Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56651 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Fakhirah
"ABSTRAK
Penelitian ini akan menganalisis kumpulan puisi Midaregami karya Yosano Akiko berdasarkan pendekatan narasi feminisme posmodern. Kumpulan puisi tersebut berjumlah 399 tanka puisi pendek . Dalam kumpulan puisi tersebut, terdapat konsep kebebasan berekspresi pada wanita. Puisi-puisi tersebut memiliki tema-tema sensual dan narsisme, yang belum pernah ditulis sebelumnya. Puisi-puisi tersebut dianggap salah satu pelopor kebebasan ekspresi bagi wanita pada zaman Meiji. Penelitian ini memakai konsep dari Luce Irigaray, dalam bukunya The Sex Which Is not One, tentang bahasa feminim dan penulisan sastra oleh penulis wanita. Oleh karena itu, penelitian ini juga akan mengeksplorasi hubungan antara puisi-puisi Yosano Akiko dengan konsep penulisan dalam feminisme posmodern.
ABSTRACT
This research will analyze the collection of poems Midaregami by Yosano Akiko based on the narrative approach of postmodern feminism. The collection consists of 399 tanka short poem . In the collection of poetry, there is the concept of freedom of expression of women. The poems have sensual and narcissism themes, which have never been written before. The poems are considered one of the pioneers of freedom of expression for women in the Meiji era. This study uses the concept of Luce Irigaray, in her book The Sex Which Is not One, about feminine language and literary writing by female writers. Therefore, this study will also explore the relationship between Yosano Akiko 39 s poems with the concept of writing in postmodern feminism. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Salsabilla
"Hingga saat ini, kumpulan puisi Midaregami (1901) karya Yosano Akiko cenderung dibahas dari unsur erotisisme. Namun, pembahasan ini hanya berfokus pada Bab Enji Murasaki yang menceritakan percintaan Akiko dan Yosano Tekkan, sehingga timbul kesan bahwa puisi Midaregami hanya membahas persoalan ketubuhan perempuan. Penelitian ini melihat bahwa pengalaman perempuan yang dituliskan Akiko dalam puisi Midaregami lebih dari sekadar persoalan ketubuhan. Penelitian ini membahas tentang pengalaman perempuan yang ditampilkan Yosano Akiko dalam Bab Shirayuri, bab yang mengangkat tema cinta segitiga dan persahabatan. Penelitian ini menganalisis gaya bahasa yang digunakan di dalam Bab Shirayuri dengan menggunakan teori gynocriticism oleh Elaine Showalter. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengalaman perempuan yang ditampilkan dalam Bab Shirayuri merupakan pengalaman yang utuh, karena tidak hanya mencakup ketubuhan melainkan juga kejiwaan.

Until today, research on Yosano Akiko's Midaregami (1901) poem collection tends to raise the issue of eroticism. However, this discussion only focuses on the Enji Murasaki chapter, which describes the romance between Akiko and Yosano Tekkan in a sensual manner. It gives an impression that poems within Midaregami only discuss the issue of female bodily experience. This article argues that the problem of female experience in Midaregami is more than just physical. This study focuses on Shirayuri chapter, a chapter with the theme of love triangle and friendship. This study analyzes the language style used in the Shirayuri chapter using the theory of gynocriticism by Elaine Showalter. This article concludes that the female experience presented in the Shirayuri chapter is a whole experience, covering both physical and psychological."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Purwitasari Dewanti
"Yosano Akiko adalah seorang wanita penyair yang tampil mengejutkan dengan keberaniannya menentang adat lama dan norma-_norma kehidupan pada masanya. Salah satu karyanya yang berhasil menarik perhatian adalah kumpulan puisi Lanka Midaregami (1901). Sebagai seorang penyair beraliran romantik, karyanya, Midaregami yang berarti Rambut Terurai berhasil menghidupkan kembali romantisisme yang mulai pudar kepopulerannya pada waktu itu. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mencari unsur-unsur romantisisme yang terdapat di dalam 20 puisi karya Akiko dari Midaregamii. Analisis dilakukan berdasarkan definisi dan ciri romantisisme yang dikemukakan antara lain oleh Jan van Luxemburg, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn, serta Russel Noyes. Hasilnya menunjukkan bahwa unsur romantisisme yang terdapat di dalam puisi tersebut, yaitu: adanya apresiasi yang mendalam tentang keindahan alam, pengagungan terhadap emosi, individualisme yang tinggi, penekanan pada kespontanan, keinginan untuk berontak terhadap tatanan masyarakat yang ada, serta terdapat wama erotik yang kuat. Unsur erotisme yang kuat merupakan kekhasan dari karya romantisisme kesusastraan Jepang, terutama pada periode romantisisme akhir, karena unsur ini tidak ditemukan pada karya romantisisme Barat, tempat Iahirnya romantisisme."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S13550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Meuthia
"Lirik lagu merupakan media untuk mengekspresikan pikiran dan emosi sang pencipta karya mengenai permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat khususnya yang mengelilingi keberadaan mereka. Dalam hal ini, musik dapat menjadi suatu aksi perlawanan yang disampaikan sang pencipta lagu, yaitu misalnya mengenai kondisi perempuan di masyarakat yang masih kerap dipandang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan resistensi wacana patriarki berdasarkan pemikiran feminisme posmodern melalui metafora yang ditemukan di dalam lirik lagu “La Grenade” karya Clara Luciani. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan teknik studi literatur. Selanjutnya, lirik lagu dikaji dengan teori analisis komponen makna Leech (1981), teori metafora Ullmann (2007), dan pemikiran feminisme posmodern Tong (2018). Jenis metafora yang ditemukan dari hasil penelitian ini adalah metafora konkret ke abstrak dan metafora kehewanan. Makna metafora yang digunakan merupakan sebagai bentuk ekspresi keluh kesah sang penyanyi menjadi seorang perempuan di dalam masyarakat patriarki sehingga ia berusaha untuk melawannya. Hal ini ia lakukan dengan menggunakan dua kata oposisi metafora dalam kalimat yang sama agar dapat lebih mudah memperlihatkan sisi kelebihan dan kekuatan perempuan yang selama ini tidak terlihat oleh masyarakat. Ditemukan pula bahwa resistensi dirinya terhadap wacana patriarki sejalan dengan pemikiran feminisme posmodern di mana ia berhasil membangun identitas baru bagi dirinya sebagai seorang perempuan yang lepas dari pemikiran masyarakat patriarki atas pendefinisian perempuan.

The lyrics of a song are a medium for expressing the thoughts and emotions of the song’s creator about social issues that occur in society, particularly those surrounding their existence. In this case, music can serve as a form of resistance expressed by the song's creator, for example, regarding the condition of women in society who are still often viewed as inferior. This study aims to show resistance to patriarchal discourse based on postmodern feminist thought through the metaphors found in the lyrics of the song "La Grenade" by Clara Luciani. The research was conducted using a qualitative method and literary study techniques. The lyrics were then analyzed using Leech's (1981) theory of componential analysing of meaning, Ullmann's (2007) theory of metaphor, and Tong's (2018) postmodern feminism thought. The types of metaphor found from the results of this research are concrete to abstract metaphor and animal metaphor. The meaning of the metaphor used serves as a form of expression of the singer's complaints about being a woman in a patriarchal society, leading her to attempt to resist it. She does this by using two opposing metaphorical words in the same sentence in order to more easily show the strengths and powers of women that have not been seen by society. It was also found that her resistance to patriarchal discourse aligns with postmodern feminism thought, in which she successfully builds a new identity for herself as a woman free from patriarchal society's definition of womanhood."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"[Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis isu tubuh perempuan dalam post terkait gerakan No Bra
Day. Pada dasarnya, gerakan ini menghimpun massa perempuan di media sosial untuk bersamasama
melakukan aksi melepas bra. Dimulai secara global pada tanggal 13 Oktober 2013, gerakan
ini menuai banyak jenis respon di massa media sosial. Pro dan kontra mengenai pelepasan bra di
media sosial tersebar luas diiringi oleh tanda pagar terkait. Gerakan ini seringkali dianggap tidak
sesuai dengan konstruksi sosial karena membuka jalan untuk berbicara mengenai tubuh
perempuan di ranah publik. Selain itu, gerakan ini membawa pemaknaan baru terhadap tubuh
perempuan. Pencapaian pemaknaan yang ditunjukkan dalam unggahan terkait gerakan justru
menunjukkan masih kuatnya afirmasi konstruksi atau label patriarkal. Sebagai produk media,
konsep resepsi atau penerimaan Stuart Hall dan feminisme postmodern Luce Irigaray digunakan
untk melihat bentuk pemaknaan tubuh yang menggambarkan afirmasi bahkan internalisasi
tatanan patriarkal tersebut., This undergraduate thesis aims to analyze woman’s body issues on posts related to No Bra Day
movement. Basically, this movement assembles female netizens to fight breast cancer together
by taking off their bras for a day. As it started globally on October 13th, 2013, this movement
attracts pro and con responses, including pros and cons. The responses are linked by the use of
related hashtags. Due to its challenge to bring women’s body to the public sphere, this movement
is oftentimes underestimated. On the contrary, this movement brings a new meaning on women’s
body. This encoded meaning cannot be absorbed thoroughly by the female netizens because of
the patriarchal construction. The achieved meaning cannot be one hundred percent as it aims to.
Furthermore, the decoded meaning still shows the affirmation to patriarchal order. As a media
product, reception theory by Stuart Hall and postmodern feminism by Luce Irigaray are used to
examine the new meaning interpreted and reflected in the responses, which also show the
affirmation or even internalization to the patriarchal order.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Chandra
"

Fashion saat ini menjadi komoditas yang besar dalam kegiatan perdagangan internasional. Hal ini juga didukung dengan bagaimana fashion saat ini berupaya menjadi pihak yang merefleksikan nilai-niai feminisme dalam kampanyenya. Hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra mengingat fashion itu sendiri telah mendapatkan banyak kritik dari gerakan feminisme sejak abad ke-19. Perkembangan isu fashion dan feminisme, memberikan efek kepada hubungan keduanya yang juga bergerak secara dinamis. Hal ini tentuanya juga mendorong perkembangan literatur yang juga semakin kaya dan beragam. Kajian literatur ini bertujuan untuk melakukan pemetaan literatur dan analisis terhadap 22 literatur yang membahas mengenai fashion dan feminisme dalam kerangka bahasan studi hubungan internasinal. Pemetaan dilakukan dengan metode taksonomi, dan menghasilkan tiga tema besar, yaitu: kritik feminisme terhadap fashion, kritik terhadap kelompok feminisme, dan fashion dan feminisme di masa modern. Kajian literatur ini berupaya untuk melakukan analisis terhadap konsensus, perdebatan, dan kesenjangan literatur yang mungkin ada dengan melihat pada persebaran waktu, latar belakang akademisi, dan perbedaan perspektif. Kajian literatur ini menemukan bahwa keterkaitan antara fashion dan feminisme berkembang secara dinamis dengan pola yang saling tarik menarik. Kajian literatur ini juga melihat bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh pada substansi, narasi, dan argumentasi dari sebuah tulis

 

 


Fashion is one of the biggest commodities in the international trading sector. The current campaigns trends in fashion industries are supporting feminism values. These trends are receiving both positive and negative feedbacks caused by the fact that fashion itself already being criticized by the feminism campaign since the 19th century. The development regarding the issue of feminism and fashion are affecting the relationship between the two dynamically-changing subjects. These subjects also accelerate the produced researches to be wider and richer. The goals of this literature review are to map and analyze the 22 articles about fashion and feminism within the scope of the international relation. The mapping was using taxonomy methods that produced three major topics, i.e. feminism critics on fashion, critics toward feminism groups as well as fashion and feminism in the modern era. This literature review tried to analyze the consensus, debates, and literature's gap that might exist according to the date of publication distribution,  the educational background of the academics, and the differences in perspective. This literature review found that there is a correlation between fashion and feminism that dynamically-changing with a pattern that attracted each other. This literature review also examined several factors that affected the substance, narrative, and argumentation of the articles.

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Chandra
"Fashion saat ini menjadi komoditas yang besar dalam kegiatan perdagangan internasional. Hal ini juga didukung dengan bagaimana fashion saat ini berupaya menjadi pihak yang merefleksikan nilai-niai feminisme dalam kampanyenya. Hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra mengingat fashion itu sendiri telah mendapatkan banyak kritik dari gerakan feminisme sejak abad ke-19. Perkembangan isu fashion dan feminisme, memberikan efek kepada hubungan keduanya yang juga bergerak secara dinamis. Hal ini tentuanya juga mendorong perkembangan literatur yang juga semakin kaya dan beragam. Kajian literatur ini bertujuan untuk melakukan pemetaan literatur dan analisis terhadap 22 literatur yang membahas mengenai fashion dan feminisme dalam kerangka bahasan studi hubungan internasinal. Pemetaan dilakukan dengan metode taksonomi, dan menghasilkan tiga tema besar, yaitu: kritik feminisme terhadap fashion, kritik terhadap kelompok feminisme, dan fashion dan feminisme di masa modern. Kajian literatur ini berupaya untuk melakukan analisis terhadap konsensus, perdebatan, dan kesenjangan literatur yang mungkin ada dengan melihat pada persebaran waktu, latar belakang akademisi, dan perbedaan perspektif. Kajian literatur ini menemukan bahwa keterkaitan antara fashion dan feminisme berkembang secara dinamis dengan pola yang saling tarik menarik. Kajian literatur ini juga melihat bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh pada substansi, narasi, dan argumentasi dari sebuah tulisan

Fashion is one of the biggest commodities in the international trading sector. The current campaigns trends in fashion industries are supporting feminism values. These trends are receiving both positive and negative feedbacks caused by the fact that fashion itself already being criticized by the feminism campaign since the 19th century. The development regarding the issue of feminism and fashion are affecting the relationship between the two dynamically-changing subjects. These subjects also accelerate the produced researches to be wider and richer. The goals of this literature review are to map and analyze the 22 articles about fashion and feminism within the scope of the international relation. The mapping was using taxonomy methods that produced three major topics, i.e. feminism critics on fashion, critics toward feminism groups as well as fashion and feminism in the modern era. This literature review tried to analyze the consensus, debates, and literature's gap that might exist according to the date of publication distribution,  the educational background of the academics, and the differences in perspective. This literature review found that there is a correlation between fashion and feminism that dynamically-changing with a pattern that attracted each other. This literature review also examined several factors that affected the substance, narrative, and argumentation of the articles.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Febriyan Indrojono
"Sebagai penyair di Korea, Na Hye-seok memiliki pemikiran feminisme yang kuat. Unsur feminisme liberal yang terdapat dalam dua puisi karya Na Hye-seok, yaitu yang berjudul 인형의 집 (A Doll’s House) dan 노라 (Nora), menjadi dasar pembahasan dalam penelitian ini. Peneliti mengkaji dua puisi tersebut karena feminisme liberal memiliki nilai-nilai yang dapat menjadi indikator utama dalam mengenali aliran feminisme ini. Peneliti menggunakan metode kajian pustaka untuk melengkapi apa yang belum diteliti pada penelitian-penelitian terdahulu, sedangkan pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis strata norma.
Pendekatan analisis strata norma bersifat mengupas puisi menjadi beberapa strata, yang dapat membantu peneliti dalam mengkaji kedua puisi tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua puisi Na Hye-seok mempunyai nilai-nilai feminisme liberal.

As a poet in Korea, Na Hye-seok has strong feminist thoughts. The elements of liberal feminism contained in two of Na Hye-seok's poems, namely entitled 인형의 집 (A Doll's House) and 노라 (Nora), form the basis of the discussion in this research. The researcher examines the two poems because liberal feminism has values that can be the main indicators in recognizing this flow of feminism.
The researcher uses the literature review method to complement what has not been studied in previous studies, while the analytical approach used is strata norm analysis. The strata-norm analysis approach is to break down poetry into several strata, which can assist researchers in studying the two poems. The results of this study indicate that both of Na Hye-seok's poems have liberal feminism values.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Puspa Cintya
"[ABSTRAK
Feminisme merupakan salah satu isu menarik yang sering diangkat ke dalam sebuah film. Feminisme sebagai bentuk gerakan sosial memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perkembangan dunia perfilman. Feminisme ditunjukkan dengan adanya kesamaan representasi antara perempuan dan laki-laki dalam suatu film. Salah satu film yang mengangkat isu tersebut adalah Majorité Opprimée karya Eléanor Pourriat. Film ini merefleksikan keadaan perempuan dalam masyarakat yang berbeda dari realitas. Selain itu, film ini juga menunjukkan penggambaran feminisme, seperti, kebebasan perempuan dalam menentukan pilihannya, termasuk dalam hal pekerjaan, kebebasan perempuan untuk terlibat aktif di dalam ranah publik, serta bagaimana perempuan mengobjektifikasi laki-laki.ABSTRACT Feminism is one of the interesting issues that are often directed into a movie. Feminism as a form of social movements has considerable influence in the development of film industry. Feminism is indicated by the similarity between the representation of women and men in a film. One of the films that deal with feminism is Majorité Opprimée directed by Éléanor Pourriat. This film reflects the situation of women in unusual society. In addition, this film also shows depictions of feminism, like, women's freedom to make her choice, including in terms of employment, freedom of women to actively participate in the public sphere, as well as how women oppress men;Feminism is one of the interesting issues that are often directed into a movie. Feminism as a form of social movements has considerable influence in the development of film industry. Feminism is indicated by the similarity between the representation of women and men in a film. One of the films that deal with feminism is Majorité Opprimée directed by Éléanor Pourriat. This film reflects the situation of women in unusual society. In addition, this film also shows depictions of feminism, like, women's freedom to make her choice, including in terms of employment, freedom of women to actively participate in the public sphere, as well as how women oppress men, Feminism is one of the interesting issues that are often directed into a movie. Feminism as a form of social movements has considerable influence in the development of film industry. Feminism is indicated by the similarity between the representation of women and men in a film. One of the films that deal with feminism is Majorité Opprimée directed by Éléanor Pourriat. This film reflects the situation of women in unusual society. In addition, this film also shows depictions of feminism, like, women's freedom to make her choice, including in terms of employment, freedom of women to actively participate in the public sphere, as well as how women oppress men]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ketut Alit Wedhantara
"ABSTRAK
Gerakan feminisme gelombang kedua yang muncul di Belanda sekitar awal
tahun 1960-an merupakan salah satu gerakan wanita termahsyur di daratan Eropa.
Namun, penyampaian pesan-pesan dan gagasan feminisme tak hanya melalui untaian
kata-kata yang dituangkan dalam poster, demo besar-besaran yang dilakukan di
jalanan, namun pula dapat berbentuk media lain, yaitu melalui film. Sebagai salah
satu media propaganda paling efektif, film tak luput pula menjadi salah satu media
penyampaian gagasan feminisme di Belanda. De Stilte Rond Christine M. merupakan
contohnya. Film yang digarap oleh sutradara Marleen Gorris ini menyimpan banyak
gagasan dan ide-ide feminisme yang disampaikan baik melalui bangunan cerita,
dialog antar tokoh, hingga unsur sinematografi yang dibungkus secara apik sehingga
menjadi salah satu ihwal yang influensial dalam pergerakan feminisme gelombang
kedua di Belanda, melalui media film. Tulisan ini membahas tentang unsur-unsur
feminisme yang terdapat dalam film De Stile Rond Christine M. karya Marleen
Gorris, dan juga kaitan feminisme dengan penggambaran perempuan dalam film.

ABSTRACT
Dutch's second wave feminist movement is one of the most renowned
women's movement in mainland Europe. However, conveying the messages and ideas
of feminism were engaged not only by peaceful demonstration and words of mouth,
but also through another form of media, namely film. As one of the most effective
media for propaganda, film is shaped as one of the key components to deliver ideas of
feminism in the Netherlands. One of the example is De Stilte Rond Christine M.
Directed by Marleen Gorris, the film holds feminist ideas and messages that is
delivered through the build up of the story, dialogues between characters, as well as
elements of cinematography that wrapped up nicely so it became one of the most
influential in the women's movement. This final thesis examines feminist elements
contained in De Stilte Rond Christine M. and also the relation between feminism and
the portrayal of women in the film.;"
2016
S65423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>