Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229696 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiskan Husein
"Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara sebagai organisasi di bawah Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara mempunyai tugas melakukan pengelolaan aspek "Keselamatan Pertambangan" dan "Perlindungan Lingkungan". Keberhasilan pengelolaan kedua aspek tersebut dilihat dari jumlah kecelakaan, kejadian berbahaya dan kejadian kasus lingkungan. Sementara pada kenyataannya angka kecelakaan di kegiatan pertambangan mineral dan batubara tetap tinggi, terjadi kecelakaan berulang di lokasi yang sama dan diperusahaan yang sama.
Tingginya angka kecelakaan, berulangnya kejadian, seolah-olah tidak terjadi proses pembelajaran dari Direktorat Teknik dan Lingkungan dalam mengelola kegiatan pertambangan khususnya insiden yang terjadi di perusahaan tambang dibawah pembinaan dan pengawasannya. Improvement dapat dilakukan apabila organisasi optimal belajar dari insiden yang pernah terjadi sebelumnya, dengan memperoleh umpan balik dari pengalaman insiden sebelumnya. Kajian kualitatif untuk menilai apakah Direktorat Teknik dan Lingkungan menjalankan proses pembelajaran dengan melakukan pengelolaan dari insiden yang terjadi di perusahaan pertambangan dengan baik. Organisasi mampu mendapatkan pengalaman umpan balik dari insiden, dengan cara memperoleh data dan informasi yang akurat untuk diterapkan pada proses kegiatan pertambangan mineral dan batubara.
Penelitian dilakukan dengan desain kualitatif gap analisis, membandingkan proses yang berlangsung di Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara dengan kondisi ideal berdasarkan literatur. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi serta data sekunder dari literatur dan dokumen terkait insiden kegiatan pertambangan mineral dan batubara.
Penelitian ini menggambarkan masih terdapat gap dari beberapa proses or variable yang menyebab proses pembelajaran organisasi dari pengalaman insiden tidak optimal. Masih terdapat ruang untuk improvement bagi Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara dalam menangani insiden, sehingga organisasi optimal belajar dari pengalam insiden, mampu memperoleh umpan balik.

The Directorate of Engineering and Environment of Mineral and Coal as an organization under the Directorate General of Mineral and Coal has the task of managing the aspects of "Mining Safety" and "Environmental Protection". Successful management of both aspects is seen from the number of accidents, dangerous events and environmental cases. While in fact the number of accidents in mineral and coal mining activities remained high, recurring accidents occurred in the same location and in the same company.
The high number of accidents, the recurrence of events, as if there is no learning process from the Directorate of Engineering and Environment in managing mining activities, especially incidents that occur in mining companies under the guidance and supervision. Improvement can be done if the organization is optimally learned from previous incidents, by obtaining feedback experience from previous incident. A qualitative review to make sure whether the Directorate of Engineering and Environment undertakes the learning process by managing the incidents occurring in the mining company. Organizations are able to gain feedback experience from incidents, by obtaining accurate data and information to be applied to the process of mineral and coal mining activities.
The research was conducted by qualitative design gap analysis, comparing the process which took place in the Directorate of Engineering and Environment of Mineral and Coal with ideal conditions based on the literature. Data sources taken from interviews, observations, literature and documents related to incidents of mineral and coal mining activities.
This study illustrates there are still gaps of some process or variables that cause organizational learning process from the experience of incidents do not running well .There is still room for improvement for the Directorate of Engineering and Environment of Minerals and Coal in handling incidents, so that organization learns very well from the incident experience, and able to obtain feedback.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Ocksania
"Penelitian ini mengenai kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan petugas atas penerapan K3 di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang diukur melalui Indikator-Indikator Penerapan K3. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 responden, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Hasil dari analisis kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok adalah petugas masih belum merasa puas atas penerapan K3 yang diberikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok.

This research is about the satisfaction of firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office in Depok. This research uses descriptive quantitative approach which aims to determine the officer's satisfaction over the implementation of OHS in Depok Fire Department as measured by Indicators Application of OHS. The number of samples in this study about 80 respondents, the sampling technique is using total sampling. Result of the analysis of satisfaction firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office of Depok is that officers still do not feel satisfied with the implementation of OHS given by Depok Fire Department."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S61003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rejeki
Bandung: Rekayasa Sains, 2020
613.62 SRI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Stevianingrum
"Tesis ini membahas terkait gambaran tingkat kematangan budaya keselamatan dan kesehatan kerja (Safety Culture Maturity Level) serta kinerja keselamatan di PT. X, sebuah perusahaan jasa pertambangan batubara. Penelitian dilakukan dengan pendekatan semi-kuantitatif dengan desain studi cross-sectional pada pekerja di jobsite A, B, C, D pada bulan April - Juni 2022. Variabel kematangan budaya K3 nantinya dilihat keterkaitannya terhadap kinerja keselamatan di PT.X. Hasil penelitian menunjukkan hasil tingkat kematangan budaya keselamatan di PT X pada level Proaktif dengan kinerja keselamatan berdasarkan tingkat kejadian kecelakaan yang dinilai baik, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kematangan budaya keselamatan dengan kinerja keselamatan di PT.X

This thesis discusses the description of the level of occupational safety and health culture (Safety Culture Maturity Level) and safety performance at PT. X, a coal mining services company. The study was conducted with a semi-quantitative approach with a cross-sectional study design on workers at jobsites A, B, C, D in April - June 2022. The safety culture maturity level variables will be seen in relation to safety performance at PT.X. The results showed that the maturity level of safety culture at PT X was at the Proactive level with safety performance based on the accident rate which was considered good, so it was concluded that there was a significant relationship between the maturity level of safety culture and safety performance at PT. X."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanto Retijono
"Perubahan itu tidak terduga dan tidak terelakkan. Bisnis harus menerima dan tidak bisa menghindari perubahan yang terjadi dengan mempersiapkan diri untuk memanfaatkan dalam menghadapi perubahan yang lebih besar. Tidak terkontrolnya perubahan secara langsung menyebabkan atau berkontribusi terhadap kecelakaan besar yang banyak terjadi dalam proses industri kimia dan industri terkait. Manajemen perubahan adalah proses untuk mengevaluasi dan mengendalikan modifikasi untuk merancang fasilitas, operasi, organisasi, atau kegiatan - sebelum pelaksanaan - untuk memastikan bahwa tidak ada bahaya baru yang timbul dan resiko bahaya yang ada kepada karyawan, masyarakat, atau lingkungan tidak meningkat.
Manajemen Perubahan adalah salah satu elemen yang paling penting dari Manajemen Keselamatan Proses (MKP) dengan tujuan untuk mengurangi jumlah insiden terkait manajemen perubahan dan Manajemen Keselamatan Proses audit untuk mencapai kinerja keselamatan yaitu:
tidak ada kecelakaan,
tidak membahayakan orang lain dan
tidak ada kerusakan lingkungan

Change is unpredictable and inevitable. Businesses need to accept that they cannot avoid such unpredictable change and prepare themselves to capitalise on change in a big.Uncontrolled changes have directly caused or contributed to many major accidents that have occurred within the chemical process industry and allied industries. Management of change (MOC) is a process for evaluating and controlling modifications to facility design, operation, organization, or activities - prior to implementation - to make certain that no new hazards are introduced and that the risk of existing hazards to employees, the public, or the environments not unknowingly increased.
Management Of Change is one of the most important elements of a process safety management (PSM) system with goals to reduce the number of MOC related incidents and Process Safety Management audit findings to achieve safety performance on :
no accidents,
no harm to people and
no damage to the environtment
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31103
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Maharaja
"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat ini merupakan hak asasi mendasar manusia, sehingga terdapat kecendrungan dan keharusan akan pemenuhan standar ini pada semua aspek kegiatan guna mencegah terjadinya penurunan derajat kesehatan maupun keselamatan. Dalam penerapannya, K3 membutuhkan sebuah sistem agar program nya berjalan dengan efektif. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sebuah sistem yang mengutamakan keselamatan dalam bekerja, tidak melihat besar kecilnya pekerjaan dan tempat kerja tersebut.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) turut berupaya mengambil peran dalam mensosialisasikan dan menerapkan SMK3 berdasarkan standar OHSAS 18001:2007, yaitu standar internasional dalam penerapan manajemen K3. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan di lingkungan FTUI, maka akan dilakukan Hazard Identification, Risk Assessment and Control (HIRARC) pada laboratorium di FTUI. HIRARC merupakan salah satu persyaratan yang harus ada dalam penerapan SMK3 berdasarkan OHSAS 18001:2007.

Occupational Health and Safety (OHS) is one of the basics of human rights, thus it?s an obligation to fullfill these standards in every aspects of human activities to prevent the reduction of health and safety quality. In the implementation, OHS needs a system so the program will run effectively. Occupational health and safety management system is a system that prioritize safety in working without considering how small the work and also the working area.
Faculty of Engineering University of Indonesia also have a role in socializing and implementing OHS System according to OHSAS 18001:2007 standards, an international standard about the implementation of OHS Management System. Hence, to prevent the accident to happen in the Faculty of Engineering area, Hazard Identification, Risk Assesment and Control (HIRARC) will be done in the laboratories in the Faculty of Engineering University of Indonesia. HIRARC is one of the requirement to implement OHS Management System based on OHSAS 18001:2007.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Romanna Nadira Adjie
"Universitas Indonesia merupakan salah satu kampus yang sudah memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penerapan SMK3 di lingkungan kampus bertujuan untuk melindungi warganya dari kecelakan maupun potensi bahaya yang ada. Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) turut berupaya mengambil peran dalam mensosialisasikan dan menerapkan SMK3 berdasarkan standar OHSAS 18001:2007, yaitu standar internasional dalam penerapan manajemen K3. Beberapa fasilitas perkuliahan seperti gedung K, gedung S, gedung Engineering Centre, kantin teknik, lapangan teknik dan area parkir merupakan beberapa fasilitas yang berada di lingkungan FTUI. Umumnya, fasilitas ini digunakan secara rutin oleh mahasiswa dan tidak luput dari potensi bahaya dan risiko yang dapat timbul jika terjadi suatu kecelakaan. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan, maka akan dilakukan Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) pada fasilitas perkuliahan di FTUI. HIRARC merupakan salah satu persyaratan yang harus ada dalam penerapan SMK3 berdasarkan OHSAS 18001:2007 sesuai klausul 4.3.1. HIRARC tersebut dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi sehingga dapat segera dilakukan pengendalian yang tepat berdasarkan nilai yang telah didapatkan dari hasil perhitungan risiko dari setiap aktivitas yang dapat menimbulkan bahaya.

University of Indonesia is a campus that has implemented Occupational Health and Safety (OHS) Management System with its aim to protect the citizen from accident and potential hazard around the campus environment. Faculty of Engineering University of Indonesia also wanted to participate in socializing and implementing the OHS Management System based on OHSAS 18001:2007, an international standard to implement the OHS Management System. Some of the facilities in Faculty of Engineering are gedung K, gedung S, gedung EC, canteen, sports field and parking lot. Generally, this facilities is used regularly by the students and got some certain potential hazard and risk if accidents happen. In addition, to prevent potential hazard in Faculty of Enginnering. Hazard Identification, Risk Assessment and Control should be done. HIRARC is one of the requirements to adjust OHS Management System, in accordance to the clause 4.3.1 of OHSAS 18001:2007. HIRARC will help the campus to identify the potential hazard that can happen so the hazard control can be done immediately according to the risk rating values from each activities that can caused hazard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Masih tingginya angka kejadian 30 - 50 gangguan otot rangka di kalangan pekerjaindustri proses kimia. Studi pendahuluan di PT.X mendapatkan gangguan otot rangka84,9 , berpotensi menurunkan produktivitas pekerja. Salah satu faktor risikonyaadalah perilaku kerja yang tidak ergonomi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisisfaktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku kerja pada pekerjaan angkatangkut di industri proses kimia. Desain penelitian adalah cross sectional denganpendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner dan diklarifikasi dengan wawancara danobservasi, sedangkan untuk mengetahui keluhan terkait dengan gangguan otot rangkamenggunakan kuesioner Nordic Body Map.
Hasil telitian menunjukkan sebagian besar 87 pekerja di PT.X berusia 36-50 tahun, semua 100 berpendidikan cukup SMA sebagai tenaga pelaksana dan sebagian besar 60,2 dengan masa kerja lebih dari 16tahun. Dari distribusi Perilaku kerja didapati 64,4 responden berperilaku kerja tidakergonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku kerja yangsignifikan yaitu sikap sebagai faktor predisposisi, alat bantu angkat angkut sebagaifaktor pemungkin dan pengawasan sebagai faktor pendukung dengan nilai p< 0,05.

High number of Musculoskeletal Disorders MSDs cases among Chemical ProcessIndustry workers are 30 50 . Preliminary study in PT.X showed thatit has 84.9 potential to decrease work productivity. One of risk factors is non ergonomic workbehavior. Purpose of this study was to analyze effect of factors on work behaviorformation of lift and transfer work in Chemical Process Industry. Design of this studywas cross sectional with quantitative approach by using questionnaire and was clarifiedby interview, and observation. Nordic Body Map questionnaire was used to get thenumber of Musculoskeletal Disorders complaints.
The results showed characteristics ofworkers which 87 of them were at age 36 50 years old, 100 of workers with HighSchool SMA educational background working as executive staff and 60.2 workershad 16 years of working experience. Based on distribution of workers rsquo behavior, therewere 64.4 respondents with non ergonomic work behavior. Factors whichsignificantly affect work behavior formation were attitude as predisposing factor, liftand transfer equipment as enabling factor and supervision as reinforcing factor with pvalueless than 0.05 p value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Teguh Yulian Timor
"ABSTRAK
Proses pengemasan merupakan kegiatan utama dalam industri manufaktur yang melibatkan banyak pekerja. Interaksi antara pekerja dan mesin pengemas memiliki bahaya yaitu anggota badan terjebak antara 2 benda terjepit yang porsinya mencapai 50 dari jenis kecelakaan kerja yang terjadi di area pengemasan, dengan penyebab langsung adalah perilaku tidak aman. Pemantauan terhadap penerapan pengendalian risiko pada proses pengemasan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap upaya menekan potensi kecelakaan kerja. Dari hasil kajian pada proses pengemasan di PT. XYZ diperoleh hasil bahwa pengendalian dilakukan pada sisi mesin dengan penggunaan safety cover, penyediaan tombol emergency stop dan penggunaan simbol peringatan bahaya pada mesin. Pengendalian pada sisi mesin memerlukan perhatian karena dalam observasi ditemukan beberapa mesin tidak memiliki safety cover dan simbol peringatan bahaya. Pengendalian pada sisi manusia pekerja berupa praktik perilaku aman berupa mematikan mesin jika terjadi permasalahan pada mesin dan anjuran menerapkan prosedur pengoperasian mesin. Informasi mengenai proses pelatihan formal dalam pengoperasian mesin sangat minim diperoleh dari penelitian ini. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan jari terjepit adalah terjadinya penumpukan kerak pada sisi horizontal sealer, dan target produksi. Pengaturan suhu sealer perlu dipertimbangkan untuk menghindari terjadinya penumpukan kerak yang berpotensi menyebabkan sachet gagal turun dan target produksi sebaiknya diimbangi dengan kinerja mesin pengemas.

ABSTRACT
The packaging process is a major activity in the manufacturing industry involving many workers. Interaction between the worker and the packaging machine has a danger that the limbs are trapped between 2 objects pinched that portion reaches 50 of the type of work accidents occurring in the packaging area, monitoring the implementation of risk control in the packaging process is a factor that is very influential on efforts to suppress the potential of occupational accidents. From the results of the study on the packaging process at PT. XYZ obtained the result that the control is done on the side of the machine which required attention because in observation found some machines do not have safety cover and warning symbols. Control on the human side workers in the form of safe behavior practices and the suggestion to apply the operating procedures of the machine. Information on the formal training process in machine operation was minimal obtained from this study. Factors causing the occurrence of pinched finger crash is the occurrence of crust buildup on the horizontal side of the sealer, and production targets. Sealer temperature settings should be considered, and production targets should be considered to engine reliability."
2017
T48843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlan
"Penelitian ini membahas tentang nilai risiko yang dimiliki dari setiap tahapan pekerjaan overhaul compressor chiller yang dilakukan PT. Jaya Teknik Indonesia di Gedung Pertamina Kwarnas tahun 2012. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko semi kuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui level risiko yang ada pada setiap tahapan proses produksi.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki pada setiap langkah pekerjaan di area produksi meliputi level very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable.

This study discusses the risk that the value of owned production process every step of the overhaul compresor chiller AC system by PT. Jaya Teknik Indonesia in Pertamina Kwarna Building, in 2012. Risk assessment is done by analyzing the probability value, exposure and consequences of each phase of work which is then compared to a standard level of risk semiquantitative WT Fine J to determine the level of risk that exist at each stage of the production process.
This study is a descriptive analytical study using semi-quantitative method AS / NZS 4360:2004. The study states that the level of risk that you have on each step in the production area of work includes very high level, priority one, substantial, priority 3 and acceptable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>