Ditemukan 8556 dokumen yang sesuai dengan query
Dinda Ayu Prameswari
"Fotografi arsitektur merupakan media komunikasi visual yang berfokus pada desain karya arsitektur sebagai objeknya. Hal ini dimanfaatkan arsitek sebagai media memperkenalkan karyanya kepada masyarakat luas. Informasi yang disajikan pada foto arsitektur dapat diketahui melalui persepsi dan sensasi. Namun dalam membentuk persepsi dan sensasi melalui fotografi arsitektur melibatkan pengetahuan yang dapat berupa memori. Untuk menjawab isu yang muncul, dilakukan wawancara yang melibatkan beberapa responden. Dengan menganalisis hasil dari wawancara dan teori-teori yang ada, penulisan ini menuntun pada kesimpulan tentang bagaiman memori dapat mempengaruhi terbentuknya persepsi dan sensasi melalui fotografi arsitektur.
Architecture photography is a visual communication media that focuses on design of architectural works as its object. It used by architects to introduce his work to the public. The information that presentad on the architectural photograph can be know through perception and sensation. But the formation of perception and sensation through architecture photography involves knowledge, which is memory. To answer the emerging issue, condusted interviews that ivolving several respondents. By analyzing the results of interviews and existing theories, this study will lead to a conclusion on how memory effects perception and sensation through architeture photography."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67142
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tri Octiviani
"Fotografi adalah sebuah alat komunikasi yang dapat menangkap gambar secara objektif, fotografi merepresentasikan sesuatu yang nyata secara cepat. Arsitek kemudian memanfaatkan fotografi untuk merekam karya mereka yang nantinya dapat digunakan untuk beberapa tujuan, seperti dokumentasi, materi pameran, dan juga sebagai pengganti interaksi langsung dengan bangunan. Arsitektur mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi melalui wujud dan ruang bangunannya, dimana manusia dapat mengalami dan berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui raga dan indra mereka. Sejak ditemukannya fotografi, arsitek telah memanfaatkan fotografi untuk mengkomunikasikan ide, konsep dan tujuan dari karya sang arsitek. Fotografer diharapkan dapat membantu arsitek untuk menciptakan sebuah ilusi pada fotografi, ilusi yang kemudian dapat membantu manusia dalam memvisualisasikan bangunan arsitektur melalui media dua dimensi atau bahkan merasakan pengalaman ruang tiga dimensi. Keberhasilan ilusi ini bergantung kepada bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang telah diberikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor konsep fotografi arsitektur dan bagaimana persepsi manusia dapat mempengaruhi cara manusia mencerna informasi. Dengan memahami cara kerja persepsi manusia, diyakini bahwa manusia dapat berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui foto sebagaimana manusia berinteraksi dengan ruang arsitektur secara langsung. Untuk mendukung dan menanggapi isu yang muncul, beberapa responden telah diwawancari dengan beberapa pertanyaan. Dengan menganalisa hasil dari wawancara dari responden dan teori-teori yang ada, penelitian ini akan menuntun kepada sebuah kesimpulan tentang bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang didapat dari sebuah fotografi arsitektur.
Photography is a communication tool that can capture an image objectively, it represents what exists with its brief moment. Afterwards Architects utilize it to record their works that can later be used for other purposes such as documentation, exhibition material, and also as a substitute of direct interaction with the building. Architecture has the ability to communicate through its form and space where people can experience and interact in it with their body and senses. Since the discovery of photography, architects have been taking advantage of the device with the intention of communicating their ideas, concepts, and purposes of their works. Photographers can hopefully aid the architects by using their skill to create an illusion in photography, which can helps people visualize the building in two-dimensional form or even offering the experience in three dimensional form. Such illusion can work depending on how the human percepts the information given. This study will explore the concept of photography in architecture and how human perception can affect the way people perceived information. With understanding of the human’s working method in perception, it is believed that humans can interact with an architectural space through a photograph similar to the experience they would get in threedimensional form. Several people are interviewed to support and validate the issue that has been raised. Analyzing the informant’s point of view and several theories, this study will lead to a conclusion on how human percepts information from an architectural photography."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59948
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Farul Ivan Pradana
"[Penerapan fotografi hitam dan putih saat ini, sudah berbeda dengan adanya fotografi digital yang menggunakan berbagai macam warna pada foto. Perkembangan teknologi fotografi digital dalam faktor warna, optik dan resolusi memungkinkan foto mendekati gambaran realitas. Bagaimana halnya dengan fotografi hitam dan putih saat ini? Pada skripsi ini akan dibahas lebih dalam mengenai teknologi digital fotografi hitam dan putih dan penerapannya dalam fotografi arsitektur.
, At this time, the implementation of black and white photography is different in the presence of digital photography that using different colors on the photo. The development of digital photography technology in term of color, optics and resolution allows photograph become the picture of reality. What about the black and white photography at the moment? In this thesis will be discussed more in the digital technology of photography in black and white and the application in architectural photography.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61814
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Allya
"Seorang arsitek mempunyai ide dan ekspresi yang dituangkan ke dalam setiap desain bangunan yang dihasilkan, akan tetapi terkadang ide dan ekspresi tersebut jarang bisa dipahami oleh mata orang yang melihatnya, ide dan ekspresi ini juga dapat dikatakan sebagai sebuah tanda pada bangunan arsitektur. Sebuah foto dapat menjadi media komunikasi visual, merepresentasikan suatu objek tiga dimensional menjadi dua dimensional. Dalam skripsi ini akan dibahas bagaimana ekspresi dan ide dari seorang arsitek terhadap bangunannya dan dapat dikomunikasikan melalui foto.
An architect has ideas and expressions poured into every building he design has. However, sometimes those ideas and expressions are seldom understand by the general public who has seen it. These ideas and expressions can also be perceived as a sign on an architectural building. A photograph can become a communication media that represent a three dimensional object into a two dimensional object. This study will discuss how an architects ideas and expressions in his building, can be communicated through a photograph."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Farhan Pristantyo
"Fotografi sebagai representasi arsitektur, turut menyederhanakan kenyataan di baliknya sehingga citra yang dihasilkan mudah diolah oleh perancang untuk menghasilkan gagasan ke depan. Meskipun begitu, pada proses perancangan studio ditemukan penggunaannya yang hanya terbatas pada awal dan/atau akhir proses perancangan dengan peran fotografi sebatas untuk merefleksikan kenyataan di baliknya. Mungkinkah fotografi digunakan secara tidak reflektif mengingat adanya unsur eliminasi dalam representasi? Elemen-elemen apa yang perlu dicermati dalam membentuk citra fotografi semacam itu?
Studi ini menelusuri kemampuan fotografi untuk mengemukakan sesuatu yang lain yang diharapkan mampu menambah kontribusinya dalam proses perancangan khususnya pada studio pendidikan arsitektur. Penelusuran dimulai dengan kajian literatur tentang proses perancangan arsitektur, representasi dan fotografi kemudian menganalisis keterhubungan di antaranya. Pemahaman tersebut kemudian digunakan untuk melihat pekerjaan beberapa fotografer yang tidak hanya menangkap citra kenyataan di baliknya. Seluruh pemahaman dari literatur serta contoh-contoh pendekatan fotografer tersebut digunakan untuk melihat pekerjaan ragam mahasiswa dalam studio perancangan arsitektur.
Penelusuran menunjukkan bahwa fotografi dapat digunakan secara proyektif pada proses pembentukan dan pengolahan gagasan spasial, dengan mempertimbangkan mekanisme image-making dan image-taking, looking at, looking through & looking behind the photograph, defamiliarization & interface, serta variasi mengambil citra fotografi oleh Moholy-Nagy.
Photography as an architectural representation, simplifies the reality behind it so that the resulting imagery can be easily processed to generate new ideas. However, from observing the practice of photography in the undergraduate level’s architectural studio design process, its use is limited to only the beginning and/or the end of the design process to reflect the reality behind it. That observation leads to questions like: Is it possible to use photography non-reflectively considering the process of elimination exists in the process of representation? What elements are worth considering in forming and taking such a photo?This study explores the ability of photography to project ideas which is expected to be able to contribute to the design process, especially in the architectural design studio. The study begins by analyzing various literature on the architectural design process, representation, photography, and searching the relationship between them. That analysis is then used to see the work of several photographers who practice similar techniques. All that understanding of the literature, as well as examples of the photographer's approach, then used to analyze various work of students in the architectural design studio.This result suggest that photography can be used projectively in forming and developing spatial ideas, by considering mechanism like image-making & image-taking, looking at, looking through & looking behind photograph, defamiliarization & interface, and variations of photographic images by Moholy-Nagy"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rosselli, Paolo
Milano: Skira, 2001
778.944 ROS a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Pare, Richard
New York: Callaway Editions, 1982
779.409 22 PAR p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Xandratysta Adinda Putri
"Interior sebuah bangunan dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan fungsional, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan emosional. Sehingga, pengalaman manusia akan ruang interior menjadi lebih kaya. Skripsi ini akan membahas mengenai pengalaman manusia terhadap ruang yang dijadikan sebagai sudut pandang utama dalam hadirnya sensasi serta persepsi mengenai interioritas sebuah bangunan. Melalui pendekatan fenomenologi Merleau-Ponty, studi kasus dalam skripsi ini akan mengupas pengalaman manusia saat mengalami kualitas ruang dalam bangunan. Termasuk bagaimana kualitas ruang tersebut dapat menghadirkan sensasi serta membentuk persepsi dalam diri manusia mengenai interioritas bangunan tersebut. Melalui skripsi ini juga, kita akan mengetahui bahwa ternyata interioritas asli sebuah bangunan dapat menjadi potensi utama untuk dieksplorasi dalam proses alterasi. Dengan tujuan untuk mengembalikan keeksistensian bangunan tersebut terhadap konteks yang mengelilinginya.
Interior of a building is designed to fulfill human’s needs, including physical, functional, psychological and emotional needs, so that it will enhance human's experience of space. This thesis will discuss about human’s experience as the main point of view in constructing the sensation and perception of space. Through Merleau-Ponty's phenomenological approach, a case study in this thesis will explore about human's experience within the building, how would the quality of space could bring sensation and build up perception within human’s mind, and later identifies the interiority of the building. And through this thesis, we will also find out that the original interiority of a building can be the most potential source of exploration in altering the building, and restoring its existence to its surroundings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46808
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Putri Kusniati Daryoto
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari tau apakah extraversion berhubungan dengan pencari sensasi dan perasaan bahagia pada manusia. Alat ukur baru yang mengukur extraversion telah dibuat dan sebelum alat ukur ini digunakan di jenjang yang lebih luas, reliabilitas dan validitas dari alat ukur tersebut perlu di evaluasi terlebih dahulu. Daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengukur karakteristik pencari sensasi dan perasaan bahagia telah diadaptasi dari penelitian sebelumnya dan telah di evaluasi sebelum diberikan kepada partisipan. Sebanyak 142 mahasiswa sarjana (104 perempuan) dari University of Queensland yang terdaftar pada mata kuliah PSYC3020 bergabung dalam penelitian ini secara sukarela. Hipotesa dari penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki level extraversion tinggi akan memiliki level yang tinggi pula pada karakteristik pencari sensasi, hubungan positif antara extraversion dan perasaan bahagia terlihat pada mahasiswa yang memiliki nilai tinggi pada karakteristik extraversion akan memiliki nilai tinggi pada perasaan bahagia, dan laki-laki akan memiliki nilai karakteristik extroversion lebih tinggi dari perempuan. Hasil dari penelitian ini mendukung semua hipotesa, seperti mahasiswa yang memiliki nilai extraversion nya tinggi memiliki nilai karakteristik pencari sensasi yang tinggi pula, mahasiswa yang memiliki nilai tinggi pada extraversion juga mempunyai nilai yang tinggi pada perasaan bahagia, dan laki-laki memiliki nilai karakteristik extroversion lebih tinggi dari perempuan.
The aim for this study is to find whether extraversion correlates with sensation seeking and happiness in human. New extraversion scale was made and before this scale could be use in broader area, its reliability and validity has to be evaluated first. The questionnaires that used to measure sensation seeking and happiness were adapted from previous studies and have been evaluated before filled in by the participants. Total of 142 undergraduates (104 females) students from University of Queensland who enrolled in PSYC3020 course voluntarily joined this study. The hypotheses for this study are those who score high on extraversion scale will score high on sensation seeking, positive relationship between extraversion and happiness such that people who score high in extraversion will score high in happiness, and males are more extraverted than females. The result supported all of the three hypotheses, such that student who score high on extraversion scale score high on sensation seeking, student who score high in extraversion score high in happiness, and males are more extraverted than females. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Satria Putra Pamungkas
"Tulisan ini membahas bagaimana fotografi bisa dijadikan media pembelajaran arsitektur Fotografi adalah salah satu media representatif bagi arsitektur karena sifatnya yang dapat dipahami seperti sebuah teks Saya melihat kemampuan sebuah foto sebagai elemen generatif keruangan Tulisan ini membahas bagaimana fotografi bisa dijadikan media pembelajaran arsitektur. Fotografi adalah salah satu media representatif bagi arsitektur, karena sifatnya yang dapat dipahami seperti sebuah teks. Saya melihat kemampuan sebuah foto sebagai elemen generatif keruangan. Di sini, saya membuat diagram yang saya awali dari foto ke dalam bentuk denah dan pemodelan tiga dimensi. Saya menganalisis studi kasus melalui pendekatan arsitektur interior, pemahaman fotografi, hingga persepsi.
This paper discusses how photography can be used as a media for architectural study. Photography can serve as a representative media for architecture, as it can also be understood just as a text. Here I see how photographic works can be a spatial generative element in architecture. I convert photos into diagrams, in the forms of floor plans and three-dimensional modelling. Analysis of the case study is done using approaches of interior architecture, photographical understanding, and the theory of perception."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57690
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library