Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Reza Setyawati
"ABSTRAK
Perubahan fisiologis merupakan hal yang terjadi pada lansia, perubahan meliputi perubahan sistem integumen. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menganalisis hasil praktik klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan klien dengan kerusakan integritas kulit. Praktik klinik dilakukan selama tujuh minggu di Sasana Tresna Werdha (STW) Budi Mulia 1 Ciracas. Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan adalah pada klien terdapat eksem, gatal-gatal (pruritus), dan kulit kering (xerosis). Klien juga mengalami penurunan kognitif. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah perawatan kulit dengan emollient. Intervensi dilakukan selama enam minggu, dengan total intervensi adalah 30 kali pertemuan dan teknik yang digunakan adalah dengan mengolesi vaseline di kulit sambil dilakukan massage. Hasil setelah diberikan intervensi adalah peningkatan elastisitas, hidrasi, tekstur, integritas kulit, kondisi lesi kulit, dan kemerahan dari gangguan sedang menjadi gangguan ringan. Perawat dapat melakukan pemberian perawatan kulit pada lansia sebagai upaya meningkatkan kualitas integritas kulit sehingga kualitas dan kesejahteraan lansia meningkat.

ABSTRACT
Physiological changes are things that happen in the elderly, the changes include changes in integument system. The purpose of this paper is to analysed the result of clinical practice to the client with impaired skin integrity. Clinical practice was carried out for seven weeks in Sasana Tresna Werdha (STW) Budi Mulia 1 Ciracas. The result of physical assessment such as there are eczema, pruritus, and xerosis within client. Client also have cognitive problem. Nursing interventions was skin care with emollient. Interventions was carried out for six weeks, with total intervention was 30 times and the techniques was smearing Vaseline to the skin with a little bit massage. The result such as there are improvement to the client's skin elasticity, hydration, texture, skin integrity, skin lesions, and redness from moderate to mild. Nurses can perform skin care to the elderly as an effort to improve the quality of the skin integrity so that the quality and welfare of the elderly increases.;Physiological changes are things that happen in the elderly the changes include changes in integument system The purpose of this paper is to analysed the result of clinical practice to the client with impaired skin integrity Clinical practice was carried out for seven weeks in Sasana Tresna Werdha STW Budi Mulia 1 Ciracas The result of physical assessment such as there are eczema pruritus and xerosis within client Client also have cognitive problem Nursing interventions was skin care with emollient Interventions was carried out for six weeks with total intervention was 30 times and the techniques was smearing Vaseline to the skin with a little bit massage The result such as there are improvement to the client 39 s skin elasticity hydration texture skin integrity skin lesions and redness from moderate to mild Nurses can perform skin care to the elderly as an effort to improve the quality of the skin integrity so that the quality and welfare of the elderly increases"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anyta Hera Wahyuni
"Masalah jatuh pada lansia merupakan masalah fisik yang sering dialami lansia akibat proses penuaan Jatuh adalah suatu peristiwa yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihatnya mengakibatkan seseorang menjadi terduduk atau terbaring tanpa sengaja di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran Risiko jatuh dapat dihindari dengan upaya pencegahan melalui identifikasi faktor risiko latihan kekuatan fisik dan modifikasi lingkungan Karya ilmiah bertujuan memaparkan hasil asuhan keperawatan pada residen dengan masalah risiko jatuh di STW Budi Mulya 1 Ciracas Salah satu intervesi untuk masalah risiko jatuh yaitu latihan keseimbangan yang dilakukan tiga kali seminggu selama lima minggu Hasil evaluasi yang didapat peningkatan kekuatan otot ekstemitas bawah meningkat dari 4444 menjadi 4455 skor MFS Morse Fall Scale menurun dari 55 menjadi 25 dan skor BBT Berg Balance Test meningkat dari 40 menjadi 50 Saran diharapkan pihak STW melakukan pencegahan risiko jatuh pada lansia dengan memberikan latihan keseimbangan melalui kegiatan senam secara rutin modifikasi lingkungan da penilaian secara rutin MFS dan BBT setiap tiga bulan

The incidence of falling in elderly is caused by ageing process Fall is often reported by witnesses causing individual falling powerlessness on floor or lower ground without losing consciousness Risk for fall can be avoided by identifying the risks balance exercise and environmental modification This paper aims to describe the result of nursing care towards the residents with risk for fall three times a week for five weeks The result showed that there are higher muscle strength found from 4444 to 4455 and the lowered score of MFS from 55 to 25 as well as the higher score of Berg Balance Test BBT from 40 to 59 The recommendation given to STW is that to keep committing balance exercise as a routine and modify environment around as well as evaluate MFS and BBT every three months "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rohmah
"Lansia perkotaan rentan mengalami insomnia akibat proses penuaan dan stessor yang tinggi di perkotaan. Tujuan studi kasus iniuntuk menganalisis hasil praktik klinik dengan melakukan intervensi relaksasi otot progresif pada empat lansia yang mengalamiinsomnia. Pengkajian kualitas tidur menggunakan ESS dan PSQI didapatkan skor 12 dan 8. Relaksasi otot progresifdilakukan tiga kali sehari dengan pendampingan perawat satu kali dan dua kali relaksasi otot progresif dilakukan secara mandiri.
Hasil intervensi relaksasi otot progresif kepada klien dengan insomnia selama 5 minggu yaitu skor ESS dan PSQI turun menjadi 7 dan 3, klien mudah memulai dan mempertahankan tidur. Perawat diharapkan melakukan pendampingan relaksasi otot progresif minimal satu kali perhari untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia di Sasana Tresna Werdha.

Elderly who live in urban is susceptible to insomnia due to aging and stessor highin urban areas. The purpose ofthis case study to analyze the results of clinical practice with progressive muscle relaxation intervention for elderly who have insomnia. Assessment of quality of sleep obtained using ESS and PSQI score of 12 and 8. The progressive muscle relaxationis done three times a day with the assistance of a nurse one time and two times progressive muscle relaxation done independently.
Results of progressive muscle relaxation interventions to clients with insomnia for 5 weeks is ESS and PSQI score dropped to 7 and 3, the client initiating and maintaining sleep. Nurses are expected to provide guidance progressive muscle relaxation at least one time per day to improve sleep quality in the elderly in Sasana Tresna Werdha.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Arianti
"Kesepian pada lanjut usia merupakan masalah yang dapat terjadi akibat kurangnya dukungan sosial dari keluarga. Kurangnya dukungan sosial tersebut disebabkan karena kesibukan bekerja terutama tinggal di perkotaan. Hal tersebut terjadi diakibatkan tingginya kebutuhan hidup masyarakat di perkotaan. Karya ilmiah ini memaparkan tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada salah satu lansia dengan masalah kesepian di STW Karya Bhakti. Intervensi keperawatan dilakukan khususnya terkait terapi life review. Evaluasi keperawatan didapat bahwa klien klien sudah dapat mempertahankan interaksi dengan orang lain dan mendapatkan dukungan sosial dari keluarga.

Loneliness in elderly is a problem that can occur due to a lack of social support from family. Lack of social support is caused by busy work mainly people who live in urban areas. It can happen because high demand for living in urban areas. This paper explain about nursing care for elderly with loneliness in STW Karya Bhakti. Nursing intervention have been done especially about life review therapy. Nursing evaluation have been obtained that client can maintain interaction with others and have social support from family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Permatasari
"Penelitian dengan judul "Persepsi Lansia terhadap Asuhan Keperawatan Gerontik yang Dilakukan Mahasiswa FIK - UI di Kelurahan Rawa Bunga Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur", menggunakan 35 responden yang ada RW 03, 05, 06, Kelurahan Rawa Bunga. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner data demografi keluarga, angket persepsi lansia terhadap asuhan keperawatan gerontik yang dapat melihat respon keluarga terhadap asuhan keperawatan gerontik yang telah dilakukan oleh mahasiswa FIK-UI.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah secara purposif yaitu lansia yang memenuhi kriteria diambil sebagai responden dengan penjelasan terlebih dahulu (informed concern). Lansia yang memenuhi kriteria adalah lansia yang telah dibina oleh mahasiswa FIK-Ul.
Hasil dan penelitian menunjukkan bahwa lansia dapat melupakan manfaat dilakukannya asuhan keperawatan gerontik dengan skor rata-rata 4,04. Untuk menindaklanjuti penelitian ini direkomendasikan untuk dilakukan penelitian tentang lansia terhadap asuhan keperawatan gerontik dengan menggunakan metode kualitatif, karena persepsi merupakan penjelasan tentang pengalaman yang tidak cukup hanya menggunakan metode kuantitatif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Herlinah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi di Wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara. Metode penelitian menggunakan cross sectional, dengan jumlah sampel 99 responden. Pengambilan sampel dengan teknik multi stage random sampling. Sampel pada penelitian ini adalah lansia dengan usia 60 tahun ke atas, didiagnosis hipertensi TD ≥ 140/90 mmHg, lansia tinggal bersama keluarga, berkomunikasi verbal dengan baik, bersedia menjadi responden. Analisis data menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan emosional, dukungan penghargaan, informasi, dan instrumental dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi dengan nilai (p<0,05). Analisis lebih lanjut menunjukan bahwa dukungan informasi merupakan faktor yang dominan terhadap perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi. Dukungan keluarga sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia.

This study aims to determine the relationship of family support with the behavior of elderly in the control of hypertension in the Territory District of Koja, North Jakarta. Method using cross-sectional study, a sample of 99 respondents. Sampling with multi stage random sampling technique. The sample in this study were elderly with the age of 60 years and over, diagnosed hypertension, BP ≥ 140/90 mmHg, the elderly living with family, with good verbal communication, willing to be respondents. Analysis of data using chi-square test.
Results showed no relationship between emotional support, support awards, information, and instrumental behavior in the elderly with hypertension control values (p <0.05). Further analysis showed that the support of information is the dominant factor in controlling the behavior of elderly hypertension. In order to improve the health of older adults are optimal, the importance of family support and health promotion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramlah
"Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pelaksanaan tugas kesehatan dan dukungan keluarga dengan pengabaian lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi- Kassi Makassar. Desain penelitian deskriptif korelasi, pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel secara cluster, responden berjumlah 223. Sampel penelitian yaitu keluarga dengan anggota keluarga lansia. Uji statistik yang digunakan chi square dan Regresi Logistik.
Hasil penelitian menyatakan tidak ada hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan pengabaian lansia. Ada hubungan dukungan informasi, instrumental, penghargaan, dan dukungan emosi dengan pengabaian lansia. Dukungan emosi dominan berhubungan dengan pengabaian lansia.
Disimpulkan bahwa lansia membutuhkan dukungan dari keluarga, khususnya dukungan emosional sehingga dapat menghindari kejadian pengabaian lansia dalam keluarga.

The purpose of this study is to determine the correlation between implementation of health task and families? support with neglect toward elderly in working area of Kassi-Kassi Public Health Center Makassar. This study used descriptive correlation design with cross sectional approach, the sample of 223 was recruited using cluster. The samples were elderly and their family member. Data was analyzed using Chi-square and logistic regression.
The result showed that there was no significant correlation between implementation of health task with neglect toward elderly. However, there was correlation between informational, acknowledgement, and emotional support with neglect toward elderly. Hence, the emotional support has the highest correlation with neglect toward elderly.
In conclusion, elderly people need family?s support, especially emotional support that can prevent them from neglect.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Yuni Nursasi
"Penurunan fungsi gerak menjadi salah satu penyebab stress bagi lansia karena dapat mengganggu mobilisasi dan prokdutivitas lansia. Situasi stress memotivasi individu (lansia) untuk melakukan perlawanan yang dikenal sebagai koping. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi koping yang umum digunakan lansia terhadap penurunan fungsi gerak. Penelitian ini dilakukan di wilayah RW 05, 08, 11, Kel. Cipinang Muara Jakarta Timur. Responden yang terlibat dalam penelitian sebanyak 46 orang. Usia responden berkisar.antara 60-89 tahun. Janis kelamin terbanyak adalah wanita yaitu 65,22%. Responden yang masih mempunyai pasangan hidup sebanyak 52,17% dan sisanya hidup tanpa pasangan yaitu janda 41,30% dan duda 6,52%. Angket dikembangkan mengacu pada delapan jenis koping sesuai pedoman koping oleh Folkman & Lazarus yaitu konfrontasi, dukungan sosial, penyelesaian masalah, kontrol diri, penanggulangan peristiwa, penilaian yang positif, menerima tanggung jawab, pengingkaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia menggunakan ke delapan jenis koping tersebut. Dan hasil perhitungan didapatkan bahwa usia tidak menentukan jenis koping yang dipilih oleh responden. Sebagian besar responden menggunakan koping yang adaptif sedangkan koping maladaptif digunakan oleh 30,43% responden untuk koping kontrol diri; 13,04% responden untuk koping penanggulangan peristiwa dan 63,04% untuk koping pengingkaran. Selanjutnya, perbedaan yang nyata dalam penerapan koping tampak pada jenis kelamin. Sebagian besar responden wanita berupaya untuk melawan kondisi penurunan fungsi gerak. 47,83% responden wanita menggunakan koping konfrontasi dan 36,96% menggunakan koping dukungan sosial. Berbeda dengan responden pria hanya 21,7% responden yang menggunakan konfrontasi dan 17,39% yang menggunakan dukungan sosial. Penggunaan koping oleh para responden juga dapat dilihat berdasarkan status pernikahan. Lansia pria yang hidup tanpa pasangan (duda), dalam penelitian ini (3 orang) hanya memilih koping konfrontasi, kontrol diri yang adaptif pengingkaran yang maladaptif sebanyak 6,52%. Sementara itu jenis koping yang lain hanya digunakan oleh satu orang lansia. Setiap jenis koping dalam penelitian digunakan oleh responder konfrontasi merupakan koping yang banyak dipilih oleh janda lansia (30,43%). Sebaliknya penanggulangan peristiwa yang adaptif hanya dipilih oleh satu orang lansia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sabarinah Prasetyo
"ABSTRAK
Penduduk berusia lanjut (usila) di Indonesia diproyeksikan bertambah jumlahnya di masa mendatang, karena meningkatnya umur harapan hidup. Masalah yang sering dijumpai pada populasi usila tersebut adalah dehidrasi, yaitu tubuh kekurangan cairan dan elektrolit tertentu. Namun keadaan dehidrasi khusus pada usila ini sulit dideteksi, karena tanda dan gejala klinis sering tidak jelas, sehingga dapat berakibal fatal sampai dengan kematian. Dengan beranjak pada prinsip add lifes to years, yang berharap turunnya angka morbiditas pada penduduk usila, termasuk keadaan dehidrasi dan akibatnya, maka dirasakan perlu membuat model matematis yang praktis yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini dehidrasi pada pasien usia lanjut berdasarkan variabel pemeriksaan klinis.
Model menggunakan acuan baku (gold standard) pemeriksaan laboratorium tertentu, dengan prediktor adalah tanda dan gejala klinis yang relatif lebih mudah dan murah. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit C:ipto Mangunkusumo Jakarta, dengan pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh Sub-bagian Geriatri Bagian Penyakit Dalam, serta laboratorium Prodia dan Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta. Dengan berbagai kendala, akhirnya sebagian pasien yang memenuhi kriteria lelah dikumpulkan datanya, dan dianalisis. Pcrsamaan regresi linier menunjukkan bahwa beberapa tanda dan gejala klinis patut diperhitungkan dalam mendeteksi dehidrasi pada usia lanjut.

ABSTRACT
The number of elderly people in Indonesia is projected to be bigger since life expectancy increases. The most frequent problem faced among them is dehydration, which is a condition that the body is sulicred from the lack of water and certain clectrolite. This condition is difficult to be detected because the unobvious clinical sign and symptoms, so it could entail in fatal stage or death'. Based on the principal terms "add lire to years", we do hope that the morbidity in elderly people and its outcome are able to be lowered. Therefore a kind of tool used to detect dehydration as early as possible is needed, especially in clinics in remote areas. This tool is expected to be easy and cheap to be applied, since it is based on the anamneses and physical examination.
The development of mathematical model is relied on the gold standard on laboratory examination, which is predicted by clinical sign and symptom. The study was conducted in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta (RSCM). The laboratory exam was done by Sub Department of Geriatry, Internal Department, RSCM, and helped also come from Prodia and Harapan Kita Hospital Jakarta. Constraint during data collection were happened, but part of the patient's data finally were able to be gathered and analyzed. Linear regression analysis revealed that some clinical sign and symptom should be considered in diagnosing dehydration among elderly people.
"
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Kusuma Dewi
"[ABSTRAK
Lansia yang tinggal di perkotaan lebih banyak dibandingkan lansia yang tinggal di pedesaan Peningkatan usia harapan hidup dan peningkatan jumlah lansia yang tinggal di perkotaan memicu timbulnya masalah kesehatan perkotaan khususnya populasi yang rentan yaitu lansia Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis hasil praktik klinik pada nenek K 73 tahun dengan masalah malnutrisi menggunakan intervensi oral hygiene Praktik klinik dilakukan di STW 1 Ciracas selama tujuh minggu dengan melakukan intervensi oral hygiene pada 4 lansia dengan malnutrisi Hasil pengkajian status nutrisi pada klien kelolaan menggunakan MNA didapatkan hasil 14 5 dan pengukuran tinggi badan 154 cm dan berat badan 30 kg hasil penilaian IMT 12 65 yang berarti mengalami malnutrisi Intervensi oral hygiene yang dilakukan dengan memfasilitasi klien untuk menggosok gigi menggunakan sikat dan pasta gigi dengan gerakan vertikal secara lembut dan menggunakan obat kumur selama dua kali sehari Hasil intervensi keperawatan dengan melakukan oral hygiene kepada klien yang malnutrisi selama lima minggu yaitu tidak tercium bau mulut mukosa mulut lembab saliva bertambah peningkatan selera makan dan peningkatan berat badan 1 kg Care giver diharapkan melakukan oral hygiene dua kali sehari untuk meningkatkan status nutrisi pada lansia di sasana Kata kunci lansia oral hygiene malnutrisi STW ABSTRACT Elderly who live in more urban areas compared to the elderly who live in rural areas Increased life expectancy and the increasing number of elderly people living in urban areas lead to urban health problems particularly vulnerable population that is elderly This scientific work aimed to analyze the results of clinical practice in Nenek K 73 years old with problems of malnutrition using oral hygiene interventions Clinical practice carried out in STW 1 Ciracas for seven weeks with oral hygiene interventions in four elderly people with malnutrition Results of the assessment of nutritional status on the managed client using the MNA showed 14 5 and height measurement 154 cm and weight 30 kg assessment 12 65 IMT meaning malnourished Oral hygiene interventions undertaken by facilitating clients to brush their teeth using a toothbrush and toothpaste with vertical movement gently and use a mouthwash for two times a day The results of nursing interventions by performing oral hygiene to clients who are malnourished during the five weeks that do not smell bad breath oral mucosa moist saliva increased increased appetite and weight gain of 1 kg Care giver is expected to perform twice daily oral hygiene to improve the nutritional status of the elderly in the Sasana Key words elderly oral hygiene malnutrition STW ;Elderly who live in more urban areas compared to the elderly who live in rural areas Increased life expectancy and the increasing number of elderly people living in urban areas lead to urban health problems particularly vulnerable population that is elderly This scientific work aimed to analyze the results of clinical practice in Nenek K 73 years old with problems of malnutrition using oral hygiene interventions Clinical practice carried out in STW 1 Ciracas for seven weeks with oral hygiene interventions in four elderly people with malnutrition Results of the assessment of nutritional status on the managed client using the MNA showed 14 5 and height measurement 154 cm and weight 30 kg assessment 12 65 IMT meaning malnourished Oral hygiene interventions undertaken by facilitating clients to brush their teeth using a toothbrush and toothpaste with vertical movement gently and use a mouthwash for two times a day The results of nursing interventions by performing oral hygiene to clients who are malnourished during the five weeks that do not smell bad breath oral mucosa moist saliva increased increased appetite and weight gain of 1 kg Care giver is expected to perform twice daily oral hygiene to improve the nutritional status of the elderly in the Sasana Key words elderly oral hygiene malnutrition STW , Elderly who live in more urban areas compared to the elderly who live in rural areas Increased life expectancy and the increasing number of elderly people living in urban areas lead to urban health problems particularly vulnerable population that is elderly This scientific work aimed to analyze the results of clinical practice in Nenek K 73 years old with problems of malnutrition using oral hygiene interventions Clinical practice carried out in STW 1 Ciracas for seven weeks with oral hygiene interventions in four elderly people with malnutrition Results of the assessment of nutritional status on the managed client using the MNA showed 14 5 and height measurement 154 cm and weight 30 kg assessment 12 65 IMT meaning malnourished Oral hygiene interventions undertaken by facilitating clients to brush their teeth using a toothbrush and toothpaste with vertical movement gently and use a mouthwash for two times a day The results of nursing interventions by performing oral hygiene to clients who are malnourished during the five weeks that do not smell bad breath oral mucosa moist saliva increased increased appetite and weight gain of 1 kg Care giver is expected to perform twice daily oral hygiene to improve the nutritional status of the elderly in the Sasana Key words elderly oral hygiene malnutrition STW ]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>