Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192669 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Husairi
"Operator haul truck merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko tinggi untuk mengalami kelelahan kerja fatigue disebabkan oleh penerapan shift kerja, gangguan kuantitas dan kualitas tidur, serta pengaruh berbagai faktor lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara shift kerja, kuantitas dan kualitas tidur, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan fatigue pada operator haul truck. Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisioner Fastigue Assessment Scale FAS, pengukuran tingkat stress menggunakan alat cocorometer, serta pengukuran kuantitas dan kualitas tidur menggunakan alat fitbit di antara 196 responden laki-laki yang bekerja sebagai operator haul truck. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kuantitas tidur OR = 3,222, p = 0,028 dan kualitas tidur OR = 2,800, p = 0,025 dengan kelelahan, sedangkan shift kerja tidak memiliki hubungan yang signifukan dengan kelelahan. Faktor risiko lain yang juga memiliki hubungan signifikan dengan kelelahan pada operator haul truck di PT X adalah beban mental OR = 2,296, p = 0,027 , lingkungan kerja OR = 2,400, p = 0,014, monotoni pekerjaan OR = 3,371, p = 0,002, usia OR = 2,708, p = 0,005, dan sleep hygiene OR = 3,840, p = 0,001.

Haul truck operator is one of the high risk occupations in experiencing fatigue caused by the implementation of shift work, sleep quantity and quality disturbance, other related factors. The objective of this study was to analyze the relationship between shift work, quantity and quality of sleep, and other factors associated with fatigue on the haul truck operator. A cross sectional study was conducted in this study using questionnaires of Fatigue Assessment Scale FAS, measurement of stress using cocorometer, and measurement of sleep quantity and quality using fitbit among 196 male respondents who work as haul truck operator. The result of this study shown there is a significant correlation between the quantity of sleep OR 3,222, p 0,028 and fatigue, also between the quality of sleep OR 2,800, p 0.025 and fatigue. However, shift work has no significant correlation with fatigue. Other factors, including mental workload OR 2,296, p 0,027, work environment OR 2,400, p 0,014, monotonous work OR 3,371, p 0,002, age OR 2,708, p 0,005, and sleep hygiene OR 3,840, p 0,001 also have significant correlation with operator fatigue in PT X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevan Deby Anbiya Muhammad Sunarno
"Penelitian dan kajian mengenai sleep deprivation selama ini baru dilihat berdasarkan pernyataan dari responden penelitian, korban maupun saksi mata yang sifatnya sangat subjektif. Tingginya angka kecelakaan yang muncul akibat dari sleep deprivation dan sulitnya mencari data yang objektif mengenai kuantitas dan kualitas tidur yang sebenarnya dialami oleh pekerja, khususnya pekerja shift operator hauling truck masih menjadi masalah yang besar, khususnya di bidang keilmuan K3. Penelitian ini merupakan cross sectional study. Variabel dari penelitian ini adalah kuantitas tidur, kualitas tidur, salivary alpha amylase, tekanan darah, denyut nadi, kadar oksigen dalam darah, temperatur tubuh, karakteristik individu, sleep hygiene dan beban kerja. Penelitian dilakukan selama 1 bulan di perusahaan tambang di Indonesia. Secara umum, rata-rata durasi tidur versi Fitbit pada operator hauling truck dengan pola 2 shift adalah sebesar 149 menit atau 2 jam 29 menit sedangkan pada pola 3 shift adalah sebesar 182 menit atau 3 jam 8 menit. Kualitas tidur versi Fitbit pada operator hauling truck dengan pola 2 shift adalah sebesar 13 pada REM, 38 pada light sleep dan 12.7 pada deep sleep. Sedangkan pada pola 3 shift adalah sebesar 14.2 pada REM, 44.7 pada light sleep dan 13.1 pada deep sleep.

The study of sleep deprivation has only recently been seen based on statements from research respondents, victims and eyewitnesses who are very subjective. The high number of accidents arising from sleep deprivation and the difficulty of finding objective data on the actual quantity and quality of sleep experienced by workers, especially shift operator hauling truck workers is still a big problem, especially in the field of OHS science. This is a cross sectional study. The variables of this study are quantity of sleep, quality of sleep, salivary alpha amylase, blood pressure, heart rate, blood oxygen levels, body temperature, sleep hygiene, individual characteristics and workload. Research conducted for 1 month in mining company in Indonesia. The average sleep duration of Fitbit on hauling truck operator with 2 shift pattern is 149 minutes or 2 hours 29 minutes while in 3 shift pattern is 182 minutes or 3 hours 8 minutes. Quality of sleep on hauling truck operator with 2 shift pattern is 13 in REM, 38 in light sleep and 12.7 in deep sleep. While the pattern of 3 shifts is 14.2 in REM, 44.7 in light sleep and 13.1 in deep sleep."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herol Efendi
"Shift kerja menjadi salah satu solusi meningkatkan produktivitas. Namun, dengan adanya shift kerja ini, akan menimbulkan berbagai dampak salah satunya adalah terganggunya siklus sirkadian yang akan menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas tidur pekerja, sehingga berdampak pada kelelahan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan shift kerja, kuantitas kualitas tidur serta faktor risiko kelelahan terhadap kelelahan tersebut Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan desain studi cross sectional yang dilakukan pada pekerja petugas pengamanan kampus Universitas Indonesia dalam periode Mei sampai Juni 2017 dengan sampel 150 responden instrument yang digunakan dalam penenlitian ini adalah kuesioner Industrial Fatigue Research Committe IFRC dan The Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, serta pengukuran kualitas kuantitas tidur secara objektif melalui alat actigraph. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sleep hygiene dengan kuantitas tidur para pekerja Petugas pengamanan lingkungan kampus UI dengan nilai-p 0,044 dan ada hubungan antara kelelahan kerja dengan sleep hygiene dengan memperlihatkan hasil nilai-p 0,006.

Work shift to be one solution to increase productivity. However, with the existence of this work shift, will cause various impacts one of them is the disruption of circadian rhythm which will cause decrease of quality and quantity of worker sleep, so that impact on worker fatigue. This study aims to see the correlation shift work, the quantity of sleep quality and fatigue risk factors to fatigue. The study used an observational approach with cross sectional study design conducted on campus security guards Universitas Indonesia in the period May to June 2017 with a sample of 150 respondents. Used in this study are the Industrial Fatigue Research Committee IFRC and The Sleep Sleep Quality Index PSQI questionnaires, as well as objective measurements of the quantity of sleep quality through the actigraph fitbit blaze tool. The results showed that there was a correlation between sleep hygiene and sleep quantity of the workers of the UI campus security officer with p value 0.044 and there was a correlation between work fatigue with sleep hygiene by showing p value of 0.006."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pentha Mayasari
"ABSTRAK
Hubungan kuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene, durasimengemudi, jarak tempuh dengan kelelahan pengemudi trukmuatan barang pada PT. X.Pembimbing : Doni Hikmat Ramdhan SKM., MKKK., Ph.DPengemudi profesional dengan karakteristik pekerjaan yang monoton denganjarak tempuh yang panjang dan durasi mengemudi yang lama bahkan melewati waktuistirahat yang seharusnya sehingga bertentangan dengan ritme sirkadian alami, sertaposisi duduk pengemudi yang terus menerus sepanjang perjalanan dapat menyebabkankelelahan pada pengemudi. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kuantitas tidur sertaburuknya kualitas tidur dan sleep hygiene pengemudi. Pengemudi pada PT. X bertugasmelakukan pendistribusian BBM menggunakan mobil tangki berkapasitas 16.000 Ldengan rata-rata jarak tempuh yang ditempuh lebih dari 300 km dan durasi perjalananlebih dari 8 jam. Berbagai kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kelelahan padapengemudi PT. X. Penelitian analitik dengan desain cross-sectional ini bertujuan untukmenganalisis hubungan antara kuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene, durasimengemudi dan jarak tempuh dengan kelelahan pengemudi truk muatan barang pada PT.X. Penelitian yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2018 inimenggunakan beberapa alat pengumpulan data yaitu: kuesioner, tensimeter, oksimeterdan alat smartwatch fitbit. Analisis data menggunakan uji beda mean dan uji chi square.Dari uji beda mean diketahui bahwa terjadi kelelahan kerja pada pengemudi PT. X setelahselesai mengemudi. Dari uji chi square diperoleh bahwa terdapat hubungan antarakuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene dan jarak tempuh dengan kelelahanpengemudi muatan barang pada PT. X.Kata Kunci:Kuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene, durasi mengemudi, jarak tempuh, kelelahan.

ABSTRACT
Relationship between sleep quantity, sleep quality, sleephygiene, duration of driving and mileage with fatigue ontruckload drivers at PT. XCounsellor Doni Hikmat Ramdhan SKM., MKKK., Ph.DProfessional drivers with monotonous work characteristics with long mileage and long driving duration even past supposed rest periods so as to conflict with naturalcircadian rhythms, as well as continuous driver seats along the way may cause driverfatigue. This condition is exacerbated by the lack of quantity of sleep as well as poor sleepquality and sleep hygiene drivers. The driver at PT. X has the task of distributing fuelusing a tank with a capacity of 16,000 L with an average mileage taken over 300 km andthe duration of travel more than 8 hours. These various conditions can cause fatigue inthe driver of PT. X. Analytical research with cross sectional design is aimed to analyzethe relationship between the quantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene, drivingduration and mileage with driver truckload fatigue at PT. X. Research conducted inFebruary to June 2018 uses several data collection tools, namely questionnaires,tensimeter, oximeter and smartwatch fitbit tool. Data analysis used mean difference testand chi square test. From the different test mean known that there is fatigue work on thedriver PT. X after driving. From chi square test obtained that there is relation betweenquantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene and mileage with fatigue of driver of goodscargo at PT. X.Keywords Sleep quantity, sleep quality, sleep hygiene, duration of driving, distances mileage,fatigue"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Sudiyanto
"Kebugaran fisik yakni kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan secara efisien tanpa timbul kelelahan berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status kebugaran dan hubungannya dengan kelelahan pada operator haul truck PT A kalimantan selatan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan responden yang berstatus bugar sebesar 59,7 dan tidak bugar sebesar 40,3. Tidak ada hubungan antara usia, IMT, Kadar oksigen dalam darah, kebiasaan merokok, dan kebiasaan olahraga, namun terdapat hubungan signifikan antara obesitas sentral dengan kebugaran pada operator haul truck PT A Kalimantan Selatan. Penelitian ini menyarankan pengukuran kebugaran dengan YMCA 3 minutes step test agar hasil objektif dan melakukan evaluasi terhadap gizi kerja.

Physical fitness is the ability of a person to do the job efficiently without excessive fatigue so he can still enjoy his spare time. This thesis aims to find out the description of the fitness status and its relation to fatigue on haul truck operator PT A South Kalimantan. This research is analytical descriptive by using cross sectional research design. The result of the research shows that the respondent is in fitness condition 59,7 and not fitness for 40,3. There is no relationship between age, BMI, blood oxygen levels, smoking habits, and exercise habits, but there is a significant relationship between central obesity and fitness in haul truck operator PT A South Kalimantan. This study suggests fitness measurements with the YMCA 3 minutes step test for objective outcomes and evaluation of work nutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Rofi'i
"Pengemudi dump truck merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berisiko mengalami kelelahan karena adanya faktor terkait pekerjaan dan tidak terkait pekerjaan yang dapat mempengaruhi pengemudi. Pada HSE Monthly Report pada bulan Desember 2021 didapatkan bahwa angka lagging indicator untuk night work lebih tinggi dari day work. Dari sudut pandang ini, penelitian dilakukan untuk melihat gambaran kelelahan dan melakukan analisis faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pengemudi dump truck shift malam dengan sistem double shift. Penelitian dengan desain studi cross sectional dilakukan pada 130 pengemudi dump truck PT X. Faktor terkait pekerjaan yang dilakukan penelitian adalah waktu kerja, kondisi pencahayaan, getaran kabin, dan beban kerja, sedangkan faktor tidak terkait pekerjaan yang dilakukan penelitian adalah durasi tidur, kualitas tidur, umur, pekerjaan sampingan, indeks massa tubuh, aktifitas fisik, konsumsi minuman berenergi tinggi gula dan dukungan keluarga. Uji chi-square dilakukan untuk menganalisis keeratan hubungan antara variabel dependen dan independent sedangkan uji regresi logistik berganda digunakan untuk mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan variabel terikat. Prevalensi kelelahan pada pengemudi dump truck adalah sebesar 37,7% dan 62,3% tidak mengalami kelelahan. Dari empat faktor risiko terkait pekerjaan yang diteliti, pencahayaan, getaran dan beban kerja memiliki hubungan secara statistik dengan kelelahan. Sedangkan dari delapan faktor risiko tidak terkait pekerjaan yang diteliti, waktu tidur, kualitas tidur, usia, pekerjaan sampingan, aktifitas fisik, dan dukungan keluarga memiliki hubungan secara statistik dengan kelelahan. Pada hasil akhir multivariat didapatkan jika beban kerja dan pencahayaan memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan p-value < 0,05. Untuk mengurangi kelelahan pada pengemudi dump truck PT X Jobsite TB maka disarankan melakukan pengukuran kelelahan secara rutin sesuai dengan faktor risiko kelelahan yang dominan yaitu beban kerja, dan pencahayaan.

Dump truck driver is one type of work that is at risk of experiencing fatigue due to work-related and non-work related factors that can affect the driver. In the HSE Monthly Report in December 2021, it was found that the number of lagging indicators for night work is higher than day work. From this point of view, the study was conducted to see the description of fatigue and to analyze the risk factors related to fatigue in night shift dump truck drivers with a double shift system. Research with a cross-sectional study design was conducted on 130 PT X dump truck drivers. Factors related to the work carried out by the study were working time, lighting conditions, cabin vibration, and workload, while factors not related to the work carried out by the study were sleep duration, sleep quality, age, side work, body mass index, physical activity, consumption of energy drinks. high in sugar and family support. The chi-square test was conducted to analyze the close relationship between the dependent and independent variables, while the multiple logistic regression test was used to determine the most dominant variable associated with the dependent variable. The prevalence of fatigue in dump truck drivers is 37.7% and 62.3% do not experience fatigue. Of the four work-related risk factors studied, lighting, vibration and workload were statistically associated with fatigue. Meanwhile, of the eight non-work-related risk factors studied, sleep time, sleep quality, age, side work, physical activity, and family support were statistically associated with fatigue. In the final multivariate result, it was found that the workload and lighting had a statistically significant relationship with p-value <0.05. To reduce fatigue on PT X Jobsite TB dump truck drivers, it is recommended to carry out regular fatigue measurements according to the dominant fatigue risk factors, namely workload, and lighting."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Muffti Pratama
"Beberapa kecelakaan besar di anjungan lepas pantai disebabkan oleh adanya kurangnya kewaspadaan dan kejadian kelelahan yang dialami oleh pekerja. Kelelahan dan kekurangwaspadaan dalam beberapa literatur disebabkan oleh kurangnya kualitas dan kuantitas tidur yang baik. Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh sleep hygiene yang dilakukan oleh pekerja, dan juga dipengaruhi oleh kondisi akomodasi dan shift kerja yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kuantitas dan kualitas tidur, hubungan sleep hygiene dengan kualitas dan kuantitas tidur, serta untuk melihat hubungan antara kualitas tidur dengan aspek kewaspadaan dan kelalahan yang dialami pekerja. Penelitian dilakukan di anjungan lepas pantai PT. X, dengan responden kuesioner sebanyak 24 pekerja, dan pemakai alat aktigrafi sebanyak 22 pekerja. Pengambilan data aktigrafi dilakukan selama 14 hari kerja dan dibedakan menjadi tiga kelompok shift yang berbeda. Dari PSQI didapatkan 63,1% responden memiliki kualitas tidur yang buruk dan 36,9% responden miliki kualitas tidur yang baik. Durasi tidur rata-rata terendah berdasarkan pengambilan data dengan perangkat aktigrafi diperoleh pada shift malam (300 menit), sedangkan durasi tidur tertinggi diperoleh pekerja non shift (358 menit). Data aktigrafi menunjukkan bahwa durasi tidur rata-rata pekerja PT. X menggunakan HVAC A lebih panjang daripada menggunakan HVAC B. Terdapat 59,5% responden mengalami normal fatigue dan 40,5% responden mengalami mild fatigue. Hampir seluruh responden memiliki sleep hygiene yang baik (95,2%) dan tidak ada hubungan antara sleep hygiene dengan PSQI/Kualitas Tidur. Tidak ada perbedaan yang signifikan kewaspadaan saat bekerja antara pekerja dengan kualitas tidur baik dan pekerja dengan kualitas tidur buruk (p-value : 0,466). Dan tidak terdapat hubungan antara Kualitas Tidur dengan kondisi kelelahan pekerja (p-value : 0,062).

Some major accidents on offshore platforms are caused by a lack of awareness and fatigue experienced by workers. Fatigue and lack of awareness in some literature is caused by a lack of good quality and quantity of sleep. The quality and quantity of sleep is affected by the sleep hygiene practiced by workers, the conditions of accommodation and work shifts performed. This study aims to observe of the quantity and quality of sleep, the relationship between sleep hygiene and the quality and quantity of sleep, and to observe the relationship between sleep quality and the aspects of alertness and fatigue experienced by workers. The research was conducted at the offshore platform of PT. X, with 24 workers responding to the questionnaire, and 22 workers using actigraphy tools. Actigraphic data collection was carried out for 14 working days and divided into three different shift groups. From the PSQI 63.1% of respondents had poor sleep quality and 36.9% of respondents had good sleep quality. The lowest average sleep duration based on data collection with actigraphic devices was obtained during the night shift (300 minutes), while the highest sleep duration was obtained by non-shift workers (358 minutes). Actigraphy data shows that the average sleep duration with HVAC A longer than using HVAC B. There were 59.5% of respondents experiencing normal fatigue and 40.5% of respondents experiencing mild fatigue. Almost all respondents had good sleep hygiene (95.2%) and there was no relationship between sleep hygiene and sleep quality. There was no relationship between sleep quality and worker alertness (p-value:0,466). And there is no relationship between sleep quality and worker fatigue (p-value: 0.062)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Qurniati
"[ABSTRAK
Latar Belakang : Kelelahan umum merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadi kecelakaan kerja. Peningkatan tekanan darah sering disertai dengan kondisi lelah pada seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan tekanan darah (sistolik, diastolik,MAP) dengan timbulnya kelelahan umum dan faktor-faktor yang berhubungan pada operator heavy dump truck di Binungan yaitu usia, status perkawinan, status gizi, kebiasaan olah raga, kebiasaan merokok, shift kerja, lama kerja,dan stres kerja.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 125 responden yang dipilih secara propotional random. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, data medical check up dan kuesioner. Pengukuran kelelahan dan tekanan darah menggunakan tensimeter dan waktu reaksi L77 Lakassidaya yang diukur sebelum dan sesudah bekerja. Analisis data menggunakan uji regresi linear untuk variabel numerik dan uji regresi logistik untuk variabel katagorik.
Hasil : Prevalensi kelelahan umum operator sebelum kerja sebesar 20% dan sesudah kerja 22.4% dengan tingkat kelelahan ringan. Faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada operator yaitu masa kerja > 3 tahun (r = 0.268) dengan nilai adjusted R square sebesar 6.4%. Faktor-faktor lain yang diteliti tidak berhubungan dengan kelelahan umum.
Kesimpulan : Perubahan tekanan darah tidak berhubungan dengan kelelahan umum. Faktor yang berhubungan dengan kelelahan umum adalah masa kerja.

ABSTRACT
Background : Increased blood pressure is often associated with general fatigue which one of risk factors for accidents in the workplace. The aim of this study is to determine the relationship blood pressure (systolic, diastolic, and MAP) with general fatigue and related factors related such as age, marital status, nutritional status, exercise, smoke, shift work, working periode, and stres.
Methodology: this study used a cross-sectional design with 125 respondents selected by proportional random sampling. Data collected through interviews, medical check-up data and questionnaires. Fatigue and blood pressure measurement using a sphygmomanometer and Lakassidaya L77 reaction time measured before and after work. Analysis data using linear regression test for numerical variables and logistic regression for catagorical variables.
Result : The prevalence of general fatigue in operators before work is 20% and 22.4% after working with mild fatigue level. Factors that related to fatigue is working period > 3 years with adjusted R-square value of 6.4% (r =0.268).Other factors are not associated with general fatigue. Conclusions: Blood pressure are not associated with general fatigue. Working periode is associated with general fatigue.;Background : Increased blood pressure is often associated with general fatigue which one of risk factors for accidents in the workplace. The aim of this study is to determine the relationship blood pressure (systolic, diastolic, and MAP) with general fatigue and related factors related such as age, marital status, nutritional status, exercise, smoke, shift work, working periode, and stres.
Methodology: this study used a cross-sectional design with 125 respondents selected by proportional random sampling. Data collected through interviews, medical check-up data and questionnaires. Fatigue and blood pressure measurement using a sphygmomanometer and Lakassidaya L77 reaction time measured before and after work. Analysis data using linear regression test for numerical variables and logistic regression for catagorical variables.
Result : The prevalence of general fatigue in operators before work is 20% and 22.4% after working with mild fatigue level. Factors that related to fatigue is working period > 3 years with adjusted R-square value of 6.4% (r =0.268).Other factors are not associated with general fatigue. Conclusions: Blood pressure are not associated with general fatigue. Working periode is associated with general fatigue., Background : Increased blood pressure is often associated with general fatigue which one of risk factors for accidents in the workplace. The aim of this study is to determine the relationship blood pressure (systolic, diastolic, and MAP) with general fatigue and related factors related such as age, marital status, nutritional status, exercise, smoke, shift work, working periode, and stres.
Methodology: this study used a cross-sectional design with 125 respondents selected by proportional random sampling. Data collected through interviews, medical check-up data and questionnaires. Fatigue and blood pressure measurement using a sphygmomanometer and Lakassidaya L77 reaction time measured before and after work. Analysis data using linear regression test for numerical variables and logistic regression for catagorical variables.
Result : The prevalence of general fatigue in operators before work is 20% and 22.4% after working with mild fatigue level. Factors that related to fatigue is working period > 3 years with adjusted R-square value of 6.4% (r =0.268).Other factors are not associated with general fatigue. Conclusions: Blood pressure are not associated with general fatigue. Working periode is associated with general fatigue.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indradi Noor Akbar
"ABSTRAK
Industri petrokimia beroperasi sepanjang jam, durasi kerja tanpa henti selama operasi
normal, terlebih pada kegiatan turn around, program pemeliharaan yang harus sesuai
target dan tepat waktu. Pada pelaksanaan turn around jumlah jam kerja diperpanjang
tidak seperti hari biasanya, hal ini dapat mengakibatkan personil terganggu dengan
kuantitas tidur, kualitas tidur dan sleep hygiene individu, kondisi seperti ini
mengakibatkan potensi kelelahan akut, mengurangi performance dan berpotensi
meningkatnya jumlah kejadian kecelakaan kerja. Penelitian analitik dengan desain
cross-sectional ini bertujuan mengetahui pola dan gambaran kuantitas tidur, kualitas
tidur, durasi kerja pada tenaga kerja turn around terhadap potensi kelelahan kerja akut.
Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data yaitu: kuesioner,
tensimeter, thermogun dan alat actigraph fitbit. Analisis data menggunakan uji beda
mean dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara
variable kuantitas tidur (p value = 0,001; OR = 0,115), kualitas tidur (p value = 0,030;
OR = 8,143), dan durasi kerja (p value = 0,013; OR = 5,769) dengan variable potensi
kelelahan kerja akut, penelitian ini terbukti dengan hasil pengukuran actigraph fitbit
dengan rata-rata tidur 235 menit atau setara dengan 3 jam 55 menit serta durasi kerja
yang lebih dari 12 jam setiap harinya selama kegiatan turn around.

ABSTRACT
The petrochemical industry is a 24‐hour a day industry, and thus at very high risk for
having employees who feel fatigued and could potentially make mistakes as a result,
especially in turnaround project, this systematic activities and able to complete
maintenance program which is on-time and targeted. In the turn around project, the
number of working hours is prolonged. It causes the employees experiencing problems
in sleep quantity, quality and individual sleep hygiene. The condition produces an acute
fatigue, less performance, and probably increases the number of accidents in the
workplace. An analitic research using cross-sectional design has a purpose to find out
the cycle and description of quantity and quality of sleep, working duration of turn
around employees to the potential of acute working exhaustion. This research use some
data collecting tools, namely: questionnaires, tension meter, thermogun and actigraph
fitbit. The data analysis used mean different test and chi square test. The result of this
research showed that there was a relationship between sleep quantity variable (p value
= 0.001; OR = 0.115) sleep quality (p value = 0,030; OR = 8,143) and working duration
(p value = 0.013; OR = 5.769) with the variable of acute working fatigue tendency. This
research, using actigraph fitbit measurement, proved that the average of sleep was 235
minutes or similar with 3 hours 55 minutes and the daily working duration was more
than 12 hours during the turn around operation."
2019
T52775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vindry Yana Cappenberg
"ABSTRACT
Pengemudi adalah salah satu pekerjaan kompleks yang melibatkan persepsi, koordinasi sensorimotorik serta membutuhkan kewaspadaan dan pembuatan keputusan. Jam kerja yang tidak tentu akan berpengaruh terhadap kuantitas tidur dan kualitas tidur meeka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran pengaruh sleep hygiene terhadap kuantitas tidur dan kualitas tidur pengemudi truk muatan. Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI terhadap 45 pengemudi laki-laki. Ditemukan sebanyak 25 orang 55,6 mendapatkan penilaian sleep hygiene buruk, dengan jumlah pengemudi yang mengalami kuantitas tidur kurang sebanyak 13 orang 52 dan kualitas tidur buruk sebanyak 14 orang 56. Kesimpulannya sleep hygiene memberi pengaruh baik terhadap kuantitas tidur maupun kualitas tidur pengemudi truk di PT. X walaupun dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan.

ABSTRACT
The driver is one of the complex jobs involving perception, sensorimotoric coordination as well requires vigilance and decision making. Unnecessary working hours will affect the quantity of sleep and the quality of their sleep. The purpose of this study was to look at the effect of sleep hygiene on the quantity of sleep and the sleep quality of truckload drivers. A cross sectional study design was used in this study using the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI questionnaire of 45 male drivers. It was found that 25 people 55,6 got poor sleep hygiene rating, with the number of drivers who experienced less sleeping quantity as many as 13 people 52 and poor sleep quality as many as 14 people 56. In conclusion sleep hygiene gives good influence on the quantity of sleep and sleep quality truck drivers at PT. X although in this study there is no significant relationship."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>