Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185861 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alda Gustari
"Skripsi ini membahas kegiatan komunikasi yang terjadi dalam media komunitas alternatif penggemar klub Persib serta alasan mereka bergerak di jalur alternatif. Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran budaya organisasi, media alternatif, serta media komunitas dalam tataran produksi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan wawancara mendalam dengan anggota serta observasi terhadap kegiatan komunikasi media komunitas sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi daring dan offline yang terbangun pada media komunitas dibentuk oleh budaya pendukung Persib, budaya media komunitas, serta peran dari pendiri media. Penelitian ini juga menemukan bahwa media komunitas tidak ingin terikat dengan fanzine atau media lain karena perbedaan idealisme yang dimiliki fanzine dengan anggota media komunitas alternatif.

The focus of this study is to explain about communication activities established in alternative community media of Persib Football Club rsquo s fans and their reasons for being alternative media. This study uses organizational culture, alternative media, and community media as the framework of analysis in production level. Qualitative approach is chosen for this study, using in depth interview and observation to the community media as the technique for data gathering. As the result, the study shows that online and offline communication activities being held in community media are configured by Persib fan culture, community media rsquo s culture, and the role of media rsquo s founders. It also finds that community media do not aspire to be bound with fanzine or other media since there are idealism differences, which owned by fanzine and the members of alternative community media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988
001.51 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyiana Afni Diyanto
"Perkembangan dunia digital membuat banyak orang bergantung untuk membantu kehidupan sehari-hari mereka seperti dalam pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial. Media sosial seperti twitter, Whatsapp, maupun Instagram dapat menjadi sebuah ruang untuk berkomunikasi secara virtual. Terlebih lagi ketika pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas manusia membuat beberapa kegiatan berpindah secara virtual. Penggunaan media sosial yang cukup intensif inilah dapat memunculkan hubungan relasi pertemanan secara virtual yang menjadi topik utama dalam penelitian ini. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana sebuah relasi secara virtual dapat terjalin mulai dari proses hingga faktor-faktor yang dapat mendukung terbentuknya hubungan sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas komunikasi menjadi sebuah faktor yang cukup berperan terhadap terbentuknya sebuah pertemanan virtual yang cukup dekat. Tidak hanya itu, minat yang sama, topik yang relevan, hingga gender cukup berperan penting dalam hubungan virtual ini. Dekatnya hubungan yang terjalin membuat pandangan negatif mengenai hubungan “virtual” tidak menjadi halangan, namun menjadi sebuah “batasan” untuk tidak berlebihan dalam menjalin sebuah pertemanan virtual.

The development of the digital world makes many people depend on help in their daily lives, such as in work, education, and social relations. Social media such as Twitter, Whatsapp, and Instagram can be a space to communicate virtually. Especially during the Covid-19 pandemic, some human activities become limited and move some activities into virtual. This intensive use of social media can lead to virtual friendship relations, which is the main topic of this research. This study tries to see how a virtual relationship can be established, starting from the process to the factors that can support forming social relationships. The results of this study indicate that the intensity of communication is a factor that plays a significant role in the construction of a close virtual friendship. Also, shared interests, relevant topics, and gender play an essential role in this virtual relationship. The close virtual relationships make negative opinions about "virtual" relationships, not an obstacle but a "boundary" not to overshare personal things to virtual friendship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Sarah
"Program-program Pemprov DKI, terutama yang berkenaan dengan penataan lalu lintas lebih sering tidak mendapat dukungan positif dari publik dan media massa. Kurangnya dukungan dari stakeholder ini mengakibatkan sulitnya program-program Pemprov DKI di masa lalu, seperti jalur khusus bus, jalur lambat, untuk bertahan dan berkelanjutan. Kegagalan program-program di masa lalu disinyalir memiliki kaitan erat dengan citra Pemprov DKI yang buruk, terutama KKN.
Menurut teori difusi inovasi Rogers, inovasi seaman bus way akan lebih mudah diterima dan diadopsi oleh sasaran dengan bantuan penyebaran informasi oleh media massa. Oleh karena itu, penelitan ini berusaha mencari dan mengelompokkan isu-isu dan sikap yang mengemuka dalam pemberitaan media massa yang diteliti untuk mengetahui seberapa banyak informasi yang yang mendukung adopsi inovasi bus way dikemukakan oleh media massa, Penelitian mrn juga mengumpulkan bukti-bukti bagaimana sikap media massa terhadap Pemprov DKI dan bagaimana Pemprov DKI menyikapi balik media dan mengantisipasi program komunikasi program bus way-nya.
Penelitian terhadap harian Kompas, Republika, dan Warta Kota selama 6 bulan di tahun 2003 ini pada akhimya menemukan bahwa media massa memiliki sikap yang negatif terhadap Pemprov DKI, terutama yang berhubungan program bus way. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh ketidakpercayaan media yang diteliti terhadap Pemprov DKI dan citra Pemprov DKI yang buruk. Akan tetapi, sikap negatif yang diikuti saran dan masukan media sesungguhnya keperdulian keprihatinan terhadap pembangunan yang dilakukan oleh Pemprov DKI. Hal ini juga mengindikasikan bahwa keterlibatan para pemegang kepentingan (stakeholder) adalah perlu. Pemprov DKI dapat menggunakan berbagai masukan yang dijabarkan dalam penelitian sebagai alat perbaikan kinerja mereka di masa depan.

Rising Issues and Attitudes in Mass Media on Programs Held by The Jakarta Provincial Government (A case study on bus way program in Jakarta using content analysis of Kompas, Republika, and Warta Kota dailies).Programs held by the Jakarta Provincial Government, especially those related to traffic management, often lack of positive support from the public as well as mass media. Stakeholder's lack of support results in unsustainable past-time programs, such as special bus lane, slow lane, or special bus RMB, to mention a few.
The history of these past time failures is believed to have strong relation with the long-time bad images attached to the local government, stressing on corruption, collusion, and nepotism.
According to Rogers' diffusion of innovation, bus way as an innovation will be easier to accept and adopt by target audience with the help from the mass media in distributing the innovation's information. Therefore, this research attempts to browse and categorize for how much information supporting the adoption of innovation is delivered by the mass media. This research also gathers evidence on attitudes of mass media towards the local government as well as measures taken by the local government in anticipating these reactions through its communication activities.
Research towards Kompas, Republika, dan Warta Kota for 6 months during 2003 finally finds that the mass media retain negative attitudes towards the local government, especially on the bus way program. Mostly this is caused by the decreasing trust towards the government and the bad image suffered by the local government. However, inputs from the media actually shows their concern on the province development. This also indicates that involvement of stakeholders is important.
Jakarta local government can make use these findings to improve its performance and management skill in organizing future programs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinatuzzahra
"Tesis ini membahas representasi media bagi kelompok minoritas Amerika Serikat dengan menganalisis fenomena kemunculan gerakan LGBT Fans Deserve Better pasca kematian tokoh Lexa dalam serial televisi The 100. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten berbasis resepsi untuk melihat faktor yang menyebabkan tokoh Lexa sangat berpengaruh bagi kelompok LGBT dan pentingnya representasi media bagi kelompok minoritas Amerika Serikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Lexa merupakan hasil dari keberhasilan serial televisi The 100 merepresentasikan kelompok LGBT melalui penokohan Lexa. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh kemampuan Lexa menunjukkan visibilitas kelompok LGBT yang membantu upaya mencari pengakuan dan membenarkan misrecognition seperti yang terlihat dari pemaknaan Lexa oleh kelompok LGBT melalui lsquo;bahasa rsquo; yang beredar. Gerakan LGBT Fans Deserve Better merupakan imbas dari kekecewaan dan kemarahaan akan terenggutnya representasi yang dianggap terbaik dan ekspektasi besar yang digantungkan kepada tokoh Lexa.

This study examines the importance of media representation for minority groups in The United States of America based on a character in the TV series, The 100. The death of the character, Lexa, initated a movement called LGBT Fans Deserve Better, which demands for positive LGBT representations on television. This study uses qualitative approach and a reception based content analysis method to examine the reasons why the LGBT community is strongly affected by the character and her death. The data collected include tweets, tumblr posts, and website content.
The findings show that Lexa rsquo s powerful influence is the result of The 100 rsquo s success in representing LGBT community through her character. This success is demonstrated by her ability to show LGBT community visibility, which in turns helps them find a recognition and rectify the misrepresentaion of their community. LGBT Fans Deserve Better movement is a result of the disappointment and the outrage of the community brought by Lexa rsquo s death, for Lexa is perceived as the best representation for the community.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audita Sashi Ramada
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana social media membentuk loyalitas
fans/komunitas terhadap suatu produk musik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses pembentukan perilaku, pengambilan keputusan, pola penebaran
informasi, dan hal-hal yang mempengaruhi seseorang menjadi fans yang loyal
terhadap suatu produk musik, serta menjabarkan ketepatan formulasi social media
tools dan pengaruhnya terhadap loyalitas fans/komunitas. Hasil dari penelitian ini
konsumen remaja ini memilih aktifitas idoling, mendukung produk/artis musik,
sebagai sarana untuk melepaskan stres. Menurut mereka, lewat aktivitas idoling,
kebutuhan lain seperti sarana ekspresi diri dan kebutuhan sosialisasi dengan temanteman
di komunitas secara sekaligus dapat terpenuhi. Dapat disimpulkan pula social
media dan komunitas sebagai medium komunikasi antara konsumen dan brand
mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk loyalitas kepada brand
produk musik terutama produk musik yang bertarget audiens anak muda.

ABSTRACT
This research discussed about the process of social media in creating the
fans/community loyalty into a music product. This research aims to determine the
behavior of the formation process, decision-making, pattern stocking information,
and the things that affect a person into a loyal fan of a music product, as well as
describe the accuracy of the formulation of social media tools and their effects on the
loyalty of the fans/community. This research found that teen consumers choose
idoling activity, supporting music product/artist, as a means of relieving stress.
According to them, through idoling activity, other needs such as the need for selfexpression
and socialization with friends in the community can be met
simultaneously. It also concluded that social media and community as a medium of
communication between the consumer and the brand has a very large role in shaping
the brand loyalty especially music products targeted audience of young people."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafi
"Selama beberapa tahun terakhir, Populartitas K-Pop semakin menanjak, dari yang dulu hanya merupakan sebuah subkultur di Internet, sekarang telah menjadi sensasi global. Menanjaknya popularitas K-Pop itu dikarenakan strategi marketing mereka yang secara efektif dapat memperbesar jumlah penggemarnya dan mempengaruhi sikap pembelian para penggemar. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh social media marketing dan content marketing terhadap berkembangnya perilaku impulsive buying di kalangan fans K-Pop dengan menggunakan brand loyalty dan celebrity worship sebagai variabel mediasinya. Penelitian ini menggunakan non-probability sampling dan menggunakan 324 responden agar peneliti dapat mendapatkan data yang valid dan terpercaya mengenai perilaku pembelian impulsif dan apa yang mempengaruhinya. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan PLS-SEM dimana hasil dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa social media marketing dan content marketing tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap impulsive buying. Namun, content marketing dapat mempengaruhi perilaku pembelian impulsif melalui variabel mediasi brand loyalty. Maka dari itu, hal utama yang mempengaruhi impulse buying adalah adanya rasa kesetiaan kepada suatu brand yang dimana perilaku tersebut dipengaruhi oleh strategi content marketing.

For the last few years, K-Pop have been growing in popularity, from once being only a subculture within the Internet, now have become a global sensation. This growth in popularity is attributed to the extensive marketing operation that these K-Pop production companies have done and in response not only that their fanbase are getting bigger but also influencing their purchasing behavior. This research is conducted to analyze the effect of social media marketing and content marketing towards its effect for the development of impulse buying among K-Pop fanbase with the use of brand loyalty and celebrity worship as its mediating variable. This research manages to get 324 respondents by the use of non-probability sampling, in order to get a reliable and valid data regarding impulse buying behavior and what affects it. The data collected then analyze using PLS-SEM where it is concluded that both social media marketing and content marketing does not have a significant direct effect towards impulse buying. However, content marketing does affect impulse buying behavior through the mediating variable of brand loyalty. Therefore, impulse buying is mainly affected by brand loyalty which in itself is influenced by marketer’s content marketing effort."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Penyediaan biaya investasi yang tinggi untuk memenuhi jaringan komunikasi nirkabel yang handal dengan kapasitas yang besar merupakan salah satu tantangan bagi operator telekomunikasi saat ini. Pemanfaatan alokasi bandwith frekuensi secara efisien dan optimal merupakan salah satu solusi untuk mengatasi biaya investasi yang tinggi. Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu melakukan kajian analisa kelayakan biaya CAPEX dan OPEX skema Refarming Frekuensi dengan metode Replacement Analysis (RA) sesuai dengan tingkat presentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan voice dan data (2012-2017) pada salah satu operator telekomunikasi di Indonesia. Metode kajian penelitian adalah melakukan kajian analisa kelayakan metode replacement Analysis (RA) untuk mengoptimasi kapasitas jaringan skema re-farming frekuensi dengan menggunakan empat skenario implementasi, yaitu 2G/3G collocation, 2G/3G/LTE collocation, 3G/LTE collocation, dan LTE (JBS). Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu setelah dilakukan kajian analisa kelayakan menggunakan metode Replacement Analysis (RA), skema Refarming Frekuensi merupakan salah satu solusi bagi operator telekomunikasi di Indonesia dalam melakukan optimasi kapasitas jaringan nirkabel eksisting (2G dan 3G) dan jaringan baru (LTE) yang handal dan dapat direkomendasikan sknario implementasi LTE karena biaya CAPEX dan OPEX yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan dengan tiga scenario implementasi yang lainnya (2G/3G collocation, 2G/3G/LTE collocation, dan 3G/LTE collocation)."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika,Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika ,
302 BPT
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Tri Hadyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana interaksi/hubungan parasosial yang terjadi pada fans perempuan JKT48 melalui media sosial Twitter dan bagaimana tipologi gratifikasi yang dicari dan diperoleh dari interaksi/hubungan parasosial tersebut. Penelitian ini menggunakan teori interaksi/hubungan parasosial dari Hotorn dan Wohl untuk melihat bagaimana karakteristik, faktor, dan efek dari interaksi/hubungan parasosial fans perempuan dari idola perempuan. Dengan menggunakan tipologi gratifikasi dari McQuail, akan dipetakan gratifikasi yang dicari (gratification sought) dan diperoleh (gratification obtained) sehingga tercipta expectancy-value. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam kepada empat fans perempuan JKT48.
Penelitian ini menunjukkan bahwa melalui satu platform Twitter, fans perempuan JKT48 dapat mencari dan memperoleh berbagai gratifikasi: informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, serta hiburan. Selain itu, Expetancy-value dari gratifikasi yang dicari (gratification sought) dan gratifikasi yang diperoleh (gratification obtained) menjadi dasar fans perempuan JKT48 dalam interaksi parasosial selanjutnya. Dari pencarian satu gratifikasi, fans dapat memperoleh gratifikasi yang dicari beserta gratifikasi yang berbeda. Fans sama-sama memperoleh gratifikasi integrasi dan interaksi sosial dari pencarian gratifikasi informasi dan gratifikasi identitas personal.

This study aimed to identify the typology of gratifications sought and obtained from parasocial interactions/relationships of JKT48 female fans through Twitter. This study uses the theory of parasocial interactions/relationships from Hotorn and Wohl to see how the characteristics, factors, and effects of parasocial interactions/relationships of female fans from female idols. Through the gratifications typology of McQuail, this research tries to mapping the expectancy-value from gratifications that JKT48 female fans sought and obtained from Twitter. This study uses the post-positivism paradigm and is a descriptive qualitative study. The data collection technique used was in-depth interviews with four JKT48 female fans.
This research shows that through one Twitter platform, JKT48 female fans can find and obtain various gratifications: information, personal identity, social integration and interaction, and entertainment. Expectancy-values of gratification sought and obtained became the basis of JKT48 female fans in subsequent parasocial interactions. From searching for one gratification, fans can get the gratification sought along with different gratification. Fans both obtained the gratification of social integration and interaction from the search for information gratification and personal identity gratification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desideria Lumongga Dwihadiah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan Imperialisme Budaya Korea yang dilakukan melalui Media pada Sub Kultur Penggemar K-Pop di Indonesia serta mengungkapkan adanya Dominasi Budaya Korea di Indonesia serta bentuk-bentuk dominasinya, mengetahui Sub Kultur Fandom K-Pop di Indonesia serta menjabarkan media sosial sebagai saluran hegemoni Imperialisme Budaya Korea di Indonesia. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir yang berangkat dari Teori Imperialisme Budaya dan dihubungkan dengan konsep Fandom sebagai sebuah sub kultur. Paradigma dalam penelitian adalah critical constructivist dan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui in depth interview, observasi serta studi literatur untuk sumber-sumber sekunder. Informan penelitian berjumlah lima orang yang semuanya merupakan penggemar K-Pop.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Hegemoni Budaya Korea di Indonesia dilakukan dengan menggunakan media sosial dan web site sebagai alat utama. Media sosial dan web site-web site khusus penggemar sudah akrab di kalangan anak muda di Indonesia. Bentuk-bentuk imperialisme budaya Korea pada sub kultur penggemar terbentuk melalui sebuah proses yang disebut Proses Fandomisasi. Proses Fandomisasi dimulai dari level individu, kelompok lalu masyarakat, diawali dengan Idol Recognition, Emotion Building, Text Collection, Sub Culture Engagement lalu terakhir Sub Culture Emergence. Bentuk-bentuk Imperialisme Budaya Korea pada penggemar menyentuh tiga aspek : artefak, shared meaning dan social behavior, di mana di dalamnya terjadi adaptasi terhadap imperialisme budaya (adjusted cultural imperialism).

ABSTRACT
This research aims to reveal the Korean Cultural Imperialism conducted through media on Sub Culture K-Pop Fans in Indonesia as well as revealing the dominance of Korean Culture in Indonesia as well as other forms of domination, knowing Sub K-Pop fandom culture in Indonesia as well as social media describe as Korean Cultural Imperialism hegemony channel in Indonesia. This study uses a framework that departs from Cultural Imperialism Theory and linked with the concept of fandom as a sub-culture. Paradigm used in this research is critical constructivist and a descriptive qualitative research. Data collection techniques used were through in-depth interviews, observation and study of literature for secondary sources. Informants for this research are five people who are fans of K-Pop.
The result shows that the Korean Cultural Hegemony in Indonesia is done by spreading through the media especially social media and web sites. The greatest role of social media spread is already familiar among young people. And the forms of Korean Cultural Imperialism can be seen through a process called Fandomization. The process of Fandomization start from the level of individual, group and society. Fandomization process start with Idol Recognition, Emotion Building, Text Collection, Sub Culture Engagement and Sub Culture Emergence. The forms of Cultural Imperialism can be seen in three aspects: artefacts, shared meaning and social behavior. Social media plays an important role in each stage of the process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
D2050
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>