Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Ayu Amanda Indri Utami Pidada
"Pada masa remaja individu akan mengalami tekanan yang berkaitan dengan sekolah. Model coping yang fungsional, seperti active coping dan internal coping, dapat membantu remaja dalam menghadapi tekanan terkait sekolah tersebut secara adaptif. Salah satu faktor yang dapat memprediksi penggunaan coping yang fungsional pada remaja adalah family functioning. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian terhadap perbedaan penggunaan model active coping dan internal coping antara siswa kelas XII SMA yang memiliki keluarga dengan keberfungsian balanced, moderately balanced, mid range, dan extreme. Hubungan antara ketiga dimensi family functioning pada active dan internal coping juga diteliti dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan pada 447 siswa kelas XII SMA dari sekolah-sekolah di Jabodetabek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penggunaan active coping style antara siswa yang berasal dari keluarga dengan keberfungsian balanced, moderately balanced, mid range, dengan siswa dari keluarga extreme. Tidak ditemukan adanya perbedaan antara keempat kelompok keberfungsian keluarga terhadap internal coping style. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dimensi cohesion, adaptability, dan communication, terhadap active coping style, dan hubungan yang positif antara dimensi adaptability dan communication, terhadap internal coping style.

Adolescence is a time when individuals will experience a lot of stressors, one of stressors is associated with school. Functional coping models, such as active coping and internal coping, can help adolescents to deal with the school related stress adaptively. One factor that can predict the use of functional coping in adolescents is family functioning. In this research, I tested the use of active coping and internal coping model between XII high school students with families that is classified as balanced, moderately balanced, mid range, and extreme. The relationship between the three dimensions of family functioning on active and internal coping is also examined in this study. The study was conducted on 447 XII high school students from schools in Jabodetabek.
The results showed that there was a difference in the use of active coping style between students who came from balanced, moderately balanced, and mid range families, with students from extreme families. There was no difference between the four groups of family functioning to internal coping style. The results also show that there is a positive relationship between cohesion dimension, adaptability, and communication, to active coping style, and positive relationship between adaptability and communication dimension, to internal coping style.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Insyiranda
"Penggunaan coping yang fungsional dalam menghadapi permasalahan berkaitan dengan sekolah merupakan suatu hal penting yang dapat memberi manfaat terhadap performa akademik yang baik di sekolah. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi penggunaan coping pada remaja. Keterlibatan orangtua diasumsikan dapat memprediksi penggunaan coping pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan orangtua yang dipersepsikan oleh siswa dan coping terkait stres sekolah pada remaja. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sejumlah 405 orang remaja yang merupakan siswa kelas tiga SMA berasal dari delapan sekolah di wilayah yang berbeda-beda. Persepsi keterlibatan orangtua diukur berdasarkan dua versi, yaitu ayah dan ibu dengan menggunakan alat ukur Reported Father Involvement Scale Finley Schwartz, 2004 dan Reported Mother Involvement Scale Finley, Mira, Schwartz, 2008 . Sedangkan, coping terkait stress sekolah diukur dengan menggunakan alat ukur Coping Accross Situational Questionnaire-Revised Barnes, 2011 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dua jenis coping style yaitu active coping dan internal coping dengan persepsi keterlibatan ayah maupun ibu.

Applying functional coping when dealing with school related problems is very important that can be benefical to make a good academic performance at the school. There are several factors that can affect the use of coping in adolescents. Parental involvement was assumed can predict the use of coping in adolescents. The aim of this study is to see the relationship between parental involvement that perceived by students and coping with school related stress in adolescence. Participants of this study was 405 adolescents in third grade high school students from eight different schools. Perceived parental involvement was measured in two version, that was father and mother using Reported Father Involvement Scale Finley Schwartz, 2004 and Reported Mother Involvement Scale Finley, Mira, Schwartz, 2008 . While coping with school related stress was measured by Coping Accross Situational Questionnaire Revised Barnes, 2011 . The result showed that there are significant relationship between two types of coping style, that were active coping and internal coping with both perceived father involement and perceived mother involvement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Clarissa
"Salah satu tekanan yang dirasakan oleh remaja adalah tekanan akademis. Dalam menghadapi masalah tersebut dibutuhkan coping yang baik oleh remaja. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa coping stress dengan jenis active dan internal coping memiliki hubungan dengan dukungan sosial yang didapatkan oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi dukungan sosial dari keluarga dan teman sebaya terhadap gaya coping to school-related stress yang dilakukan oleh remaja khususnya siswa kelas 12 SMA. Penelitian dilakukan pada 452 remaja dengan rentang umur 16-19 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dukungan sosial yang dipersepsikan dari keluarga dan teman memiliki kontribusi terhadap gaya active coping. Dukungan sosial yang dipersepsikan dari keluarga dan teman disisi lain tidak memiliki kontribusi pada internal coping. Maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial yang dipersepsikan dari orang tua dan teman memiliki kontribusi pada active coping, sehingga dukungan sosial dari teman dan keluarga baik dilakukan untuk membantu remaja mengatasi tekanan mereka yang berhubungan dengan sekolah.

Studies shown adolescent experiences some stress, one of the stress is academic stress. To deal with the problem, they need an adaptive coping which described as active coping and internal coping. Studies shown that coping stress has a correlation with social support which adolescent get from family and peers. This study aims to find the contribution from social support to adolescent rsquo s coping style to school related stress on 12th grader students. This study was conducted on 452 students, from 16 19 years old.
From the data obtained, study found that perceived social support from family has a contribution to active coping, similarly perceived social support from friend has a contribution to active coping. Meanwhile on the other side, perceived social support from family and friend do not have a contribution to internal coping, and so perceived social support from friend. From the result, we can conclude that perceived social support from friend and family have contribution to active coping. So that it is better to provide a social support from family and friend to help adolescents cope with their school related stress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ayu Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perceived parenting style dan coping style to school related stress pada remaja. 442 siswa/I SMA kelas 3 turut berkontribusi dalam penelitian ini. Perceived Parenting Style diukur dengan kuesioner Parenting Style Questionaire PSQ yang dikembangkan oleh Lamborn et al 1991, sedangkan Coping style to school Related Stress diukur dengan menggunakan Coping Across Situation Questionaire CASQ yang dikembangkan oleh Seiffge-Krenke et al 2001.
Hasil penelitian memaparkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan F= 2,748, p0,05 antara perceived parenting style dan internal coping style pada remaja. Gambaran mengenai jenis persepsi parenting style juga dapat dilihat dari penelitian ini. Diketahui pula bahwa anak yang menggunakan active coping style cenderung mempersepsikan orang tua mereka dengan gaya pengasuhan yang authoritative dibanding dengan gaya pengasuhan lainnya.

This research was investigated the relationship between perceived parenting style and coping style to school related stress in adolescence. 442 students was participated in this research. Perceived Parenting Style was measured by Parenting Style Questionaire PSQ that previously developed by Lamborn et al 1991, and Coping style to school Related Stress was measured by Coping Across Situation Questionaire CASQ that was developed by Seiffge Krenke et al 2001.
Result of this study found that there was significant correlation F 2,748, p0,05 perceived parenting style and internal coping style in adolsence. Description about type of perceived parenting style also conducted in this study. This research uncover that adolescence who uses active coping style tend to perceived their parents as authoritative parenting style than the others style of parenting.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Dian Larasati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga dan coping stres pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama. Sebanyak 315 responden mengisi kuesioner alat ukur keberfungsian keluarga (FACES-II dan Family Communication Scale) dan coping stres (Brief COPE). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki keberfungsian keluarga yang cukup baik dan coping stres yang cukup adaptif. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keberfungsian keluarga dan coping stres (r = .133, p < .05).

The aim of this research was to examine the relationship between family functioning and coping stress among Universitas Indonesia’s first-year college students. A total of 315 respondents complete questionnaires on family functioning (FACES-II and Family Communication Scale) and coping stress (Brief COPE). In this research, the result points out that the respondents have moderate family functioning and moderately adaptive coping stress. The result of this research also indicates a positive and significant relationship between family functioning and coping stress (r = .133, p < .05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinesia Febrianti
"Saat duduk di kelas 12 SMA, siswa akan mendapatkan banyak tuntutan akademis yang dapat menyebabkan stres. Untuk mengatasi stres tersebut, diperlukan penggunaan coping yang tepat. Salah satu hal yang berhubungan dengan penggunaan coping adalah goal orientation yang dimiliki individu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis goal orientation dengan gaya coping adaptif terhadap stres terkait sekolah pada siswa kelas 12 SMA. Adapun partisipan ini berjumlah 284 partisipan yang berasal dari SMA di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan dengan Achievement Goal Questionnaire-Revised dan Coping Across Situation Questionnaire-Revised. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mastery-approach goal r=0,219.

12th graders can have academic demands that will result in stress. A suitable coping style is needed to manage that stress. One of the factors that relate to an individuals coping style is their goal orientation. This study aims to find the relationship between type of goal orientation and adaptive coping style related to school related stress among 12 th graders. The participants of this study were 284 students from high schools in Greater Jakarta Area. The measurements used were Achievement Goal Questionnaire Revised and Coping Across Situation Questionnaire Revised. Based on this study, a significant relationship was found between mastery approach goal r 0,219, p 0,05 and performance approach goal r 0,147, p 0,05 with active coping. Thus, no relationship was found between mastery avoidance goal r 0,036, ns and performance avoidance goal r 0,092, ns with active coping, as well as between mastery approach goal r 0,046, ns , mastery avoidance goal r 0,010, ns , performance approach goal r 0,031, ns , and performance avoidance goal r 0,081, ns with internal coping. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktarina Rizka Putri
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat apakah keberfungsian keluarga dapat berfungsi sebagai prediktor kecanduan internet pada remaja akhir. Pada penelitian ini, partisipan berjumlah 504 orang yang masuk kedalam kategori remaja akhir, yaitu berusia 18 ndash; 22 tahun. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Internet Addiction Test IAT untuk mengukur kecanduan internet dan Family Assesment Device FAD untuk mengukur keberfungsian dari keluarga yang dipandang oleh partisipan. Kemudian didapatkan hasil bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi kecanduan internet pada remaja akhir R=,145.

This study has the intent to see whether family functioning predict internet addiction among late adolescents. In this study, participants amounted to 504 people who entered into late adolescent category, namely aged 18 22 years. The measuring tool used in this research are Internet Addiction Test IAT to measure Internet addiction and Family Assessment Device FAD to measure the functioning of the families seen by the participants. Then the results obtained that family functioning can significantly predict internet addiction among late adolescents R ,145."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hiryadi
"Sikap asertif menjadi penting pada masa remaja, karena pada masa ini remaja sudah mulai memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana teman dan lingkungan sosial sangat berpengaruh. Masa remaja merupakan proses dimana mulai senang berkelompok dan melakukan kegiatan bersama-sama dengan teman-teman, dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya remaja kadang menghadapi tekanan-tekanan. Tekanan ini biasa berupa ajakan, rayuan bahkan paksaan untuk melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak ingin dilakukan. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan remaja, termasuk sikap asertif. Penelitian ini merupakan penelitian dcngan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk menguji hubungan karakteristik orang tua dan pola asuh keluarga dengan sikap asertif siswa SMA di Kota Banjarmasin. Populasi penelitian adalah siswa yang tercatat di sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Banjarmasin tahun ajaran 2006/2007. Jumlah sampel pada penelitjan ini sebanyak 99 siswa yang dilakukan dengan teknik multistage sampling. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik orang tua yang berhubungan dengan sikap asertif siswa SMA kota Banjarmasin adalah pendidikan ayah (p =0,001), pendidikan ibu (p = 0,000), pekerjaan ayah (p = 0,000), pekerjaan ibu (p= 0,001), dan tipe keluarga (p = 0,008). Sedangkan analisis korelasi pola asuh juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan sikap asertif siswa (p=0,002). Hasil analisis multivariat didapal 3 variabel yang berhubungan dengan sikap asertif yaitu pendidikan ayah, pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu, dimana pekerjaan ayah merupakan variabel yang paling dominant berhubungan dengan sikap asertif siswa. Perawat komunitas diharapkan memberikan infonnasi kepada remaja, orang tua tentang sikap asertif dan orang tua meningkatkan komunikasi dan interaksi yang terbuka dan jujur dengan siswa."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Yuliana
"Remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikologis yang pesat. Hal ini membuat remaja rentan mengalami masalah kesehatan, salah satunya gangguan perilaku makan. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu peer attachment dan parent attachment. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya hubungan peer dan parent attachment dengan gangguan perilaku makan pada remaja SMA. Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 65 responden yang diambil berdasarkan purposive sampling. Kriteria responden penelitian yaitu remaja usia 15-17 tahun dan mengalami gangguan perilaku makan. Gangguan perilaku makan diidentifikasi menggunakan alat ukur The Eating Attitudes Test-26 EAT-26, sedangkan attachment diukur dengan mengadakan penyuluhan secara berkala berkaitan dengan berat badan ideal, perilaku makan yang baik, dan gizi seimbang. The Inventory of Peer and Parent Attachment IPPA yang valid dan reliabel. Penelitian ini telah dinyatakan lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan peer attachment dengan gangguan perilaku makan p=0,000;r=0,459, dan ada hubungan parent attachment dengan gangguan perilaku makan p=0,020;r=0,288. Rekomendasi adalah sekolah dapat memaksimalkan upaya membangun perilaku hidup sehat dengan mengadakan penyuluhan secara berkala berkaitan dengan berat badan ideal, perilaku makan yang baik, dan gizi seimbang.

The growth and development on adolescent changes rapidly. It makes adolescent become more vulnerable with health problems, one of them is disordered eating behaviors. Peer attachment and parent attachment are factors that influence the problem. This study is aimed to determine the correlation between peer and parent attachment with disordered eating behaviors in high school adolescents. Its design was cross sectional with 65 samples and selected through purposive sampling. technique.The Criteria of respondents were adolescent aged 15 17 years and experienced disodered eating behaviors. Disordered eating behaviors were identified using the The Eating Attitudes Test 26 EAT 26, while attachments were measured by The Inventory of Peer and Parent Attachment IPPA. Both of them are valid and reliable. This research has been declared escaped ethical review by Research Ethics Committee Faculty of Nursing University of Indonesia.
The results showed there were a correlation between peer attachment and disordered eating behaviors p 0,000 r 0,459 . Also, there were a correlation between parent attachment and disordered eating behaviors p 0,020 r 0,288 . This study recommends that schools can maximize efforts to build healthy lifestyles by conducting periodic counseling related to ideal body weight, good eating behavior, and balanced nutrition."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Maria Permatasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan resiliensi pada remaja madya dengan status ekonomi sosial rendah di Jakarta. Variabel keterlibatan ayah diukur menggunakan Father Involvement and Nurturant Fathering Scales yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004 yang dilihat dari perspektif anak. Variabel resiliensi diukur menggunakan Resilience Scale 14 item RS-14 oleh Wagnild dan Young 2009 . Partisipan pada penelitian ini sebanyak 207 remaja yang berusia 14 hingga 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan ayah dan resiliensi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam kehidupan remaja perlu diperhatikan karena akan berhubungan dengan kemampuan remaja untuk beradaptasi ketika sedang menghadapi kondisi yang sulit.

The purpose of this study is to examine the relationship between father involvement, and resilience among middle adolescence with low social economic status in Jakarta. Father involvement was measured from the child rsquo s perspective using Father Involvement and Nurturant Fathering Scales by Finley and Schwartz 2004. Resilience was measured using Resilience Scale 14 item RS 14 by Wagnild and Young 2009 . The participants are 207 adolescents aged 14 to 18 years old. The result of this research indicated that there is a positively significant relationship between father involvement and resilience. This result showed that the way father involved in adolescent rsquo s life has a correlation with adolescent rsquo s competence in adapting in the wake of life rsquo s misfortunes.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>