Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fida Fathiyah Addini
"ABSTRAK
Perusahaan asuransi wajib menyiapkan cadangan klaim untuk membayar klaim yang diajukan pemegang polis. Cadangan klaim terdiri dari cadangan untuk klaim-klaim yang sudah dilaporkan tetapi masih dalam proses penyelesaian reported claims disebut juga cadangan klaim RBNS Reported but Not Settled, dan cadangan untuk klaim-klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan unreported claims disebut juga cadangan klaim IBNR Incurred but Not Reported. Perusahaan asuransi memprediksi cadangan klaim menggunakan data run-off triangle. Terdapat dua jenis data run-off triangle yaitu data besar klaim dan data banyak klaim. Metode Chain Ladder CL merupakan metode yang sering digunakan untuk mengestimasi besarnya cadangan klaim. Pada metode CL, cadangan klaim diestimasi menggunakan run-off triangle data besar klaim dengan cara memprediksi pola pembayaran dari data yang digunakan kemudian menggunakan pola tersebut untuk memprediksi cadangan klaim. Namun cadangan klaim yang dihasilkan metode CL tidak terpisah antara cadangan klaim RBNS dan cadangan klaim IBNR. Oleh karena itu, pada skripsi ini digunakan metode Double Chain Ladder DCL, dimana metode ini berhubungan dengan metode CL. Metode DCL menerapkan metode CL pada dua run-off triangle, masing-masing berisi data besar klaim dan data banyak klaim. Adanya informasi tambahan dari run-off triangle data banyak klaim mengakibatkan cadangan klaim RBNS dan cadangan klaim IBNR dapat diprediksi terpisah.

ABSTRACT
An insurance company is required to set up a claims reserve to pay claims reported by the policyholders. There are two types of claims reserve Reported but Not Settled RBNS claims reserve and Incurred but Not Reported IBNR claims reserve. Insurance company predict a claims reserve using run off triangle data. There are two types of data in a run off triangle claims amount and number of claims. The Chain Ladder Method CLM is often used to estimate the claims reserve. In CLM, the estimate of the claims reserve may be determined using the run off triangle claims amount by calculated development pattern from the data and then calculated a predictive value of the claims reserve using that development pattern. But CLM unable to estimate the RBNS and IBNR reserves separately. The method used in this thesis is closely related to CLM and is called a Double Chain Ladder DCL method. The DCL method applies the Chain Ladder algorithm to two run off triangles, the run off triangle of claims amount and number of claims. The additional information from the run off triangle of the number of claims enable the DCL method to estimate the RBNS and IBNR reserves separately."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brahmantia Brava Prajitno
"Incurred But Not Reported (IBNR) adalah salah satu bagian dari cadangan klaim
yang harus disiapkan oleh perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi di Indonesia
umumnya menggunakan metode Chain Ladder dalam membentuk cadangan IBNR.
Hal ini juga berlaku di perusahaan asuransi jiwa ABC. Namun dikarenakan metode
Chain Ladder hanya bergantung pada nilai klaim, maka nilai yang ekstrim akan
sangat memengaruhi ketepatan dari estimasi. Maka dari itu, metode Cape Cod
dirancang untuk mengatasi kekurangan dari metode Chain Ladder dengan
menambahkan pertimbangan ekspektasi klaim melalui pendapatan premi. Metode
Cape Cod juga dinilai sebagai best practice dalam melakukan estimasi cadangan
IBNR. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melihat penerapan metode Cape
Cod di perusahaan asuransi jiwa ABC dan apakah metode tersebut dapat
menghasilkan nilai yang lebih mendekati nilai sebenarnya. Dengan menggunakan
data dari perusahaan asuransi jiwa ABC dengan tahun pengamatan 2016-2018,
didapatkan nilai deviasi dan eror yang lebih rendah pada metode Cape Cod
dibandingkan dengan metode Chain Ladder untuk masing-masing tahun pengujian.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa metode
Cape Cod akan menghasilkan nilai yang lebih mendekati nilai sebenarnya
dibandingkan dengan metode Chain Ladder. Penelitian ini juga menyimpulkan
bahwa metode Cape Cod dapat diterapkan pada perusahaan asuransi jiwa ABC
untuk mendapatkan nilai cadangan IBNR yang lebih mendekati nilai sebenarnya

Incurred But Not Reported (IBNR) is a part of the claim reserve that must be
prepared by insurance companies. In general, insurance companies in Indonesia
adopt Chain Ladder method to determine the IBNR reserves. This also applies to
the ABC life insurance company. However, because the Chain Ladder method only
depends on the value of the claim, the extreme value will greatly affect the accuracy
of the estimate. Therefore, the Cape Cod method is designed to overcome the
shortcomings of the Chain Ladder method by adding consideration of expected
claims through premium income. Cape Cod methos is considered as the best
practice for estimating IBNR reserves. This research was conducted at ABC life
insurance company with the aim of seeing the application of the Cape Cod method
and if the method can obtain a value closer to the true value. The results obtained
were lower error values in the Cape Cod method compared to the Chain Ladder
method for each testing year. The results of this study are consistent with previous
research which revealed that the accuracy of the Cape Cod method is better than
the Chain Ladder method. This study also concludes that the Cape Cod method can
be applied to ABC life insurance companies to obtain an IBNR reserve value that
is closer to its true value.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Erick Hizkia Pangihutan
"ABSTRAK
Asuransi Kesehatan merupakan salah satu produk perlindungan asuransi yang memiliki manfaat menggantikan biaya atau kerugian yang sudah dikeluarkan oleh seorang tertanggung karena mengalami sakit. Sebagai kewajiban terhadap perusahaan asuransi, seorang tertanggung harus membayar premi kepada perusahaan asuransi. Penetapan premi asuransi yang wajar dihitung dengan melakukan evaluasi data pengalaman klaim yang sudah terjadi di periode lalu. Tugas utama seorang aktuaris di dalam perusahaan asuransi adalah melakukan perhitungan cadangan klaim (Loss Reserving) dan pembuatan tarif premi (ratemaking). Perhitungan cadangan klaim yang tepat perlu dilakukan sebagai dasar untuk melakukan pembuatan tarif premi. Dalam melakukan estimasi cadangan klaim, seorang aktuaris harus memperhatikan keterlambatan dalam melakukan pembayaran klaim (delay time). Adanya keterlambatan pelaporan dan pembayaran klaim menjadi penyebab utama mengapa perusahaan asuransi perlu menyediakan cadangan klaim IBNR (Incurred But Not Reported) yang memadai untuk memenuhi kewajiban perusahaan asuransi di periode yang akan datang. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan penaksiran cadangan klaim IBNR adalah klasik chain ladder dan metode Bornhuetter ? Ferguson. Cadangan klaim yang terlalu besar akan membuat tarif premi asuransi cenderung mahal sehingga akan susah untuk dijual ke pasar dan dapat menyebabkan profit perusahaan yang diharapkan tidak tercapai. Sedangkan jika jumlah cadangan klaim terlalu kecil dikhawatirkan tidak akan cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan asuransi untuk membayar klaim di periode yang akan datang. Dengan menggunakan metode klasik chain-ladder dan metode Bornhuetter ? Ferguson dapat diperoleh hasil estimasi cadangan klaim IBNR dengan tingkat kewajaran yang lebih baik.

ABSTRACT
Health insurance is one of many insurance products that have benefit to cover the cost of incurred losses by an insured because of an illness. As the liabilities to the insurer, insured must pay the premiums to the company. The determination of a reasonable premium is calculated by evaluating the data of experience claims incurred in previous periods. The main task of an actuary in the insurance company is estimating claims reserves (Loss Reserving) and calculating of premium rates (ratemaking). In order to calculate premium rates, the right method of estimation claims reserves needs to be done. While estimating of claims reserves, an actuary should put consideration the delay time in payment of claims. Due to delay in reporting and payment of claims, is the main reason why insurance companies need to provide a sufficient IBNR reserves to fulfill the obligation of insurance company in the coming period. There are some loss reserving methods insurance companies can use such as classic chain-ladder and Bornhuetter ? Ferguson. If the result estimation of claims reserves is over the realization amount of claims payment then it could be affected to premium, pricing tends to be expensive, and resulted declining in sales performance. Meanwhile, if the number of claims reserves are below than the realization amount of claims payment, feared that insurance companies would not be sufficient to meet the obligations in the coming period. By using the classic chain-ladder and Bornhuetter ? Ferguson method, the result of reserves estimation can be obtained with reasonable levels of IBNR.
;"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Agung Riyadi
"Dinamika ekonomi yang terjadi di Indonesia pada periode 2015-2021 berdampak pada beberapa sektor salah satunya adalah perusahaan asuransi. Dampak yang terjadi yaitu peningkatan jumlah klaim dari pemegang polis terutama pada asuransi kredit akibat peningkatan kredit dengan kolektibilitas Non Performing Loan (NPL). Penelitian ini bertujuan untuk estimasi cadangan klaim pada asuransi kredit untuk mengantisipasi munculnya klaim pada saat proses atau klaim yang akan muncul di masa depan. Penggunaan metode estimasi yang sesuai akan menghasilkan cadangan klaim yang lebih efisien sehingga perusahaan asuransi lebih tepat dalam mengelola kinerja keuangan. Pada penelitian estimasi cadangan klaim IBNR asuransi kredit PT XYZ periode 2017 – 2021, digunakan pengembangan dari metode Chain Ladder, yaitu metode Munich Chain Ladder dan metode Bornhuetter-Ferguson. Pada metode Munich Chain Ladder, estimasi cadangan klaim menggunakan korelasi antara klaim yang dibayarkan (paid) dan klaim yang dilaporkan (incurred) dalam bentuk parameter development factor untuk menentukan proyeksi klaim. Pada metode Bornhuetter-Ferguson digunakan parameter tambahan berupa premi yang diperoleh dari pemegang polis untuk menghitung expected ultimate claim dalam menentukan cadangan klaim. Penelitian memperoleh hasil bahwa berdasarkan kriteria nilai MAD dan RMSE penggunaan metode Bornhuetter-Ferguson memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan metode Munich Chain Ladder.

The economic dynamics that occurred in Indonesia in the 2015-2021 period had an impact on several sectors, one of which was insurance companies. The impact that occurred was an increase in the number of claims from customers, especially on credit insurance due to an increase in credit with the collectability of Non Performing Loans (NPL). This research aims to estimate the claim reserve on credit insurance to anticipate the emergence of claims during processing or claims that will appear in the future. The use of an appropriate estimation method will result in a more efficient claim reserve so that insurance companies are more precise in managing financial performance. In the research on the estimation of IBNR reserves for credit insurance claims for PT XYZ for the period 2017 – 2021, the development of the Chain Ladder method is used, namely the Munich Chain Ladder (MCL) method and the Bornhuetter-Ferguson (BF) method. In the Munich Chain Ladder method, the estimated reserve of claims uses the correlation between paid claims and incurred claims in the form of development factor parameters to determine the projected claims. In the Bornhuetter-Ferguson method, additional parameters are used in the form of premiums obtained from customers to calculate the expected ultimate claim in determining claim reserves. The research found that based on the criteria for MAD and RMSE values, the use of the Bornhuetter-Ferguson method gave lower results than the Munich Chain Ladder method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Pawitra Widiarini
"Pada perusahaan asuransi bisnis long-tail (penyelesaian klaim ≥ 1 tahun), perusahaan harus memiliki cadangan klaim untuk membayar klaim pada masa yang akan datang. Metode yang sering digunakan untuk perhitungan prediksi cadangan klaim adalah Chain Ladder (CL) yang dihitung berdasarkan pola dari klaim yang sudah dibayarkan. Namun, CL tidak dapat memberikan hasil prediksi cadangan klaim yang akurat, karena dari pendefinisiannya CL sangat bergantung dengan data. Padahal, data tersebut dapat mengandung outlier, atau tidak memadai. Ketika hal ini terjadi, maka aktuaris seringkali menggunakan penilaian subyektif mereka dengan menyesuaikan perhitungan dan dapat memberikan hasil yang berbeda-beda. Hasil yang berbeda-beda menyebabkan adanya ketidakpastian akan hasil yang didapat. Pada skripsi ini, dikenalkan metode Fuzzy Chain Ladder (FCL) yang menggabungkan metode CL dengan triangular fuzzy number (TFN) agar dapat mempertimbangkan ketidakpastian terhadap perhitungan. Berbeda dengan CL yang menghasilkan satu nilai cadangan klaim, FCL menerapkan TFN pada perhitungannya sehingga menghasilkan besar cadangan klaim dalam bentuk kisaran atau range. Dalam range tersebut, aktuaris dapat memilih nilai cadangan klaim berdasarkan penilaian subyektif mereka sehingga diharapkan metode FCL dapat mempertimbangkan adanya ketidakpastian tersebut. Selanjutnya, dilakukan analisis perhitungan prediksi cadangan klaim dari data klaim asuransi umum kelautan menggunakan FCL dibandingkan dengan metode CL.

In long-tail business insurance (settlement period ≥ 1 year), companies must have claim reserve to pay claims in the future. The method often used for calculating claims reserve is Chain Ladder (CL) that is calculated based on the pattern of paid claims. However, CL cannot provide accurate claims reserve predictions, because the definition of CL is dependent on data. In fact, these data can contain outliers, inadequate. When this happens, actuaries often use their subjective judgment by adjusting calculations and can produce different results. Different results cause uncertainty about the obtained results. In this thesis, a method called Fuzzy Chain Ladder (FCL) is introduced which combines CL with triangular fuzzy number (TFN) to consider uncertainty regarding calculations. In contrast to CL which produces a single value of claim reserves, FCL applies TFN to its calculation to produce many claims reserves in the form of ranges. Within that range, actuaries can choose the value of claims reserves based on their subjective judgement so that the FCL method can be expected to consider the existence of these uncertainties. Furthermore, an analysis of the prediction of claim reserves from the general marine insurance claim data is analyzed using FCL compared to the CL method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Zahra Asdianti
"Perusahaan asuransi memerlukan perhitungan cadangan klaim dengan tepat karena karena cadangan klaim merupakan ukuran kesehatan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu komponen yang wajib dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan. Dalam menghitung cadangan klaim, aktuaris harus memperhatikan waktu penundaan (delay time) dalam pelaporan klaim. Adanya waktu penundaan dari terjadinya klaim sampai pelaporan klaim, mengharuskan perusahaan asuransi menghitung cadangan klaim Incurred but Not Reported (IBNR). Cadangan klaim IBNR adalah cadangan klaim yang mengestimasi nilai klaim yang sudah terjadi tetapi dilaporkan di periode berikutnya. Penelitian pada tesis ini dilakukan pada PT Asuransi Jiwa XYZ yang merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa lokal yang berdiri pada tahun 2017 dan memiliki data historis yang masih terbatas dengan pelaporan klaim yang singkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung cadangan klaim IBNR dengan metode Bornhuetter-Ferguson dan metode Cape Cod yang dianggap sebagai metode yang best practice dan well-established. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan hasil estimasi dari kedua metode tersebut, sehingga diketahui metode mana yang memberikan hasil yang lebih mendekati klaim aktual dan lebih cocok dengan karakteristik data PT Asuransi Jiwa XYZ. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data klaim dan data premi PT Asuransi Jiwa XYZ dengan periode 2018 sampai dengan 2020. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode Bornhuetter-Ferguson memberikan nilai IBNR yang lebih mendekati nilai klaim aktual dibandingkan dengan metode Cape Cod. Penelitian ini juga menyarankan bahwa metode Bornhuetter-Ferguson dapat diterapkan pada PT Asuransi Jiwa XYZ dengan historis data klaim yang masih terbatas dan periode pelaporan klaim yang singkat.

Insurance companies need to calculate claim reserves accurately because claim reserves are the measure of the companies’ financial health and become one of the components that must be reported to Indonesia Financial Services Authority. In calculating claims reserves, actuaries must pay attention to the delay time in reporting claim. There is a delay time from the occurrence of claims to the claim is reported, requiring insurance companies to calculate IBNR claim reserves. IBNR claims reserves are claims reserves that estimate the value of claims that have already occurred but reported in the next period. This research was conducted at PT Asuransi Jiwa XYZ, which is a local life insurance company that was established in 2017 and has limited historical data with short period of claim reporting. The purpose of this study is to calculate the IBNR claim reserves using Bornhuetter-Ferguson method and Cape Cod method which are considered as best practice and well-established methods. In this study, the researcher compares the performance of the two methods and evaluate the results of the IBNR claim reserves estimation, so that it is known which method gives IBNR result that is closer to the actual claim and which method more suitable with the characteristics of PT Asuransi Jiwa XYZ’s data. The data used in this study is PT Asuransi Jiwa XYZ's claims and premium data for the period from 2018 to 2020. The results of this study indicate that Bornhuetter-Ferguson method has IBNR value that is closer to the actual claim value compared to Cape Cod method. This studyalso suggests that Bornhuetter-Ferguson method can be applied to PT Asuransi Jiwa XYZ with a short period of observation and limited claim data."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmi Karmila
"ABSTRAK
Cadangan klaim adalah cadangan yang harus disiapkan oleh perusahaan asuransi long-tail business untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis dimasa yang akan datang. Salah satu metode yang paling populer untuk memprediksi cadangan klaim adalah metode Chain Ladder. Metode ini menggunakan development factor dan run-off triangle dalam bentuk cumulative untuk memprediksi cadangan klaim. Run-off triangle menyatakan ringkasan data klaim secara keseluruhan, sedangkan development factor menyatakan perkembangan besar klaim pada setiap periode pembayaran. Namun, pada metode Chain Ladder, prediksi cadangan klaim hanya didasarkan informasi masa lalu individual perusahaan saja. Apabila informasi masa lalu individual perusahaan kurang, seorang aktuaris perlu mempertimbangkan informasi lain yaitu informasi kolektif. Penggabungan kedua informasi tersebut dilakukan dengan menerapkan teori kredibilitas B hlmann-Straub pada metode Chain Ladder. Pada skripsi ini diberikan contoh pengaplikasian prediksi cadangan klaim dengan menggunakan teori kredibilitas dalam metode Chain Ladder. Data yang digunakan adalah data yang diterbitkan National Association of Insurance Commissioners NAIC mengenai data asuransi private passanger autoliability/medical pada tahun 1998-2007.

ABSTRACT
A claim reserve is a reserve that must be prepared by a long tail business insurance company to fulfill its obligations to future policyholders. One of the most popular methods for predicting claim reserves is the Chain Ladder method. However, on the Chain Ladder method, the claim reserve is predicted solely based on insurance rsquo s individual past information only. If the insurance rsquo s individual past information is lacking, an actuary needs to consider other information that is collective information. Merging the two information is done by applying the theory of credibility B hlmann Straub on Chain Ladder method. This paper provides an example of applying prediction of claim reserves by using the theory of credibility in the Chain Ladder method. The data used are data published by National Association of Insurance Commissioners NAIC on the data of private passanger autoliability medical insurance in 1998 2007."
2017
S69879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidh Afif Ardhi
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan estimasi cadangan klaim terhadap Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada petani usaha tani padi yang berpotensi mengalami gagal panen. Jangka waktu polis Program AUTP terhitung singkat karena periode polis berlaku 4 bulan (musim tanam) dan memperoleh subsidi premi 80% dari pemerintah. Pada penelitian cadangan klaim AUTP periode 2017 – 2021, analisa menggunakan konsep bulanan dan triwulanan pada Run-Off Triangle (ROT) (Bulanan 60x60 dan Triwulanan 20x20) karena memiliki variasi periode Accident Year dan Development Year. Selanjutnya, metode Chain Ladder (CL) merupakan metode yang paling dasar, umum dan sederhana pada asuransai umum mempertimbangkan Age-to-Age Factor (LDF), serta metode Bonrhuetter-Ferguson (BF) menambah pertimbangan Estimated Ultimate Losses (EUL) dari CL dan earned premium. Penelitian memperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai Estimated Loss Reserve dan EUL pada kedua metode berdasarkan nilai MAD dan RMSE, tidak terdapatnya pembayaran klaim di beberapa periode kejadian dan periode penundaan, serta terdapatnya pembayaran klaim yang baru diselesaikan lebih dari 1 tahun sehingga terdapat perbedaan signifikan pada analisa. Selain itu, program asuransi AUTP merupakan program baru dari pemerintah bagi petani padi, sehingga manfaat program asuransi ini masih dipelajari oleh calon pemegang polis atas manfaat yang akan diterima.

This research aims to estimate the claim reserves the Rice Farmer Business Insurance Program (RFBI) for rice farmers who have the potential to experience crop failure. Therefore, the policy RFBI program period is valid for 4 months (growing season) and with an 80% premium subsidy from the government. The analysis of RFBI claim reserve (2017-2021) used the concept of monthly (60x60) and quarterly (20x20) in the Run-Off Triangle (ROT) because it has variations in period analysis, Chain Ladder (CL) method is the most basic, common, and simple method used in general insurance, as well Bonrhuetter-Ferguson (BF) method adds to the consideration of Estimated Ultimate Losses (EUL) of CL and earned premium. There was no significant difference between the value of estimated loss reserve and EUL in both methods based on MAD and RMSE values, no payment of claims in some periods of events and delay periods, and the existence of new claim payments completed more than 1 year so that there are significant differences in the analysis. In addition, the RFBI is a new program from the government for rice farmers, so the benefits of this insurance program are still studied by prospective policyholders for the benefits to be received."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Engel
"ABSTRAK
Sesuai peraturan BAPEPAMLK Nomor: PER-09/BL/2012 Pasal 11 bahwa nilai estimasi klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan IBNR dihitung berdasarkan estimasi sentral atau estimasi terbaik best estimate dengan menggunakan metode rasio klaim atau salah satu dari metode segitiga run-off triangle method . Metode Chain-Ladder dan Bornhuetter-Ferguson adalah metode berbasis triangle yang banyak dijadikan standar oleh auditor dan perusahaan asuransi dalam mengestimasi cadangan IBNR.Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis daya estimasi metode cadangan klaim IBNR yang berbasis metode triangle. Dengan ukuran statistik MAD dan RMSE diketahui eror pada Metode Bornhuetter-Ferguson lebih kecil dalam mengestimasi cadangan klaim IBNR dibandingkan dengan Metode Chain-Ladder

ABSTRACT
According to regulations BAPEPAMLK Number PER 09 BL 2012 Article 11, the estimated value of claims incurred but not reported IBNR is calculated based on the estimated central or best estimate best estimate using the ratio of claims or one of the triangle method run off triangle method . Chain Ladder method and Bornhuetter Ferguson is a triangle based method that is used as a standard by the auditor and insurance companies. The aim of this study is to compare the predictive power of triangle methods in IBNR claims reserves estimation. Base on statistical measure MAD and RMSE, error on Bornhuetter Ferguson method is smaller in estimating the IBNR claims reserve compared with the Chain Ladder method."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Martini
"ABSTRAK
Saat ini nilai klaim IBNR (Incurred But Not Reported) dihitung berdasarkan estimasi sentral atau estimasi terbaik (best estimates) atas klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan dengan menggunakan metode rasio klaim atau salah satu dari metode segitiga (triangle method). Metode segitiga yang digunakan dalam industri asuransi adalah metode Chain Ladder (MCL). MCL adalah metode yang umum digunakan di industri asuransi untuk memperkirakan jumlah cadangan klaim. Namun, MCL tidak didasarkan atas teori matematika maupun statistik sehingga sulit dijelaskan secara teori, selain itu jumlah cadangan klaim yang dihasilkan tidak dapat dipisahkan ke dalam RBNS (Reported but Not Settled) dan IBNR. Melalui jurnal yang ditulis oleh Miranda et al. (2012) diperkenalkan metode baru yang disebut Double Chain Ladder (DCL), dimana MCL diaplikasikan dua kali terhadap incurred count dan paid claims data. DCL memberikan teori statistika terhadap MCL, dengan menggunakan parameter-paremeter tertentu untuk mengestimasi RBNS dan IBNR dengan menambahkan parameter delay time dari klaim dilaporkan sampai dengan klaim dibayarkan. Hasil perhitungan cadangan berdasarkan DCL untuk RBNS adalah sebesar Rp. 37.169.681.816,00 dan IBNR sebesar Rp. 58.280.429.263,60, sehingga total cadangan klaim sebesar Rp. 95.450.110.000,00. Sedangkan cadangan klaim dengan MCL adalah sebesar Rp. 85.750.734.043,00.

ABSTRACT
Currently the calculation of the amount of IBNR value in accordance with the technical provisions can be calculated based on central estimates or best estimates on claim incurred but not reported using the expected loss ratio method or one of the methods of the triangle (triangle method). The One triangle method used in the insurance industry is the Chain Ladder Method (CLM). CLM is an actuarial method which is quite well known in the insurance industry and applied to estimate the amount of loss reserves. CLM was not based on mathematical statistics so it is difficult to justify theoretically, and CLM is incapable of dividing predicted outstanding liabilities into RBNS and IBNR claims.. However, according to Maria Dolores Martinez Miranda, Jens Perch Nielsen and Richard Verrall through journals published in Astin Bulletin, the CLM unable to separate claim estimates into into RBNS part and IBNR part as a component in the claim reserve. Through the journal introduced a new method called the Double Chain Ladder (DCL). DCL replicated CLM and applied twice, one on the incurred count data and then on the paid claims to perform the calculation of estimated outstanding claims can separate RBNS and IBNR as component of claim reserves as and thus to the total combined future payment estimate. The DCL model give statistic theory to CLM by using a particular estimation parameter method and adding delay time parameter from claim is reported until it is paid. DCL provide further result that CLM is unable to provide, such as the prediction of outstanding liabilities separately for RBNS and IBNR Claims. Calculation result for RBNS is Rp. 37.169.681.816,00 and IBNR is Rp. 58.280.429.263,60, so total claim reserve is Rp. 95.450.110.000,00. Claim reserve using MCL is Rp. 85.750.734.043,00.
"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>