Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Sudarso
"ABSTRAK
Latar Belakang: Penilaian status gizi pada lanjut usia saat ini menggunakan Mini Nutritional Assessment MNA , namun memakan waktu yang cukup lama, dilakukan oleh tenaga kesehatan, dan tidak praktis bila digunakan di komunitas. Pemeriksaan kekuatan genggam tangan dapat dijadikan instrumen penapisan status gizi pada lanjut usia. Keuntungan dari pemeriksaan kekuatan genggam tangan antara lain sederhana, alatnya mudah dibawa, tidak membutuhkan waktu yang lama, praktis dan mudah digunakan oleh bukan tenaga kesehatan, tetapi belum ada data titik potong dan akurasi diagnosis kekuatan genggam tangan pada lanjut usia di komunitas.Tujuan: Mendapatkan titik potong dan akurasi diagnosis kekuatan genggam tangan sebagai penapis status gizi pada lanjut usia di komunitas.Metode: Penelitian potong lintang pada subjek berusia ge; 60 tahun di Posbindu di kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur selama Januari-Februari 2017. Titik potong kekuatan genggam tangan dianalisis menggunakan kurva Receiver Operating Characteristics ROC . Akurasi diagnosis kekuatan genggam tangan dibandingkan dengan Mini Nutritional Assessment, dinilai dengan menghitung sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif NDP , nilai duga negatif NDN , rasio kemungkinan positif RKP , dan rasio kemungkinan negatif RKN .Hasil: Nilai Area Under the Curve AUC pada lanjut usia laki-laki dan perempuan adalah 90,5 IK95 82,0 ndash;99,0 dan 79,6 IK95 71,7 ndash;87,6 . Titik potong kekuatan genggam tangan lanjut usia laki-laki dan perempuan untuk mendeteksi kondisi malnutrisi berturut-turut adalah le; 25 kg dan le; 18 kg dengan sensitivitas 87,5 dan 77,8 , spesifisitas 80,0 dan 65,0 , NDP 66,7 dan 55,6 , NDN 93,3 dan 83,9 , RKP 4,4 dan 2,2, RKN 0,1 dan 0,3.Simpulan: Titik potong kekuatan genggam tangan lanjut usia laki-laki dan perempuan untuk mendeteksi malnutrisi berturut-turut adalah le; 25 kg dan le; 18 kg. Akurasi diagnosis kekuatan genggam tangan lanjut usia laki-laki dan perempuan dalam mendeteksi malnutrisi berturut-turut dinilai baik dan sedang.Kata Kunci: malnutrisi, lanjut usia, kekuatan genggam tangan, MNA
ABSTRACT
Backgound Assessment of elderly nutritional status using Mini Nutritional Assessment MNA may take longer time, should be performed by healthcare professional and not simple when using in community. Handgrip strength assessment could be a nutritional screening method for elderly. The benefits of using handgrip strength are simple, reliable, and easy performance method, but there is no sufficient information regarding its cutoffpoint and diagnostic accuracy for community living elderly.Objective To verify the cutoff point and accuracy of handgrip strength for nutritional assessment of community living elderly.Method A crossectional study was conducted at Posbindu in Pulogadung, Jakarta Timur in January February 2017. Subjects were men and women ge 60 years old. Cutoff point of malnutrition was analyzed by the ROC curve. Diagnostic accuracy of handgrip strength was calculated.Results The area under the curve AUC value of hand grip strength in elderly men and women were 90.5 CI 95 82.0 99.0 and 79.6 CI95 71.7 87.6 . Cutoff point of handgrip strength for diagnosis of malnutrition according to the reference standard were le 25 kg for men and le 18 kg for women, with the sensitivity, specificity, PPV, NPV, LR , and LR were 87.5 and 77.8 , 80.0 and 65.0 , 66.7 and 55.6 , 93.3 and 83.9 , 4,4 and 2,2, 0,1 and 0,3 for men and women, respectively.Conclusions Cutoff point of handgrip strength for diagnosis of malnutrition were le 25 kg for men and le 18 kg for women. Diagnostic accuracy of handgrip strength for diagnosis malnutrition in elderly men and women were good and moderate."
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhian Akbar
"ABSTRAK
Proses penuaan memberi dampak pada fungsi tubuh manusia, salah satunya adalah sarcopenia. Sarcopenia adalah pengurangan keseluruhan massa otot skeletal dan kekuatan secara progresif. Kondisi ini bisa berkembang menjadi lemah. Frailty akan menyebabkan perubahan keseimbangan energi yang malnutrisi. Pengurangan status Gizi biasanya ditemukan pada pasien usia lanjut. Jika tidak dirawat dengan benar, negara bisa progresif. Selain itu, kekuatan genggaman tangan yang dikenal memiliki beberapa kaitan dengan beberapa kondisi pada lansia seperti sarkopenia dan kerapuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kekuatan genggaman tangan dan status gizi. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional yang dilakukan di Poliklinik Geriatrik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk pasien geriatri antara Januari September 2016. Kekuatan genggaman tangan dan status gizi diukur menggunakan Jamar Dynamometer dan Mini Nutritional Assessment. Dari 98 pasien, median kekuatan genggaman tangan adalah 18. Ada 6 pasien 6,1 dengan malnutrisi dan 59 pasien 60,2 dengan risiko kekurangan gizi dan 33 pasien 33,7 dengan status gizi normal. Berdasarkan uji korelasi Pearson, kekuatan genggaman tangan berhubungan dengan status gizi p 0,008 dan r 0,268. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kekuatan genggaman tangan berhubungan dengan status gizi.

ABSTRAK
Process of aging give some impact to function of human body, one of them is sarcopenia. Sarcopenia is overall reduction of skeletal muscle mass and power progressively. This condition can develop become frailty. Frailty will lead to change of energy balance which is malnutrition. Reduction of Nutritional status is commonly found in elderly patient. If it is not treated properly, the state can be progressive. Besides, hand grip strength well known has some association to several condition in elderly such as sarcopenia and frailty. The aim of this research is to find the correlation between hand grip strength and nutritional status. This research using cross sectional design was conducted in Geriatric Policlinic of Cipto Mangunkusumo Hospital to geriatric patients between January September 2016. Hand grip strength and nutritional status was measured using Jamar Dynamometer and Mini Nutritional Assessment. From 98 patients, the median of hand grip strength was 18. There were 6 patients 6,1 with malnutrition and 59 patients 60,2 with risk of malnutrition and 33 patients 33,7 with normal nutritional status. Based on Pearson correlation test, hand grip strength has correlation with nutritional status p 0,008 and r 0,268 . The conclusion of this research is hand grip strength has correlation with nutritional status."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Berliana
"Status gizi lebih menjadi masalah kesehatan global dan membawa dampak buruk bagi kesehatan maupun psikososial bagi remaja. Prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak usia 5-12 tahun di Jakarta Utara tahun 2018 sebesar 29.03%, yang mana angka ini melampaui prevalensi nasional dan provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini membahas mengenai faktor yang berkaitan dengan kejadian status gizi lebih berdasarkan pengukuran persen lemak tubuh pada siswi kelas 6 sekolah dasar di Jakarta Utara pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian tentang kegemukan dan obesitas pada anak sekolah dasar dengan indikator indeks massa tubuh menurut umur. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25.43% siswi di Jakarta Utara mengalami status gizi lebih. Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara asupan lemak (p-value 0.015) dan status menarche (p-value 0.006) terhadap kejadian status gizi lebih, dengan status menarche sebagai faktor dominan. Tidak terdapat perbedaan yang signfikan antara asupan energi, asupan protein, asupan karbohidrat, kebiasaan sarapan, konsumsi buah dan sayuran, konsumsi minuman manis dalam kemasan, aktivitas fisik, durasi menonton TV, dan menggunakan gawai dengan kejadian status gizi lebih. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlu dilakukan edukasi terkait pola makan seimbang dan aktivitas fisik bagi remaja putri untuk menjaga status gizi normal.

Over nutritional status has been the global health problem and will become a negative impact on health and psychosocial for adolescents. Based on Riskesdas 2018, prevalence of overweight and obesity in children aged 5-12 years in North Jakarta is 29.03%, which is higher prevalence than the national and province DKI Jakarta. This research objectively investigated factors that related with over nutritional status in grade 6 elementary school students in North Jakarta in 2018 that used body fat percentage assessment. This study used secondary data from rencetly research about obesity in student grade 6 elementary school in North Jakarta. This study used a cross sectional method.
The results showed that 25.43% of female students in North Jakarta changed obesity. There was a significant difference between fat intake (p-value 0.015) and menstrual status (p-value 0.006) to the incidence of over nutritional status, with menstrual status as a dominant factor. There is no significant proportional differences between energy intake, protein intake, carbohydrate intake, breakfast, fruit and vegetable consumption, consumption of sugar sweetened beverages, physical activity, TV viewing and gadget time, with over nutritional status. The results of this study prove that education related to balanced diet and physical activity isimportant for adolescent girl according their needs to normal nutritional status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiana Kusumasari Agustin
"Kurang gizi pada balita 0-23 bulan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat diProvinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2017 prevalensi underweight di Provinsi DKI Jakarta tergolong prevalensi medium 14,5, sementara wasting tergolong serius, sedangkanuntuk stunting termasuk rendah 18,1. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, asupan protein, asupan lemak, keragaman jenis makanan, frekuensi pemberian makanan, ASI eksklusif, inisiasi menyusu dini, penimbangaan berat badan, pemberian kapsul vitamin A, riwayat pendidikan formal ibu dan status ibubekerja dengan kurang gizi pada Balita 0-23 bulan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017.Kurang gizi diukur menggunakan Compocite Index of Anthropometric Failure CIAF. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 658 balita 0-23 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kurang gizi pada Balita 0-23 bulan dengan indikator CIAF jauh lebih tinggi 31,9 dibandingkan dengan indikator BB/U,PB/U, dan BB/PB. Asupan protein, keragaman jenis makanan, pemberian kapsulvitamin A dan status bekerja ibu berhubungan signifikan dengan kurang gizi. Faktor dominan adalah asupan protein. Balita yang mengkonsumsi protein kurang memiliki risiko sebesar 4,8 kali 95 CI: 0.599-38.746 untuk mengalami kurang gizi dibandingkan Balita yang mengkonsumsi protein cukup. Terdapat interaksi antaraasupan protein dan keragaman jenis makanan. Interaksi tersebut saling melemahkan terhadap kejadian kurang gizi.

Undernutrition in under five children 0 23 months is still a public health problem in DKI Jakarta Province. In 2017, the prevalence of underweight in DKI Jakarta is classified as medium prevalence 14.5, while wasting is considered serious, meanwhile stunting is low 18.1. The objectives of the study were to investigate the relationship between energy intake, protein intake, fat intake, food diversity, feeding frequency, exclusive breastfeeding, early breastfeeding initiation, weight monitoring,vitamin A capsule supplementation, maternal formal education and maternal working status with undernutrition in under five children 0 23 months. Undernutrition was measured using the Composite Index of Anthropometric Failure CIAF. This research use cross sectional design with number of sample 658.
The results showed prevalence of undernutrition using CIAF indicator is much higher 31.9 compared with BB U, PB U, and BB PB indicators. Protein intake, dietary diversity, vitamin A capsule supplementation and maternal working status were significantly associated with undernutrition. The dominant factor is protein intake. Toddlers who consumed less protein had 4.8 times higher risk 95 CI 0.599 38.746 to experience undernutrition compared to toddlers who consumed enough protein. There is an interaction between protein intake and food diversity. The interactions are mutually debilitating to theincidence of undernutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Rayinda Ajeng
"VO2max merupakan jumlah oksigen maksimal dalam tubuh manusia untuk beraktivitas dimana nilai tersebut dapat menentukan kebugaran dan performa seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai estimasi VO2max yang meliputi aktivitas fisik, status gizi, asupan gizi, perilaku merokok, serta jenis kelamin pada tim UI kategori intermittent sport.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan 92 sampel pada bulan April-Mei 2014. Pengumpulan data dilakukan melalui 20-m shuttle run test, pengisian kuesioner GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire), pengukuran berat badan, tinggi badan dan persen lemak tubuh, dan food recall 2x24 jam. Analisis statistik menggunakan uji korelasi dan uji t-independen.
Hasil penelitian menujukkan rata-rata nilai estimasi VO2max sebesar 37,7 ml/kg/menit. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara persen lemak tubuh, aktivitas fisik, dan jenis kelamin dengan nilai estimasi VO2max. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan individu dapat mengetahui kemampuan daya tahan maksimal individu dan faktor yang berhubungan sehingga dapat meningkatkan nilai VO2max agar dapat memberikan performa yang maksimal.

VO2max is the maximum amount of oxygen in the human body to move where the value can determine a person's fitness and performance. The objective of this study was to determine the factors associated with the estimated VO2max values that include physical activity, nutritional status, nutrient intake, smoking behavior, and sex.
The research design was cross-sectional, with 92 samples in April-May 2014. Data were collected through the 20-m shuttle run test, questionnaire GPAQ (Global Physical Activity Questionneaire), measurements of weight, height and percent body fat, and 2x24 hours food recall. Statistical analysis using correlation and independent t-test.
The results showed the average value of the estimated VO2max of 37.7 ml / kg / min. Results of the bivariate analysis showed there was a significant relationship between percent body fat, physical activity, and sex with the estimated value of VO2max. based on these results, it is expected that each individu can determine the ability of the individual maximum durability and related factors that can increase the value of VO2max in order to provide maximum performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Annisa Rahardhiani
"ABSTRAK
Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6 sampai 12 tahun yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Anak usia sekolah memiliki karakteristik dengan aktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, pada usia ini anak membutuhkan energi yang tinggi untuk menunjang aktivitas yang dilakukannya. Untuk mendapatkan energi yang cukup, pola makAn.Serta pemasukan nutrisi pun harus seimbang. Namun, masyarakat perkotaan cenderung sibuk dan kurang memperhatikan kebutuhan nutrisi anaknya serta kurangnya variasi makanan yang dibuat sehingga anak mulai mengenal jajan dan menjadi malas untuk makan di rumah. Hal ini terjadi pada An.S anak kedua dari keluarga Bapak B yang mengalami masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi unggulan yang dilakukan adalah dengan menyusun menu makan berdasarkan piramida makanan. Tujuan dari intervensi ini adalah agar keluarga mampu memberikan perawatan pada An.S yang mengalami nutrisi kurang. Berdasarkan hasil evaluasi yang didapat, menunjukkan tingkat pengetahuan keluarga Bapak B mengenai gizi seimbang dan adanya peningkatan berat badan pada An.S.

ABSTRACT
Elementary school students with the age range six until twelve years old place their school as the place to get through their childhood experiences. The students have characteristics to do many activities. Therefore, the students need high energy to support their activities. To get enough energy, the food and nutrition should be in balance. However, people in cities tend to be busy, are lack of attention to the children rsquo s nutrition, and have no variation of food so that their children start buying unhealthy food and are not looking forward to eating at home. This case happens to An.S, the second children of B rsquo s family. An.S suffers the problems of unbalance nutrition in his body. The prior intervention is to arrange food menu based on the food pyramid. It is aimed at preparing the family to take care of An.S who suffers lack of nutrition. Based on the evaluation conducted, it can be summarized that the knowledge of B rsquo s family regarding the balance nutrition influences the increase of An.S weight. "
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suwito Indra
"Latar Belakang: Malnutrisi meningkatkan morbiditas dan mortalitas dan menurunkan kualitas hidup pasien sirosis hati. Untuk memperbaiki status gizi, dianjurkan pemberian late night snack (LNS) dengan 50 gram karbohidrat. Santan mengandung banyak middle chain triacylglicerol, sehingga berpotensi menjadi sumber gizi yang lebih baik dan aman bagi pasien sirosis.
Tujuan: Mengetahui manfaat santan untuk memperbaiki status gizi pasien sirosis hati.
Metode: Dilakukan uji klinik dengan desain paralel. Subjek adalah pasien sirosis hati Child Pugh A dan B, yang mengalami malnutrisi berdasarkan kriteria IMT modifikasi Campillo, atau mengalami unintentional weight loss. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok I mendapat LNS berupa 25 gram gula ditambah 50 cc santan, sedangkan kelompok II mendapat LNS berupa 50 gram gula. Status gizi dinilai dari parameter triceps skinfold thickness (TSF), mid arm muscle circumference (MAMC), indeks massa tubuh (IMT), massa lemak tubuh (MLT), kadar prealbumin dan kadar albumin serum.
Hasil Penelitian: Terdapat 18 subjek pada kelompok I, dan 17 subjek pada kelompok II yang menyelesaikan penelitian. Kedua kelompok setara dalam proporsi gender, CP A dan B, dan penyebab sirosis. Meskipun rerata usia kelompok II lebih tua dibandingkan kelompok I, namun tidak terdapat korelasi antara usia dengan semua parameter status gizi yang diukur. Didapatkan peningkatan status gizi lebih baik pada kelompok I bila dilihat dari parameter MAMC, MLT dan kadar albumin serum. Pengukuran TSF meningkat setelah pemberian LNS, namun tidak menunjukkan beda perubahan bermakna antara kedua kelompok, Pengukuran IMT dan kadar prealbumin serum tidak dapat mencerminkan perubahan status gizi dengan baik.
Kesimpulan: Pemberian LNS dengan kombinasi karbohidrat dan santan lebih unggul dibandingkan LNS dengan karbohidrat saja dalam memperbaiki status gizi pasien sirosis hati, dilihat dari parameter MAMC, MLT dan kadar albumin serum, sedangkan parameter TSF, IMT dan kadar prealbumin serum tidak menunjukkan beda perubahan yang bermakna antara kedua kelompok.

Background: Malnutrition caused a decline in quality of life, increased morbidity and mortality in patients with cirrhosis of the liver. It is recommended to give late night snack (LNS) with 50 grams of carbohydrates to improve their nutritional status. Coconut milk contains a lot of middle chain triacylglycerol, it is potentially act as a source of safe, and better nutrition for patients with cirrhosis.
Aim: To see the benefit of coconut milk to improve the nutritional status of chirrotic patients.
Methods: This study is a clinical trial with parallel design. Subjects were cirrhotic patients with Child-Pugh A and B, who suffered malnutrition using Campillo?s modification of BMI criteria or experience unintentional weight loss. Subjects were devided into 2 groups, groups I received 25 gram of sugar and 50 cc of coconut milk as LNS, group II received received 50 gram sugar as LNS. Nutritional status assessed from triceps skin fold thickness (TSF), mid-arm muscle circumference (MAMC), body mass index (BMI), body fat mass (BFM), serum prealbumin and serum albumin levels.
Results: There were 18 subjects in group I and 17 subjects in group II. Both groups were similar in proportion of gender, CP A and B, and the cause of cirrhosis. Although the mean age of group II older than group I, but there were no significant correlation found between age and all nutrition parameters. Measurement of MAMC, BFM, and albumin levels showed that cirrhotic patient in group I have improvement of nutritional status better than group II, The TSF was increased after administration of LNS, but no significantly different changes found among both groups,. BMI and serum prealbumin cannot reflect changes in nutritional status well.
Conclusion: Late night snack containing carbohydrate and coconut milk, is superior to improving nutritional status in cirrhotic patients compare to carbohydrates alone, as seen from MAMC, BFM, and serum albumin level parameters, whereas TSF, BMI, and serum prealbumin level did not show any difference between two groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanne Winesa
"Presentase gizi kurang pada balita mencapai 13.8% dari total penduduk di Indonesia (Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Kesehatan, 2018). Beberapa faktor resiko terjadinya gizi kurang pada balita khsusunya di wilayah perkotaan adalah kondisi sosial ekonomi, penyakit infeksi, faktor lingkungan, tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan orangtua. Salah satu upaya mengatasi gizi kurang adalah dengan peningkatan jumlah asupan nutrisi anak dengan gizi seimbang. Peningkatan asupan nutrisi harus memperhatikan jenis makanan, porsi makanan dan jadwal pemberian makan. Hasil penelitian menunjukan 60% orangtua balita dengan gizi kurang belum mengetahui porsi makan yang sesuai dengan gizi seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas intervensi keperawatan pengaturan porsi makan sesuai gizi seimbang untuk meningkatkan berat badan balita dengan gizi kurang. Hasil analisis penelitian yang dilakukan selama 1 bulan menunjukan terdapat peningakatan berat badan sebanyak 0,1 Kg dalam satu minggu. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai intervensi keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita.

Percentage of malnutrition in children under five reached 13.8% of the total population in Indonesia (Ministry of Health of Indonesia Center for Health Data and Information, 2018). Some risk factors for malnutrition in toddlers especially in urban areas are socio-economic conditions, infectious diseases, environment, level of knowledge and a level of parent education. One of solution to overcome malnutrition is to increase the amount of nutritional intake for children with balanced nutrition. Increased nutritional intake underlined the food types, food portions and feeding schedules. The results showed 60% of parents of children under five with less nutrition did not know the recommended food portion with balanced nutrition to support children's growth and development. This study aims to determine the effectiveness of nursing interventions to regulate food portions according to balanced nutrition to increase the weight of toddlers with under nutrition. The results of research conducted for 1 month showed that there was an increase in body weight by 0.1 kg in one week. The results of this study recommend the need for further research regarding other nursing interventions that can be done to overcome the problem of malnutrition in infants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
"ABSTRAK
Konsumsi makanan dengan gizi tidak seimbang menjadi penyebab timbulnya masalah gizi kurang pada anak usia sekolah. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai dampak penyusunan menu gizi seimbang mingguan untuk mengatasi masalah gizi kurang. Implementasi yang telah dilakukan bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor dengan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga. Intervensi unggulan yang dipilih yaitu penyusunan jadwal menu makanan dengan gizi seimbang. Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dalam penyusunan menu dengan zat gizi yang sesuai kebutuhan tubuh anak. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berat badan pada klien. Rekomendasi untuk pelayanan keperawatan di keluarga selanjutnya diharapkan dapat lebih memaksimalkan peran orang tua dalam pemenuhan gizi seimbang pada anak usia sekolah.

ABSTRACT
Consumption of food with unbalanced nutrition causes less nutritional problems in school aged children. This paper aims to provide an overview of the impact of the preparation of a weekly balanced nutrition menu to overcome the problem of malnutrition. Implementations that have been done are cognitive, affective, and psychomotor with the approach of five family health tasks. Preferred superior intervention is the preparation of food menu schedule with balanced nutrition. The goal is to help the family in the preparation of menus with nutrients that fit the needs of the child 39 s body. Evaluation results indicate that there is an increase in weight on the client. Recommendations for nursing services in the next family are expected to further maximize the role of parents in the fulfillment of balanced nutrition in school aged children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fiqriyarizqi
"Kejadian gizi kurang pada balita di Indonesia cukup tinggi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita yaitu jenis pangan yang dikonsumsi, pola asuh keluarga, penyakit infeksi, status ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita yaitu dengan memenuhi asupan nutrisi balita sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Pemenuhan asupan nutrisi balita harus memperhatikan keanekaragaman jenis pangan, porsi makan, dan jadwal makan yang teratur. Intervensi keperawatan unggulan yang diberikan kepada keluarga untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita yaitu dengan penyusunan jadwal makan dan menu makan gizi seimbang. Hasil dari intervensi yang dilakukan selama 3 minggu menunjukkan bahwa terdapat peningkatan berat badan pada balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 0,3 kg. Hasil praktik ini merekomendasikan agar praktik selanjutnya dapat menggali intervensi keperawatan lainnya yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah gizi kurang pada balita. Selain itu, praktik ini juga merekomendasikan kepada keluarga untuk memberikan makan anak secara teratur sesuai dengan jadwal serta mengandung makanan dengan gizi yang seimbang.

The incidence of malnutrition in children under five in Indonesia is quite high. There are several factors that influence the nutritional status of toddlers which are the type of food consumed, family parenting patterns, infectious diseases, economic status, socio-culture, education, and the environment. One of the efforts that can be done to overcome the problem of malnutrition in toddlers is to fulfill the nutritional intake of toddlers in accordance with balanced nutrition guidelines. Fulfillment of nutritional intake of toddlers must pay attention to the diversity of food types, meal portions, and regular eating schedules. The leading nursing intervention given to families to overcome the problem of undernutrition in toddlers is by compiling a meal schedule and a balanced nutritional diet. The results of the intervention carried out for 3 weeks showed that there was an increase in body weight in undernourished toddlers as much as 0.3 kg. The results of this practice recommend that further practice can explore other nursing interventions that can be done to overcome the problem of malnutrition in toddlers. In addition, this practice also recommends families to feed their children regularly according to a schedule and contain foods with balanced nutrition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>