Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermawan Syahrul
"Salah satu produk utama yang dihasilkan suatu oleh perusahaan penerbangan adalah pesawat terbang dengan kondisi laik terbang, bersih, nyaman, dan tepat waktu. Pada Garuda Indonesia produk utama tersebut dihasilkan oleh GMF (Garuda Maintenance Facility) dengan dibantu divisi lainnya yang ada didalam jajaran Garuda Indonesia.
Era perekonomian dunia yang semakin global dan kompleks telah menciptakan lingkungan bisnis penerbangan menjadi semakin turbulens. Untuk mengadaptasi dan mengantisipasi lingkungan bisnis tersebut, beberapa perusahaan penerbangan internasional menerapkan strategi-strategi yang dianggap sesuai, baik dengan melakukan aliansi maupun penggabungan usaha antar sesama perusahaan penerbangan. Lingkungan bisnis penerbangan internasional yang semakin turbulens menyebabkan tingkat persaingan antar perusahaan penerbangan semakin tajam. Sehingga salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan perusahaan penerbangan dalam persaingan tersebut adalah mutu produk yang dihasilkan. Mutu produk yang dapat bersaing harus direncanakan dan dikendalikan sejak awal proses produksi hingga proses pemanfaatan produk, yaitu dimulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengendalian produksi serta tahap kegiatan pemanfaatan produk. Dengan demikian dalam era globalisasi ini, kegiatan pengendalian mutu semakin berperan dalam menghadapi persaingan antar perusahaan.
Untuk mendukung perusahaan dalam menghadapi persaingan tersebut maka perlu diterapkan sistim manajemen pengendalian mutu terpadu. Dimana sistim manajemen tersebut mengikutsertakan seluruh karyawan di perusahaan untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui pemutaran sikius Plan-Do-Check-Action serta penerapan metoda statistik dalam kegiatan pengendalian mutu produk yang dihasilkan. Penerapan sistim manajemen tersebut dimulai dari kegiatan pengelolaan kebijakan jangka panjang dan jangka pendek perusahaan (policy management) pada tingkat manajerial puncak, dan kegiatan pengelolaan rencana-rencana kegiatan jangka panjang dan jangka pendek (activity management) pada tingkat manajerial menengah, serta kegiatan pengelolaan gugus kendali mutu (quality control circle) pada tingkat manajerial lini.
Untuk rnenerapkan sistim manajemen PMT tersebut di GMF dengan baik maka penulis mengusulkan untuk menggunakan hasil perancangan sistim tersebut berupa: kerangka sistim pengendalian manajemen, diagram aliran kertas kerja, sistim pelaporan bertingkat, dan kertas-kertas kerja serta struktur organisasi PMT yang sesuai dengan budaya kerja Garuda Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Franciscus
"ABSTRAK
Perusahaan penerbangan adalah perusahaan yang padat modal, teknonolgi dan karya yang menjual jasa untuk penumpang dan barang. Untuk meridukung kelancaran operasi penerbangan diperlukan dukungan pengadaan suku cadang yang efektif dan efisien.
Keputusan ? keputusan pengadaan yang dilakukan suatu manajemen pembelian mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, untuk itu diperlukan manajer pembelian profesional yang dapat mengantisipasi peruhahan lingkungan eksternal maupun operasi setiap saat untuk mengetahui peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
Selain kemampuan identifikasi peluang dan ancaman seorang manajer pembelian juga harus mampu untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dengan melakukan analisa faktor internal perusahaan dan perilaku organisasi.
Analisa untuk identifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dikenal dengan analisa SWOT. Dan analisa swot dapat ditentukan strategi pembelian yang diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan dan peluang dan memperkecil kelemahan dan ancaman dengan memperhatikan misi dan sasaran perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Asriati
"ABSTRAK
Kondisi dan situasi pasar internasional pada saat ini diwarnai dengan situasi yang sangat kompetitif dengan tingkat persaingan yang tinggi terutama untuk rute-rute yang dianggap menguntungkan dan mulai berkembang seperti kawasan Asia Pasifik. Situasi dan kondisi lingkungan yang memberi peluang dan sekaligus ancaman ini menuntut perusahaan penerbangan melakukan suatu strategi yang efektif dan efisien sebagai usaha terobosan dan pembenahan diri agar memiliki kemampuan untuk unggui dalam bersaing.
Dalam keseluruhan proses penyusunan dan implementasi strategi, kemampuan sumber daya manusia sangat dituntut karena merupakan unsur pencetus dan penggerak. Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam membangkitkan keunggulan bersaing adalah memelihara keunikan artinya seberapa jauh perusahaan dapat menawarkan suatu produk atau jasa yang berbeda sehingga tidak mudah ditiru oleh pesamg. Dalam industri jasa penerbangan unsur sumber daya manusia ini telah diakui sebagai unsur keunikarr yang sangat diutamakan kaTena memiliki daya tahan yang tinggi terhadap peniruan. Keunggulan bersaing dalam hal sumber daya manusia inilah yang merupakan salah satu tujuan pembinaan pegawai di PT Garuda Indonesia.
Pertanyaan mendasar mengapa seseorang tertarik untuk bekerja atau tetap bertahan bekerja di suatu perusahaan dipengaruhi oleh seberapa jauh perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pegawainya dalam hal penghasilannya sebagai imbalan sumbang karyanya terhadap perusahaan. Dewasa ini imbalan merupakan komponen yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Imbalan bukan hanya diperlukan sebagai alat untuk memelihara, mempertahankan pegawai tetapi juga sebagai motor penggerak motivasi dan etos kerja pegawai dan sangat berperan dalam membentuk citra yang positif terhadap masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut diatas, pengetahuan tentang seberapa jauh PT Garuda Indonesia sudah memenuhi kebutuhan dan harapan karyawannya serta seberapa jauh persepsi karyawan terhadap imbalan yang diberikan dan bagaimana tingkat kesesuaian keadilan (equity) dalam pemberian imbalan dengan tingkat kebutuhan, keseimbangan antara imbalan kelompok pegawai yang satu dengan yang lain dan kondisi imbalan di pasar tenaga kerja, terutama perusahaan sejenis merupakan masukan yang berharga bagi PT Garuda Indonesia dalam hal pengelolaan sumber daya manusianya terutama untuk penyusunan strategi imbalan yang berlaku saat ini.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Direktorat Teknik PT Garuda Indonesia terhadap 139 responden dengan mempergunakan metode pengumpulan data kwesioner beberapa hal dapat ditemukan antara lain faktor-faktor keadilan yang dianggap kritikal, faktor-faktor yang menyangkut posisi imbaian yang diberikan PT Garuda Indonesia diatara perusahaan lain yang sejenis dan faktor-faktor imbalan yang telah memenuhi harapan karyawan.
Terdapat lima faktor kritikal keadilan yang dipandang paling menonjol yakni, gaji yang diterima saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan menabung; gaji yang diterima saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan rekreasi; gaji yang diterima saat ini tidak sesuai dengan tingkat gaji dari perusahaan lain yang sejenis; gaji yang diterima saat ini tidak sesuai untuk biaya menyekolahkan anak di sekolah yang baik dan gaji yang diterima saat ini tidak sesuai untuk memenuhi kebutuhan primer. Kelima faktor ini menunjukkan bahwa karyawan cenderung berpendapat gaji yang diberikan perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masing-masing individu dan bukan sebagai faktor-faktor yang berupa pengalaman kerja, prestasi kerja, tingkat jabatan, tingkat pendidikan, risiko kerja , keuntungan perusahaan dan kesesuaian dengan rekan di unit kerja lain dan di perusahaan lain yang sejenis. Seyogyanya dengan munculnya kelima faktor kritikal diatas, PT Garuda Indonesia perlu mengadakan peninjauan terhadap sistem imbalan dan menempatkan imbalan sebagai alat pemacu produktivitas dan prestasi kerja yang efektif.
Komponen imbalan berupa fasiiitas konsesi tiket dan hotel, fasilitas kesehatan dan tunjangan karya, berdasarkan urutannya merupakan komponen yang paling memenuhi harapan karyawan. Dengan munculnya komponen tersebut sebagai komponen yang paling memenuhr harapan maka seyogyanya PT Garuda Indonesia melakukan tindakan pemeliharaan agar tetap dapat menempatkannya sebagai salah satu competitive advantage perusahaan. Berbeda halnya dengan ketiga komponen diatas Tunjangan Hari Tua/Pensiun, Sumbangan Pendidikan, Gaji Pokok dan Fasilitas Olah raga dan sent, berdasarkan urutannya merupakan komponen yang paling belum memenuhi harapan karyawan. Tunjangan Hari Tua/Pensiun dan Gaji Pokok merupakan dua hal yang saling berkait dan tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu seyogyanya PT Garuda Indonesia memberi perhatian yang serius pada penetapan gaji pokok karyawannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan karyawan dan meninjau kembali formulasi perhitungan pensiun yang akan diterima.
Walaupun tidak terlepas adanya proses pembandingan dengan perusahaan penerbangan asing yang seringkali mengadakan kerjasama dengan Direktorat Teknik, dalam hal kesesuaian keadilan dengan kondisi pasar tenaga kerja di industri jasa penerbangan, hal yang menarik adalah munculnya tingkat ketidaksesuaian yang tinggi dari imbalan diantara perusahaan lain yang sejenis. Ketidaksesuaian ini memiliki keterkaitan yang cukup signifikan dengan tingkat pendidikan dan lamanya masa kerja dan akan merupakan masalah perusahaan di kemudian hari mengingat telah diselenggarakannya beberapa program pendidikan tinggi dengan beberapa pihak dalam rangka peningkatan kwalitas sumber daya manusianya. Seyogyanya PT Garuda Indonesia meninjau kembali struktur dan sistem imbalannya dan menetapkan sistem imbalan yang cukup kompetitif yang didasarkan pada harga yang berlaku di pasar tenaga kerja."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Batara
"Di dalam dunia usaha penerbangan, penyiapan pesawat dengan kriteria laik terbang, bersih, nyaman dan tepat waktu sudah merupakan Core-Product yang tidak dapat ditawar lagi. Modal dasar terse but harus dimiliki oleh setiap perusahaan penerbangan hila ingin tetap berada dalam persaingan usaha penerbangan. Para pelanggan jasa angkutan udara sudah terbiasa dengan pelayanan dengan kriteria tersebut. Ketidak mampuan suatu perusahaan penerbangan dalam menyediakan Core-Product terse but mengakibatkan turunnya kepercayaan pelanggan dan pada akhirnya akan mengurangi minat mereka terhadap jasa layanan yang kita tawarkan.
Divisi Teknik PT Garuda Indonesia, adalah unit dalam tubuh organisasi perusahaan yang berfungsi menyiapkan pesawat dengan kriteria di atas melalui kegiatan perawatan pesawat. Untuk mencapai fungsi tersebut Divisi Teknik haruslah memiliki suatu konsep dan sistim perawatan yang jelas dan mendukung ke arah pencapaian fungsinya. Konsep dan sistim perawatan tadi diwujudkan dalam bentuk sistim dan fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi /PPP atau Production Planning & Control /PPC yang baik.
Pada intinya makalah ini berisi suatu analisa terhadap sis tim, fungsi, dan organisasi Perencanaan & Pengendalian Produksi yang diterapkan di Dinas Perawatan Pesawat, salah satu dinas pada Divisi Teknik yang menyediakan produk akhir (pesawat siap pakai), dalam melaksanakan kegiatan perawatannya. Melalui suatu telaah kepustakaan yang bersumber dari berbagai buku manajemen produksi dan Handbook khusus PPP suatu organisasi perawatan pesawat, dihasilkan suatu sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal.
Sistim PPP yang dianggap ideal merupakan hasil interaksi komponen-komponen: perencanaan & strategi perusahaan, perencanaan bisnis, perencanaan produk dan pasar, perencanaan keuangan, perencanaan agregat, perencanaan sumber daya, jadwal produk utama, perencanaan kapasitas kasar, perencanaan material, perencanaan kapasitas terinci dan pengendalian produksi, dim ana fungsi PPP yang dianggap ideal meliputi :
- Peramalan Produksi
- Metoda & Standar Produksi
- Perencanaan Material
- Perencanaan Fasilitas & Peralatan
- Pengendalian & Penjadwalan Produksi
- Analisa Prestasi Produksi
dan tipe organisasi fungsi PPP dibedakan atas :
- Sentralisasi
- Desentralisasi
- Sentralisasi secara fungsional, desentralisasi secara fisik
- Sebagian sentralisasi dan sebagian desentralisasi
- Matriks
Dengan keadaan sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal seperti
tersebut di atas, maka dilakukan analisa dengan hasil :
- Sistim PPP yang ada saat ini di Divisi Teknik khususnya Dinas Perawatan Pesawat masih mengikuti sistim/model PPP yang dianggap ideal dan interaksi dari komponen sistim secara vertikal/hirarkis menunjukkan persamaan dengan model idealnya. Kekurangan yang cukup menyolok dalam sistim PPP yang sedang berjalan adalah tidak adanya perencanaan jangka menengah.
- Dari ke tujuh fungsi PPP ideal, hanya Analisa Prestasi Produksi yang belum berjalan, enam yang lainnya telah berjalan meskipun belum optimal.
- Tipe organisasi fungsi PPP mengikuti tipe desentralisasi untuk tingkat divisi, dan sentralisasi untuk tingkat dinas.
Dari hasil analisa tersebut di atas, solusi yang penulis ajukan adalah :
- Memperbaiki sistim PPP yang ada sekarang dengan menambahkan perencanaan jangka menengah dengan periode 0 -1 tahun, sebagai jembatan antara perencanaan jangka panjang dan pendek.
- Menambahkan fungsi PPP yang berjalan sekarang dengan Analisa Prestasi Produksi, mengikuti konsep analisa yang dilakukan oleh International Air Transport Association, dan menyempurnakan pelaksanaan fungsi PPP lainnya antara lain melakukan perencanaan sumber daya manusia, material dan peralatan berdasarkan kerangka waktujangka panjang, menengah dan pendek.
- Organisasi fungsi PPP dalam Din as Perawatan Pesawat memiliki karakteristik, fungsi perencanaan yang tersentralisasi dan fungsi pengendalian yang terdesentralisasi ke unit-unit produksi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Kaswara
"ABSTRAK
Manajemen pendapatan merupakan cara memaksimumkan pendapatan dengan
mengalokasikan persediaan tempat duduk untuk suatu penerbangan. Dengan tujuan
maksimalisasi pendapatan diharapkan keuntungan pada suatu penerbangan akan
maksimum. Hal tersebut dapat terjadi karena biaya untuk setiap penerbangan (biaya
piiot, awak kabin, bahan bakar, pendaratan dan navigasi) adalah tetap.
Dengan sistem manajemen pendapatan, diharapkan tidak akan terjadi alokasi
yang berlebihan pada kelas tarif potongan. Berarti sistem manajemen pendapatan
harus membatasi pemesanan pada kelas tarif potongan (terjadi beberapa hari jauh
sebelum waktu keberangkatan). Penolakan tersebut berdasarkan harapan adanya
pemesanan pada kelas tarif tinggi (terjadi dekat waktu keberangkatan), meskipun
masih terdapat kursi yang kosong.
Dalam sistem manajemen pendapatan dikenal 4 (empat) metode optimasi
alokasi kapasitas tempat duduk, yaitu:
1. Metode deterministik dengan alokasi partisi.
2. Metode deterministik dengan alokasi nested.
3. Metode probabilistik dengan alokasi partisi.
4. Metode probabilistik dengan alokasi nested.
Sistem pesan tempat (=reservation system) mempunyai hubungan yang erat
dengan sistem manajemen pendapatan, dalam hal:
1. Memberikan informasi pemesanan untuk setiap penerbangan.
2. Sarana penyimpanan data (=data bank).
3. Sarana yang menghubungkan pelanggan dengan perusahaan penerbangan.
4. Sarana untuk pengawasan dan pengambilan keputusan.
Permasalahan lain yang berhubungan dengan manajemen pendapatan adalah:
Kebijaksanaan penmanfaatan dan pembatasan pembelian (= purchase restriction).
Kebijaksanaan pemesanan lebih (= overbooking policy).
Tingkat ketidak-hadiran (no-show rate).
Pemesanan secara berkelompok (= group booking).
Metode peramalan permintaan ( demand forecasting).
Berikut ¡ni merupakan faktor penunjang implementasi sistem manajemen
pendapatan di PT Garuda Indonesia:
Memungkinkan segmentasi pasar, sehingga kebijaksanaan diferensiasi harga dapat
dilakukan.
Komputerisasi sistem pesan tempat yang ada, mempunyai kemampuan bagi
implementasi sistem manajemen pendapatan.
Program manajemen pendapatan telah dituangkan ke dalam rencana korporasi,
rencana bisnis dan rencana fungsi.
Telah dibentuk organisasi yang bertanggung-jawab pada implementasi manajemen
pendapatan.
Struktur rute yang bervariasi dan yang satu penerbangan (= single leg),
penerbangan lanjutan melalui stasion utama (= hub) dan penerbangan gabungan
(= interline).
Kemampuan personil berdasarkan pelatihan dan pendidikan yang telah diterima.
Banyak paket perangkat lunak sistem manajemen pendapatan.
Berikut ini merupakan permasalahan yang harus dipecahkan:
Masih kurangnya riset pasar yang dapat mendukung keputusan diferensiasi harga
dan banyaknya kelas tarif potongan.
Belum ada pemasukan data pemesanan pada sub-class di dalam sistem pesan
tempat.
Belum ada prosedur dalam pengawasan dan evaluasi posisi pemesanan, penentuan
batas pemesanan lebih, pemasukan data pemesanan dan penumpang yang
terangkut pada setiap sub-class.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The objectives of this research are to analyze the condition of employee ?s mnotivation and factors affecting the work motivation of employee?s. Study used is sensus technique as sampling method in Supervisor level and employees of technique division at PT Lasallefood Indonesia. Respondents participate are twenty five emmzployee ?s. This research is using rank spearmami and analysis perception existence of the work motivation factors of the employee?s. There are 11 imidicators as an object analysis which can be classified on to two dimensions; internal amid external as a motivation constructor. The result of this research shows that conditiomi of the employee?s motivation hasn ?t optimal yet, indicated by low percentation of work motivation of emnployee ?S in Supervisor level amid technique division at PT Lasallefood Indonesia. External factors which can push the motivation work the employee?s of technique division and supervisor level are relation of superior and subordimiate, relationship wit/i fellow worker, regulation and company policy, the work condition, compensation and health allowance, have positive amid real corellation to motivation work the emnployee?s. This means that excelsior mount their satisfaction to various the factors hence motivate the employee?s job even also of excelsior. Real correlation in internal factors with the muotivation work the employees of technique division amid supervisor level is gender that is men. While age factor, the education level, year of experience work at PT Lasallefood Indonesia and suns up the family responsibility do not have the real corelation with the motivation work employees."
650 MAN 3:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimastri Sembodo
"Skripsi ini membahas mengenai analisis kinerja pegawai non-manajerial divisi Human Capital management pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Kuesioner disebarkan kepada responden untuk menilai dirinya sendiri, kemudian hasil penilaian tersebut didukung dengan wawancara tidak terstruktur terhadap atasan dan unit diluar divisi Human Capital Management. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara keseluruhan mayoritas kinerja pegawai non-manajerial divisi Human Capital Management pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. berada pada kategori "Baik".

This thesis discusses about performance analysis of non-managerial employees of the Human Capital Management division at PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. This research is descriptive quantitative research design. The questionnaire distributed to respondents to rate themselves, then the results of these assessments are supported by unstructured interviews to superiors and unit outside the Human Capital Management division. The study concluded that overall the performance of non-managerial employees of the Human Capital Management division at PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. are in the category of "Good"."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S53629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda Purbaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana PT Garuda Indonesia mengelola risiko reputasinya melalui pengungkapan sukarela. PT Garuda Indonesia Tbk., maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, telah mengalami sejarah panjang pasang surut dalam industri penerbangan. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mengevaluasi bagaimana perusahaan mengelola reputasinya selama krisis reputasi. Kerangka Kerja Manajemen Risiko Reputasi dengan penambahan unsur reputasi berupa program anti korupsi digunakan sebagai dasar evaluasi. Penelitian ini menggunakan analisis konten kuantitatif dan kualitatif yang diaplikasikan pada laporan tahunan PT Garuda Indonesia tahun 2012, 2013, 2014, 2017, 2018, dan 2019 sebagai metode dan instrumen penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat berada di puncak reputasinya, perusahaan lebih fokus pada pengungkapan tentang kualitas barang dan jasa. Sedangkan ketika timbul risiko reputasi, elemen kualitas manajemen lebih sering ditemukan. Studi ini juga menemukan bahwa ketika risiko reputasi terjadi, perusahaan menggunakan strategi “bolstering”, "shifting the blame", "corrective action", dan "compensation" untuk memperbaiki reputasinya.

This study aims to evaluate how PT Garuda Indonesia Tbk. manages its reputation risk through voluntary disclosures. PT Garuda Indonesia Tbk., the largest airlines company in Indonesia has experienced a long history of ups and downs in the aviation industry. Thus, it is very interesting to evaluate how the company manage its reputation throughout the reputation crisis. Reputation Risk Management Framework with the addition of reputation element in the form of anti-corruption element is applied as the basis of evaluation. This paper uses a quantitative and qualitative content analysis on PT Garuda Indonesia's annual reports for the year of 2012, 2013, 2014, 2017, 2018, and 2019 as the research method and instrument. The key finding shows that while at the peak of its reputation, the company focuses more on disclosures about the quality of goods and services. Meanwhile, when experiencing a reputation threat, the quality of management is more often exposed. The study also finds that when the reputation threat occurs, the company uses “bolstering”, “shifting the blame”, “corrective action”, and “compensation” to repair its reputation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Mauliate Saroha
"
ABSTRAK
Pemeliharaan mempakan jenis kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan memproduksi barang atau jasa. Seiring dengan semakin banyaknya tuntutan akan hasil produksi yang baik, fungsi pemeliharaan menjadi bagian integral dari fungsi-fungsi lain pada perusahaan. Penelitian skripsi ini dilakukan pada PT. Sharp Yasonta Indonesia Divisi HAD (Home Appliance Dcparrrnemf) yang memproduksi kuIkas. Sistem kerja yang diamati adalah preventive maintenance pada satu Iini produksi yang merupakan tanggung jawab dari Bagian (Bag.) Maintenance divisi HAD.
Sistem kerja pada bagian maintenance selama ini adalah menggunakan sistem manual yang disesuaikan dengan penjadwaian yang telah ditentukan, yaitu penjadwalan kegiatan pemeliharaan dan penjadwalan pengadaan atau pembelian suku cadang. Banyaknya data mesin-mesin produksi maupun jadwal pemeliharaan untuk setiap mesin tersebut menyebabkan bagian maintenance mengalami kesulitan dalam menentukan waktu kegiatan pemeliharaan untuk tiap mesin produksi dilaksanakan, suku cadang mana saja yang harus dibeli atau diambil dari gudang serta jenis kerusakan yang terjadi pada setiap mesin.
Penulisan skripsi ini untuk merancang sistem manajemen database pemeliharaan mesin-mesin produksi terkomputerisasi yang dapat memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga waktu yang terbuang untuk penyusunan file-file dapat dihindari dan kegiatan pemeliharaan akan berjalan sesuai rencana. Penelitian dilakukan dengan menggunakan prinsip dasar sistem manajemen database, untuk mengolah data-data pemeliharaan mesin-mesin produksi yang diperoleh pada bagian maintenance divisi HAD menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan dengan bantuan program komputer database.
"
1997
S36188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>