Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128744 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratiwi Noviayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah perubahan common idiosyncratic volatility CIV mampu menjelaskan imbal hasil saham di pasar emerging, khususnya di Asia Tenggara ASEAN . Volatilitas idiosyncratic di estimasi menggunakan metode Exponential-GARCH EGARCH untuk mengontrol variasi menurut waktu. Selanjutnya, CIV dibentuk dari rata-rata expected idiosyncratic volatility bulanan keseluruhan sampel perusahaan. Regresi 60-month rolling window dilakukan untuk mendapat CIV-beta yang akan digunakan dalam pembentukan quintile portofolio berdasarkan CIV-beta. Penelitian ini menemukan bahwa rata-rata imbal hasil saham menurun seiring dengan kenaikan CIV-beta, walaupun tidak ditemukan signifikansi pada imbal hasil saham. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perubahan CIV tidak mempengaruhi pasar perdagangan saham di ASEAN.

This research aims to examine whether the shock from common idiosyncratic volatility CIV is priced in emerging markets, especially in South East Asia. This study estimate idiosyncratic volatility employing Exponential GARCH EGARCH method to control time varying behavior. Further, we construct CIV from average of monthly expected idiosyncratic volatility accross firms in sample. After that, a 60 month rolling window regression is conducted to estimate CIV Beta, then form quintiles portfolio that sort in CIV Beta. This study found that average return of stocks is decreasing in CIV Beta, although there is no significant results found in stock returns. This shown that changes in CIV is not priced in stock market returns in ASEAN."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ai Yunengsih
"Berbagai studi empiris menemukan hubungan positif, netral atau bahkan negatif antara risiko idiosyncratic dan imbal hasil. Nartea, et.al. (2011) menemukan hubungan positif antara keduanya pada Pasar Modal Indonesia, dan strategi perdagangan berdasarkan volatilitas idiosyncratic dapat menghasilkan profit. Penelitian ini menguji topik yang sama dengan pendekatan non parametrik (Goyal dan Clara, 2003). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa risiko pasar dapat memprediksi imbal hasil saham secara negatif dan konsisten terhadap model, periode penelitian dan krisis ekonomi. Sementara, risiko idiosyncratic secara konsisten tidak dapat memprediksi imbal hasil saham dan kemungkinan hanya relevan dalam memprediksi imbal hasil saham berkapitalisasi kecil.

Empirical studies found positive relationship between idiosyncratic risk and return, while others found either no relationship or even negative. Nartea, et.al. (2011) showed positive relationship between them in Indonesian Stock Market, and trading strategy based on idiosyncratic volatility could get profit at some extent. I examine the topic with non parametric approach, which is indirect decomposition method (Goyal and Clara, 2003). I find that market risk predicts stocks? excess return negatively and robust to model, period and economic crisis. More importantly, idiosyncratic risk consistently does not predict stocks excess return, however it could be relevant on predicting small stocks excess return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar,Maria Azzahra Nursariastuti
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap volatilitas return saham, yang terdiri dari total volatilitas dan volatilitas idiosinkratik. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2018-2021. Data diperoleh melalui Datastream Thomson Reuters Refinitiv Eikon dan laporan keuangan perusahaan. Pengujian dilakukan terhadap 286 perusahaan selama 4 tahun dengan total 1.144 observasi yang diperoleh menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yang meliputi return on assets, market-to-book ratio, market value, leverage, dan price, serta variabel dummy COVID. Hasil penelitian menemukan bahwa porsi kepemilikan institusional pada suatu perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kedua ukuran tingkat volatilitas return saham. Peneliti juga menemukan adanya hubungan yang lebih kuat antara kepemilikan institusi dan volatilitas return selama periode pandemi.

This study aims to analyze the effect of institutional ownership on stock return volatility, which includes both total volatility and idiosyncratic volatility. The research was conducted on companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period of 2018-2021. Data was obtained through Datastream Thomson Reuters Refinitiv Eikon and company financial reports. The study tested 286 companies over four years, resulting in a total of 1.144 observations obtained using the purposive sampling method. This research also used control variables, including return on assetss, market-to-book ratio, market value, leverage, and price, as well as a COVID dummy variable. The results of the study found that the proportion of institutional ownership in a company has a positive and significant effect on both measures of stock return volatility. Furthermore, the researcher found a stronger relationship between institutional ownership and stock return volatility during the pandemic period."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsalina Nurul Putri
"ABSTRAK
Reaksi obat tidak dikehendaki (ROTD) adalah salah satu masalah kesehatan di masyarakat yang terjadi terutama pada populasi anak.  ROTD pada anak dapat memiliki efek yang relatif lebih parah bila dibandingkan dengan orang dewasa. Penggunaan obat off-label merupakan faktor risiko terjadinya ROTD pada anak. Penelitian tentang penggunaan obat off-label sudah dilakukan di beberapa tempat di Indonesia tetapi sebagian besar hanya sebatas persentase penggunaan obat off-label tetapi tidak diketahui lebih lanjut tentang pengaruhnya terhadap munculnya ROTD. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan obat off-label dan on-label sebagai faktor risiko terjadinya reaksi obat tidak dikehendaki pada pasien pediatri di ruang rawat Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.  Penelitian ini merupakan penelitian studi kohor yang membandingkan reaksi obat tidak dikehendaki antara peresepan secara ­on-label  dan off-label selama masa rawat pasien. Studi ini meneliti 130 pasien dengan jumlah penggunaan obat sebanyak 549 obat selama 4 bulan masa penelitian. Sebanyak 141 obat digunakan secara off-label dan 408 obat digunakan secara on-label. Pemberian obat off-label memiliki risiko untuk terjadinya ROTD 5,787 (Relative Risk=5,787; 95% Confidence Interval 1,072- 31,256) atau 5 kali lebih besar dibandingkan dengan pemberian obat on label. Peneitian ini mengindikasikan bahwa pemberian obat off-label merupakan faktor risiko terjadinya reaksi obat tidak dikehendaki. Variabel perancu yang berhubungan bermakna dengan kejadian ROTD adalah variabel umur (p< 0,05).

ABSTRACT
Adverse drug reaction (ADR) is  one of the health problems in the community that occurs mainly in the pediatric population. ADR in children can have a relatively more severe effect compared to adults. The use of off-label drugs is a risk factor for ADR in children. Research on off-label drug use has been carried out in several places in Indonesia, but most are only limited to the percentage of off-label drug use, but it is not known more about its effect on the emergence of ROTD. The purpose of this study was to evaluate the use of off-label and on-label drugs as risk factors for adverse drug reactions in pediatric patients in the ward room at the RSUP Fatmawati. This study is a cohort study that compares adverse drug reactions between on-label and off-label prescriptions during the patient's care period. The study examined 130 patients with a total drug use of 549 during the 4 months of the study, 141 drugs are used off-label and 408 drugs are used on-label. Patients who received an off-label drug has a risk for ADR 5,787 (Relative Risk = 5,787; 95% Confidence Interval 1,072-31,256) or 5 times higher than patients who received the drug on label. This research indicates that giving off-label drugs is a risk factor for adverse drug reactions. Confounding variables that are significantly related to the incidence of ADR are age variables (p <0.05).

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T51804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andiasa Adesia
"Dalam makalah ini kami menyajikan tentang hubungan antara risiko idiosinkratik dan kinerja saham di Indonesia menggunakan Capital Asset Pricing Model dan Fama French Three Factor Model. Kami menggunakan kumpulan data unik yang berisi imbal hasil harian dan tahunan dari 80 saham Indonesia dari indeks KOMPAS100 selama 7 tahun untuk mengukur kinerja saham. Kami menggunakan imbal hasil dari indeks IHSG sebagai tingkat imbal hasil pasar dan hasil rata-rata SPN 3 bulan untuk menghitung tingkat imbal hasil bebas risiko. Untuk memperkirakan hubungan antara risiko idiosinkratik dan kinerja saham, kami membentuk 5 portofolio berdasarkan kapitalisasi pasar dan 5 portofolio berdasarkan nilai buku terhadap nilai pasar dengan setiap portofolio berisi 16 saham. Kami menemukan bahwa risiko istimewa memiliki hubungan positif dengan kelebihan pengembalian saham khususnya dalam portofolio 4 berdasarkan kapitalisasi pasar dan portofolio 1 dan 5 berdasarkan nilai buku terhadap nilai pasar. Portofolio 4 berdasarkan kapitalisasi pasar adalah portofolio dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua. Sedangkan portofolio 1 berdasarkan nilai book to market, adalah portofolio dengan nilai terendah sedangkan portofolio 5 adalah portofolio dengan nilai tertinggi.

In this paper we present on the relation between idiosyncratic risk and stock performance in Indonesia using Capital Asset Pricing Model and Fama French Three Factor Model. We use a unique data set containing daily and yearly returns of 80 Indonesia equity of KOMPAS100 index on a 7-year period to measure stock performance. We use JCI Index return as market rate and SPN 3 month average yield to calculate risk free rate. To estimate the relation between idiosyncratic risk and stock performance, we formed 5 portfolios based on market capitalization and 5 portfolios based on book to market value. Each portfolio contains 16 members of stock. We found that idiosyncratic risk has positive relation with excess stock return specifically in portfolio 4 based on market capitalization and portfolio 1 and 5 based on book to market value. Portfolio 4 based on market capitalization is portfolio with second largest market capitalization. While portfolio 1 based on book to market value, is portfolio with the lowest value while portfolio 5 is portfolio with the highest value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamal Nurul Iswandi
"Skripsi ini membahas pengaruh order imbalance terhadap imbal hasil dan volatilitas harga saham teraktif berdasarkan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh order imbalance terhadap imbal hasil dan volatilitas. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling pada saham teraktif berdasarkan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia selama kuartal kedua (April-Juni) Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan data time series dengan model Mixed Multiple Linear Regression (MMLR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa order imbalance memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap imbal hasil dan volatilitas harga saham.

The focus of this study is the order imbalance effect's on return and price volatility of the most active stocks based on trading volume in Indonesian Stock Exchange. The purpose of this study is to analyze the order imbalance effect's on return and volatility. This research is quantitative explanative with purposive sampling technique on the most active stocks based on trading volume in Indonesian Stock Exchange 2nd quarter (April-June) 2011. This research employs time series data with Mixed Multiple Linear Regression Model (MMLR). The results showed order imbalance has positive significant effect on return and stock price volatility.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis idiosyncratic risk pada saham syariah di empat negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Penelitian ini juga melihat perubahan idiosyncratic risk saham syariah pada periode sebelum dan sesudah krisis ekonomi global 2008. Perubahan tersebut akan dianalisis berdasarkan tingkatan idiosyncratic volatility dari masing-masing negara. Karakteristik perusahaan akan digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap pergerakan idiosyncratic volatility.
Penelitian ini melakukan regresi pada model Fama French Three Factor untuk memperoleh nilai realized idiosyncratic volatility. Selanjutnya, dilakukan regresi data panel untuk melihat pengaruh karakteristik perusahaan terhadap idiosyncratic volatility pada saham syariah di empat negara ASEAN.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata idiosyncratic risk pada saham syariah di empat negara ASEAN berada dibawah saham konvensional di Amerika Serikat. Sementara itu, setelah periode krisis ekonomi global 2008, hubungan antara return dan idiosyncratic risk berubah di keempat negara ASEAN. Selanjutnya, regresi data panel menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif sementara share turnover tidak berpengaruh pada idiosyncratic risk di keempat negara. Berdasarkan signifikansi terhadap earning per share, terdapat kecenderungan investor syariah di Malaysia dan Singapura memperhatikan rasio fundamental dibandingkan kedua negara lainnya.

This research investigates idiosyncratic risk in Islamic stock of four ASEAN countries namely Indonesia, Malaysia, Singapore, and Thailand. This research also examines the volatile of idiosyncratic risk of Islamic stock in the period such as before and after the global financial crisis 2008. That volatiles will be analyzed based on the idiosyncratic volatility levels of each country. The firm characteristics will be used to see its relationship on the idiosyncratic volatility movement.
This research uses the Fama French Three Factor model to obtain the realized value of idiosyncratic volatility. Furthermore, a panel data regression is used to estimate the relationship between firm characteristics and idiosyncratic volatility.
The results of this research suggests that mean value of idiosyncratic risk in Islamic stock of this ASEAN countries is below the conventional stock in US. Meanwhile, after the period of global financial crisis in 2008, the relationship between return and idiosyncratic risk in Islamic stocks from all four countries experienced an impact of the crisis. Panel data regressions suggest that firm size is significantly negative in all four countries while share turnover is insignificant to idiosyncratic volatility. Based on the relationship of idiosyncratic risk and earning per share ratio, there is a tendency of Islamic investors in Malaysia and Singapore to notice the fundamental ratios more than the other two countries
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sang Bagus Tenno Tanaka Sutyandi
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji kemampuan karakteristik perusahaan dalam menjelaskan perbedaaan idiosyncratic risk antar perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Fama Macbeth Cross Sectional Regression dengan menguji karakteristik perusahaan yang populer dan idiosyncratic risk yang diukur dengan pendekatan direct method yang dipopulerkan oleh Ang (2006, 2009). Hasil penelitian menunjukan saham dengan idiosyncratic risk yang tinggi kemungkinan terkait dengan karakteristik book to market yang rendah, ukuran perusahan yang kecil, tingkat leverage yang tinggi, dan tingkat kepemilikan investor institusi yang rendah.
This research has purpose to investigate the effect of several firm characteristic to account for idiosyncratic risk in cross sectional analysis. This research using Fama ? Macbeth cross sectional regression approach and measure idiosyncratic risk by following a popular direct decomposition method used by Ang (2006, 2009). The research suggest, in cross sectional analysis stock that have high level of idiosyncratic risk is associated with a low book to market, small company size, high leverage, and low company institutional ownership."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S63852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Siti Nurul Annizza
"Value-at-Risk (VaR) merupakan suatu metode dalam manajemen risiko yang kerap digunakan untuk mengkuantifikasi risiko finansial yang disebabkan oleh perubahan harga saham. Guna mendapatkan nilai VaR yang akurat dalam mengkuantifikasi risiko pada saham, perhitungan VaR dapat dimodifikasi dengan terlebih dahulu memanfaatkan model Generalized AutoRegressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) pada runtun return dari saham tersebut. GARCH adalah model runtun waktu yang dapat menangkap fenomena pengelompokan volatilitas yang biasa ditemukan pada data-data finansial. Pada skripsi ini, akan dibahas mengenai perhitungan VaR suatu saham dengan terlebih dahulu membentuk model GARCH untuk volatilitas return. Pembahasan dalam tahap pembentukan model volatilitas akan fokus pada tahap estimasi parameter model GARCH dengan metode estimasi maximum likelihood. Metode perhitungan VaR yang dibahas diaplikasikan dalam perhitungan VaR dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Value-at-Risk (VaR) is a method in risk management commonly used for quantifying financial risk caused by changes in stock prices. In order to get an accurate value of VaR, the estimation of VaR can be modified by utilizing Generalized AutoRegressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) in modelling return series of the stock. GARCH is a time series model that can capture the volatility clustering phenomenon found in most financial datas. This skripsi will describe a method in VaR estimation by first using GARCH in modelling return?s volatility. The discussion about modelling volatility will focus on parameter estimation of GARCH model using the method of maximum likelihood estimation. This VaR estimation method is used in estimating VaR of Jakarta Composite Index or Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz A. Rahman
"ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari imbal hasil ekstrim positif (MAX)
dan ekstrim negatif (MIN) dalam memprediksi cross-sectional expected returns di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 hingga 2014. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan pendekatan portofolio dan regresi Fama-Macbeth untuk menguji
pengaruh MAX dan MIN terhadap expected returns. Penelitian ini juga dilakukan
untuk menguji hubungan negatif antara idiosyncratic volatility dan expected returns
seperti yang ditemukan oleh Ang et al. (2006, 2009). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat MAX Effect positif dan hubungan negatif antara MIN
dan expected returns di pasar Indonesia. Penelitian ini juga menemukan adanya
hubungan positif yang signifikan antara idiosyncratic volatility dan expected returns.

ABSTRACT
This study aims to investigate the effect of extreme positive returns (MAX) and
extreme negative returns (MIN) in predicting the cross-sectional of expected returns
in Indonesian Stock Exchange (IDX) from 2010 to 2014. This study was done by
using portfolio sorting approach and Fama-Macbeth regression to test the effect of
MAX and MIN towards expected returns. This study also aimed to test the negative
relation between idiosyncratic volatility and expected returns as documented by Ang
et al. (2006, 2009). The result of this study showed that there is a positive MAX Effect
and negative relation between MIN and expected returns in Indonesian market. This
study also found a positive relation between idiosyncratic volatility and expected
returns.
Keywords"
2015
S58739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>