Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131730 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vitorio Mantalean
"ABSTRAK
Kemapanan major label yang notabene pihak paling berpengaruh dalam industri musik populer mengalami guncangan akibat demokratisasi akses yang disebabkan oleh revolusi digital, tak terkecuali di Indonesia. Hal tersebut membuat major label perlu mencari berbagai sumber pemasukan baru sejak bisnis music sales tak lagi dapat diandalkan sebagai tumpuan pendapatan. Grup band Nidji yang masuk pada saat industri musik populer Indonesia tengah limbung rupanya tetap mampu bertahan di saat banyak grup band seusianya lenyap tertelan ganasnya ombak industri. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Nidji sanggup mempertahankan diri sebagai grup band yang tetap populer dan produktif pada era keterpurukan industri musik populer Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesediaan Nidji menjadi ujung tombak pemasukan Musica Studio dalam bisnis manajemen artis membuat Nidji tetap dapat produktif dan populer selagi menguntungkan Musica Studio sebagai major label yang menaunginya. Selain itu, Musica Studio sebagai major label juga menerapkan sejumlah strategi guna menciptakan efisiensi produksi karya musik seraya melakukan ekspansi bisnis ke bidang-bidang lain.

ABSTRACT
The democratization of access caused by digital revolution shook the status quo of major label as the most influencing and decisive player in the pop music industry, including in Indonesia. It urged major labels to search for new sources of revenue since music sales business was no longer reliable. Music group Nidji, that stepped in at the time of Indonesia 39 s pop music industry was unsteady, apparently are still able to survive until now while other groups their age are drowning. Using qualitative approach, this case study research aims to find out how Nidji could maintain themselves as productive and popular music group in the adversity era of Indonesia pop music industry. The result shows that Nidji rsquo s willingness to be the spearhead of Musica Studio rsquo s revenue in artist management business kept themselves productive and popular while at the same time helped Musica Studio securing their revenue stream. In the other hand, Musica Studio as the major label also applied some strategies to create production efficiency while expanding their business to another sectors. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliefia Augustine
"Penelitian ini mengenai agensi perempuan dalam industri musik independen di Indonesia. Penulis berargumen bahwa musisi perempuan mempraktikkan otonomi dalam tatanan dunia patriarkis–di mana perempuan memiliki sedikit kesempatan untuk angkat bicara (Yab et al., 2022)--dan kapitalis–di mana industri jasa secara umum dan musik secara khusus terpusat di pulau Jawa dan Bali (Resmadi & Batari, 2020). Meskipun literatur akademik dan temuan riset menunjukkan bahwa musisi dari kelompok budaya non-dominan sulit berpartisipasi dalam industri musik, penulis berargumen bahwa musik independen memberikan bukti sebaliknya. Dengan mengambil kasus kelompok musik perempuan asal Lombok, The Dare. Kelompok musik perempuan ini mempraktikkan feminisme di tengah komersialisasi musik independen Indonesia yang didominasi laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk memahami praktik feminisme dalam karya The Dare dengan menggunakan data sekunder. Penulis meminjam konsep reproduksi ideologi feminisme dan partisipasi audiens (Keltie, 2017) untuk mencapai tujuan ini. Penelitian ini menemukan bahwa The Dare mempraktikkan agensi melalui partisipasi audiens, dan mempromosikan feminisme melalui pertunjukan dan citra yang mereka bangun di dalam jaringan maupun di luar jaringan.  

This journal is about women musicians’ agency in Indonesia’s independent music industry. In this journal, the author argues that women musicians practice autonomy in a patriarchal world–where there is only a small opportunity for women to speak up (Yab et al., 2022)–and a capitalist world–where service industry in general and specifically music industry focused in Java and Bali (Resmadi & Batari, 2020). Even though many literature and academic findings show that musicians who come dari marginalized cultures find it hard to participate in the music industry, the author argues that independent music proves the opposite. By looking at The Dare, a girl group from Lombok. This girl group practices feminism amidst the commercialization of Indonesia’s independent music industry which is dominated by men. This research aims to understand the feminism practice by The Dare with secondary data. The author uses feminism ideology reproduction and audience participation concept (Keltie, 2017) to achieve the result. This research finds that The Dare practice agency through audience participation and promoting feminism through their act and online-offline branding."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kintan Ayunda Wisnu Putri
"[ ABSTRAK
Industri musik saat ini sudah merambah ke ranah digital. Perilaku masyarakat terhadap musik pun berubah dimana mereka lebih memilih untuk mengakses musik secara digital daripada secara fisik. Kemudahan tersebut juga berdampak terhadap semakin ketatnya persaingan antar musisi yang membuat munculnya banyak pilihan musik. Dikarenakan hal tersebut, pemain dalam industri musik harus membuat dirinya menonjol diantara pemain lainnya agar dapat bertahan di industri ini. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan guerilla marketing yang dapat menangkap perhatian orang-orang dengan memberikan efek surprise agar terjadi diffusion effect dan dengan biaya yang relatif rendah terutama dengan utilisasi media baru sebagai media alternatif. Penggunaan guerilla marketingmerupakan hal yang tidak lazim di Industri musik, namun sebuah grup band yang berasal dari Montreal bernama Arcade Fire mencapai kesuksesan dalam penjualan album barunya, Reflektor, dengan menerapkan guerilla marketinguntuk memasarkan album tersebut. Pihak Arcade Fire mengimplementasi penggunaan guerilla marketing tersebut berdasarkan model marketing A.I.D.A dan memanfaatkan media baru. Melalui hal ini, hasil akhir yang diharapkan adalah action dari masyarakat berupa pembelian album. Tulisan ini
dibuat untuk menganalisa penggunaan guerilla marketingdengan menggunakan media baru di dalam industri
musik;

ABSTRACTNowadays, the music industry is venturing into the digital realm. People’s behaviour towards music is changing whereas people nowadays prefer ro access music digitally rather than physically. This convinience also resulted in the increasing competition among musicians who provide music options. Based on this, a music industry player must make himself stand out among other players in order to survive in this industry. One of theway is by using guerilla marketing to promote their music which be able to capture people’s attention by surprising (surprise effect) them in order to create a diffusion effect at relatively at low cost, especially by the emergence of the new media as an alternative media. The usage of guerrilla marketing in the music industry is not a common thing, but Arcade Fire, a band from Montreal, achieved success by selling their newest album using guerrilla marketing. The implementation of this successful guerrilla marketing strategy is based on the AIDA marketing model and new media usage. Through this strategy, the expected result is action from the community in the form of purchasing the album. This paper is made to analyze the usage or guerilla marketing through new media in the
music industry., Nowadays, the music industry is venturing into the digital realm. People’s behaviour towards music is changing whereas people nowadays prefer ro access music digitally rather than physically. This convinience also resulted in the increasing competition among musicians who provide music options. Based on this, a music industry player must make himself stand out among other players in order to survive in this industry. One of theway is by using guerilla marketing to promote their music which be able to capture people’s attention by surprising (surprise effect) them in order to create a diffusion effect at relatively at low cost, especially by the emergence of the new media as an alternative media. The usage of guerrilla marketing in the music industry is not a common thing, but Arcade Fire, a band from Montreal, achieved success by selling their newest album using guerrilla marketing. The implementation of this successful guerrilla marketing strategy is based on the AIDA marketing model and new media usage. Through this strategy, the expected result is action from the community in the form of purchasing the album. This paper is made to analyze the usage or guerilla marketing through new media in the
music industry.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz Turhan Kariko
"Tesis ini membahas mengenai dominasi musik pop Melayu dengan melakukan analisis tesktual terhadap lagu-lagu pop Melayu, observasi pada program-program musik di televisi, dan wawancara terhadap pihak-pihak yang memiliki informasi terhadap fenomena tersebut. Tesis ini menggunakan pendekatan paradigma teori kritis untuk memperoleh gambaran mengenai teks dan dampaknya melalui media televisi. Hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya kesimpulan, bahwa musik pop Melayu memiliki keseragaman musik yang kuat sehingga merupakan suatu fenomena dalam konteks industri budaya, juga sifatnya yang dominan karena dikukuhkan oleh program-program musik televisi yang bersifat hegemonik. Kesuksesan musik pop Melayu mendatangkan keuntungan yang tinggi untuk pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, sehingga semangat kapitalisme sangat dominan di dalam wacana musik tersebut. Peneliti juga menemukan adanya perlawanan dari pergerakan musik label indie untuk melawan dominasi pop Melayu, untuk melawan kemunduran kualitas dan kreatifitas bermusik yang dikukuhkan oleh media massa arus utama.
This thesis discusses the domination of Malay pop through textual analysis on the songs, observation on musical programs, and interviews on important figures. The data on this research was analyzed through a critical theory approach to gain an understanding of the text and it?s effects. The result of this thesis concluded that the Malay pop contains a strong uniformity which is called a phenomenon in the context of culture industry, while also being dominant because of the legitimacy created by the media. The nature of Malay pop was also very profitable for those participating in it; therefore the spirit of capitalism was also quite dominant in this context. This thesis also discusses the resistance from the indie music movement, to fight the regressive quality in music that was legitimized by the mainstream mass media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risyam Rakhmatullah
"ABSTRAK
Idolling yang dibawa oleh JKT48 dari Jepang telah mengalami proses kontekstualisasi terhadap nilai dan norma yang ada di Indonesia dengan tujuan agar dapat diterima sebagai budaya populer seperti di Jepang. Studi-studi sebelumnya menyatakan bahwa manajemen dari grup idola telah melakukan proses komodifikasi dan lokalisasi budaya dalam membawa idolling sebagai budaya populer ke Indonesia. Berbeda dengan studi-studi sebelumnya, argumentasi dari penelitian ini adalah idolling yang dibawa oleh JKT48 muncul sebagai ruang negosiasi bagi manajemen JKT48 yang berasal dari Jepang dengan manajemen, anggota dan penggemar JKT48 yang kemudian membentuk idolling versi hybrid. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi sebagai metode pengumpulan data. JKT48 di dalam tulisan ini didefinisikan sebagai sebuah entitas yang melibatkan manajemen, anggota dan penggemar JKT48. Idolling versi hybrid muncul sebagai hasil negosiasi budaya yang berbeda antara Jepang dan Indonesia. Proses negosiasi tersebut melibatkan manajemen, anggota dan penggemar JKT48 sebagai bentuk resistensi terhadap budaya populer yang masuk yaitu idolling.

ABSTRACT
Idolling that was brought by JKT48 from Japan has experienced the process of contextualization of values and norms in Indonesia with the purpose to be accepted as popular culture as in Japan. Previous studies have stated that from within the management of the idol group has done the process of commodification and localization of culture in bringing idolling as a popular culture to Indonesia. Different from previous studies, the argument from this research is that the idolling that was brought by JKT48 emerged as a third space for JKT48 management from Japan with management, members and fans of JKT48 which later formed a hybrid version of idolling. This research is a qualitative research with in depth interview and observation as data collecting method. JKT48 in this paper define as an entity that involving management, members and fans of JKT48. Hybrid version idolling emerged as a result of cultural negotiations that took place in the third space . The negotiation process involves the management, members and fans of JKT48 as a form of resistance to idolling as popular culture which was originated from Japan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lusia Savitri Setyo Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya eksploitasi seksualitas dalam
Korean Pop Music Video terutama dalam music video ‘Marionette’ dari Stellar,
‘Something’ dari Girl’s Day, ‘New Era’ dari Phantom dan ‘A.D.T.O.Y’ dari 2PM.
Analisis berfokus pada bagaimana bentuk-bentuk eksploitasi seksualitas yang
ditampilkan dalam keempat music video tersebut, lalu melanjutkannya pada level
makna denotatif dan konotatif serta mitos yang dibangun. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dan menggunakan analisis semiotika milik Roland Barthes yang
mempunyai sistem pertandaan bertingkat, denotasi dan konotasi, serta berujung pada
sebuah mitos. Analisis dimulai dengan membaca tanda-tanda eksploitasi seksualitas
yang ada di dalam music video kemudian mengungkap makna konotatifnya. Dari situ
terlihat mitos yang dibangun dan yang tersembunyi di dalamnya. Mitos-mitos yang
teridentifikasi yaitu perempuan ditampilkan sebagai objek dan laki-laki sebagai
subjeknya; ketika laki-laki berlaku sebagai objek, ia ditampilkan sebagai laki-laki
yang maskulin dan mempunyai bentuk tubuh ideal yang menggambarkan kejantanan
dan kelelakiannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa eksploitasi seksualitas
dalam Korean Pop Music Video mempunyai beberapa ideologi yang dibawa yaitu
ideologi kapitalisme, patriarki, dan maskulinitas di mana ideologi-ideologi tersebut
memojokkan kaum perempuan

ABSTRAK
This research aims to find the exploitation of sexuality in Korean Pop Music Video,
especially in the music video 'Marionette' by Stellar, 'Something' by Girl's Day, 'New
Era' by Phantom and 'ADTOY' by 2PM. The analysis focuses on how the forms of
sexuality exploitation shown in the fourth music video, then continue at the level of
denotative and connotative meanings, also the myths that are constructed in it. This
research is qualitative and uses semiotic analysis from Roland Barthes who have
multilevel signification system, denotation and connotation, and culminate in a myth.
The analysis begins with reading the signs of sexuality exploitation that is in the
music video then uncover connotative meaning. From there, it’ll looks the myths that
are constructed and hidden in it. The myths which identified are women who
displayed as objects meanwhile men as the subject; when men as the object, they’re
displayed as a masculine man and having an ideal body shape that describes
masculinity and manhood. The research concluded that the exploitation of sexuality
in Korean Pop Music Video has brought some ideologies which are the ideology of
capitalism, patriarchy and masculinity in which these ideologies discredit women."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisya Jenina Albayroni
"K-pop marketing merupakan strategi pemasaran khusus yang dilakukan oleh agensi hiburan K-pop yang menaungi para artis Korea Selatan kelas dunia. Artikel ini membahas tentang bagaimana NewJeans dengan agensi hiburannya, ADOR, meluncurkan strategi pemasaran baru yang lebih segar dan jarang ditemukan pada artis K-pop lain, hingga meraih banyak penghargaan meskipun usia grupnya masih terbilang muda. NewJeans merupakan grup K-pop yang debut pada tahun 2022, namun sudah menerima atensi yang sangat tinggi dari penggemar K-pop maupun masyarakat umum di dunia. Penelitian ini dilakukan menggunakan kajian literatur, disertai dengan analisa akun media sosial, aplikasi ponsel, dan situs web yang dimiliki NewJeans. Hasil penelitian ini mengungkapkan bagaimana strategi yang dibentuk, seperti strategi dalam proses debut, penggunaan aplikasi fans relations, dan viral marketing berhasil diterapkan oleh ADOR dan NewJeans.

K-pop marketing is a distinctive marketing strategy carried out by K-pop entertainment agencies who debuts world-class South Korean artists. This article discusses how NewJeans and its entertainment agency, ADOR, launched a new marketing strategy that is fresher and rarely found in other K-pop artists, and leads them to win many awards despite the relatively young age of the group. NewJeans is a K-pop group that debuted in 2022, but has received very high attention from K-pop fans and the general public around the world. This research was conducted using literature review methods, as well as by carrying out analysis of social media, phone applications, and website owned by NewJeans. The results of this study reveal how strategies were established, such as strategies in the debut process, using fan relations applications, and viral marketing that were successfully implemented by ADOR and NewJeans."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Nabilah Humaira
"Strategi Marketing Public Relations atau MPR merupakan salah satu cara meningkatkan pelayanan atau produk. Tulisan ini dikhususkan untuk perusahaan musik asal Korea Selatan, SM Entertainment, yang menggunakan strategi MPR dalam pemasaran artisnya, EXO. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui strategi MPR apa yang mereka gunakan serta mana yang paling mempengaruhi pemasarannya. Analisis yang dilakukan melalui berbagai artikel berita dan hasil interpretasi penulis yang didukung oleh data, baik dari media sosial hingga prestasi yang dihasilkan oleh EXO. Tulisan ini didukung oleh teori dari public relations dan konsep marketing public relations. Hasil analisis memperlihatkan bahwa strategi marketing public relations dengan komponen lain didalamnya mampu membuat serta meningkatkan produk dan pendapatan perusahaan.

Strategy of Marketing Public Relations or MPR is one way to improve service or product. This paper is devoted to a South Korean music company, SM Entertainment, which uses the MPR strategy in its artist marketing, EXO. The purpose of this paper is to find out what MPR strategies they are using and which are most influencing their marketing. The analysis is done through various news articles and interpretation results of the author supported by the data, both from social media to the achievements generated by EXO. This paper is supported by the theory of public relations and the concept of marketing public relations. The results of the analysis show that public relations marketing strategy with other components in it is able to make and improve product and income company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>