Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116288 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djoko Agus Purwanto
"ABSTRACT
Bangsa Indonesia patut berbangga memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa ditambah dengan warisan nenek moyang yang berharga, salah satunya adalah jamu. Saat ini, dirasakan perlu dilakukan diversifikasi pengembanaan jamu sebagai minuman sehat sehingga tercipta jamu yang murah, terjangkau masyarakat, dan sehat. Ada kecenderungan beberapa hotel berbintang di Indonesia menciptakan jamu sebagai welcome drink untuk menarik pelanggan, yang tidak hanya segar tetapi juga menyehatkan. Pemberdayaan masyarakat untuk bisa membuat sirup minuman jamu yang sehat perlu lebih dikembangkan sehingga diharapkan dapat menarik wisatawan yang ingin berkunjung ke Indonesia. Dalam kegiatan ini telah dapat dilatih 10 orang warga RT 25 dan 11 orang warga RT 59 Desa Kebon Agung, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo dalam pembuatan sirup sereh dan sirup kulit buah manggis dengan cara yang sehat yaitu tanpa pengawet tanpa pewarna, dan tanpa penambah rasa, sekaligus cara pengemasannya yang higienis sehingga dapat bertahan lama, memenuhi persyaratan estetis, dan layak jual. Metode yang digunakan adalah pelatihan, pendampingan, serta ceramah untuk menjelaskan pembuatan sirup sereh dan sirup kulit buah manggis hingga peserta mampu memproduksi sendiri dengan baik dan benar. Produksi pertama ditargetkan dapat dibuat 200 botol sirup sereh dan 200 botol sirup kulit buah manggis yang layak untuk dijual. Pembelian botol, peralatan pengemasan botol, dan alat-alat pendukung lainnya akan diserahkan seluruhnya sebagai modal awal dari POSDAYA. Harapannya setelah program selesai, keberlanjutan usaha ini dapat terus dilakukan di bawah binaan Universitas Airlangga."
Surabaya: Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Robbani
"ABSTRAK
Perubahan gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi faktor pemicu meningkatnya kadar kolesterol, hipertensi, dan obesitas hingga beresiko terbentuknya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah pengerasan dan penyempitan arteri sehingga mengakibatkan peredaran darah menjadi lebih lambat bahkan dapat terhambat. Aterosklerosis merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular, yaitu penyakit jantung koroner dan stroke. Berdasarkan fakta WHO media centre 2016 , penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian utama. Salah satu herbal yang berpotensi untuk mengatasi penyakit tersebut adalah Jamu Antiaterosklerosis yang terdiri dari daun tanjung, daun belimbing manis, dan temulawak melalui ekstraksi refluks. Hasil skrining fitokimia bahan Jamu Antiaterosklerosis ukuran simplisia, 60.

ABSTRACT
The change of unhealthy lifestyle can be a factor increased cholesterol levels, hypertension, and obesity, further, risk of the formation of atherosclerosis. Atherosclerosis is the hardening and narrowing arteries that cause the blood circulation will become slower or even stagnation. Atherosclerosis is a major cause of cardiovascular disease, such as the coronary heart disease and stroke. WHO fact based media center 2016 , cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In Indonesia, stroke also causes of death number one. One of the herbs that has a potential to overcome the disease is Jamu Antiatherosclerosis, which consist of tanjung leaf, starfruit leaf, and curcuma by reflux extraction. Based on phytochemical screening of simplicia, 60"
2017
S66939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadel Putra Wicaksono
"Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih dimana keadaan normal sekitar 120/80 mmHg. Hipertensi jika dibiarkan dapat mengakibatkan penyakit yang lebih berbahaya seperti stroke, serangan jantung, dan penyakit ginjal. Saat ini untuk mengurangi tekanan darah maka dapat digunakan obat seperti ACE inhibitor, Alpha-2 receptor agonist, dan Captoril. Reaksi terhadap obat-obat hipertensi beragam, namun jika dikonsumsi lebih dari yang dianjurkan dapat menimbulkan efek samping seperti mual, diare, sakit kepala, dan berat badan turun atau naik secara drastis. Oleh karena itu diperlupakan kajian tentang jamu anti aterosklerosis memiliki kemampuan menurunkan tekanan darah. Jamu antiaterosklerosis terdiri dari daun tanjung (Mimusops elengi L.), daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza L.). Daun tanjung mempunyai kemampuan antioksidan yang tinggi dengan nilai IC50 (inhibitory concentration 50) sebesar 10,6, dan memiliki keaktifan anti kolesterol dapat menurunkan kolesterol sebanyak 36%. Daun belimbing mempunyai kemampuan antioksidan yang sedang dengan nilai IC50 sebesar 75,43, dan sebagai antihiperglikemik dapat menurunkan gula darah sebesar 42 mg/dl. Temulawak mempunyai kemampuan antioksidan yang sedang dengan nilai IC50 sebesar 70,3, dan sebagai hepatoprotector dapat menurunkan kadar ALT (Alanine transaminase) sebanding dengan 80% kurkumin, dan kadar AST (Aspartate transaminase) sebanding dengan 85% kurkumin. Kombinasi dari ketiga jenis tumbuhan tersebut dijadikan formula jamu antiaterosklerosis yang memiliki efek anti hipertensi, dengan dosis 52,8 mg/200g dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 22,03% dan menurunkan tekanan darah diastolik sebesar 25,14%.
Hypertension or high blood pressure is a condition when a person blood pressure is higher than 130/80 mmHg, where normal blood pressure is around 120/80 mmHg. Hypertension if leave alone could cause further complication such as stroke, heart attack, and kidney failure. Today, the common medicine to decrease blood presure is ACE inhibitor, Alpha-2 receptor agonist, and Captoril. Reaction to these medicines is varied if these medicine is consumed over the recommended dosage could cause nausea, diarrhea, headache, and drastic fluctuation of weight. According to this there is a need for literature review for anti-atherosclerosis herbs has the ability to decrease blood pressure. Anti-atherosclerosis herbs consist of tanjung leaves (Mimusops elengi L.), starfruit leaves (Averrhoa carambola L.), and curcuma (Curcuma xanthorrhiza L.). Tanjung leaves have high antioxidant potential with IC50(inhibitory concentration 50) as high as 10.6, and the ability as an anti-cholesterol and could decrease 36% of cholesterol level. Starfuit leaves have moderate antioxidant potential with IC50 as high as 75.43, and act as anti-hyperglicemic agent and could decrease bloos sugar level as much as 42 mg/dl. Curcuma have moderate antioxidant potential with IC50 as high as 70.3, and act as hepatoprotector and could deacrease ALT (Alanine transaminase) level as much as 80% of curcumin, and decrease AST (Aspartate transaminase) level as much as 85 of curcumin. The combination of the three herbs is formulated as anti-atherosclerosis herbs which have hypotensive effect. With a dose of 52.8 mg/200 g the herbs could deacrease 22.03% of systolic blood pressure and deacrease 25.14% of diastolic blood pressure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Ade Karina
"Jamu merupakan obat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menanggulangi masalah kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.246/Menkes/Per/V/1990 tanggal 28 Mei 1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional yang menyatakan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat. Salah satu obat yang sering ditambahkan adalah obat-obat golongan anti inflamasi.Pada penelitian ini dilakukan validasi metode analisis dari Parasetamol, Ibuprofen, dan Asam Mefenamat di dalam jamu encok menggunakan KLT Densitometri. Metode yang digunakan adalah ekstraksi jamu dengan etanol kemudian dilanjutkan dengan analisis menggunakan KLT Densitometri dengan menggunakan fase gerak Kloroform:Etanol (8:1).
Dari hasil validasi, metode yang digunakan memenuhi syarat akurasi untuk ketiga zat, dan menunjukan presisi yang baik untuk asam mefenamat dan parasetamol pada konsentrasi sedang dan tinggi, ibuprofen pada konsentrasi tinggi. Batas deteksi dan batas kuantitasi parasetamol = 65,72 ng / 219 ng, asam mefenamat 66,9 ng / 223,2 ng, ibuprofen 48,06 ng / 155,4 ng. Dari lima sampel yang diperiksa, empat diantaranya positif mengandung parasetamol, dengan kadar sampel 1 = 4,495%, sampel 3 = 7,188%, sampel 4 = 28,086% dan sampel 5 = 4,8165%.

Jamu is a traditional medicine that is often used by Indonesian people to cure health problems. According to the regulation of Minister of Health No.246/Menkes/Per/V/1990 dated May 28, 1990 on Industrial Permission and the Registry of Traditional Medicine stated that traditional medicine must not contain chemical substance or active drug isolation product. One of possibly added drug in jamu is classified as Anti Inflammatory Drugs. This study was aimed to validated analytical method of Paracetamol, Ibuprofen, and Mefenamic Acid in jamu by TLC Densitometry. Method applied was jamu extraction with ethanol and followed by analytical using TLC Densitometry using mobile phase Chloroform:Ethanol (8:1).
From the results of the validation, the method used to qualify for the accuracy of all three substances, and showed good precision for mefenamic acid and paracetamol in medium and high concentrations, and ibuprofen at high concentrations. Limits of detection and quantitation limits of paracetamol are 65.72 ng / 219 ng, mefenamic acid 66.9 ng / 223.2 ng and ibuprofen 48.06 ng / 155.4 ng. Of the five samples tested, four were positive for paracetamol, with levels of sample 1 is 4.495%, sample 3 is 7.188%, samples 4 is 28.086% and samples 5 is 4.8165%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Aaqilah Fakhriyyah Erza
"Kegemukan/obesitas telah diakui sebagai salah satu masalah kesehatan yang serius. Pencegahan obesitas dan kelebihan berat badan semakin menjadi perhatian. Baru-baru ini, asupan herbal untuk pelangsing dan suplemen makanan secara signifikan diminati oleh orang-orang yang mencoba berjuang dengan obesitas. Pada kenyataannya, suplemen makanan herbal untuk pelangsing mempengaruhi tubuh manusia lebih lambat dibandingkan dengan obat pelangsing sintetis. Sehingga, Bahan Kimia Obat (BKO) sering kali ditambahkan ke dalam sediaan obat tradisional. Meskipun dilarang, namun pada kenyataanya, di pasaran masih juga beredar Produk Herbal untuk Pelangsing yang mengandung bahan kimia obat (BKO). Fokus utama dari Review Artikel ini adalah untuk menyoroti pendekatan skrining baru yang digunakan dalam pendeteksian BKO pada produk herbal untuk pelangsing yang ada di pasaran. Metode spektroskopi ATR-FTIR (Attenuated Total Reflectance-Fourier Transform Infrared) merupakan alat skrining yang layak dan menarik untuk menganalisis produk herbal untuk pelangsing yang dicurigai dipalsukan. Interpretasi/pengolahan data yang digunakan adalah kemometrik. Penggunaan ATR-FTIR telah terbukti dapat menganalisis sampel dengan cepat, sederhana, dan tidak memerlukan persiapan sampel yang sulit. Selain itu, teknik ini cukup akurat, tidak mememerlukan pelarut berbahaya dan reagen serta ramah lingkungan. ATR-FTIR umumnya digunakan untuk mengidentifikasi, karakterisasi, penjelasan struktur, dan pemantauan reaksi dalam kimia analitik. Spektroskopi ATR- FTIR dikombinasikan dengan metode kemometrik model HCA (Hierarchical Cluster Analysis) dan PCA (Principal Component Analysis) ditemukan cukup akurat untuk pendeteksian BKO Sibutramin HCl dan pemalsuan lainnya didalam produk herbal untukpelangsing.

Overweight/Obesity has been recognized as a serious health problem. Prevention of obesity and overweight is increasingly becoming a concern. Recently, the intake of herbs for slimming and dietary supplements is significantly in demand by people trying to struggle with obesity. In fact, herbal slimming supplements affect the human body more slowly than synthetic slimming drugs. Thus, chemical drugs are often added to traditional medicinal preparations. Although it is prohibited, in fact, in the market there are also Herbal Slimming Products that contain chemical drugs. The main focus of this review article is to highlight new screening approaches used in the detection of chemical drugs in herbal slimming products on the market. The ATR-FTIR (Attenuated Total Reflectance-Fourier TransformInfrared) spectroscopic method is a feasible and attractive screening tool to analyse herbal slimming products suspected of being counterfeited. The interpretation/processing of the data used is chemometric. The use of ATR-FTIR has proven to be able to analyse samples quickly, simply, and does not require difficult sample preparation. In addition, this technique is quite accurate, does not require harmful solvents and reagents and is environmentally friendly. ATR-FTIR is commonly used for identification, characterization, structure explanation, and reaction monitoring in analytical chemistry. ATR-FTIR spectroscopy combined with the chemometric method of HCA (Hierarchical Cluster Analysis) and PCA (Principal Component Analysis) models was found to be quite accurate for the detection of Sibutramine HCl and other adulterations in herbal slimming products."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Febriadne Primastuti
"ABSTRAK
Penumpukan lemak pada jaringan subkutan dapat menyebabkan selulit yang membuat
permukaan kulit menjadi tidak rata dan bergelombang. Walaupun tidak berhubungan dengan
obesitas, namun tidak dapat dipungkiri bahwa obesitas dapat memperburuk kondisi selulit.
Krim topikal berbahan aktif dari tanaman untuk mengatasi selulit banyak beredar di pasaran,
namun efikasinya belum dibuktikan secara ilmiah. Metode penelitian adalah deskriptif-true
experimental menggunakan kombinasi ekstrak daun pegagan (Centella asiatica L.) dan
ekstrak biji kopi hijau (Coffea canephora robusta P.) dalam sediaan krim untuk mengatasi
selulit tingkat 1-3 dan dilihat efek pelangsingannya juga. 30 wanita yang masuk dalam
kriteria inklusi, tanpa pembatasan kalori dan olah raga, menggunakan krim uji selama 84 hari
pada area perut dan paha. Data yang diambil adalah fotografi terstandar untuk melihat
perubahan selulit dan pengukuran lingkar perut (5cm & 10cm di bawah pusar) dan kedua
paha (5cm & 10cm di bawah gluteal fold) untuk melihat efek pelangsingan. Hasil foto
memperlihatkan selulit berkurang 1 tingkat (P < 0,000), berkurangnya lingkar perut (P <
0,013), namun tidak terlihat efek krim pada lingkar paha (P < 0,512).

ABSTRACT
Accumulation of fat in the subcutaneous tissue that causes cellulite could cause dimpling on
the skin surface. Though not related to obesity, it cannot be denied that obesity worsen the
condition of cellulite. Topical cream for anti-cellulite in the market is abundance, but its
efficacy has not been scientifically proven. This research method used descriptive-true
experimental with the combination of centella leaves extract and green coffee bean extract in
cream preparation for grade 1-3 cellulite and for slimming effect. The trial of the cream for
cellulite was evaluated in 30 women within inclusion criteria for 84 days, without diet and
exercise. Perimeters was performed at 5cm and 10cm below the navel and below gluteal fold
and standard photograph for cellulite. The photograph evaluation show reduction of cellulite
at 1 degree (P < 0,000), reduction of abdominal circumference (P < 0,013), but no visible
effect on the circumference of both thigh (P < 0,512)."
2012
T31087
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarni Zakaria
"ABSTRACT
Bisnis obat herbal merupakan usaha sampingan bagi ibu sebagian besar. Peserta pelatihan dan pelatihan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) tidak diorganisir secara profesional. Tujuan program IbM adalah: 1) meningkatkan pengetahuan tanaman jamu; 2) memperbaiki skill dalam memilih, mengeringkan, mencampur, menggiling dan membuat simplisia (6M); 3) meningkatkan khasiat dan produksi jamu instars dan 4) untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam pengolahan tumbuhan. Metode program IbM bekerja sama dengan UMKM untuk menyelenggarakan lpteks bagi Masyarakat (IbM) tentang pengetahuan tanaman obat. Pendidikan dan pelatihan kepada peserta kelompok usaha UMKM bahwa khasiat tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat, bagaimana membuat teko dan teko empuk dan teknologi 6 M simplicity. Hasil kegiatan lbM adalah anggota UMKM yang telah menerapkan l) pembuatan dalam memilah umbi antara daun, batang dan akar 2) mengaplikasikan waktu panen toga 3) Cara menghindari kehilangan sifat pengeringan 4) bungkusan herbal diberi label (bedak atau dalam kapsul) dan meningkatkan pendapatan penjual herbal. Disarankan agar kegiatan IbM terus dilakukan setiap tahun untuk memantau perkembangan UMKM agar bisa menjadi pusat tanaman obat dengan melibatkan siswa untuk menciptakan wirausaha baru."
Surabaya: Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrudin Ali Ahmad
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang penggunaan jamu untuk pengobatan pada pasien di
Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus Tawangmangu tahun 2012. Penelitian
ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan Rapid Assesment
Procedures (RAP). Hasil penelitian menemukan bahwa jamu yang digunakan
untuk pengobatan sudah dirasakan manfaatnya dengan efek samping yang ringan,
serta jamu yang paling banyak digunakan adalah sediaan godokan. Hal yang
mendukung penggunaan jamu untuk pengobatan adalah pengetahuan terhadap
tanaman obat, persepsi terhadap jamu, informasi mengenai klinik dan fasilitas
pelayanan yang tersedia, keterjangkauan akses, adanya keluhan sakit serta
keinginan untuk sembuh. Saran dari penelitian ini perlunya edukasi kepada
masyarakat dan penambahan Klinik Saintifikasi Jamu yang terjangkau

ABSTRACT
This thesis discusses the use of Jamu for treatment on patients at The Hortus
Medicus Jamu Scientification Clinic in 2012. The study was a qualitative research
using Rapid Assessment Procedures (RAP) approach. The study found that Jamu
medicine used for treatment has already felt the benefit with low side effects, as
well as the most widely used Jamu preparations is boiling. Factors encouraged the
use of Jamu medicine for treatment are the knowledge of medicinal plants, Jamu
perception, the availability of information on clinical and service facilities, the
affordability of access, the pain complaints and the desire to recover. There is a
need to educate people and increasing an affordable Jamu Scientification Clinic"
2012
T31270
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shamira Ausvy Maliha
"Jamu Turun Tegang Saraf merupakan produk jamu cair siap minum berbahan dasar cengkih, jahe merah, dan pala yang berkhasiat menurunkan ketegangan saraf. Jamu ini merupakan jamu baru yang masih memerlukan pengembangan produk salah satunya dengan menduga umur simpannya untuk memberikan jaminan keamanan mutu serta informasi keamanan konsumsi bagi konsumen. Dalam penelitian ini, mutu dan keamanan produk diamati berdasarkan variasi jumlah penambahan pengawet natrium benzoat (0; 1000; dan 2000 mg/kg) serta suhu penyimpanan (30℃; 40℃; dan 50℃). Penelitian dilakukan untuk memperoleh jumlah penambahan pengawet yang memberikan umur simpan jamu paling lama dengan mengamati parameter penurunan kandungan senyawa fenolik dan nilai organoleptik (warna, bentuk, aroma, dan rasa) jamu selama penyimpanan. Pendugaaan umur simpan dilakukan menggunakan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) dengan pendekatan model persamaan Arrhenius. Diamati pertumbuhan mikroba selama penyimpanan menggunakan metode Angka Lempeng Total (ALT) guna memberikan jaminan keamanan konsumsi bagi konsumen. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pendugaan umur simpan dilakukan berdasarkan parameter kritis kandungan senyawa fenolik dimana umur simpan Jamu Turun Tegang Saraf tanpa penambahan pengawet dengan suhu penyimpanan 30℃; 40℃; dan 50 adalah 3; 4; dan 5 hari; Jamu Turun Tegang Saraf dengan penambahan pengawet 1000 mg/kg suhu penyimpanan 30; 40ƒ; dan 50 adalah 5; 6; dan 8 hari; dan umur simpan Jamu Turun Tegang Saraf dengan penambahan pengawet 2000 mg/kg suhu penyimpanan 30; 40;  dan 50℃ adalah 6; 7; dan 9 hari. Jamu Turun Tegang Saraf dengan penambahan pengawet 2000 mg/kg suhu penyimpanan 30℃; 40℃; dan 50℃ aman dikonsumsi hingga hari ke-16 penyimpanan. Jamu Turun Tegang Saraf dengan pengawet 1000 mg/kg suhu penyimpanan 40℃; dan 50℃ aman dikonsumsi hingga hari ke-16 penyimpanan, sedangkan Jamu Turun Tegang Saraf tanpa pengawet suhu penyimpanan suhu 40oC dan 50oC aman dikonsumsi hingga hari ke-13 dan hari hari ke-16 penyimpanan. 

Neuropathic Pain Reducer Herbal is a ready-to-drink liquid herbal medicine made from cloves, red ginger, and nutmeg which has the effect of reducing nervous tension. This product is a new herbal medicine that still that still needs some product developments, including product shelf life to provide quality assurance and consumption safety information for consumers. In this study, product quality and safety were observed based on variations in the amount of added sodium benzoate (0; 1000; and 2000 mg/kg) and storage temperature (30℃; 40℃; and 50℃). The study was conducted to obtain the amount of added preservatives that provide the longest shelf life of herbal medicine by observe the decrease in quality parameters of the phenolic compounds content and organoleptic values ​​(color, shape, aroma, and taste) of herbal medicine during storage. Shelf life estimation was carried out using the Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) method with the Arrhenius equation model approach. Microbial growth was observed during storage using the Total Plate Count (TPC) method in order to guarantee consumption safety for consumers. The content of eugenol compounds which act as natural preservatives in herbal medicine were identified and their decrease was observed. The results of this study showed that the estimation of shelf life was carried out based on critical parameters of the content of phenolic compounds where the shelf life of Neuropathic Pain Reducer Herbal without the addition of preservatives with a storage temperature of 30; 40; and 50 is 3; 4; and 5 days; Neuropathic Pain Reducer Herbal with added sodium benzoate 1000 mg/kg storage temperature 30℃; 40℃; and 50 is 5; 6; and 8 days; and the shelf life of Neuropathic Pain Reducer Herbal with added sodium benzoate 2000 mg/kg storage temperature 30℃; 40; and 50℃ is 6; 7; and 9 days. Neuropathic Pain Reducer Herbal with added sodium benzoate 2000 mg/kg and storage temperature 30℃; 40℃; and 50℃ safe for consumption until the 16th day of storage. Neuropathic Pain Reducer Herbal with added sodium benzoate 1000 mg/kg storage temperature 40; and 50℃ are safe for consumption up to the 16th day of storage, while Neuropathic Pain Reducer Herbal without added sodium benzoate at storage temperatures of 40℃ and 50℃ are safe for consumption until the 13th day and 16th day of storage. Eugenol compounds were proven to exist by HPLC testing and it was found that the greater the amount of addition of sodium benzoate affects the degradation of eugenol compounds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Octafiani
"Pandemi global Virus Corona yang tak kunjung usai membuat masyarakat resah dan khawatir akan kesehatannya secara fisik dan mental. Sebagai salah satu warisan budaya dan rempah-rempah asli Indonesia, Jamu diyakini dapat mempertahankan daya imunitas seseorang dalam hidup berdampingan dengan COVID-19 ini. Berbagai macam regulasi dan situsi yang terjadi memunculkan sifat dan kebiasaan konsumen untuk memilih produk lokal dengan ketersediaan yang lengkap. Kebiasaan konsumsi minuman rempah ini disebabkan oleh pengendalian dan pola pikir yang baik ketika memproses hal yang terbilang tidak biasa dilakukan hingga menjadi Lifestyle baru dalam desakan waktu (Time- Pressure) yang ada. Hal ini pun tak lepas dengan adanya bujukan dan dorongan dari reference group (orang terdekat).

The global pandemic of the Corona Virus makes the public restless and worried about their physical and mental health. As one of Indonesia's original cultural heritages and herbs, Jamu is believed to be able to maintain one's immunity in living side by side with COVID- 19. The various kinds of regulations and situations that occur show some new habits of consumers to choose local products with sufficient stock availability. The habit of consuming this herbs drink is caused by controlling a good mindset when processing things that are somewhat unusual to do so that they become a new Lifestyle in the existing ‘Time- Pressure’. This was also helped by persuasion from the reference group (close friend)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>