Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Rizki Yono
"ABSTRAK
Latar Belakang: Program Skrining Hipotiroid Kongenital Nasional di Indonesia menunjukkan angka insidensi hipotiroid kongenital cukup tinggi. Salah satu faktor risiko yang bertanggung jawab adalah bayi berat lahir rendah. Pada bayi berat lahir rendah, maturitas organ relatif belum matur, sehingga mengganggu fungsi organ termasuk kelenjar tiroid dan hipofisis.
Tujuan: Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui persentase bayi berat lahir rendah di Indonesia, nilai rujukan TSH neonatus berdasarkan berat lahir, korelasi antara berat lahir bayi dengan fungsi kelenjar tiroid, serta hubungan antara status berat lahir dengan nilai rerata TSH neonatus.
Metode: Dari 2.987 subjek yang didapatkan dari 10 provinsi pada program skrining hipotiroid kongenital nasional pada bulan Mei sampai Juni 2017 di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, sebanyak 1.700 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang diperoleh melalui teknik consecutive sampling. Nilai TSH didapatkan melalui metode Fluorometri dengan reagen Labsystem. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu 1.573 subjek untuk kelompok bayi berat lahir normal dan 127 subjek untuk kelompok bayi berat lahir rendah. Sampel kemudian dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dengan SPSS versi 20.0 untuk diketahui hubungannya dengan nilai rerata TSH neonatus dan MedCalc versi 17.9 untuk menghitung nilai rujukan TSH neonatus.

ABSTRACT
Background: National Congenital Hypothyroidism Screening Program in Indonesia showed high incidence of Congenital Hypothyroidism. One of responsible risk factors is low birth weight. In low birth weight, organ maturity is relatively immature, thus disrupting organ function including thyroid and hypophysis gland.
Objective: This cross-sectional study was aimed to determine the percentage of low birth weight in Indonesia, neonatal TSH reference values based on birth weight, the correlation between birth weight and thyroid gland function, as well as the association between birth weight status with neonatal TSH level.
Methods: Of the 2,987 subjects obtained from 10 provinces in national congenital hypothyroidism screening program data from May to June 2017 in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, as many as 1,700 subjects fulfilled the inclusion and exclusion criteria obtained through consecutive sampling. TSH value was obtained by Fluorometri method with Labsystem reagent. Subjects were divided into two groups, 1,573 subjects for normal birth weight and 127 subjects for low birth weight. Then, samples were analyzed by Mann-Whitney test with SPSS version 20.0 to investigate association to neonatal TSH level and MedCalc version 17.9 to calculate neonatal TSH reference values.
Results: Low birth weight was 7.5%. The TSH reference value in all neonates, normal birth weight, and low birth weight were 1.40-8.04 mU/L with median 3.10 (1.00-19.80), 1.50-8.06 mU/L with median 3.20 (1.00-19.80), and 1.00-9.06 mU/L with median 2.50 (1.00-13.80) respectively. There was a positive significant correlation between low birth weight and thyroid function (r = 0.367, P<0.001). There was also a significant difference between birth weight status with neonatal TSH level (P<0.001).
Discussion: The percentage of low birth weight in Indonesia is half the percentage of babies born in the world according to WHO. The neonatal TSH reference values in Indonesia is close to 10 mU/L as cut off in developed countries. Birth weight influences neonatal TSH level. It correlates with delayed in hypothalamus-hypophysis-thyroid axis maturity."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ujang Khoerur Rizqi
"ABSTRAK
Latar Belakang: Hipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab paling umum terjadinya retardasi mental. Padahal, terjadinya komplikasi hipotiroid kongenital dapat dicegah sejak dini. Oleh karena itu, skrining hipotiroid kongenital dengan mengukur kadar TSH menjadi penting terutama pada bayi yang berisiko lebih tinggi terkena hipotiroid kongenital. Usia prematur diduga menjadi salah satu faktor risiko hipotiroid kongenital karena terkait imaturitas organ.Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui persentase bayi prematur, nilai rujukan TSH neonatus di Indonesia, dan hubungan antara kadar TSH neonatus dan status prematuritas.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang dengan subjek berasal dari data skrining hipotiroid kongenital RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang sampel darahnya dianalisis dengan cara Fluorometri dengan reagen Labsystem. Data berasal dari bulan Mei dan Juni 2017 yang diperoleh melalui teknik consecutive sampling. Dari 2987 subjek, terdapat 1700 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek dibagi menjadi kelompok bayi prematur n=111 dan bayi lahir cukup bulan n=1589 . Sampel kemudian dianalisis menggunakan SPSS versi 20.0 untuk mengetahui hubungan kadar TSH dan status prematuritas dengan uji Mann-Whitney dan uji korelasi, serta MedCalc versi 17.9 untuk mencari nilai rujukan TSH neonatus di Indonesia.Hasil: Persentase bayi prematur yang didapatkan yaitu sebesar 6,5 . Nilai rujukan TSH neonatus berdasarkan kelahiran prematur didapatkan nilai 1,0-8,9 mU/L dengan median 2,5 1,0-12,8 mU/L dan berdasarkan kelahiran cukup bulan sebesar 1,5-8,0 mU/L dengan median 3,2 1,0-19,8 mU/L. Analisis menggunakan uji Mann-Whitney, didapatkan hubungan bermakna antara kadar TSH neonatus dan status prematuritas p.

ABSTRACT
Background Congenital hypothyroid is one of the most common causes of mental retardation. Actually, this complication can be prevented since earlier. Therefore, congenital hypothyroid screening by measuring TSH level is important to every infants, especially in higher risk of developing congenital hypothyroid. Prematurity is hypothesised as one of risk factor for congenital hypothyroid related to organ immaturity.Objective The aim of this study is to determine the percentage of preterm birth, neonatal TSH reference values in Indonesia, and association between neonatal TSH level with prematurity status.Methods This cross sectional study used subjects which was obtained from congenital hypothyroid screening data in General National Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo from May to June 2017 by consecutive sampling. The screening of congenital hypothyroid used Fluorometry with Labsystem reagen to analyse blood samples. From 2987 subjects, 1700 subjects fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Subjects were divided into two groups preterm infants n 111 and term infants n 1589 . Then, samples were analysed with SPSS version 20.0 to investigate association between neonatal TSH level with prematurity status by Mann Whitney test and correlation test, also MedCalc version 17.9 to calculate neonatal TSH reference values.Results The percentage of preterm infants was 6.5 . Neonatal TSH reference values based on preterm birth infants were 1.0 8.9 mU L with median 2.5 1.0 12.8 mU L and based on term infants were 1.5 8.0 mU L with median 3.2 1.0 19.8 mU L. There was also a significant association between neonatal TSH level and prematurity status Mann Whitney test, p"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regar Adi Trianto
"ABSTRAK
Latar belakang: Hipotiroid kongenital merupakan suatu kelainan endokrin dimana terjadi penurunan sintesis hormon tiroid saat bayi baru lahir. Hipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab paling umum dari penurunan kecerdasaan intelektual retardasi mental yang sebenarnya dapat dicegah. Salah satu faktor risiko yang mendukung kejadian hipotiroid kongenital adalah status konsumsi garam beriodium ibu.Tujuan: Penelitian cross-sectional ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara nilai TSH neonatus dengan status konsumsi garam beriodium cukup ibu.Metode: Penelitian ini melibatkan 2.978 subjek yang terdiri atas bayi dan anak yang memperoleh uji saring hipotiroid kongenital di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada Bulan Mei hingga Bulan Juni 2017. Dari seluruh peserta uji saring hipotiroid kongenital tersebut, terdapat 1.687 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi peneliti, kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal di daerah dengan persentase konsumsi garam beriodium cukup per rumah tangganya rendah 90 . Jumlah sampel minimal yang harus dipenuhi oleh peneliti dengan menggunakan rumus besar sampel analitik numerik tidak berpasangan adalah 322 sampel. Setelah ditelaah, terdapat 149 subjek untuk kelompok bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal di daerah dengan persentase konsumsi garam beriodium cukup per rumah tangganya tinggi dan 173 bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal di daerah dengan persentase konsumsi garam beriodium cukup per rumah tangganya rendah. Sampel kemudian dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney untuk diketahui hubungannya dengan nilai rerata TSH neonatus.Hasil dan Diskusi: Terdapat perbedaan bermakna nilai rerata TSH pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal di daerah dengan persentase konsumsi garam beriodium cukup per rumah tangganya rendah dan kelompok bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal di daerah dengan tingkat konsumsi garam beriodium cukup per rumah tangganya tinggi.

ABSTRACT
Background Congenital hypothyroidism is an endocrine disorder in which there is a decrease in thyroid hormone synthesis at birth. Congenital hypothyroidism is one of the most common causes of a decline in intellectual intelligence mental retardation that can be prevented. One of the risk factors that affects the incidence of congenital hypothyroidism is the consumption status of the mother 39 s iodized salt.Objective This cross sectional study was conducted to see if there was any difference between neonatal TSH value and iodized salt consumption status.Methods The study involved 2,978 subjects consisting of infants and children who received a congenital hypothyroid filter test at the National General Hospital RSUPN . Cipto Mangunkusumo from May to June 2017. From the congenital hypothyroid test participants, 1,687 subjects fulfilled the inclusion and exclusion criteria of the researcher, then divided into two groups, the group of neonates born to mothers living in the area with the percentage of consumption iodized salt per household is low 90 . The minimum number of samples that must be met by the researcher by using the formula of unpaired numerical analytic sample is 322 samples. Upon examination, there were 149 subjects for groups of neonates born to mothers living in areas with a high percentage of iodized salt intake per household and 173 neonates born to mothers living in areas with sufficient iodized salt intake percentage per household. The samples were then analyzed using the Mann Whitney test to be known to correlate with the mean values of neonatal TSH.Results and Discussions There was a significant difference in mean TSH values in neonates born to mothers living in areas with a moderate percentage of low iodized salt intake per household and neonates born to mothers living in areas with high iodized salt intake per household P 0.001 . This is in line with the theory that if the diet of iodized salt is adequate then TSH levels in the circulation will be normal, whereas if the iodized salt diet is inadequate then TSH levels in the circulation will be high, due to negative feedback of the least amount of thyroid hormones in the circulation due to the raw material of its formation , ie iodides derived from iodized salt are not met. Also there was a significant difference in mean birth weight of neonates born to mothers living in areas with a fairly low percentage of iodized salt intake per household and neontaes born to mothers living in areas with sufficient iodized salt intake per household P "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq Ramadhan
"ABSTRAK
Nilai rujukan thyroid stimulating hormone TSH penting digunakan dalam skrining penyakit hipotiroid kongenital HK yang saat ini insidensinya di Indonesia lebih tinggi dibandingkan insidensi di dunia. Nilai rujukan merupakan nilai normal yang ditentukan dari individu sehat dan dapat dipengaruhi kondisi fisiologis, seperti usia dan jenis kelamin, dan kondisi patologis. Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai rujukan TSH neonatus di Indonesia berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Sebanyak 3.320 sampel diperoleh dari data skrining hipotiroid kongenital SHK Nasional bulan Mei-Juli 2017 dengan metode fluorometri dengan reagen Labsystem di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo RSUPN-CM . Pengelompokkan total sampel dilakukan berdasarkan dua variabel bebas, yaitu lima kelompok usia dan kelompok jenis kelamin, dan dianalisis perbedaan nilai TSH antar kelompok tiap variabel bebas menggunakan SPSS versi 20. Interval rujukan TSH berdasarkan kedua variabel bebas akan dianalisis menggunakan MedCalc versi 17.9.7. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai TSH yang bermakna.

ABSTRACT
TSH reference value was important in detection of congenital hypothyroidism, which incidence was higher in Indonesia than in the world. Reference value was a normal categorized value obtained from a healthy individual and influenced by physiological conditions, like age and sex differences, and pathological conditions. This cross sectional study aimed to analyze the comparison of neonatal TSH reference value in Indonesia according to age and sex difference. 3,320 subjects were obtained from National Congenital Hypothyroidism Screening data from May July 2017 by fluorometry method with Labsystem reagent in National Referral Hospital Cipto Mangunkusumo. Groupings were done based on two independent variables five age groups and gender groups, which were analyzed by using SPSS version 20. Neonatal TSH reference interval according to both independent variables were analyzed by using MedCalc version 17.9.7. There was significant difference in TSH value p"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasnawati Amqam
"ABSTRAK
Penggunaan jangka panjang insektisida klorpirifos (CPF) akan menimbulkan efek
pada Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan hormon-hormon tiroid
(triidiotironin/T3 dan tirotoksin/T4). Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
insektisida CPF terhadap kadar TSH dan hormon-hormon tiroid pada petani sayur
dari tinjauan aspek genetik populasi. Studi ini dilakukan dengan desain potong
lintang. Terdapat 273 petani sayur yang menjadi subjek, yang diambil pada tiga
populasi suku, yaitu Jawa, Sunda, dan Makassar. Terdapat variasi genetik
paraoxonase 1 (PON1) pada ketiga populasi dan alel Q banyak ditemukan pada
semua populasi. PON1 dapat menjadi prediktor terjadinya gangguan pada kadar
hormon-hormon tiroid dan TSH. TCP sebagai metabolit CPF merupakan biomarker
kemampuan metabolisme individu terhadap CPF. Pada masyarakat petani yang
terpajan klorpirifos, TCP urin yang tidak terdeteksi berperan dalam terjadinya kadar
FT3 rendah dan kadar TCP urin yang rendah berperan dalam terjadinya kadar FT4
tertil rendah dan kadar TSH tinggi. Efek CPF terhadap ketiga hormon ini diduga
terjadi melalui mekanisme terganggunya sistem neurotransmitter dan proses
deyodinasi pada perifer dan hati.

ABSTRACT
Long-term use of chlorpyrifos (CPF) insecticide will affects Stimulating Thyroid
Hormone (TSH) and thyroid hormones (triidiotironin/T3 and tirotoksin/ T4). This
study aimed to assess the effect of insecticide CPF on levels of TSH and thyroid
hormones of the vegetable farmers as the reviews of population genetic aspects. This
study was conducted with a cross-sectional design. There were 273 vegetable farmers
as subjects, taken in three population, namely Java, Sunda, and Makassar. There was
genetic variation of paraoxonase 1 (PON1) in a population of in the three populations
and Q alleles found in all populations. PON1 may be a predictor of causing
interference to the levels of thyroid hormones and TSH. TCP as CPF metabolite was
a biomarker of individual metabolic capabilities toward CPF. In exposed CPF
farming communities, undetected TCP urine played a role in occurrence of low FT3
levels while low levels of TCP urine play a role for lower tertile FT4 level and high
TSH level. CPF effect to the hormones possiblyoccured through the mechanism of
disruption of neurotransmitter system and deiodinase process in peripheral and liver"
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadette Victoria
"Berat lahir merupakan salah satu indikator penting tumbuh kembang anak dan juga mencerminkan asupan gizi yang didapatkan janin saat dalam kandungan. Berat lahir dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah faktor kualitas asupan makanan ibu hamil. Tesis ini bertujuan untuk membahas hubungan keragaman makanan ibu hamil dengan berat lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Pengasinan dan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder dari studi kohor “Pengaruh Suplementasi Multi-Micronutrient (MMS) terhadap Status Anemia Ibu dan Kualitas Outcome Kehamilan”. Hasil uji statistik regresi linier ganda menemukan bahwa keragaman makanan ibu hamil berhubungan signifikan dengan berat lahir bayi setelah dikontrol oleh variabel lainnya dalam model (kadar Hb ibu, riwayat melahirkan BBLR, dan interaksi antara keragaman makanan ibu dengan kadar Hb ibu). Peneliti merekomendasikan untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya bagi ibu mengonsumsi makanan beragam selama kehamilan untuk menghasilkan bayi dengan berat lahir yang optimal.

Birth weight is an important indicator of the child’s growth and also represents the nutritional intake obtained by the fetus during childbirth. Birth weight is influenced by various factors and one of them is the quality of food intake during pregnancy. This thesis focuses on the association between dietary diversity during pregnancy and baby birth weight in the Public Health Centers (Puskesmas Pengasinan and Puskemas Pasir Putih) in Sawangan, Depok. This study is a quantitative study with cross-sectional design using secondary data from the cohort study “Effect of Multi-Micronutrient Supplementation (MMS) on Maternal Anemia Status and Quality of Pregnancy Outcome”. The results of multiple linear regression statistical test found that the maternal dietary diversity during pregnancy was significantly correlated with infant birth weight after controlling for other variables in the model (maternal Hb level, history of giving birth to LBW babies, and interaction between the maternal dietary diversity and maternal Hb level). It is recommended to disseminate information about the importance of a diverse diet during pregnancy to achieve optimal birth weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenni Pratita
"Hipotensi merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien yang menjalani bedah sesar dengan anestesi spinal. Kejadian hipotensi dapat membahayakan baik ibu maupun janin. Penelitian yang telah dilakukan di luar negeri menunjukan angka kejadiannya mencapai 70-80% tanpa penggunaan profilaksis farmakologis, namun di Indonesia penelitian tentang subjek ini masih sangat minim, termasuk tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipotensi tersebut.
Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik sosio demografik dan klinik pasien yang menjalani bedah sesar dengan anestesi spinal di RSUPN Ciptomangunkusumo (status hipotensi, jenis cairan yang diberikan, usia, penyakit penyerta, lokasi penyuntikan, dosis cairan anestesi, dan tinggi badan) serta hubungan status hipotensi dengan berat badan lahir bayi.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan 107 subjek yang didapatkan melalui pemenuhan kriteria penelitian serta metode consecutive sampling. Subjek penelitian merupakan pasien yang menjalani bedah sesar emergensi di Instalasi Gawat Darurat RSUPN Ciptomangunkusumo. Pengertian hipotensi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penurunan tekanan darah sistolik dibawah 80% tekanan darah awal yang diukur sebelum operasi dilakukan. Penelitian menggunakan data sekunder.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotensi ditemukan pada 24,3% subjek. Dari segi karakteristik lainnya, mayoritas subjek tidak memiliki faktor risiko hipotensi berdasarkan penelitian terdahulu kecuali dari segi jenis cairan yang diberikan. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara berat badan lahir bayi dengan status hipotensi, namun ratarata berat badan lahir bayi dari subjek pada kelompok hipotensi lebih besar daripada kelompok non-hipotensi.

Hypotension is a common complication in patients undergoing caesar surgery with spinal anesthesia. Hypotension could endanger both the mother and the fetus. Studies done abroad show that the event rate of hypotension could reach 70-80% without pharmacologic profilaxis, but in Indonesia the number of studies on this subject is very limited, including about factors correlated with the event of hypotension.
Therefore, this study is done to find out the sociodemographic and clinical characteristics of patients undergoing emergency Caesar surgery with spinal anesthesia in RSUPN Ciptomangunkusumo (type of fluid given, age, concurring illness, injection site, dosage of anesthetic solution, height, and hypotension status) and the correlation between hypotension status and the babies? birth weight.
This study is a cross sectional study with 107 subjects acquired through criterias of the study and consecutive sampling. Subjects are patients undergoing emergency Caesar surgery in emergency installation of RSUPN Ciptomangunkusumo. The definition of hypotension used in this study is a decrease of systolic pressure under 80% baseline pressure measured before the surgery. Secondary data is used in this study.
The study shows that hypotension was found in 24.3% subject. Based on other characteristics, majority of the subjects don?t have risk factors for hypotension, except about the type of the fluid given. No statistically significant correlation is found between the babies? birth weight and the hypotension status, but the mean birth weight of babies from the hypotension group is higher than non-hypotension group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Whelli Mursala
"Penelitian ini membahas model prediksi berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan faktor lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kejadian rata-rata berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok sebesar 3172,96 gram.Untuk mengetahui model prediksi berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain penelitian Cross Sectional, menggunakan data sekunder dari rekam medik ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit tersebut.
Hasil penelitian rata-rata usia ibu yang melahirkan 30,29 tahun dengan pendidikan ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tertinggi SMP sebesar 50,4%, SD 22,2%, SMA 25,9%, dan Perguruan Tinggi 1,5%. Rata-rata ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah tidak bekerja sebesar 97,8% dengan paritas atau jumlah anak kurang dari sama dengan tiga orang sebanyak 68,9% dan rata-rata usia kehamilan ibu 38,59 minggu, rata-rata berat badan sebelum hamil sebesar 53,52 kg.
Hasil penelitian menyebutkan 3 variabel yang signifikan yaitu usia ibu, usia kehamilan, dan berat badan sebelum hamil dan usia kehamilan yang paling besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

This study discusses birthweight prediction model based on nutritional status and other factors at the General Hospital in Depok. This research is a quantitative study. Average incidence of birth weight babies in the General Hospital of 3172.96 grams. To determine the predictive model birth weight infants in the General Hospital in Depok conducted research with cross sectional research design, using secondary data from medical records of mothers during their pregnancy or childbirth in the hospital.
The results of the study the average age of mothers giving birth to 30.29 years of education of mothers in the General Hospital of Depok City junior high at 50.4%, SD 22.2%, 25.9% high school, and university 1.5% . Average mothers during their pregnancy or childbirth in the General Hospital of 97.8% does not work with parity or the number of children less than three to 68.9% and an average age of 38.59 weeks gestational mother, average The average pre-pregnancy weight was 53.52 kg.
The results mentioned three significant variables, namely maternal age, gestational age, and prepregnancy weight and gestational age were greatest effect on birth weight infants in the General Hospital in Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi berat lahir dan mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap berat lahir. Desain penelitian menggunakan cohort retrospektif, dengan sampel sebanyak 233 ibu hamil dan bayi yang melakukan pemeriksaan Antenatal Care dan melahirkan di Rumah Sakit Citra Medika dan Bidan Bersalin dari Januari 2010-Desember 2011. Lokasi penelitian terletak di Rantauprapat. Pengumpulan data meliputi medical record pasien dan data kelahiran . Analisis korelasi dan regresi linier ganda digunakan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan berat lahir.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata berat lahir di rumah sakit dan klinik bidan bersalin adalah 3337,8 ± 353,7 gram (95% CI: 3292 ? 3383). Berat badan sebelum hamil, pertambahan berat badan ibu trimester pertama, kedua, dan ketiga memiliki kekuatan hubungan yang sedang dan berpola positif. Model Prediksi adalah berat lahir = 1764,133 + 0,023 (BB pra hamil) + 0,131 (pertambahan berat badan trimester 1) + 0,037 (pertambahan berat badan trimester 2) + 0,037 (pertambahan berat badan trimester 3). Variabel yang paling berpengaruh adalah pertambahan berat badan trimester pertama. Peneliti menyarankan kepada RS dan bidan bersalin untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya memperhatikan berat badan sebelum hamil dan memantau pertambahan berat badan selama kehamilan terutama di trimester pertama, pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal empat kali yaitu di trimester pertama, kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.

This study aimed to predict birth weight and find out the factors that most influence on birth weight. This study using a retrospective cohort design, with 233 pregnant women and infants who perform antenatal care and deliver in Citra Medica Hospital and midwife maternity from January 2010-December 2011. The located of the study was in Rantauprapat. The data were collected through patient medical record and birth data. Correlation analysis and multiple linier regression were used to determine the strength and direction of the relationship between independent variables and birth weight.
The analysis show that the averages of birth weight in the the hospital and maternity midwife are 3337.8 ± 252.7 g (95% CI: 3292-3383). Prepregnancy weight, maternal weight gain in first, second, and third semester have moderate power relationship and positive pattern. Model prediction is Birth Weight= 1764,133 + 0,023 (pre-pregnancy weight) + 0,131 (first semester weight gain) + 0,037 (second semester weight gain) + 0,037 (third semester weight gain). The most variable effect is first semester weight gain. Researcher suggest that hospitals and midwives maternity can provide education to pregnant women about the importance of pre-pregnancy weight and monitoring weight gain during pregnancy, especially in first trimester, it should be check pregnancy at least four times which are one times in first trimester, one times in second trimester, and twice in third trimester.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reisy Tane
"Bayi berat lahir rendah yang dirawat di ruang Perinatologi memiliki masalah utama terganggunya status tidur terjaga diikuti oleh ketidakstabilan fungsi fisiologis saturasi oksigen dan frekuensi nadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan nesting dengan fiksasi terhadap fungsi fisiologis dan status tidur tejaga pada bayi berat lahir rendah. Penelitian ini menggunakan rancangan uji klinik acak terkontrol tipe cross over. Sampel penelitian ini berjumlah 19 bayi dengan berat lahir rendah yang dirawat di ruang Perinatologi RSUP Fatmawati Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna penggunaan nesting dengan fiksasi terhadap rerata saturasi oksigen dengan posisi prone dan quarterprone p0,05 . Pemberian nesting dengan fiksasi dengan posisi prone status tidur tenang mendominasi sebesar 96,8 p=0,0001 diikuti dengan posisi quarterprone 95,7 p=0,0001 . Penggunaan nesting dengan fiksasi dapat memfasilitasi tidur tenang dan kestabilan fungsi fisiologis pada BBLR. Rekomendasi dari penelitian selanjutnya adalah perbandingan nesting fiksasi dengan nesting yang terbuat dari bahan tradisional terhadap status tidur terjaga.

Low birth weight infant who treated in the Perinatology has a major problem of sleep awake status disturbance followed by instability on the physiological function of oxygen saturation and pulse frequency. This study aims to investigate the effect of applying nest with a fixation on physiological function and sleep awake status on low birth weight infant. This study uses a randomized controlled trial with cross over design. The sample of this study was 19 low birth weight infant in Perinatology Fatmawati Hospital.
The result of this studies indicates that there is a significant relationship between applying of nesting with fixation on oxygen saturation rate with prone and quarterprone position p 0,05. At the time of nesting fixation with prone position, the majority of sleep awake status is quiet sleep 96.8 p 0.0001 followed by the quarterprone position of 95.7 p 0.0001. The use of nesting with fixation may facilitate quiet sleep and the stability of physiological functions in LBW. The recommendation for further research is comparing a nesting fixation with another type of nesting with a fixation on sleep awake status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>