Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184504 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Prihatiningtyas
"ABSTRACT
Karya tulis ini memaparkan hasil dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik anak usia, jenis kelamin, usia mulai toilet training, riwayat mengompol keluarga dan status perkembangan , karakteristik ibu usia, status pekerjaan, pendidikan, status ekonomi, jumlah anak, status perkawinan, perilaku toilet training , dan kondisi lingkungan dengan kemampuan mengontrol eliminasi di Kelurahan Pangkalan Jati-Kecamatan Cinere Kota depok. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan desain potong lintang Cross Sectional . Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia 4-6 tahun di kelurahan pangkalan jati yang dipilih secara cluster sampling. Hasil pengolahan data menunjukkan adanya hubungan antara karakteristik anak usia, jenis kelamin, dan status perkembangan , karakteristik orang tua perilaku pengenalan toilet training ibu dan kondisi lingkungan terhadap kemampuan mengontrol eliminasi pada anak. Diharapkan orang tua tahu mau dan mampu utuk mempersiapkan kondisi anak, orantua dan lingkungan yang nyaman untuk menunjang anak memiliki kemampuan mengontrol eliminasi pada usia yang tepat.

ABSTRACT
This study aimed to identify relationship between children rsquo s characteristics age, sex, age of toilet training, familly wetting history and child development status , mother rsquo s characteristics age, employment status, education, economic status, number of children, marital status , toilet training behavior , and environmental lsquo s conditions with elimination control ability of preschool children in Pangkalan Jati, Cinere, Depok City. This study used analytic observational with cross sectional design. Sample of this study are parents who have children aged 4 6 years in Pangkalan Jati Village that selected by cluster sampling. The result showed that there are relationship between children rsquo s characteristics age, sex, and child development status , mother rsquo s characteristics toilet training behavior and environmental conditions wtih elimination control ability of preschool children. Parents are expected to know, will and be able to prepare the condition of childern, parents, and a confortable enviroment to support the child has the elimination control ability at the right age. "
S67964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Meitasari
"Toileting merupakan salah satu kemandirian yang perlu dicapai oleh anak. Orang tua sebagai salah satu faktor yang memiliki peran membentuk kemandirian anak melalui pengasuhan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan teknik asuhan orang tua dengan tingkat kemandirian anak dalam toileting. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Petukangan Selatan Jakarta dengan 49 orang tua yang memiliki anak usia preschool. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan analisis Chi Square.
Hasil penelitian menyirnpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara teknik asuhan orang tua dengan tingkat kemandirian anak dalam toileting (p value=0,116; α=5%). Ketidakbermaknaan ini mungkin disebabkan oleh tidak terpenuhinya batas minimum sampel yang dibutuhkan. Namun hasil penelitian memperlihatkan orang tua yang menggunakan teknik Induction, yaitu teknik dengan rasionalisasi, cenderung memiliki anak dengan tingkat kemandirian toileting tinggi (59%). Peneliti merekomendasikan untuk memenuhi jumlah sampel penelitian yang diperlukan dan mencari faktor lain yang dapat mempengaruhi kemandirian anak dalam toileting.

Toileting is one of task that children have to reach out for be independent. Parents is one of factor whose role to shape their children by childrearing or parenting. The purpose of this research was to identify correlation between childrearing-technique with children's independent level in toileting. This study was take place in Petukangan Selatan Jakarta during May and involved 49 respondents of parents with preschool chid. The design of this research was cross sectional and data were analyzed by Chi-Square.
The result of this study showed that there was no significant correlation between childrearing technique with children's independent level in toileting (p value= 0,116; α=5%). Less sample than required might contribute to this insignificant. But this study showed that parents who used induction technique (technique with rationalization) lead to high level of independent toileting in their child (59%). The researcher's recommend that the sample to meet the needs and it was needed to study more about the most influencing factor for children's independent in toileting.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5787
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Andriyani
"ABSTRAK
Toilet training merupakan salah satu tugas perkembangan anak usia toddler. Pencapaian toilet training dapat dihambat oleh penggunaan diaper pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan diaper dengan pencapaian toilet training pada anak balita. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik cluster sampling yang melibatkan 136 anak balita di RW 01 Pinang Ranti yang masih menggunakan diaper dalam sebulan terakhir. Penelitian ini menunjukkan bahwa balita yang menggunakan diaper intensitas sebagian besar mengalami keterlambatan pencapaian toilet training (67,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan diaper dengan pencapaian toilet training pada anak balita (p value= 0,000). Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada orang tua untuk melatih toilet training sesuai dengan usia anak dengan cara mengurangi penggunaan diaper pada anak.

ABSTRACT
Toilet training is one of the task of development of toddler. Achievement of toilet training can be inhibited by the use of diaper on the child. This study aims to determine the relationship between the use of diapers with the achievement of toilet training on children under five. This study used cross sectional design with a cluster sampling technique involving 136 children under five in RW 01 Pinang Ranti who still use diapers in the last month. This study shows that children who use diapers intensity mostly experienced a delay in the achievement of toilet training (67.1%). The results showed that there was a significant relationship between the use of diapers with the achievement of toilet training in children under five (p value = 0.000). The results of this study recommend parents to train toilet training children with age-appropriate by reducing the use of diaper on the child."
2016
S63507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Lidya
"Setiap anak mempunyai karakteristik sesuai dengan tahap perkembangannya, anak tahap todler (usia 1-3 tahun) mengalami perkembangan psikososial (Ericson) yaitu otonomi dan takut/malu, ritualism. Todler mempunyai tugas perkembangan penting yaitu toilet training. Peran ibu disini adalah mengenali tanda-tanda kesiapan todler untuk melakukan toilet training, sehingga todler dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan sempurna.
Toilet training merupakan latihan menggunakan kamar mandi. Ini biasanya dilakukan oleh anak dalam tahap todler (usia antara 18-36 bulan). Toiller training bertujuan untuk meningkatkan kemampuan todler dalam mengontrol spinkter anak dan uretral, mengenalkan pada todler tentang bagian-bagian tubuhnya yang membedakan antara perempuan dan laki-laki."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5393
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengetahuan tentang kesiapan anak untuk toilet training penting diketahui orang tua untuk mencapai tugas perkembangan toddler yang meliputi kesiapan fisik, mental, dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pencapaian toilet training pada todler dengan pengetahuan ibu tentang toilet training. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi pada 45 responden yang memilki anak usia 2-3 tahun di TK Harapan Bunda kelurahan Kukusan Depok. Tehnik pengambilan yang digunakan yaitu purposive random sampling. Data yang telah terkumpul di analisa dengan statistik univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square dan diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesiapan anak untuk toilet training dengan pencapaian toilet training pada anak usia toddler di TK Harapan Bunda kelurahan Kukusan Depok (p >0,05; OR 0,375). Rekomendasi penelitian ini yaitu agar dilakukan penelitian tentang kesiapan orang tua dalam melatih anak untuk toilet training."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5818
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Anak usia toddler adalah gerbang awal unluk dilalcsanakaimya toilet training karena pada usia tersebut teljadi pematangan otot-Otot kandung kemih pada anak. Secara umum orangtua di Indonesia masih jarang menerapkan toilet training pada anak usia toddler.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Clisiplin orangtua dalam melakukan toilet training pada anak usia toddler. Desain penelitian adalah deskriptif sederhana yang dilakukan pada 47 orangtua yang memiliki anak usia toddler di Rw 004 kelurahan Bam Ampar kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur dan diperoleh melalui instrumen kuesioner dengan skala lilrert. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling, dimana peneliti akan memberikan kesempatan yang sama kepada unit sampel untuk terpilih Sebagai sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi menceng kanan. I-Iasil penelitian menunjukkan 46.8% orangtua memiliki tingkat disiplin yang rendah dalam melakukan toilet training pada anak usia toddler dan 53.2 % orangtua memiliki tingkat disiplin yang tinggi dalam melakukan toilet training pada anak usia toddler. Simpulan dari studi ini yaitu tingkat disiplin orangtua dalam melakukan toilet training masih rendah pada anak usia toddler.
Jumlah responden yang sedikit merupakan suatu keterbatasan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang sama dengan jumlah responden yang sama, sehingga hasil penelitian inj dapat digeneralisasikan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti Iebih spesifik pihak orangtua yang diteliti sesuai jenis kelaminnya pada judul yang sama."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5573
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarnimatul Ummah
"Keterlambatan perkembangan motorik berdampak negatif pada seluruh aspek perkembangan di masa mendatang. Kemudahan dalam mengakses teknologi membuka peluang bagi anak untuk lebih beraktivitas sedentari yang meminimalisasi kesempatan mempelajari kemampuan motorik kasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan aktivitas sedentari dengan perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah.
Desain penelitian ini adalah studi cross sectional menggunakan 85 responden (orang tua dan anak prasekolah) di lembaga pendidikan anak usia dini Ujung Berung Bandung dengan teknik consecutive sampling. Modifikasi Children's Leisure Activities Study dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan digunakan untuk mengkaji aktivitas dan perkembangan motorik kasar anak. Penelitian ini menggunakan analisis point-biserial correlation. 85.53% anak memiliki perkembangan motorik kasar yang sesuai dan 16.47% lainnya tidak sesuai.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kedua variabel adalah sangat lemah (r = 0.007, α = 0.05). Aktivitas sedentari tidak secara langsung memengaruhi perkembangan motorik kasar, tetapi mengurangi anak untuk melakukan aktivitas fisik yang menstimulasi perkembangan motorik kasarnya. Akan tetapi, orang tua tetap perlu membatasi waktu aktivitas sedentari anak sehingga anak akan beraktivitas fisik untuk melatih perkembangan motoriknya. Selain itu, pelayanan kesehatan perlu melakukan skrining perkembangan pada lembaga pendidikan anak usia dini agar keterlambatan dapat ditangani sejak dini.

Delay in motor development have a negative impact on all aspects of development in the future. Technology opens up opportunitiy for the children to be more sedentary which will minimize the chance to learn gross motor abilities. This study aimed to determine the strength of relationship between sedentary activity and gross motor development of preschool age children.
The study design was a cross sectional study with 85 respondents (parents and preschool children) in early childhood education institutions Ujung Berung Bandung which were collected with consecutive sampling technique. A modification of Children's Leisure Activities Study and Kuesioner Pra Skrining Perkembangan was used to assess children activities and gross motor development. This study uses point-biserial correlation analysis. 85.53% of respondents had appropriate gross motor development and as many as 16.47% were not.
The result showed that the relationship between sedentary activity and gross motor development is very weak (r = 0.007, α = 0.05). Sedentary activity did not directly affect gross motor development, but it can reduce the children to perform physical activities that stimulate gross motor development. Therefore, parents still need to limit sedentary activity time of the children, so that they will physically active to develop their motor ability. In addition, health services need to screen on the children development in early childhood education institutions, so that delays can be treated earlier.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Listiya Ningrum
"Perilaku sulit makan pada anak dapat mengurangi asupan nutrisi anak usia prasekolah. Salah satu faktor penyebab perilaku sulit makan pada anak adalah pola asuh orang tua yang salah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah di RW 03, Kelurahan Pajang, Tangerang dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 92 ibu yang mempunyai anak usia prasekolah. Teknik sampling yang dilakukan adalah cluster sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 46% anak usia prasekolah mengalami perilaku sulit makan dan 75% ibu menerapkan pola asuh demokratis. Namun tidak ada hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (p vaIue=0.423; α= 0.05).

Picky-eating behavior at children could decrease nutrition intake at preschool-age children. Incorrect parenting is one of the factor that could influence that behavior. The goal of this descriptive-correlative study was to investigate the effect of mother-parenting on picky-eating behavior at preschool-age. This study used cross-sectional design and examined 92 mothers who had children at preschool-age. Sampling method for this study was cluster sampling. There are 46% of preschool-age children experienced picky-eating behavior and 79% mothers applied democracy-parenting. These result suggest that no relation between mother-parenting and picky-eating behavior at preschool children (p value=0.1423, α= 0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5869
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kyana Salapani Sangadi
"Durasi screen time tinggi merupakan salah satu faktor risiko munculnya masalah perilaku pada anak usia prasekolah. Aspek yang bisa menjadi faktor protektif terhadap dampak buruk dari media adalah parental mediation. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara screen time dan masalah perilaku pada anak usia prasekolah yang dimoderasi oleh parental mediation. Partisipan merupakan 663 orang tua anak usia prasekolah yang memenuhi kriteria. Hasil menunjukkan adanya efek positif dan signifikan antara screen time dan masalah perilaku (r = 0.128, p < 0.01). Efek negatif dan signifikan ditemukan antara parental mediation terhadap masalah perilaku (r = , p < 0.01). Dimensi dari parental mediation yaitu, supervision (r = -0.25, p <0.01), activerestrictive meditation (r = -0.18, p < 0.01), dan technical restriction (r = -0.18, p < 0.01) juga memiliki hubungan yang signifikan dengan masalah perilaku. Namun, dimensi couse tidak memiliki efek signifikan terhadap masalah perilaku ( r = - 0.02, p > 0.05). Selanjutnya, parental mediation secara keseluruhan dan dimensinya tidak memoderasi secara signifikan hubungan antara durasi screen time dan masalah perilaku (p > 0.05). Penemuan dari riset ini dapat digunakan sebagai pertimbangan pembuatan panduan durasi screen time dan pengembangan strategi untuk memitigasi efek negatif dari screen time.

High screen time duration can be considered as a risk factor for the emergence of problem behaviors in preschool-aged children. One aspect that may serve as a protective factor against the negative effects of scree time is parental mediation. The aim of this research is to examine the moderating effect of parental mediation on screen time and behavior problems will also be studied in this study. Based on the results of this study, it was found that there was a positive and significant effect between screen time and behavioral problems (r = 0.128, p < 0.01). Furthermore, a negative and significant effect was found between parental mediation and problem behavior (r = -0.18, p < 0.01). Different dimensions of parental mediaiton such as supervision (r = -0.25, p <0.01), active- restrictive meditation (r = -0.18, p < 0.01), technical restriction (r = -0.18, p < 0.01) was also found to correlate negatively with problem behavior. However, co-use did not have a significant effect on behavior problems (r = -0.18, p < 0.01). There was also no significant moderating effect of parental mediation and its dimensions on the relationship between screen time and behavior problems (p > 0.05). The findings of this research can considered for creating guidelines regarding screen time duration as well as developing strategies to mitigate the negative effects of screen time."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riftania Raihana Wiyuna
"Anak tunagrahita memiliki kendala dari berbagai aspek yang dapat menimbulkan stres bagi keluarga khususnya orang tua. Stres yang terus-menerus dapat menyebabkan kecemasan karena kekhawatiran akan kondisi dan perkembangan anak. Salah satu aspek yang menjadi perhatian orang tua dengan anak tunagrahita adalah kemampuan bersosialisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan sosialisasi anak tunagrahita dengan tingkat kecemasan orang tua. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini memiliki total 157 orang tua penyandang anak tunagrahita di SLB Kota Depok dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu kuesioner data demografi, kuesioner kemampuan sosialisasi, dan Beck Anxiety Inventory. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi square dan menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan sosialisasi anak tunagrahita dengan tingkat kecemasan orang tua (p = 0,01 dan α = 0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka diperlukan pelatihan untuk menurunkan tingkat kecemasan agar orang tua dapat diberikan pemahaman dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan sosialisasi anak tunagrahita. Peran perawat sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan keperawatan, berbagi pengetahuan dan memberikan pelatihan baik bagi anak retardasi mental maupun orang tua.

Mentally retarded children have obstacles from various aspects that can cause stress for families, especially parents. Constant stress can cause anxiety because of concerns about the child's condition and development. One aspect of concern for parents with mentally retarded children is the ability to socialize. This study aims to determine the relationship between the socialization ability of mentally retarded children with the level of parental anxiety. The research design used was a quantitative research design with a cross sectional approach. This study had a total of 157 parents with mentally retarded children in Depok City Special School with a total sampling technique. Data collection was carried out using a questionnaire consisting of three parts, namely a demographic data questionnaire, a socialization ability questionnaire, and the Beck Anxiety Inventory. The research results were analyzed using the chi square test and showed a relationship between the socialization ability of mentally retarded children with the level of parental anxiety (p = 0.01 and α = 0.05). Based on these results, training is needed to reduce the level of anxiety so that parents can be given understanding and training to improve the socialization skills of mentally retarded children. The role of nurses is very much needed in providing nursing care, sharing knowledge and providing training for both mentally retarded children and parents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>