan berdampak pada prestasi anak di sekolah. Kehadiran ibu pada masa ini sangat penting bagi anak karena 85% karakter anak dibentuk pada masa prasekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu bekerja dan tidak bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di TK Kelurahan Harjamukti Depok.
Desain penelitian adalah cross sectional pada150 responden ibu dan anaknya yang berusia 3-6 tahun. Pengambilan sampel dengan teknik cluster sampling. Pola asuh yang diberikan ibu bekerja yaitu demokratis (94,4%) dan permisif (5,6%), sedangkan pada ibu tidak bekerja demokratis (91,0%), permisif (6,4%), dan otoriter (2,6%). Analisis data menggunakan chi-square (α = 0,05) didapatkan hubungan pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah (P=0,437), sedangkan pada ibu tidak bekerja (P=0,286).
Hubungan pola asuh ibu bekerja dan tidak bekerja dengan perkembangan kognitif adalah tidak signifikan. Akan tetapi, setiap ibu harus mengetahui pola asuh yang tepat yang dapat menunjang perkembangan kognitif anak. Selain itu, tenaga kesehatan juga dapat mengedukasi orang tua terkait pola asuh yang tepat bagi perkembangan kognitif anak usia prasekolah.

Hampered cognitive development of preschool children will have an impact on children's achievement in school. Mother's presence is very important for children because 85% of the children's character is formed in the preschool years. This study aims to determine the relationship of parenting of working mother and unemployed mother with the cognitive development of preschool children in Village Harjamukti Kindergarten Depok.
The study design was cross-sectional in 150 respondents of mothers and their children aged 3-6 years. Sampling used was cluster sampling. Parenting given by the working mothers are authoritative (94.4%) and permissive (5.6%), while parenting given by the unemployed mothers are authoritative (91.0%), permissive (6.4%), and authoritarian (2.6 %). Data analysis used chi-square (α = 0.05) showed obtained relationship of working mother parenting with cognitive development of preschool children (P = 0.437), of while the unemployed mother (P = 0.286).
Relationship of working mother and unemployed mother parenting with cognitive development is not significant. However, every mother should know the appropriate parenting which can support the child's cognitive development. In addition, health care providers can also educate parents about appropriate parenting for the cognitive development of preschoolers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jean Piaget (1896–1980) was listed among the 100 most important persons in the twentieth century by Time magazine, and his work - with its distinctive account of human development - has had a tremendous influence on a range of disciplines from philosophy to education, and notably in developmental psychology. The Cambridge Companion to Piaget provides a comprehensive introduction to different aspects of Piaget's work in a manner that does not eschew engagement with the complexities of subjects or debates yet is accessible to upper-level undergraduate students. Each chapter is a specially commissioned essay written by an expert on the subject matter. Thus, the book will also be of interest to academic psychologists, educational psychologists, and philosophers."
New York: Cambridge University Press, 2010
e20528776
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zia Thahira
"Preferensi ibu terhadap salah satu gender anak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan anggota rumah tangga. Model teoretis memprediksi bahwa ketika seorang anak lahir dari jenis kelamin yang disukai ibunya, orang tua akan mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk anak tersebut, sehingga menciptakan modal manusia yang lebih baik. Dalam penelitian ini, kami menyelidiki sejauh mana preferensi anak laki-laki mempengaruhi disparitas perkembangan kognitif antara anak laki-laki dan perempuan di Indonesia dengan menggunakan metode OLS. Kami menemukan bahwa perbedaan skor kognitif antara anak perempuan adalah sebesar 0,259 lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki disebabkan oleh adanya son preference. Analisis heterogenitas juga menunjukkan bahwa anak-anak perempuan dari latar belakang yang kurang berkecukupan, seperti mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan lahir dari ibu yang berpendidikan rendah, juga dipengaruhi oleh preferensi anak laki-laki.

The wellbeing of family members is impacted by a mother's preference for children of a particular gender. A simple theoretical model predicts that when a child is born of their mother's preferred sex, parents will devote more resources to that child, resulting in good human capital. In this study, we investigate the extent to which son preference influences cognitive development disparities between sons and daughters in Indonesia by using OLS method. We find that the differences in cognitive scores between daughters is 0.259 standard deviation higher compared to the differences between sons due to son preference. Our heterogeneity analysis also reveals that daughters from disadvantaged backgrounds, such as those living in rural areas and born to less educated mothers, are disproportionately affected by son preference."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafahana Ansiklia Kirana
"Anak memulai preferensi makanannya saat memasuki usia sekolah. Untuk dapat memberikan informasi mengenai makanan sehat kepada anak, diperlukan pengetahuan mengenai sejauh mana pemahaman anak mengenai makanan. Penelitian ini akan melihat gambaran konsep makanan pada anak usia prasekolah usia 4-6 tahun yang dilihat berdasarkan na ve theory. Peneliti melakukan adaptasi terhadap penelitian Slaughter dan Ting 2010 dengan melakukan pilot study berupa focus group discussion untuk mengembangkan panduan wawancara agar sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep makanan anak usia prasekolah berada dalam kategori biological associationism, psychological, vitalistic,dan mechanical. Selain itu dalam penelitian ini ditemukan kategori baru yaitu magical thinking. Pembentukan konsep makanan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu informasi dari orang tua, sekolah, teman, tayangan yang ditonton serta pengalaman anak dengan makanan itu sendiri.

Children started to learn about their food preferances in preschool age, In order to give children information about healthy foods, it required a knowledge on childrens understanding about food. This study aimed to find a description about concept of food in preschool age 4 6 years old that analized by na ve theory. The researchers made an adaptation from of Slaughter and Ting 2010, by doing a pilot study in a form of focus group discussion to develop interview guides to adjust the condition of Indonesian preschool children.
The result showed that Indonesian preschool children are reasoning in biological associationism, psychological, vitalistic, and mechanical to explain about foods. Moreover, this research found new categorization in food concept that is magical thinking. In forming concept about food, preschool are influenced by various factors, including information from parents, school, friends, or medias also children's experience with food itself.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>