Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafahana Ansiklia Kirana
"Anak memulai preferensi makanannya saat memasuki usia sekolah. Untuk dapat memberikan informasi mengenai makanan sehat kepada anak, diperlukan pengetahuan mengenai sejauh mana pemahaman anak mengenai makanan. Penelitian ini akan melihat gambaran konsep makanan pada anak usia prasekolah usia 4-6 tahun yang dilihat berdasarkan na ve theory. Peneliti melakukan adaptasi terhadap penelitian Slaughter dan Ting 2010 dengan melakukan pilot study berupa focus group discussion untuk mengembangkan panduan wawancara agar sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep makanan anak usia prasekolah berada dalam kategori biological associationism, psychological, vitalistic,dan mechanical. Selain itu dalam penelitian ini ditemukan kategori baru yaitu magical thinking. Pembentukan konsep makanan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu informasi dari orang tua, sekolah, teman, tayangan yang ditonton serta pengalaman anak dengan makanan itu sendiri.

Children started to learn about their food preferances in preschool age, In order to give children information about healthy foods, it required a knowledge on childrens understanding about food. This study aimed to find a description about concept of food in preschool age 4 6 years old that analized by na ve theory. The researchers made an adaptation from of Slaughter and Ting 2010, by doing a pilot study in a form of focus group discussion to develop interview guides to adjust the condition of Indonesian preschool children.
The result showed that Indonesian preschool children are reasoning in biological associationism, psychological, vitalistic, and mechanical to explain about foods. Moreover, this research found new categorization in food concept that is magical thinking. In forming concept about food, preschool are influenced by various factors, including information from parents, school, friends, or medias also children's experience with food itself.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafiz Afianto
"Penelitian eksplorasi ini bertujuan untuk melihat perbandingan pemahaman konsep makanan pada anak usia early childhood dan middle childhood menggunakan analisis teori Piaget. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai konsep makan anak di kedua kelompok usia. Partisipan penelitian adalah kelompok usia Early Childhood (4-6 tahun) dan anak usia Middle Childhood (8-9 tahun) yang berdomisili di daerah Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa kedua kelompok usia menunjukkan karakteristik perkembangan kognitif sesuai dengan teori Piaget. Kedelapan partisipan dari kedua usia mempu menjawab pertanyaan yang mencakup tujuan makan, efek dari makanan tertentu, efek dari kuantitas makanan, efek dari diet tidak seimbang, dan ciri dari makanan sehat dan tidak sehat. Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa faktor sosial seperti pengaruh dari orang tua menjadi faktor yang terbesar dalam memengaruhi konsep anak mengenai makanan dimana hal tersebut menggambarkan adanya social experience yang memengaruhi konsep anak. Anak usia sekolah memiki pemahaman makanan yang lebih baik dibandingkan anak usia early childhood. Anak usia middle childhood sudah mampu menjawab alasan dari jawaban mereka, sedangkan anak usia early childhood belum mampu menjelaskan alasan yang diutarakannya. Partisipan usia middle childhood juga mampu dalam menjelaskan proses yang terjadi di dalam tubuh seseorang ketika mengkonsumsi makanan tertentu.

This exploratory study aims to compare the understanding of food concepts in early and middle childhood using Piaget's theory analysis. This study used a qualitative approach to obtain a broader picture of the concept of child eating in both age groups. The study participants were Early Childhood age group (4-6 years) and Middle Childhood age group (8-9 years) who lived in the Jakarta area. The results show that both age groups exhibit cognitive development characteristics according to Piaget's theory. The eight participants of both ages were able to answer questions covering the purpose of eating, the effects of certain foods, the effects of food quantity, the effects of an unbalanced diet, and the characteristics of healthy and unhealthy foods. Based on the results of the interview, it can be seen that social factors such as the influence of parents are the biggest factors in influencing the child's concept of food, which illustrates the existence of social experiences that affect the concept of children. Middle Childhood children have better understanding/knowledge of food as opposed to Early Childhood children. Middle Childhood children have been able to elaborate reasons for their answers, in contrast to Early Childhood. Middle Childhood participants are also able to explain the processes that occur in a person's body when consuming certain of foods."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Adani Harsya
"Usia kanak-kanak madya sedang berada pada masa yang aktif diantaranya dengan mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, anak membutuhkan asupan makan yang baik untuk mendukung kegiatan mereka sehari-hari. Konsumsi makanan pada anak dipengaruhi oleh konsep makanan yang juga dipengaruhi oleh kemampuan kognitif. Kanak-kanak madya mengkonstruk konsep dengan menjadi individu yang aktif melalui pengalaman dan observasi. Mereka juga diberikan pengetahuan dari orang-orang di sekitarnya dan dari media massa. Penelitian ini ingin mengetahui konsep makanan anak dan dianalisis menggunakan na ve theory yang menjelaskan penalaran sebab-akibat anak sehari-hari.
Peneliti menggunakan desain kualitatif dengan metode wawancara dan observasi untuk mengetahui konsep makanan anak pada empat komponen, yaitu purpose of eating, quantity of food, effect of specific foods, dan effect of an unbalanced diet dan ditambah informasi dari orang tua anak. Analisis dilakukan dengan menyamakan penalaran anak ke dalam beberapa kategori. Hasil analisis yang didapatkan menunjukkan bahwa anak cenderung memiliki penalaran biological associationism, vitalistic, dan mechanical pada konsep makanan. Selain itu, diketahui bahwa anak mengkonstruk konsep makanan dari keaktifan mencari tahu dan dari banyak sumber terutama dari keluarga mereka.

Middle childhood ages are in the phase where they actively engage in activities such as activities at school and socializing in their circles. According to that, children need more food intake to support their daily activities. Food consumption in children is affected by the concept of the food that rsquo s also influenced by their cognitive abilities. How they construct their concept is influenced by observing the environment and learn from their experience. They also acquire their knowledge through mass media and help form people around them. This study aim to know the nutrition concept on middle childhood by using na ve theory, that explain children rsquo s every day causal reasoning.
The design of this study is qualitative approach by interviewing and observing the children individually. The area of study divided into four components construct of purpose of eating, quantity of food, effect of specific foods, and effect of an unbalanced diet. Additionally, clarification from parents were inserted to complement the information. The result of this study indicates that children in middle childhood have biological associationism, vitalistic, and mechanical reasoning in food concept. This study also found that children construct food concept from their active experience and from various source mainly from parents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vitri Mardiati
"Kemampuan kognitif yang dimiliki kanak-kanak madya sudah jauh lebih kompleks dibandingkan anak usia prasekolah, namun belum mencapai kemampuan kognitif di usia remaja. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget kanak-kanak madya telah masuk dalam tahap perkembangan concrete operational. Pada tahap ini anak sudah mampu membuat penalaran pada konsep konkret, salah satunya adalah makanan. Idealnya anak di tahap usia ini sudah membangun konsep makanan yang jauh lebih logis karena kemampuan kognitif di tahap ini adalah membuat penalaran yang sifatnya logis atau rasional. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep makanan yang dianalisis dengan teori perkembangan kognitif piaget.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggali informasi dari 4 orang kanak-kanak madya dan ibu dari masing-masing anak tersebut. Analisis dilakukan berdasarkan masing-maisng karakteristik kemampuan kognitif Piaget.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kemampuan kognitif yang muncul saat anak menjelaskan konsep makanan adalah klasifikasi, kausalitas, transformasi, decenter, less egocentrism, dan reversibility, namun masih ditemukan tiga karakteristik yang ada di tahap perkembangan preoperasional yaitu centering, semilogical reasoning dan symbol dan sign. Hasil penelitian juga menemukan keterkaitan antara konsep makanan dengan kepercayaan yang termasuk dalam sociocentric. Ada dua faktor yang mempengaruhi konsep makanan yaitu sosial terutama ibu dan active experienc yang berasal dari eksplorasi anak terhadap makanan.

The cognitive abilities of middle childhood are much more complex than preschoolers, but have not achieved cognitive abilities in adolescence. According to the theory of cognitive development Piaget middle aged children have entered the stage of development of concrete operational. At this stage the child is able to make reasoning on concrete concepts, one of which is food. Ideally a child at this stage of age has already developed a more logical concept of food because the cognitive ability at this stage is to make logical or rational reasoning. Therefore, this study aims to explore the concept of food that is analyzed based on Piaget cognitive developmental theory.
This study is a qualitative study that digs information from 4 middle childhood and their mother. The analysis based on Piaget cognitive capability characteristics.
The results that the characteristics of cognitive abilities that emerged when the child explained the concept of food is classification, causality, transformation, decenter, less egocentrism, and reversibility, but still found three characteristics that exist in preoperational that is centering, semilogical reasoning and symbol and sign. The results also found an association between the concept of food and beliefs that are included in sociocentric. There are two factors that influence the concept of food that is social especially mother and active experience from children rsquo s exploration of food.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Aisha Maghfira
"Masa kanak-kanak awal merupakan periode penting untuk membiasakan perilaku makan anak. Konsep makanan merupakan prediktor utama keberhasilan rancangan intervensi perilaku makan, sehingga perlu diketahui konsep makanan pada anak usia prasekolah karena merupakan skema yang mendasari perilaku makan anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat gambaran konsep makanan pada anak usia prasekolah 4-6 tahun ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget. Empat orang partisipan menunjukkan karakteristik preoperational thought dalam menjelaskan pemahaman tentang makanan, yang mencakup tujuan dari makan, efek dari makanan tertentu, efek dari kuantitas makanan, efek dari diet yang tidak seimbang, serta jenis dan ciri makanan sehat serta tidak sehat. Wawancara dengan orang tua dan pengasuh menggambarkan social experience yang berperan dalam pembentukan konsep makanan, terdiri dari orang tua ibu dan ayah, anggota keluarga lain nenek dan kakek, pengasuh/asisten rumah tangga, sekolah, dan media.

Early childhood is a crucial period of life to promote childrens healthy eating habits. Since food concept is an important predictor of successful interventions of eating behavior, more knowledge is needed about food concept among preschool children children because it is a scheme that underlies eating behavior. This study used qualitative research to describe food concept on preschool children 4-6 years old based on Piagets theory of cognitive development. Four participants indicated characteristics of preoperational thought when explained food concept, covered five components of food purpose of eating, effects of specific food, effects of different quantities of food, effects of an unbalanced diet, types and feature of healthy and unhealthy food. The interview with parents and caregiver described social experience that play a role in the formation of childrens food concept, which is parents mother and father, another family members e.g grandmother and grandfather, housemaid, school, and media.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Adhi Permata
"E-Learning Management Systems (EMAS) adalah sebuah platform belajar daring yang digunakan oleh Universitas Indonesia (UI). Dengan menggunakan platform EMAS, aktivitas akademik mahasiswa dapat dipantau. Berdasarkan aktivitas akademik mahasiswa, dimungkinkan untuk menentukan klasifikasi performa akademik mahasiswa. Aktivitas akademik yang dimaksud diantaranya adalah mahasiswa mengakses EMAS, mahasiswa mengerjakan quiz di EMAS, dan mahasiswa berpartisipasi forum di EMAS. Pada tugas akhir ini digunakan model klasifikasi Naïve Bayes, yaitu klasifikasi dengan asumsi kondisi antar fitur adalah saling bebas. Hasil performa model dilihat dari nilai Matthew’s Correlation Coefficient (MCC) terbesar. Sebelum implementasi, ditentukan proporsi data training dan data testing terbaik. Proporsi 80%:20% dengan periode data 4 minggu adalah proporsi dengan nilai MCC terbesar, yaitu 0,4745. Metode Mutual Information menghasilkan tujuh fitur terpilih, yaitu banyaknya tugas yang diunggah, banyaknya materi yang dikunjungi, banyaknya kunjungan ke start quiz, banyaknya quiz yang diunggah, banyaknya materi dokumen yang dikunjungi, banyaknya forum yang dikunjungi, dan lamanya durasi mengerjakan quiz. Dengan 7 fitur terpilih, performa model naik sebesar 15,15%, dan performa model meningkat lagi sebesar 26,5% jika dilakukan oversampling dengan metode Synthetic Minority Oversampling Technique. Hasil prediksi dari 47 mahasiswa adalah 43 mahasiswa diprediksi benar lulus, 2 mahasiswa diprediksi benar tidak lulus, dan 2 mahasiswa yang diprediksi salah yaitu mahasiwa diprediksi tidak lulus namun sebenarnya lulus.

E-Learning Management Systems (EMAS) is an online learning platform that used by the University of Indonesia (UI). By using the EMAS platform, student academic activities can be monitored. Based on the student's academic activities, it is possible to determine the classification of student academic performance. The academic activities in question include students accessing EMAS, students taking quizzes at EMAS, and students participating in forums at EMAS. In this final project, the Naïve Bayes classification model is used, namely classification with the assumption that the conditions between features are independent of each other. The results of the model's performance are seen from the largest Matthew's Correlation Coefficient (MCC). Prior to implementation, the proportion of the best training and testing data is determined. The proportion of 80%:20% with a data period of 4 weeks is the proportion with the largest MCC value, which is 0.4745. The Mutual Information method resulted in seven selected features, namely the number of tasks uploaded, the number of materials visited, the number of visits to the quiz start, the number of quizzes uploaded, the number of document materials visited, the number of forums visited, and the length of duration of taking the quiz. With 7 selected features, the performance of the model increases by 15.15%, and the performance of the model increases again by 26.5% if oversampling is carried out using the Synthetic Minority Oversampling Technique method. The prediction results from 47 students were 43 students were predicted to pass correctly, 2 students were predicted to fail correctly, and 2 students were predicted to be wrong, namely students predicted not to pass but actually passed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyastuti Erika Pratiwi
"Pada masa remaja, individu sudah memiliki minat untuk berpacaran, namun banyak orang tua yang melarang anak remajanya berpacaran. Hal ini dapat menimbulkan konflik di antara mereka atau justru membuat anak berpacaran tanpa sepengetahuan orang tua. Orang tua melarang anak remajanya berpacaran karena mereka memiliki pandangan negatif tentang pacaran pada remaja, padahal ini belum tentu benar. Konsep pacaran dan perilaku pacaran pada remaja perlu diketahui agar orang tua dapat menyikapi dengan lebih bijaksana keinginan anaknya untuk berpacaran dan dapat mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan pacaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi sebagai pendukung hasil wawancara.
Penelitian ini difokuskan pada remaja awal karena konflik antara orang tua dan anaknya berkaitan dengan dengan masalah pacaran memuncak pada masa remaja awal (Medinnus & Johnson, 1969). Subjek penelitian berjumlah empat orang (2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan) berusia 14-15 tahun, yang termasuk ke dalam kategori remaja awal menurut Lerner (1993). Keempat subjek memiliki konsep pacaran yang berbeda-beda, namun mereka memiliki kesamaan dalam karakteristik esensial pacaran, yaitu adanya "penembakan" untuk menjadi pacar. Tiga dari empat subjek menampilkan perilaku pacaran yang serupa, yaitu mengobrol, jalan-jalan, mengunjungi rumah pacar/dikunjungi, berpegangan tangan, cium pipi, berpelukan, dan berciuman bibir.

In adolescence, an individual usually has already had interest to go dating, but many parents forbid their children to do so. This situation can lead to a conflict between them or cause the adolescent to go dating without his/her parents know about it. The parents forbid their children to go dating because they have negative thoughts about dating in early adolescence, even though these thoughts may not be correct. The dating concept and dating behavior need to be known so parents can respond more wisely on dealing with their adolescent children?s interest to go dating and so they can anticipate the negative things caused by dating. The researcher in this study uses a qualitative approach with interview method and observation method to support the result of the interview.
This research is focused among early adolescents because conflict between parents and their children related to dating issues is peaking in early adolescence (Medinnus & Johnson, 1969). There are 4 subjects of the research (2 males and 2 females) aged 14-15 years old, which fall under the category of early adolescence according to Lerner (1993). All four subjects have different dating concept, but they have similarity in essential characteristic of dating, that is there must be a proposal to be someone?s girlfriend/boyfriend. Three of the four subjects have similar dating behavior, namely having conversation, going somewhere together, visiting the partner?s house/being visited by the partner, holding hands, kissing cheeks, hugging, and lip kissing.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resnick, Robert, 1923-2014
New York: John Wiley & Sons, 1972
530.11 RES b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Wazirsyah
"E-Learning Management System (EMAS) merupakan aplikasi yang dibuat oleh Universitas Indonesia dengan berbagai fitur salah satunya forum diskusi online. Dalam forum diskusi online, mahasiswa dapat membuat postingan-postingan dalam bentuk teks untuk bisa berdiskusi. Postingan-postingan dalam bentuk teks memiliki peran penting dalam meningkatkan performa mahasiswa yang terkhusus pada kelulusannya. Pada tugas akhir ini, Multinomial Naïve Bayes (MNB) digunakan untuk mengklasifikasi performa mahasiswa berdasarkan postingan-postingan dalam bentuk teks pada forum diskusi online. Sebelum dilakukan tahapan klasifikasi, postingan-postingan tersebut dilakukan preprocessing dan pemberian bobot kata pada teks menggunakan TF-IDF. Hasil TF-IDF dinyatakan dalam bentuk vektor-vektor, proses ini disebeut dengan proses vektorisasi. Banyaknya dokumen dari data hasil vektorisasi TF-IDF yang digunakan yaitu sebanyak 228, dengan proporsi mahasiswa lulus dan tidak lulus secara berturut-turut, yaitu sebesar 219 dan 9. Pada data tersebut didominasi oleh mahasiswa lulus, artinya data tersebut tidak seimbang, sehingga diperlukan proses SMOTE untuk menyeimbangkan data. Kemudian, dilakukan implementasi model MNB pada 3 kasus pembagian data training dan data testing, yaitu 70%;30%, 80%:20% dan 90%:10%, dengan cara melatih model pada data training dan menguji model pada data testing untuk memperoleh klasifikasi performanya. Implementasi dilakukan sebanyak lima kali percobaan, sehingga didapatkan model MNB dapat mengklasifikasi performa mahasiswa dengan baik dan hasil kinerja model terbaik pada data testing 30% yaitu rata-rata akurasi sebesar 0,956, rata-rata recall sebesar 0,979, dan rata-rata f1-score sebesar 0,977. Namun rata-rata presisi terbaik didapatkan pada data testing 20%, yaitu sebesar 0,977.

E-Learning Management System (EMAS) is an application created by the University of Indonesia with various features, one of which is an online discussion forum. In online discussion forums, students can make posts in the form of text to be able to discuss. Posts in the form of text have an important role in improving student performance, especially at graduation. In this final project, Multinomial Naive Bayes (MNB) is used to classify student performance based on posts in text form on online discussion forums. Prior to the classification stage, the posts were preprocessed and assigned word weights to the text using TF-IDF. The results of TF-IDF are expressed in the form of vectors, this process is called the vectorization process. The number of documents from the TF-IDF vectorized data used is 228, with the proportion of students graduating and not graduating respectively, which is 219 and 9. SMOTE to balance data. Then, the implementation of the MNB model was carried out in 3 cases of distribution of training data and testing data, namely 70%; 30%, 80%:20% and 90%:10%, by training the model on the training data and testing the model on the testing data to obtain performance classification. The implementation was carried out five times, so that the MNB model was able to classify student performance well and the best model performance results were on 30% testing data, namely an average accuracy of 0.956, an average recall of 0.979, and an average f1-score of 0.956. 0.977. However, the best average precision was obtained at 20% testing data, which was 0.977."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Kristadi Leksono
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi IPv6 mengalami peningkatan yang signifikan, terutama dengan semakin dekatnya era Internet of Things atau biasa disebut IOT. Seiring dengan proses peralihan dari versi 4 ke versi 6, terdapat celah keamanan yang rawan khususnya terhadap serangan maya yang memberi ancaman kepada perusahaan yang melakukan implementasi topologi jaringan IPv6.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model penerimaan terhadap faktor yang berpengaruh pada perilaku individu dalam melakukan pengamanan pada topologi jaringan IPv6 dan melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan individu dalam melakukan antisipasi keamanan pada topologi jaringan IPv6.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif menitikberatkan pada pengolahan statistik dengan teknik Structural Equation Modeling (SEM) terhadap hasil pengisian kuisioner oleh responden serta metode kualitatif dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara narasumber yang berlatar belakang praktisi, akademisi maupun perwakilan pemerintah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman terhadap kelebihan-kelebihan IPv6 kepada pengguna maupun pengelola jaringan adalah prioritas pertama yang harus dilakukan dalam mendorong tindakan antisipasi keamanan pada topologi jaringan IPv6.

ABSTRACT
The evolution of IPv6 technology has become a worldwide trend and showed a significant increase, particularly with the near-coming era named Internet of Things or so-called IOT. Concomitant with the transition process from version 4 to version 6, there are open security hole that considered to be vulnerable, mainly against cyber attacks that poses a threat to companies implements IPv6 network topology.
The purpose of this research is to create a model of acceptance of the factors that influenced the behavior of individuals in providing security within IPv6 network topology and analysis of factors that affects the acceptance of individuals in anticipating security with regards to IPv6 network topology.
This study was conducted using both, quantitative method focuses on statistical processing on the result of questionnaire filled by respondents using Structural Equation Modeling (SEM), as well as qualitative method to conduct Focus Group Discussion (FGD) and interviews with various background such as: practitioners, academics and government representatives.
The results showed that the understanding of the advantages of IPv6 to the users or the network administrator is the first priority should be done in regards to encourage behavior of security anticipation on IPv6 network topology"
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>