Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonnie Medana Pahlavie
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pekerja perkantoran di Instansi Pemerintah Daerah merupakan pekerja yang terpajan faktor resiko timbulnya nyeri punggung bawah yaitu sedentary work dengan posisi duduk statis selama lebih dari 4 jam per hari. Latihan back extension exercise dapat mengurangi nyeri punggung bawah. Diperlukan intervensi yang efektif dan efisien untuk menurunkan nyeri punggung bawah pada pekerja perkantoran di Instansi Pemerintah Daerah. Metode: Desain penelitian adalah studi eksperimental dengan randomized controlled trial terdiri dari 12 orang untuk masing-masing kelompok kontrol dan intervensi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik dan pengukuran nilai Visual Analog Scale sebelum penelitian dimulai. Intervensi yang diberikan adalah back extension exercise selama 3 minggu Pengukuran nilai Visual Analog Scale diulang setelah intervensiHasil: Prevalensi nyeri punggung bawah di Instansi Pemerintah Daerah sebesar 27,8 . Setelah pemberian back extension exercise, terjadi penurunan tingkat nyeri punggung bawah dengan skor VAS sebesar 1,00 0 ndash; 1 dari 5,42 0,793 menjadi 5,00 4 ndash; 6 pada kelompok kontrol dan sebesar 2,50 1 ndash; 3 dari 5,42 0,900 menjadi 3,00 2 ndash; 5 pada kelompok intervensi. Tidak ada faktor individu yang berpengaruh terhadap keberhasilan penurunan nyeri punggung bawah. Faktor pekerjaan yang berpengaruh terhadap keberhasilan siko timbulnya nyeri punggung bawah yaitu penurunan nyeri punggung bawah adalah lama bekerja pada posisi duduk < 6 jam per hari.Kesimpulan: Terdapat penurunan yang lebih banyak terhadap nyeri punggung bawah pada pekerja perkantoran di Instansi Pemerintah Daerah melalui intervensi back extension exercise selama 3 minggu dibandingkan dengan yang hanya mendapat edukasi mengenai back extension exercise. Diharapkan dapat melanjutkan back extension exercise dan menjadikannya suatu kegiatan rutin di Instansi Pemerintah Daerah.

ABSTRACT
Background Office workers in local government offices are workers who are exposed to risk factors for lower back pain, namely sedentary work with a static sitting position for more than 4 hours per day. Back extension exercise can reduce lower back pain. Effective and efficient interventions are needed to reduce low back pain in office workers in local government offices.Method The study design was an experimental study with randomized controlled trial consisting of 12 people for each control and intervention group. Data collection was done by interview, physical examination and measurement of Visual Analog Scale value before the research started. The intervention provided was a 3 week back extension exercise. The measurement of the Visual Analog Scale score was repeated after the interventionResult The prevalence of low back pain in local government office is 27.8 . after back extension exercise, a decrease in lower back pain level with a VAS score of 1.00 0 1 from 5.42 0.793 to 5.00 4 6 in the control group and 2.50 1 3 from 5.42 0,900 to 3.00 2 5 in the intervention group. There are no individual factors that affect the success of lower back pain reduction. Job factors that affect the success of decreased low back pain is long working on sitting position "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St. Rahmawaty
"Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi para pekerja perkantoran, membuat seseorang merasa terganggu dan tidak nyaman sehingga bisa mengganggu produktivitas pekerjaannya. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan faktor risiko kejadian nyeri punggung bawah pada pekerja perkantoran di Setjen DPD RI. Desain Penelitian ini adalah cross sectional, besar sampel 92 dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pekerja di Setjen DPD RI mengalami kejadian nyeri punggung bawah sebesar 79.35% dan terdapat hubungan signifikan antara posisi duduk dan kejadian nyeri punggung bawah (p value: 0.037), yaitu pekerja dengan posisi duduk tidak ergonomis berisiko 3.48 kali mengalami nyeri punggung bawah dibandingkan pekerja yang posisi duduknya ergonomis (OR=3.482). Sedangkan faktor individu (usia, jenis kelamin, IMT), faktor gaya hidup (merokok, olahraga), faktor pekerjaan (masa kerja, jumlah jam kerja, durasi duduk, peralatan kerja) dan faktor psikososial tidak berhubungan dengan kejadian nyeri punggung bawah.

Low Back Pain (LBP) is the most common health issues among the office workers, driving a person to be disturbed and uncomfort, then finally compromise work productivity. This study purpose is to explain the risk factors for low back pain in office workers at Setjen DPD RI. This research design is cross sectional with 92 sample size by utilizing quota sampling technique. The results shows most of the workers at Setjen DPD RI suffering from low back pain of 79.35% and there is significant corelation between sitting position and the incidence of low back pain (p value: 0.037), which means that workers with an unergonomic sitting position are 3.482 times suffering from low back pain compared to workers with an ergonomics sitting position (OR=3.482). Whereas Individual factors (age, gender, BMI), lifestyle factors (smoking, exercise), work factors (work time, duration of worked, duration of sitting, work equipment) and psychososial factors are not related to the incidence of low back pain."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Manuel
"ABSTRAK
Nyeri punggung bawah merupakan keluhan umum pada pekerja dan
membutuhkan biaya besar. Penggunaan tenaga manusia di dunia industri
Indonesia masih dominan. Salah satu intervensi yaitu latihan fisik. Telaah artikel
diperlukan untuk mengetahui efektifitas latihan fisik terhadap nyeri punggung
bawah. Tujuan yang ingin dicapai yaitu memperoleh bukti bahwa latihan fisik
dapat mengurangi terjadinya nyeri punggung bawah pada pekerja. Pencarian
artikel dilakukan dengan menggunakan PubMed. Kriteria inklusi yaitu artikel
diatas tahun 2000, berbahasa Inggris, berkaitan dengan office work, dan
menggunakan systematic review dari randomized controlled trial atau berupa
randomized controlled trial itu sendiri. Kriteria eksklusi yaitu bila artikel lengkap
tidak bisa didapatkan. Artikel ditelaah kritis berdasarkan kriteria penilaian
validitas, kepentingan, dan aplikatif/kemamputerapan dari Critical Appraisal
Systematic reviews, PICO-FAST Analysis. Sebagai hasil didapatkan tiga artikel
systematic review dari randomized controlled trial dengan hasil baik dan bisa
dipercaya. Latihan fisik terbukti efektif dan berdampak positif terhadap nyeri
punggung bawah di tempat kerja, seperti mengurangi gangguan aktivitas,
mengurangi ijin sakit, dan menghemat biaya. Kesimpulan yang bisa diambil yaitu
latihan fisik mengurangi intensitas dan insiden nyeri punggung bawah di tempat
kerja.

ABSTRACT
Low back pain has been a common complaint found in workers, which made a
high cost to cure. Man power used in Indonesia is dominant. One of the
intervention is physical exercise. Article review is needed to know physical
exercise effectivity to low back pain. The aim for this article is to gain evidence
that physical exercise can decrease the onset of low back pain in workers. Studies
selected by using PubMed. Inclusion criterias are year 2000 and above articles,
English written, office work, and using systematic review of randomized
controlled trial or randomized controlled trial itself. Exclusion criteria is when
the complete article cannot be found. The articles were analyzed by using criteria
of validity, importance, dan applicability from Critical Appraisal Systematic
reviews, PICO-FAST Analysis. The result is three articles systematic review of
randomized controlled trial with good and trustable result. Physical exercise is
effective and have positive impact to prevent low back pain in the workplace, such
as decreasing the activity disturbance, decreasing sick leave, and cost saving. The
conclusion is physical exercise can reduce intensity and insidence of low back
pain in workplace.
"
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joni Fiter
"Latar belakangNyeri punggung bawah NPB pada perawat di RSUD tempat penelitian menyebabkan perawat yang menderita NPB menjadi kurang produktif karena nyeri dan disabilitas. Hal ini juga mengakibatkan tingginya angka absensi dan tingginya angka berobat ke klinik pegawai. Dipikirkan cara yang efektif, murah, mudah dan aman untuk mengatasi NPB pada perawat RSUD, yaitu dengan latihan punggung. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek latihan punggung terhadap tingkat nyeri dan nilai disabilitas pada perawat yang menderita NPB nonspesifik subakut dan kronik di RSUD tersebut.
MetodeDesain penelitian ini adalah eksperimental kuasi. Sampel berjumlah 20 orang dan diberikan intervensi berupa latihan punggung sebanyak dua kali seminggu dengan durasi 30 menit selama empat minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tingkat nyeri menggunakan Visual Analog Scale VAS dan nilai disabilitas menggunakan Roland Morris Disability Questionnaire RMDQ sebelum dan sesudah intervensi. Variabel lain yang ikut diteliti adalah faktor umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan olahraga, adanya kecenderungan gangguan mental emosional dan masa kerja.
HasilTingkat nyeri sebelum intervensi latihan adalah 3,4 0,8 sedangkan tingkat nyeri sesudah intervensi latihan adalah 0,5 0-5,6 . Hasil uji statistik terdapat perbedaan bermakna tingkat nyeri sebelum dan sesudah intervensi p < 0,001 . Nilai disabilitas sebelum intervensi adalah 6,8 2,1 sedangkan nilai disabilitas sesudah intervensi adalah 1,0 0-6,0 . Hasil uji statistik terdapat perbedaan bermakna nilai disabilitas sebelum dan sesudah intervensi p < 0,001 . Terdapat hubungan bermakna antara kecenderungan gangguan mental emosional terhadap perubahan nilai disabilitas p < 0,05 .
Kesimpulan dan saranAda perbedaan bermakna tingkat nyeri dan nilai disabilitas pada perawat yang menderita NPB non-spesifik subakut dan kronik sebelum dan sesudah intervensi. Perlu dilakukan latihan punggung secara teratur bagi perawat yang menderita NPB nonspesifik subakut dan kronik sebagai tatalaksana NPB yang efektif, murah, mudah dan aman. Kata kunci: NPB, nyeri punggung bawah nonspesifik, tingkat nyeri, disabilitas, perawat, latihan punggung

ABSTRACT
BackgroundLow back pain LBP in nurses led them to become less productive due to pain and disability. It also affects nurse rsquo s absenteeism and increases clinic visits. Therefore, it is necessary to find the exact strategy to overcome this problem by applying back exercise. The purpose of this study was to prove the effect of back exercise on level of pain and disability in subacute and chronic non specific LBP on ward hospital nurses.
MethodThe design of this study was quasi experimental with 20 samples. Subjects were given back exercise intervention about 30 minutes of duration, twice in a week for four weeks. Data were obtained by Visual Analog Scale VAS and Roland Morris Disability Questionnaire RMDQ before and after back exercise intervention. Other variables that come under study were age, gender, body mass index, regular exercise habit, tendency of mental emotional disorder, and years of working.
ResultLevel of pain before back exercise intervention was 3.4 0.8 while level of pain after back exercise intervention was 0.5 0 5.6 . The difference was statistically significant p 0,001 . Disability score before back exercise intervention was 6.8 2.1 while disability score after back exercise intervention was 1.0 0 6.0 . The difference was statistically significant p 0.001 . There was a significant relationship between the tendency of mental emotional disorder to the change of disability score p 0.05 .
Conclusion and recommendationThere was significant difference on level of pain and disability in subacute and chronic non specific LBP nurses before and after back exercise intervention. Doing back exercise regularly are recommended. Key words LBP, nonspecific low back pain, level of pain, disability, nurses, back exercise."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T55719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Surjandari
"Latar Belakang : Pekerja garmen dapat berisiko mengalami nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah (NPB) dapat menurunkan produktivitas dan dapat menyebabkan disabilitas jangka panjang. Oleh karena itu deteksi dini sangai penting dalam pengendaiiannya. Model prediksi risiko kejadian NPB akibat kerja yang dikembangkan oleh Effendi merupakan instrumen untuk skrining risiko nyeri punggung bawah. Penelitian ini bertujuan mengetahui risiko nyeri punggung bawah dengan menggunakan model prediksi risiko kejadian NPB dan faktor yang berperan meningkatkan risiko ini. Metode : Penelitian ini menggunakan desain potong linlang dengan jumlah subjek penelitian 384 orang yang didapatkan dengan cara consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan di PT.X yang berada di Jakarta Utara pada bulan Jimi 2011 dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan pengamatan kerja dengan model prediksi risiko NPB akibat kerja. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil: Risiko NPB akibat kezja di garmen PT.X didapatkan sebesar 69,7 % . berdasarkan analisis, terdapal perbedaan risiko yang bermakna antara adanya risiko NPB dengan tidak adanya risiko NPB pada kelompok umur lebih dari 28 tahun dan kurang atau sama dengan 28 tahun (p = 0,000). Komponen model prediksi yang paling berperan adalah faktor olahraga tidak teratur dan postur kerja tidak alamiah. Kesimpulan dan Saran : Risiko NPB akibat kemja di gamien PT.X didapatlean sebesar 69,7 %. Faktor risiko umur merupakan faktor yang berperan meningkatkan risiko nyeri punggung bawah. Perlu dilakukan pelatihan ergonomi tentang posmr keaja yang alamiah khususnya pada pekerja yang berisiko dan menerapkan instrumen model prediksi ini untuk skrining risiko nyeri punggung bawah di industri garmen.
Background and Objectives : Garment workers can be at risk of low back pain. Low back pain (LBP) can decrease productivity and cause long-term disability. Therefore, early detection is important for reducing the risk. The risk prediction model of occupational LBP is a screening model developed by Effendi. This study aims to determine the risk of LBP in garment of PT .X using this instrument and to comprehend factors that contribute to increase the risk of LBP. Method : This study used cross sectional design with total subject is 383 garment workers obtained by consecutive sampling. The data was collected in PT.X located in North Jakarta in June 2011 by interview, physical examination and working observation using the risk prediction model of occupational LBP. Data collected was analyzed descriptively. Result : The risk of occupational LBP in garment of PT .X is 69,7 %. There is significant difference between the risk of occupational LBP and no risk of occupational LBP in workers aged over 28 years and less than or equal to 28 years (p=0,000). Irregular exercise and unnatural working posture are the major role of the components of the risk prediction models of occupational LBP to determine the risk of occupational LBP in garment of PT X. Conclusion and Suggestion : The risk of occupational LBP in garment of PT.X is 69,7 %. Age is a risk factor which contributes for increasing the risk of occupational LBP. It is important to conduct ergonomic training emphasizing on natural working posture particularly for workers who are at risk. The risk prediction model of occupational LBP can be applied for screening of occupational LBP in garment industry."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T32305
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Lina Wahyuni
"Prevalensi nyeri punggung bawah pada perawat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Nyeri punggung bawah merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang sering terjadi pada perawat di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang risiko nyeri punggung bawah terhadap keluhan nyeri punggung bawah di Rumah Sakit Premier Jatinegara. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 107 dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling.
Hasil menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan (p=0,006), jenis kelamin (p = 0,001) dan masa kerja (p=0,031) terhadap keluhan nyeri punggung bawah. Sedangkan karakteristik responden indeks massa tubuh tidak ada hubungan terhadap keluhan nyeri punggung bawah (p>0,05). Saran untuk penelitian selanjutnya agar memperluas instrumen penelitian dengan variabel yang lebih bervariasi dengan jumlah sample yang lebih banyak dan untuk rumah sakit membuat kebijakan, Standar Prosedur Operasional, dan pelatihan tentang cara bekerja sesuai dengan prinsip ergonomi.

The prevalence of low back pain in nurses who work in hospitals are increasing from year to year. Low back pain is one of the occupational diseases which often occur in nurses in hospitals. This study aims to determine the correlation between level of nurses knowledge and motivation toward low back pain complaint in the Premier Hospital Jatinegara. The study design used descriptive correlative with cross sectional approach. 107 respondents using Stratified Random Sampling technique.
Results showed correlation level of nurses knowledge (p= 0,006), gender (p = 0,001), and work period (p=0,031) toward low back pain complaint. While respondent characteristic body mass index no correlation toward low back pain complaint (p>0,05). Suggestions for further research is to expand the research instrument with more varied variable and samples and for hospitals establish of policies, Standard Operating Procedures, and training how to work in accordance with the principles of ergonomics.
"
Depok: Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Kamal
"Nyeri punggung bawah acute merupakan keluhan terbanyak kelima di fasilitas pelayanan kesehatan di Amerika Serikat, dan 30% berkembang menjadi nyeri kronis. Sebesar 60-90% penduduk Amerika Serikat mempunyai keluhan nyeri punggung bawah, dan 50% diantaranya mengeluhkan nyeri yang berulang dalam satu tahun. Nyeri punggung bawah memiliki efek psikologis dan sosial terhadap pasien. Secara ekonomi nyeri punggung bawah ini membebani negara terkait biaya yang harus dikeluarkan dalam penanganan nyeri punggung bawah. Penilaian derajat nyeri penting dilakukan pada setiap pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah dan American Pain Society menetapkan menyertakan nyeri sebagai tanda vital kelima dalam pemeriksaan terhadap nyeri punggung bawah sejak tahun 1990. Penilaian terhadap nyeri memberikan informasi yang lebih baik terhadap efek terapi, atau keberhasilan dari terapi nyeri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi derajat nyeri dengan Numeric Rating Scale (NRS) pada kasus nyeri punggung bagian bawah (low back pain) yang mendapat intervensi nyeri di Departemen Bedah Saraf RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 -2014. Penelitian dilakukan menggunakan desain Cross Sectional Analitik, terhadap data sekunder berupa data rekam medis pasien dengan kasus nyeri punggung bawah yang berkunjung ke poliklinik Bedah Saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dalam periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Responden dalam penelitian ini berusia 17 tahun ke atas. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Dari hasil analisis data diperoleh 57,2% pasien nyeri punggung bawah yang mendapat intervensi nyeri berusia 40 - 59 tahun, dan 52,4% diantaranya berjenis kelamin perempuan. Dari hasil pemeriksaan MRI didapatkan 66,7% dengan gambaran protrusion diskus dengan penekanan. Sebesar 71,4% pasien mendapatkan terapi kombinasi LESI dan MBN dan 95,2% pasien yang mendapatkan intervensi nyeri mengalami perbaikan skala nyeri dan dapat bertahan sampai dengan 1 tahun. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa Tidak terdapat hubungan bermakna antara gambaran MRI dengan prosedur intervensi nyeri dan jenis nyeri, tapi terdapat hubungan bermakna antara jenis nyeri dengan prosedur intervensi nyeri.

Acute lower back pain is the fifth most complaints in health care facilities in the United States, and 30% develop into chronic pain. Amounting to 60-90% of the US population has low back pain, and 50% of them complained of recurring pain in one year. Lower back pain has psychological and social effects on patients. Economically lower back pain is related to the state burdening costs to be incurred in the treatment of lower back pain. Assessment of the degree of pain is important in any patient with low back pain and the American Pain Society set to include pain as the fifth vital sign in the examination of lower back pain since 1990. Assessment of pain provide better information to the therapeutic effect, or the success of therapy pain.
This study aims to know the results of the evaluation of the degree of pain with Numeric Rating Scale (NRS) in the case of lower back pain (low back pain) who received the intervention of pain in the Department of Neurosurgery Cipto Mangunkusumo in 2012 -2014. The study was conducted using Analytical cross sectional design, due to the secondary data from medical records of patients with low back pain who visited the clinic Neurosurgery Cipto Mangunkusumo Hospital in Jakarta, in the period of 2012 to 2014. The respondents in this study aged 17 above. Analysis of data using univariate and bivariate analyzes. From the analysis of the data obtained 57.2% of patients with low back pain who received the intervention pain aged 40-59 years, and 52.4% of them were female.
From the results obtained 66.7% of MRI examinations with a disc protrusion with 71.4% of patients receive combination therapy LESI and MBN and 95.2% of patients who received the pain intervention experienced decreasing scale of pain scale and last up to 1 year. Multivariate analysis showed that there is no significant relationship between MRI image with pain interventional procedures and types of pain, but there is a significant relationship between the type of pain with pain interventional procedures.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Erviana
"ABSTRAK
Nyeri punggung bawah NPB pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan merupakan hazard ergonomi pada perawat dengan insiden yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kejadian NPB pada perawat pelaksana di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 154 perawat. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner keluhan NPB yang dimodifikasi dari kuisioner Nordic Musculosceletal Questionnaire NMQ , kuisioner beban kerja berisi 9 pertanyaan tentang kegiatan asuhan keperawatan dalam 1 shift kerja berbentuk closed-ended question, untuk mengukur tingkat pajanan ergonomi digunakan kuisioner Quick Exposure Check QEC . Uji statistik menggunakan Chi Square dengan signifikasi ? le; 0,050 determinan nyeri punggung bawah diantaranya beban kerja p=0,014 ; OR=2,4; CI= 1,2-5,1 , tingkat pajanan ergonomi p=0,033 ,riwayat NPB p = 0,000 ; OR = 44,0; CI= 5,8-33,1 . Nyeri punggung bawah pada perawat dapat dicegah dengan menyediakan alat bantu kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman.

ABSTRACT
Low back pain NPB in the nurse can be caused by various factors and is an ergonomic hazard to the nurse with a high incidence. This research is intended to remember the determinant of back pain occurrence at the hospital nurses. This research use cross sectional design approach with 154 sample of nurses. The instrument used was a modified NPB complaint questionnaire from the Nordic Musculoscelet Questionnaire NMQ questionnaire, a questionnaire a. Loading questions about nursing care activities in 1 shift of work with closed questions, to measure the level of ergonomic exposure used by the Quick Exposure Check QEC questionnaire. Statistical test using Chi Square with significance le 0,050 determinant of low back pain medication work p 0,014 OR 2,4 CI 1,2 5,1 , ergonomic exposure level p 0,033 , history of low back pain p 0,000 OR 44.0 CI 5,8 33,1 . Lower back pain in nurses can be prevented by providing work aids and building a safe working environment."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Erviana
"ABSTRAK
Nyeri punggung bawah NPB pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan merupakan hazard ergonomi pada perawat dengan insiden yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kejadian NPB pada perawat pelaksana di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 154 perawat. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner keluhan NPB yang dimodifikasi dari kuisioner Nordic Musculosceletal Questionnaire NMQ , kuisioner beban kerja berisi 9 pertanyaan tentang kegiatan asuhan keperawatan dalam 1 shift kerja berbentuk closed-ended question, untuk mengukur tingkat pajanan ergonomi digunakan kuisioner Quick Exposure Check QEC . Uji statistik menggunakan Chi Square dengan signifikasi ? le; 0,050 determinan nyeri punggung bawah diantaranya beban kerja p=0,014 ; OR=2,4; CI= 1,2-5,1 , tingkat pajanan ergonomi p=0,033 ,riwayat NPB p = 0,000 ; OR = 44,0; CI= 5,8-33,1 . Nyeri punggung bawah pada perawat dapat dicegah dengan menyediakan alat bantu kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman

ABSTRACT
Low back pain NPB in the nurse can be caused by various factors and is an ergonomic hazard to the nurse with a high incidence. This research is intended to remember the determinant of back pain occurrence at the hospital nurses. This research use cross sectional design approach with 154 sample of nurses. The instrument used was a modified NPB complaint questionnaire from the Nordic Musculoscelet Questionnaire NMQ questionnaire, a questionnaire a. Loading questions about nursing care activities in 1 shift of work with closed questions, to measure the level of ergonomic exposure used by the Quick Exposure Check QEC questionnaire. Statistical test using Chi Square with significance le 0,050 determinant of low back pain medication work p 0,014 OR 2,4 CI 1,2 5,1 , ergonomic exposure level p 0,033 , history of low back pain p 0,000 OR 44.0 CI 5,8 33,1 . Lower back pain in nurses can be prevented by providing work aids and building a safe working environment."
2017
S68344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Soffiudin
"Latar Belakang. Berdasarkan hasil penelitian di PT.X yang dilakukan pada tahun 2018 didapatkan sebanyak 160 (59%) pekerja mekanik pernah melaporkan keluhan nyeri punggung bawah (NPB). Posisi kerja janggal (jongkok, bungkuk) dan mengangkat beban berat secara manual merupakan faktor risiko NPB pada pekerja mekanik dimana 61% bekerja dengan posisi jongkok >1 jam/hari, 49% bekerja dengan posisi membungkuk >1 jam/hari, 39% mengangkat benda berat secara manual (manual handling) >20 kg dan 18 pekerja didiagnosis positif NPB oleh dokter spesialis okupasi  yang merupakan kasus PAK. Berdasarkan data tersebut peneliti dibantu tim internal di PT.X melakukan program intervensi. Penelitian ini untuk mengetahui apakah ada penurunan keluhan NPB pada pekerja mekanik setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Metode Penelitian. Desain penelitian ini adalah quasi experimental, program intervensi dilakukan selama 1 tahun untuk mengetahui perubahan cara kerja dan perbandingan perubahan keluhan NPB pada pekerja mekanik yaitu antara lokasi kerja yang mendapatkan program intervensi perubahan perilaku berupa edukasi dengan pemasangan poster pengetahuan mengenai NPB pada kelompok kontrol dengan lokasi kerja yang mendapatkan program intervensi perubahan perilaku tambahan pelatihan ergonomic berupa peregangan otot dan senam secara teratur pada kelompok intervensi dengan masing-masing sebanyak 35 sampel. Hasil. Didapatkan perbedaan bermakna pada keluhan NPB kronis antara kelompok intervensi dan kontrol dengan nilai p 0.003. Didapatkan perbedaan bermakna pada kategori lama kerja dengan posisi jongkok dengan nilai p <0.001, posisi bungkuk dengan nilai p 0.0012. Didapatkan hubungan tidak bermakna faktor risiko individu yaitu usia, masa kerja, status merokok dan hubungan bermakna faktor risiko pekerjaan yaitu lama kerja posisi jongkok dengan keluhan NPB dengan nilai p 0.041. Kesimpulan. Program intervensi dapat menurunkan keluhan NPB secara bermakna sebesar 43%. Didapatkan perubahan cara kerja dimana terjadi penurunan bermakna pada lama kerja >1 jam pada posisi jongkok sebesar 3.6 kali dan posisi bungkuk sebesar 1.4 kali.pada posisi jongkok sebesar 3.6 kali dan posisi bungkuk sebesar 1.4 kali. Faktor risiko perancu (usia, masa kerja, status merokok) tidak terbukti dapat meningkatkan keluhan NPB, faktor risiko pekerjaan (lama kerja posisi jongkok) terbukti dapat meningkatkan keluhan NPB sebesar 32%.

Background. Based on research results at PT.X conducted in 2018, there were 160 (59%) mechanical workers who reported low back pain (LBP) complaints. Odd working positions (squatting, bending) and lifting heavy loads manually are LBP risk factors in mechanical workers where 61% work in squatting positions> 1 hour/day and 49% work in bending positions> 1 hour/day, 39% lift heavy objects manually (manual handling) > 20 kg and 18 mechanical worker are diagnosed positively LBP by occupational medicine specialist which is a case of PAK. Based on these data the researcher was assisted by an internal team at PT.X conducting an intervention program. This research is to find out whether there is a decrease in LBP complaints in mechanical workers after intervention in the intervention and control groups. Research methods. The design of this study is quasi experimental, the intervention program is carried out for 1 year to find out the comparison of changes in LBP complaints to mechanical workers between work locations that get the intervention program in the form of education by installing poster LBP awareness in the controls group with work sites that get additional behavioral change intervention programs in the form of ergonomics training, muscle stretching and regular exercise at work in the intervention group with 35 samples each. Results. Significant differences were found in chronic LBP complaints for the intervention and control groups with a p value of 0.003. Significant differences were obtained in the long work category with squat posture with p value 0,000, hunched posture with p value 0.0012. There was no significant relationship between confounding risk factors including age, years of service, smoking status and a meaningful relationship between occupational risk factors for the length of time the squat position worked with LBP complaints with p value of 0.041. Conclusion. The intervention program can significantly reduce LBP complaints by 43%. There is change on ways of working where found significant decrease in the length of work > 1 hour in the squatting position by 3.6 times and the bending position by 1.4 times. Confounding risk factors (age, years of service, smoking status) were not proven to increase LBP complaints, occupational risk factors (length of work in squatting positions) were proven to increase LBP complaints by 32%."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>