Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winda Hidayah Illahi
"ABSTRACT
Low back pain merupakan masalah pada punggung yang mampu menyerang usia remaja sekolah dan memiliki angka prevalensi yang meningkat dalam satu bulan. Backpack yang biasa digunakan oleh para remaja sekolah untuk membawa kebutuhan sekolah setiap hari mampu menyebabkan low back pain. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran pemakai backpack dengan karakteristik tertentu terhadap terjadinya low back pain di SMAN 1 Bringin. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan metode purposive sampling, jumlah sampel penelitian sebanyak 99 responden. Responden rata-rata didominasi oleh remaja yang berusia 14-20 tahun, perempuan, memiliki status gizi normal. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemakai backpack dengan low back pain memiliki nilai tengah berusia 15 tahun, angka low back pain pada perempuan lebih tinggi dari laki-laki yaitu 71,7, status gizi penderita low back pain mayoritas adalah status gizi normal, dan gambaran pemakai backpack dengan low back pain cukup tinggi yaitu 76,8 . Petugas UKS perlu meningkatkan kesadaran kebutuhab edukasi bagi para siswa agar siswa terhindar dari low back pain. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengembangkan faktor yang mampu mempengaruhi kejadian low back pain agar terhindar dari low back pain.

ABSTRACT
Low back pain is a problem in the back that is able to attack teenage school age and has an increased prevalence rate in one month. Backpack used by teenagers to bring school needs every day can cause low back pain. The purpose of this research is to know the backpack wearer with certain characteristic to the occurrence of low back pain in Bringin 1 Senior High School. The research design use cross sectional with purposive sampling method, the number of research sample is 99 respondents. The average respondent was dominated by 14 20 year olds, women, having normal nutritional status. The results showed that backpack wearers with low back pain had a middle age of 15 years, low back pain rate in women was higher than men, 71.7, nutritional status of low back pain patients majority were normal nutritional status, and picture of backpacker with low back pain is quite high at 76.8 . UKS officers need to raise awareness of educational needs for students to avoid low back pain. Further research is expected to identify and develop factors that can influence the low back pain incident avoid low back pain. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnima Dewi Syabani
"ABSTRAK
Prevalensi nyeri punggung karena penggunaan tas punggung semakin meningkat
pada anak sekolah. Kurangnya pengetahuan cara menggunakan tas punggung
yang aman menjadi salah satu penyebabnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan backpack safety dan keluhan nyeri punggung pada
siswa kelas 5 di Kelurahan Tegalpanjang Garut. Desain penelitian yang digunakan,
yaitu deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Instrumen yang
digunakan ada dua, yaitu pengukuran dan kuesioner. Dari 107 responden yang
diambil dengan teknik purposive sampling, ada 7 responden yang drop out
sehingga data yang lengkap berjumlah 100 buah. Hasil menunjukkan tidak ada
hubungan tingkat pengetahuan (p-value 0,981; α=0,05) dan karaktersitik
responden (usia, jenis kelamin, dan status gizi) terhadap keluhan nyeri punggung
(p>0,05). Saran bagi penelitian selanjutnya, yaitu menggunakan besaran sampel
lebih luas agar hasil penelitian lebih akurat.

Abstract
Back pain prevalence due to backpack usage in children is increasing. Lack of
knowledge about how to use backpack safely is one of the causes. The purpose of
this study was to find the correlation of backpack safety knowledge and back pain
complaint among 5th-grade-students from Kelurahan Tegalpanjang Garut. This
research used correlative descriptive with cross sectional approach. Data
collection was undertaken using measurement and questionnaire. Among 107
purposively selected respondets, there were 7 respondents dropped out so there
were 100 completed-data. The result showed no correlation between backpack
safety knowledge (p-value 0,981; α=0,05) and respondents? characteristics (age,
gender, and nutritional status) towards back pain complaint (P>0,05).
Recommendation for next research is using larger sample size for accurate result."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43158
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Rahmayani
"Nyeri punggung bawah cukup banyak terjadi pada penjahit konveksi. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan saat bekerja sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja penjahit konveksi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi di Sumatera Barat. Berdasarkan hasil analisis bivariat ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan (p=0,048), lama bekerja (p=0,048), jam kerja (p=0,044), risiko ergonomi (p=0,009), lingkungan kerja (p=0,048), dan aktivitas fisik (p=0,034) dengan kejadian nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi di Sumatera Barat. Analisis multivariat menunjukkan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi adalah lingkungan kerja (OR=3,634), pendidikan (OR=3,220), risiko ergonomi (OR=1,594) dan lama bekerja (OR=0,917). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi di Sumatera Barat, di antaranya pendidikan, lama bekerja, jam kerja, risiko ergonomi, lingkungan kerja, dan aktivitas fisik dengan faktor dominannya adalah lingkungan kerja. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan program keperawatan kesehatan kerja dalam pencegahan nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi.

Low back pain or lower back pain is quite common among the tailors convection. This causes discomfort during work, leading to a decrease in the productivity of these tailors. This research adopts a cross-sectional design to analyze factors related to lower back pain among the tailors convection in West Sumatra, Indonesia. Based on the bivariate analysis, significant correlations were found between education (p=0.048), length of employment (p=0.048), working hours (p=0.044), ergonomic risk (p=0.009), work environment (p=0.048), physical activity (p=0.034), and the occurrence of lower back pain among the tailors convection in West Sumatra. Multivariate analysis revealed that the dominant factors influencing the occurrence of lower back pain among the tailors convection were the work environment (OR=3.634), education (OR=3.220), ergonomic risk (OR=1.594), and length of employment (OR=0.917). This research concludes that several factors influence the occurrence of lower back pain among the tailors convection in West Sumatra, including education, length of employment, working hours, ergonomic risk, work environment, and physical activity, with the work environment being the dominant factor. The findings of this study are expected to be considered in the development of occupational health nursing programs to prevent lower back pain among the tailors convection."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fia Wahyuni
"Perawat memiliki insidensi tertinggi untuk mengalami low back pain (LBP) dibanding dengan pekerja profesional lainnya yang bekerja di rumah sakit. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi keluhan low back pain pada perawat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini dipilih secara consecutive sampling pada perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah, penyakit dalam, neurologi, intensif dan IGD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 104 orang (78.8%) responden memiliki keluhan LBP. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap keluhan LBP faktor IMT, riwayat LBP, aktivitas fisik/ olahraga, jumlah jam kerja dan aktivitas saat bekerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keluhan LBP pada perawat (p value < 0,05), dengan faktor yang paling berpengaruh adalah obesitas. Penanganan terhadap faktor-faktor risiko (IMT, riwayat LBP, aktivitas fisik/ olahraga, jumlah jam kerja dan aktivitas saat bekerja) yang mempengaruhi keluhan LBP pada perawat dapat direkomendasikan untuk mencegah timbulnya keluhan LBP, sehingga tidak mengurangi kemampuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien.

Nurses have the highest incidence of experiencing low back pain (LBP) compared with other professional workers in hospitals. The purpose of this study is to identify the risk factors affecting the nurses complaints of low back pain. The study design used is cross sectional. Respondents in this study were selected by consecutive sampling. The sample in this study was nurses in inpatient surgery ward, internal medicine ward , neurology ward, intensive care unit and emergency unit.
The results showed 78.8% nurses had LBP complaint and the factors BMI, history of LBP, physical activity / exercise, hours of work and activity at work has a significant effect on complaint LBP in nurses (p value <0.05), with the most influential factor is obesity. Treatment of risk factors that affect LBP complaint to the nurse can be recommended to prevent the onset of LBP complaint, so it will not reduce the ability to implement nursing care to patients
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Kurniawan
"Pendahuluan: Low Back Pain (LBP) adalah keluhan rasa nyeri, ketegangan otot atau rasa kaku di daerah pinggang yaitu di pinggir bawah iga sampai lipatan bawah bokong (plica glutea inferior), dengan atau tanpa penjalaran rasa nyeri ke daerah tungkai (scintica). Perawat yang bekerja di area yang membutuhkan aktivitas fisik yang berat lebih rentan terhadap LBP. Mekanika postur tubuh yang tidak tepat juga memiliki efek langsung pada LBP. Perawat di ruang operasi memiliki risiko tersebut salah satunya adalah karena berdiri di posisi yang sama untuk waktu yang lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kejadian low back pain dan durasi berdiri lama statis pada perawat di ruang operasi.
Metode: Kasus ini tentang seorang wanita berusia 45 tahun yang bekerja sebagai asisten operator/perawat di ruang operasi rumah sakit mengalami nyeri di punggung belakang sejak empat bulan yang lalu dan menjalar ke tungkai bawah, dan didiagnosis dengan low back pain. Pencarian literatur dilakukan melalui PubMed, Scopus, ProQuest, dan juga dilakukan dengan metode hand searching. Kriteria inklusi adalah tinjauan sistematis, studi kohort, studi kasus-kontrol, studi cross sectional, low back pain, prolonged standing/ long stand/standing posture, occupational, dan nurse. Kemudian, dinilai secara kritis menggunakan kriteria yang relevan oleh Oxford Center for Evidence-Based Medicine.
Hasil: Tiga studi cross-sectional yang relevan ditemukan melalui pencarian literatur dan setelah dinilai secara kritis, dapat disimpulkan bahwa semua artikel tersebut valid. Besar dan ketepatan estimasi hubungan antara pajanan dan hasil dalam studi pertama antara LBP dengan posisi berdiri lama pada perawat ruang operasi adalah p 0,002, OR = 1.8 95%, CI (1.2-4,4). Studi kedua menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perawat ruang operasi dengan posisi berdiri lama (posisi menetap selama minimal tiga jam) dengan nilai p 0.001, OR = 2.1, 95% CI (1.4-5,3). Pada studi ketiga juga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara LBP dengan berdiri lama dengan nilai p 0.04, OR = 1.09, 95% CI (0.49-2.38).
Kesimpulan: Bukti yang tersedia dari tiga studi cross sectional membuktikan bahwa terdapat dua artikel yang menunjukan estimasi besar risiko yang signifikan secara statistik antara low back pain dengan durasi posisi berdiri lama statis pada perawat ruang operasi pada kedua studi namun hanya satu studi yang menjelaskan bahwa kejadian LBP terjadi pada durasi berdiri lama minimal selama tiga jam bekerja. Direkomendasikan untuk menyediakan antifatigue mat/standing mat, alas kaki yang nyaman, dan penyediaan kursi untuk dapat duduk/berdiri, edukasi dan pelatihan cara kerja ergonomis minimal setahun sekali, program stretching tiap dua jam selama 10-15 menit, dan memberikan jumlah tenaga perawat ruang operasi yang mencukupi. Desain penelitian yang lebih baik seperti seperti kohort atau kontrol kasus diperlukan untuk memberikan bukti yang lebih kuat bahwa durasi berdiri lama statis dapat menyebabkan low back pain pada perawat ruang operasi.

Background: Low Back Pain (LBP) is a complaint of pain, muscle tension or stiffness in the lumbar region, namely at the lower edge of the ribs to the lower fold of the buttocks (plica glutea inferior), with or without pain radiating to the leg area (scintica). Nurses who work in areas that require strenuous physical activity are more prone to LBP. Improper posture mechanics also have a direct effect on LBP. Nurses in the operating room have such risks, one of which is due to standing in the same position for a long time. The purpose of this study was to determine the relationship between the incidence of low back pain and the duration of static long standing in nurses in the operating room.
Methods: This case is about a 45-year-old woman who works as an assistant operator/nurse in a hospital operating room feel pain in the back since four months ago and radiating to the lower limbs, and was diagnosed with low back pain. A literature search was conducted through PubMed, Scopus, ProQuest, and also by hand searching. Inclusion criteria were cohort studies, case-control studies, cross sectional studies, low back pain, prolonged standing/long standing/standing posture, occupational, and nurse. Then, it was critically appraised using relevant criteria by the Oxford Center for Evidence-Based Medicine.
Results: Three relevant cross-sectional studies were found through the literature search and after critical appraisal, it can be concluded that all the articles are valid. The magnitude and precision of the estimated association between exposure and outcome in the first study between LBP and prolonged standing in operating room nurses with p value 0.002, OR = 1.8 95%, CI (1.2-4.4). The second study showed that there was an association between operating room nurses and prolonged standing position (sedentary position for at least three hours) with p value 0.001, OR = 2.1, 95% CI (1.4-5.3). The third study also concluded that there was an association between LBP and prolonged standing with p value 0.04, OR = 1.09, 95% CI (0.49-2.38).
Conclusion: The available evidence from three cross-sectional studies proved that two articles showed statistically significant risk estimates between low back pain and duration of long static standing position in operating room nurses but only one study explained that the incidence of LBP occurred in long standing duration for at least three hours of work. It is recommended to provide antifatigue mats/standing mats, comfortable footwear, and provide chairs to be able to sit/stand, education and training on ergonomic work methods at least once a year, stretching programs every two hours for 10-15 minutes, and provide sufficient numbers of operating room nurses. Better research designs such as cohort or case control are needed to provide stronger evidence that long static standing duration can cause low back pain in operating room nurses.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Khairi Lufti
"Nyeri punggung bawah merupakan gangguan otot tulang dan rangka yang paling sering dialami dokter gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa profesi kedokteran gigi saat melakukan pembersihan karang gigi. Penelitian bersifat cross-sectional, berlokasi di Klinik Integrasi 1 RSKGM X pada bulan Januari 2016 dengan objek penelitian adalah kursi operator, kursi pasien dan postur. Data dikumpulkan melalui kuesioner, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain kuri operator dan kursi pasien berdampak pada timbulnya postur janggal. Edukasi posisi ideal, prosedur pemeliharaan sarana kerja, aktivitas fisik diharapkan dapat mengurangi keluhan nyeri punggung bawah.

Lower back pain is the most common muskulosceletal problem in dentistry. This study aims to describe the risk factors of low back pain of dentistry students who perform scaling. The study design was cross-secctional descriptive analytic, located at Klinik Integrasi 1 RSKGM X with dental stool, dental chair and work posture as the object. Data collected from questionnaires, physical examination and observation. The results showed that design of dental stool and dental chair affected awkward posture of the operator. Training of ideal position, inspection and maintenance procedures of facilities, training of physical activity are expected to reduce low back pain."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Krisyanti Husin
"Low back pain (LBP) sering dialami oleh manusia, tidak terkecuali pada populasi pekerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi low back pain (LBP) pada pekerja adalah postur kerja. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi postur kerja pada operator Bottom Case di PT. Showa Indonesia Manufacturing pada bulan Maret tahun 2013. Alat ukur yang digunakan adalah REBA.
Hasil REBA yang didapat pada operator Bottom Case pada proses buffing, cleaning dan mendorong kereta termasuk dalam kategori sedang dan memerlukan tindakan lebih lanjut seperti stretching dilakukan pada seluruh shift kerja, refresh training dan modifikasi pada mesin.

Low back pain (LBP) often experienced by human, no exception in the worker population. One of the factor that influence low back pain (LBP) in worker is working posture. The research done by observing the working posture on the operator Bottom Case at PT. Showa Indonesia Manufacturing on March 2013. Measuring instrument used is REBA.
The results of REBA obtained on the operator Bottom Case on the process of buffing, cleaning and drive train are included in the category medium and require further action as stretching is done on the entire work shift, refresh training and modifications to the engine.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Ingewaty Wijaya
"Berdasarkan data kunjungan pengemudi taksi ke klinik pool Cinere PT. X didapatkan 50% keluhan nyeri dan pegal-pegal di badan, salah satunya daerah punggung bawah. Keluhan gangguan muskuloskeletal menempati urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak di klinik pool Cinere PT. X.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sudut punggung-tungkai atas dan faktorfaktor lain dengan peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut pada pengemudi taksi PT. X.
Desain penelitian ini adalah potong lintang. Terdapat 158 responden yang dipilih secara proportional random sampling. Variabel terikat adalah peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut dan variabel bebas adalah umur, tinggi badan, indeks massa tubuh, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, lama mengemudi per hari, shift kerja, sudut punggung-tungkai atas, sudut fleksi lutut.
Pengumpulan data dengan wawancara, pengisian log sheet, pengisian kuesioner Visual Analogue Scale sebelum dan sesudah bekerja, pemeriksaan fisik dan pengambilan foto pengemudi yang sudah diberikan reflective tape serta diminta untuk duduk senyaman mungkin sama seperti mengemudi sehari-hari.
Dari 158 responden, didapatkan 78 orang (49,4%) mengalami nyeri punggung bawah akut pasca bekerja dan diantaranya terdapat 40 orang (25,3%) yang mengalami peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut. Pada analisis multivariat, didapatkan faktor dominan terjadinya peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut adalah sudut punggung-tungkai atas ≤ 103⁰ (RO = 17,14; IK 95% = 5,03-58,44) dan sudut fleksi lutut < 65⁰ (RO = 9,06; IK 95% = 2,75-29,81). Didapatkan tinggi badan ≥ 165 cm mengurangi risiko peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut (RO = 0,31, IK 95% = 0,13-0,72). Pekerjaan mengemudi taksi dengan sudut punggung-tungkai atas ≤ 103⁰ merupakan faktor dominan peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut.
Disarankan pengemudi melakukan relaksasi otot punggung dan menjaga sudut punggung-tungkai atas melebihi 103⁰ dengan memundurkan sandaran kursi sebanyak 5 kali.

According to the data of taxi drivers? visit to the clinic of Cinere Pool of PT. X, it was suggested that 50% of the visit were caused by the complaints of body ache and stiffness. One of them was in the lower back region. Musculoskeletal disorder occupied the first position of the top 10 diseases in the Clinic of Cinere Pool of PT. X.
The objective of this study is to know the association between lumbarthigh angle and other factors with increased intensity of acute low back pain among taxi drivers at PT.X.
The design of this study is cross-sectional. There were 158 respondents selected by proportional random sampling. The dependent variable was the increased intensity of acute low back pain and the independent variables were age, height, body mass index, exercising habit, smoking habit, length of driving per day, work shift, lumbar-thigh angle, and knee flexion angle. Data collection was conducted by interview, log sheets, questionnaire Visual Analogue Scale (before and after work), physical examination, and image captures of the drivers whom had been marked with reflective tape and asked to sit as comfortable as possible, the same as daily driving.
Of 158 respondents, there were 78 respondents (49.4%) experiencing acute low back pain after work and there were 40 respondents (25.3%) experiencing increased intensity of acute low back pain. The analysis of multivariate suggested that the dominant factor of increased intensity of acute low back pain were lumbar-thigh angle ≤ 1030 (OR = 17.14; CI 95% = 5.03 ? 58.44) and knee flexion angle < 65⁰ (OR = 9.06; CI 95% = 2.75 ? 29.81). It was also suggested that height ≥ 165 cm reduced the risk of increased intensity of acute low back pain (OR = 0.31, CI 95% = 0.13 ? 0.72).
Driving taxi with lumbar-thigh angle ≤ 103⁰ is the dominant factor of increased intensity of acute low back pain. It is recommended for the drivers to relax the back muscles and maintain the lumbar-thigh angle over 1030 by withdrawing backward the backrest 5 times."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Khrisnapandit
"Latar belakang: Nyeri pinggang bawah (NPB) sering dialami oleh pramugari yang dapat membatasi tugas dan tanggung jawab pramugari. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan NPB pada pramugari sipil penerbangan jarak dekat dan menengah di Indonesia.
Metode: Studi potong lintang dengan sampling purposif dilakukan di antara pramugari sipil penerbangan jarak dekat dan menengah yang melakukan pemeriksaan kesehatan berkala di Balai Kesehatan Penerbangan tanggal 5-26 Mei 2014. Data demografi, pekerjaan dan NPB dikumpulkan menggunakan kuesioner. Definisi NPB ialah nyeri anamnesis yang pernah atau masih dirasakan pada pinggang bawah 1 bulan terakhir, non-neural, tidak terkait cedera akut yang tidak berhubungan pekerjaan. Analisis regresi Cox digunakan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan NPB.
Hasil: Di antara 333 pramugari yang melaksanakan pengujian kesehatan, 292 orang bersedia berpartisipasi, dan 292 orang yang bersedia mengikuti penelitian, dan 245 di antaranya memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 37,6% pramugari menderita NPB. Faktor dominan yang mempertinggi risiko NPB ialah jam terbang dan jumlah sektor 24 jam terakhir. Pramugari dengan jam terbang 9 jam atau lebih dibandingkan dengan yang kurang dari 9 jam berisiko 84% lebih tinggi mengalami NPB [risiko relatif suaian (RRa = 1,84; p = 0,000]. Ditinjau dari jumlah sektor dalam 24 jam terakhir, pramugari dengan 4 sektor atau lebih dibandingkan yang kurang dari 4 sektor berisiko 49% lebih tinggi mengalami NPB (RRa = 1,49; p = 0,047).
Simpulan: Jam terbang 24 jam terakhir selama 9 jam atau lebih dan jumlah sektor 24 jam terakhir sebanyak 4 sektor atau lebih meningkatkan risiko nyeri pinggang bawah.

Background: Low back pain (LBP) often experienced by flight attendants could limit their duties and responsibilities. Aim of this study was to determine the correlation between flight time and other factors with LBP among short and medium haul commercial female flight attendants in Indonesia.
Methods: Cross-sectional study with purposive sampling among short and medium haul commercial female flight attendants who conducting medical examination on May 5-26th 2014 at Civil Aviation Medical Center. Demographic, job and LBP data collected using questionnaire and physical examination. Definition of LBP was historically pain that ever or still felt in lower back in the last month, non-neural, and no non-working related acute injury. Cox regression analysis used to identify risk factor associated LBP.
Results: Among 333 female flight attendants who were conducting medical examination, 292 attendants willing to participate, and 245 meet inclusion criteria. There were 37.6% flight attendants experienced LBP. The dominant factors increasing LBP risk were flight time and number of sectors in the last 24 consecutive hours. Female flight attendant with 9 hours or more flight time compared with less have 84% higher LBP risk [adjusted relative risk (RRa) = 1.84; p = 0.000]. Review from number of sectors in the last 24 consecutive hours, female flight attendant with 4 sectors or more compared with less have 49% higher LBP risk (RRa = 1.49; p = 0.047).
Conclusion: Nine hours or more flight time and 4 sectors or more in the last 24 consecutive hours have higher risk of LBP.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Belmi Andra
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran tingkat risiko pada pekerja manual handling terhadap keluhan low back pain. Faktor risiko terdiri dari faktor ergonomi dan faktor individu. Tingkat faktor risiko ergonomi dinilai dengan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Selain itu juga digunakan metode wawancara untuk melihat faktor individu dan gambaran keluhan subjektif nyeri pinggang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan observasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri yang di derita pekerja merupakan low back pain mekanik yang disebabkan oleh otot yang kelelahan karena beban kerja yang berlebihan. Oleh karena itu dibutuhkan perbaikan dan perubahan sistem kerja, seperti perubahan tempat kerja untuk menghindari postur janggal, penambahan jumlah pekerja, pengurangan jam kerja, membatasi beban maksimal yang dapat diangkat dan lain-lain. Perubahan dan Perbaikan sistem kerja tersebut diharapkan dapat mengurangi faktor risiko dan keluhan nyeri pinggang.

This study discusses about the risk level and low back pain at manual handling workers. Risk factors consist of ergonomic factors and individual factors. The risk level of ergonomic factors assessed by Rapid Entire Body Assessment (REBA) method. It is also used interview method to look at individual factors and overview of subjective complaints of low back pain. This is a descriptive study using observational approach.
The results showed that the pain suffered by workers is a mechanical low back pain caused by muscle fatigue due to excessive workload. Therefore, it needs changed and improvements work system, such as changes in the workplace to avoid awkward postures, increasing the number of workers, reduction in working hours, limiting the maximum load that can be lifted and etc. Changes and improvement of work system is expected to reduce the risk factors and back pain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>