Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145888 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hajar Shofiyya
"ABSTRAK
Pemahaman terhadap informasi nilai gizi pada kemasan harus diperhatikan karena akan memengaruhi pemilihan makanan sehari-hari. Kurangnya pemahaman terhadap informasi nilai gizi akan berdampak pada pemilihan makanan yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pemahaman label informasi nilai gizi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada 210 siswa/i SMA Negeri 2 Depok pada bulan Mei 2017. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan serta pengisian kuesioner secara mandiri. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 61,6 responden memiliki tingkat pemahaman label informasi nilai gizi yang kurang. Berdasarkan analisis bivariate diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dan motivasi dalam memilih makanan dengan tingkat pemahaman label informasi nilai gizi.

ABSTRACT
Understanding of nutrition label on the packaging should be noticed because it affects daily food selection. Lack of understanding of nutrition label will impact on inappropriate food selection. The aim of this study is to determine factors associated with understanding level of nutrition label. This study used cross sectional design on 210 students of SMA Negeri 2 Depok in May 2017. Data were collected with antropometric measurement weight and height and self administered questionnaire. The results showed 61,6 of respondents have less understanding of nutrition label. According to bivariate analysis, there was a significant association between gender and motivation in choosing food with understanding level of nutrition label."
2017
S69688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabila Adzhani
"Literasi gizi merupakan kapasitas individu untuk memperoleh, mengolah, dan memahami informasi gizi dasar yang diperlukan untuk membuat keputusan gizi yang tepat. Literasi gizi mencakup pengetahuan dan keterampilan penting terkait gizi yang digunakan dalam membuat pilihan makanan. Remaja merupakan usia terbentuknya perilaku makan yang dapat berlanjut hingga dewasa dan berdampak pada kesehatan di kemudian hari. Namun, remaja rentan untuk mengembangkan perilaku makan yang buruk, sehingga memerlukan literasi gizi yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat literasi gizi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi gizi pada remaja, dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2024 dengan melibatkan 108 siswa/i kelas X dan XI di SMA Negeri 21 Jakarta, yang dipilih menggunakan metode quota sampling. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden (self-administered). Hasil penelitian menunjukkan sekitar separuh dari responden memiliki tingkat literasi gizi total yang baik, serta tingkat literasi gizi fungsional, interaktif, dan kritikal yang tergolong baik. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna pada tingkat literasi gizi total berdasarkan tingkat pendapatan rumah tangga dan peran teman sebaya. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna pada tingkat literasi gizi fungsional berdasarkan tingkat pendidikan ibu. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna pada tingkat literasi gizi interaktif berdasarkan tingkat pendidikan ayah, peran teman sebaya, peran guru, dan keterpaparan informasi gizi. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna pada tingkat literasi gizi kritikal berdasarkan peran teman sebaya. Tingkat pendapatan rumah tangga merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat literasi gizi total pada remaja di SMA Negeri 21 Jakarta (OR = 3,5).

Nutrition literacy is an individual's capacity to obtain, process, and understand basic nutrition information needed to make appropriate nutrition decisions. Nutrition literacy includes important nutrition-related knowledge and skills used in making food choices. Adolescence is the age when eating behavior is formed which can continue into adulthood and can impact health in the future. However, this age group is vulnerable to developing poor eating behavior, so they need good nutrition literacy. This research was conducted to determine the level of nutrition literacy and factors related to the level of nutrition literacy in adolescents, using a cross-sectional study design. The research was conducted from April to May 2024 involving 108 students in grades 10 and 11 at SMA Negeri 21 Jakarta, in which the samples were selected using the quota sampling method. A self-administered questionnaires were used to collect data for this study. The results showed that around half of the respondents had a good level of total nutrition literacy, as well as a good level of functional, interactive and critical nutrition literacy. There are significant differences in the proportion of total nutrition literacy levels based on household income level and the role of peers. There are significant differences in the proportion of functional nutrition literacy levels based on the mother's education level. There are significant differences in the proportion of interactive nutrition literacy levels based on the father's education level, the role of peers, the role of teachers, and exposure to nutrition information. There are also significant differences in the proportion of critical nutrition literacy levels based on the role of peers. Household income level is the dominant factor associated with the level of total nutrition literacy of adolescents at SMA Negeri 21 Jakarta (OR = 3.5)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfia Annisa Eka
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan membaca label pangan pada siswa SMA Negeri 39 Jakarta Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional . penelitian dilakukan pada bulan April tahun 2018 di SMA Negeri 39 Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 209 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda model prediksi.
Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui 68,6 responden patuh membaca label pangan. Hasil analisis bivariat menunjukan uang saku, persepsi terhadap label pangan, pentingnya kandungan gizi, dan pentingnya label pangan berhubungan dengan kepatuhan membaca label pangan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang menganggap kandungan gizi adalah komponen yang penting berpeluang 7,325 kali untuk lebih patuh membaca label pangan, dibandingkan dengan responden yang tidak menganggap kandungan gizi merupakan komponen yang penting.
Peneliti menyarankan kepada siswa untuk lebih patuh membaca label pangan sebagai bentuk perlindungan konsumen agar terhindar dari pangan yang tidak aman. Sekolah disarankan melakukan edukasi label pangan dengan memasukkan pada mata pelajaran serta menempel anjuran membaca label pangan di kantin dan koperasi, sedangkan badan POM mengenalkan label pangan melalui media sosial.

The aim of this study is to know the dominant factor that associated with food label reading behavior at SMA Negeri 39 Jakarta rsquo s students in 2018. This is a quantitative study with cross sectional design. This study conducted in April 2018 in class X and XI students of SMA Negeri 39 Jakarta, with 209 respondents. Data were collected with the use of self administered questionnaire. Data were analyzed using univariate, bivariate using chi square, and multivariat using logistic regression model.
The univariate result showed 68,6 respondents obedient of using food label. The bivariate result showed that pocket money, perception of the food label, the importance of nutrition, and the importance of food label are statistically have significant relation with the obedient of using food label. The importance of nutrition is the dominant factors that related to the obedient of using food labels based on multivariate analysis.
Researcher suggests students to use food label more often as a protection to the unhealth foods. The school must educate the students about food labels by adding the topic to the subjects and put some suggestions to read food labels at the canteen and cooperation, beside that, Badan POM also need to introduce food label by using social media.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisya Azhar Fairuz
"Sarapan merupakan kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi hingga pukul 9 pagi untuk mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif. Sarapan merupakan waktu makan paling penting dalam sehari karena menyediakan energi untuk beraktivitas. Penelitian serupa sebelumnya di SMAN 3 Depok didapatkan sebanyak 77,1% siswa memiliki kebiasaan sarapan tidak baik. Kebiasaan melewatkan sarapan dapat menimbulkan dampak lapar dan lemas pada siswa sekolah sehingga mengganggu performa akademiknya selama kegiatan pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan sarapan pada siswa/i SMA Negeri 14 Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Jumlah responden yang terkumpul adalah 129 responden yang berasal dari siswa/i kelas 10 dan 11 tahun ajaran 2023/2024. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dalam bentuk google form dan formulir FFQ yang diisi secara mandiri oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 78,3% responden memiliki kebiasaan sarapan tidak baik. Terdapat hubungan antara pengetahuan sarapan (p-value = 0,004; OR=4,380; 95% CI 1,683 – 11,396), sikap terhadap sarapan (p-value = 0,001; OR=6,625; 95% CI 2,144 – 20,473), ketersediaan sarapan (p-value = 0,001; OR=4,714; 95% CI 1,885 – 11,790), dan pengaruh orang tua (p-value = 0,007; OR=4,049; 95% CI 1,514 – 10,826) dengan kebiasaan sarapan. Siswa/i dengan pengetahuan sarapan rendah, sikap negatif terhadap sarapan, ketersediaan sarapan tidak selalu, dan orang tua yang tidak berpengaruh lebih berisiko memiliki kebiasaan sarapan tidak baik. Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kebiasaan sarapan siswa/i SMAN 14 Depok adalah jenis kelamin, uang saku, citra tubuh, kualitas tidur, makan larut malam, dan waktu masuk sekolah.

Breakfast is an eating and drinking activity carried out between waking up to 9 am to achieve a healthy, active, and productive life. Breakfast is the most important meal to provides energy for activities. Previous research at SMAN 3 Depok found that about 77,1% of students had bad breakfast habits. Skipping breakfast can cause feelings of hunger and weakness in school students, thus disrupting ther academic performance during learning activities at school. This study aims to determine the overview and factors related to breakfast habits among students at SMA Negeri 14 Depok. The research design used was cross-sectional with purposive sampling technique. The number of respondents collected was 129 who came from student in grades 10 and 11 for the 2023/2024 academic year. Data collection was carried out using google form questionnaire and FFQ forms which were filled out independently by respondents. The research results showed that 78,3% of respondents had a bad breakfast habits. There is a relationship between breakfast knowledge (p-value = 0.004; OR=4.380; 95% CI 1.683 – 11.396), attitude towards breakfast (p-value = 0.001; OR=6.625; 95% CI 2.144 – 20.473), breakfast availability (p- value = 0.001; OR=4.714; 95% CI 1.885 – 11.790), and parental influence (p-value = 0.007; OR=4.049; 95% CI 1.514 – 10.826) with breakfast habits. Students with low breakfast knowledge, negative attitudes towards breakfast, occasional availability of breakfast, and parents who are not influential are more at risk of having bad breakfast habits. Meanwhile, variables that are not related to breakfast habits of SMAN 14 Depok students are gender, pocket money, body image, sleep quality, late-night eating, and school start time."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kholida Eliyana
"Label informasi nilai gizi produk pangan kemasan dapat digunakan untuk memantau asupan makanan, sehingga pemahaman terhadap informasi nilai gizi pada kemasan harus diperhatikan karena akan mempengaruhi pemilihan makanan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang  mempengaruhi kebiasaan membaca label informasi nilai gizi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilaksanakan bulan Mei-Juli 2023 pada Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Sampel penelitian ini yaitu 208 responden melalui pengisian kuesioner.  Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu chi square dan uji t independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30,8% responden memiliki kebiasaan baik dalam membaca label informasi nilai gizi. Uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara gaya hidup dan pengetahuan gizi pada produk pangan kemasan dengan kebiasaan membaca label informasi nilai gizi. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai keuntungan dan cara membaca label informasi nilai gizi untuk meningkatkan kebiasaan yang baik dalam membaca label informasi gizi sebelum membeli produk pangan kemasan.

Nutrition labels on packaged food products can be utilized to monitor dietary intake and understanding of nutrition labels on the packaging should be noticed because it affects daily food selection.  Lack of understanding of nutrition labels will impact inappropriate food selection. The Objective of this study is to identify the factors influencing the habit of reading nutritional information labels. The research adopts a quantitative approach with a cross-sectional design. Data collection was conducted from May to July 2023 among students from the Health Sciences Cluster at the University of Indonesia. The sample in this study was 208 respondents who were collected with a self-administered questionnaire and who were selected using accidental sampling. The study utilized two statistical analysis methods: chi-square and independent t-test. This study showed that 30,8% respondents have a good habit of reading nutrition labels. According to bivariate analysis, there was a significant association between  healthy lifestyle and nutrition knowledge of packaged food products with the habit of reading nutritional information labels. Therefore, it is necessary to improve knowledge and understanding of the benefits and methods of reading nutritional information labels to enhance the good habit of reading such labels before purchasing packaged food products."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Marfuatim Mutohharoh
"Menggunakan label pangan merupakan salah satu cara memperoleh pola makan yang lebih sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan membaca label informasi nilai gizi, komposisi, dan kedaluwarsa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan membaca label informasi nilai gizi, komposisi, dan kedaluwarsa adalah 72,2%. Uji statistik menujukkan bahwa faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan membaca label informasi nilai gizi, komposisi, dan kedaluwarsa adalah pengetahuan terkait gizi dan label pangan, sikap terhadap kesehatan dan label pangan, pendidikan, dan paparan sumber informasi tentang label pangan. Sebagai upaya peningkatan kepatuhan membaca label pangan disarankan perlu adanya program pendidikan mengenai label pangan yang nantinya diharapkan dapat mengubah sikap dan pandangan masyarakat akan pentingnya membaca label pangan.

Using food labels is one of method to achieve a more healthful diet. This study were to determine factors associated with the complience of reading the label information of the nutritional value, composition, and expired label. This study is quantitative research with cross sectional design. The result of research showed 72,2% of the respondents comply in reading the label information of the nutritional value, composition, and expired label. The significant pointed out by nutrition and food labels knowledge, perception of health and food labels, education, and explanation source of food labels information. To improve the complience in using food labels, it is recommended to held an education program about food labels that expected can change the attitudes and perception of the importance of using food labels."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezi Rafiki Assifa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku membaca label pangan pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan di SMA Negeri 68 Jakarta pada bulan April 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah 188 siswa kelas X dan XI SMA Negeri 68 Jakarta yang didapatkan dengan metode quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner mandiri (self administered questionnaire). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 51,6% responden yang patuh membaca label pangan.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bemakna antara kepentingan harga, kepentingan rasa, kepentingan zat gizi, pengetahuan tentang gizi dan label pangan, pendapatan orang tua, waktu berbelanja, dan keterpaparan informasi tentang label pangan dengan perilaku membaca label pangan pada remaja. Sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelarnin, diet khusus, dan aktivitas belanja mandiri dengan perilaku membaca label pangan pada remaja.
Peneliti rnenyarankan kepada siswa SMA Negeri 68 Jakarta untuk lebih aktif lagi membaca informasi tentang label pangan dan masukkan kepada pemerintah untuk membuat materi pembelajaran pada siswa mengenai label pangan, serta dampak tidak membaca label pangan terhadap kesehatan.

The aim of this study is to determine factors associated with food label reading behavior in adolescents. The design of the study is cross sectional design that conducted in SMA Negeri 68 Jakarta in April 2012. The sample of this study is 188 students in class X and XI SMA Negeri 68 Jakarta selected with quota sampling method. Data collection was done by filling out the self-administered questionnaire. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis using Chi Square test. The result of univariate analysis showed that 51.6% of respondents comply to read the food label.
The results of bivariate analysis showed that there was a significant association between price and taste importance, nutrition consideration, knowledge of nutrition and food labeling, parental income, shopping time, and exposure to food label information with food label reading behavior among adolescents. No significant association between gender, special diet, and type of shopping activity with food label reading behavior.
It is suggested that students of SMA 68 Jakarta to be more active inreading the information on food label and the govemment to create learning materials for students about the food label and its impact on health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karundeng, Andrea Maria
"Informasi Nilai Gizi (ING) merupakan sumber informasi kandungan gizi yang terdapat pada pangan olahan. ING jika digunakan dengan baik maka dapat mengarahkan konsumen ke pola konsumsi yang sehat. Remaja usia 15-19 tahun menjadi kelompok usia yang paling sering mengonsumsi mi instan, hingga mencapai lebih dari satu kali per hari yang artinya asupan natriumnya melebihi anjuran asupan harian. Jika kebiasaan diteruskan, maka akan timbul risiko hipertensi pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan ING pada mi instan oleh remaja di SMA Pangudi Luhur II Servasius. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2022 menggunakan desain cross sectional yang diikuti 181 responden melalui purposive sampling. Data diperoleh melalui kuesioner online yang kemudian dianalisis univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi remaja di SMA Pangudi Luhur II Servasius yang menggunakan ING adalah sebanyak 54,7%. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara variabel status gizi, status diet, uang saku, pengetahuan gizi & ING, kemampuan membaca ING, sikap terhadap kesehatan dan ING, serta persepsi terhadap harga dan rasa produk mi instan dengan penggunaan ING. Keterpaparan informasi tentang ING dan persepsi terhadap kandungan gizi produk mi instan memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan ING.

Nutrition Facts (NF) is source of information regarding on the nutritional content contained in processed food. If used properly, NF can lead consumers to healthier lifestyle. Teenagers aged 15-19 years consume instant noodles most often, reaching more than 1 time per day, which means that their sodium intake exceeds the recommended daily intake. If the habit is continued, risk of hypertension in adolescents will be higher. This study aims to analyze factors associated with the use of instant noodles NF by adolescents at SMA Pangudi Luhur II Servasius This research was conducted in August 2022 using a cross-sectional design, with 181 respondents using purposive sampling. Data were obtained through an online questionnaire which was analyzed using SPSS. The results: proportion of adolescents in SMA Pangudi Luhur II Servasius who used NF was 54.7%. There was no significant relationship between the variables of gender, nutritional status, diet status, allowance, nutrition & NF knowledge, ability to read NF, attitudes towards health and NF, as well as perceptions of the price and taste of instant noodle products with the use of NF. Exposure to information about NF and perceptions of instant noodle’s nutritional value have a significant relationship with the usage of NF."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Karyoko
"Indonesia merupakan negara ketiga dengan konsumsi Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) tertinggi di Asia Tenggara di tahun 2022, dengan jumlah konsumsi sebanyak 20,23 liter per orang setiap tahunnya. Sebanyak 61,3% masyarakat Indonesia mengonsumsi lebih dari 1 kali per hari menurut Riskesdas pada tahun 2018 dan meningkat menjadi 47,5% pada data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola dan tingkat konsumsi SSBs dengan berbagai faktor pada siswa/i SMA Negeri 68 Jakarta tahun 2024. Penelitian ini merupakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan April-Mei 2024 dengan jumlah responden sebanyak 134 orang. Data yang diambil merupakan data primer dengan pengisian kuesioner serta wawancara untuk pengisian food recall 24 hours dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Setelahnya, data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat (uji chi-square). Dari pengujian univariat, diperoleh hasil 12,69% responden termasuk dalam kategori konsumsi SSBs yang tinggi. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan SSBs di rumah (p-value = <0,001; OR = 20,000) dan pengaruh teman sebaya (p-value = 0,018; OR = 4,588) dengan konsumsi SSBs pada remaja di SMA Negeri 68 Jakarta tahun 2024. Setelah mengetahui hasil penelitian, diharapkan siswa/i SMA Negeri 68 Jakarta mengetahui kondisi tingkat konsumsi SSBs dapat menyebarkan kesadaran akan pentingnya membatasi konsumsi minuman berpemanis kepada keluarga maupun lingkungan terdekat. Pihak keluarga disarankan untuk dapat membatasi ketersediaan minuman berpemanis di rumah dan memberikan contoh dalam membatasi konsumsi minuman berpemanis dengan membaca kandungan gizi yang tertulis pada label gizi sebelum membeli, serta mempelajari lebih lanjut dampak dan fakta-fakta terbaru mengenai minuman berpemanis.

Indonesia is the third highest country in Southeast Asia for Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) consumption in 2022, with a consumption rate of 20.23 liters per person per year. According to Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2018, 61.3% of the Indonesian population consumed more than once a day, and this figure increased to 47.5% in Survei Kesehatan Indonesia (SKI) in 2023. This study aims to describe the patterns and levels of SSB consumption along with various factors among students of SMA Negeri 68 Jakarta in 2024. This research utilizes a cross-sectional study design conducted in April-May 2024, with a total of 134 respondents. The data collected is primary data obtained through questionnaires and interviews for 24-hour food recall and the Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). The data obtained were analyzed by univariate and bivariate analysis (using the chi-square test). From the univariate analysis, it was found that 11.94% of respondents fall into the high SSB consumption category. Bivariate analysis shows a significant relationship between the availability of SSBs at home (p-value = < 0.001; OR = 20,000) and peer influence (p-value = 0,018; OR = 4,588) with SSB consumption among adolescents at SMA Negeri 68 Jakarta in 2024. After understanding the research results, it is expected that the students of SMA Negeri 68 Jakarta will be aware of their SSB consumption levels and can spread awareness about the importance of limiting sweetened beverage consumption to their families and close environment. Families are advised to limit the availability of sweetened beverages at home and set an example in limiting sweetened beverage consumption by reading nutritional content on labels before purchasing, as well as further studying the impacts and latest facts about sweetened beverages."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Lidya Sari
"Sugar sweetened beverages (SSBs) merupakan jenis minuman padat kalori dan tinggi kandungan gula tambahan namun rendah nilai zat gizi. Apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat meningkatkan kejadian obesitas dan penyakit tidak menular lainnya pada remaja. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui prevalensi konsumsi SSBs kemasan dan diketahuinya perbedaan proposi tingkat konsumsi SSBs kemasan berdasarkan karakteristik individu, penggunaan label pangan, aktivitas fisik, dan faktor lingkungan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan karakteristik responden yaitu siswa/I SMA Budhi Warman 2 Jakarta kelas X dan XI sebanyak 185 siswa pada April 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner online berupa google form secara mandiri. Data yang diperoleh akan dianalisis secara univariat dan bivariat chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64,9% siswa SMA Budhi Warman 2 Jakarta mengonsumsi SSBs kemasan tingkat tinggi 2x/hari. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara jenis kelamin, pengetahuan SSBs, kemampuan membaca label informasi nilai gizi, ketersediaan SSBs kemasan di rumah, konsumsi SSBs kemasan ibu, dan pengaruh teman sebaya dengan tingkat konsumsi SSBs kemasan. Peneliti menyarankan agar siswa lebih selektif dalam memilih jenis minuman kemasan dan mempelajari serta memahami label informasi nilai gizi. Pihak sekolah disarankan untuk memberikan edukasi mengenai konsumsi SSBs kemasan, label pangan terutama label informasi nilai gizi, dan gizi seimbang. Masyarakat disarankan untuk memperhatikan persediaan SSBs kemasan di rumah dan menjadi panutan bagi anak dalam menerapkan perilaku konsumsi minuman yang lebih sehat.

Sugar sweetened beverages (SSBs) are drinks with high calories and added sugar but little or no nutrition value. Overconsumption of SSBs may leads to increases obesity and adverse effect on health. The purpose of this study is to know the prevelance of SSBs consumption and to prove the differences of SSBs consumption based on individual characteristic, use of food label, physical activity, and environmental factors. A cross sectional study conducted on 185 students among SMA Budhi Warman 2 Jakarta on April 2020. The data is collected by filling out the online questionnaire (google form) by respondent. The data was analyzed by univariate and bivariate (chi square) method. Based on the result, the prevalence of student with high level of SSBs is 64,9%. Bivariate analysis shows that there are the differences level of SSBs consumption based on gender, knowledge about SSBs, understanding of nutrition label, avaibility of SSBs at home, mothers SSBs consumption, and peer influence. The researcher suggests that student should to choose the drink packaged selectively and learn about nutrition label. The school is advised to give education about SSBs consumption, food label on drink packaged, and balanced nutrition massage. People also advised to pay attention to the types of packaged drink available at home and be role model to consume a healthier drinks for children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>