Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217214 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imelda Chandra
"ABSTRAK
Sejak terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Bursa Efek Jakarta (BEJ) turut mengalami keterpurukan yang tercermin dari Indeks Barga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok akibat harga saham yang turun secara drastis. Akibatnya investor mengalami trauma untuk menginvestasikan dananya pada perangkat investasi saham.
Dalam kondisi yang seperti ini, Reksa Dana Pendapatan Tetap menjadi suatu altematif investasi yang menarik. Selain memberikan risiko yang relatif rendah, Reksa Dana jenis ini juga memberikan return yang relatif stabil karena menanamkan sebagian besar dananya pada obligasi, deposito dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
Pada berbagai kesempatan, penulis membaca l'leberapa artikel di media cetak, yang memberikan kesimpulan bahwa untuk kondisi sekarang ini sebaiknya investor melakukan investasi dengan hati-hati, yaitu menaruh dananya pada instrumen investasi yang benar-benar likuid. Diantaranya, mereka menyarankan agar investor menanamkan dananya pada Reksa Dana Pendapatan Tetap. Namun untuk investor yang tetap ingin bem1ain saham sebaiknya melakukan portofolio atas saham-saham blue chip atau unggulan. Berdasarkan hal inilah, maka penulis menyusun Karya Akhir ini dengan maksud untuk membuktikan hal tersebut.
Penulis mernbentuk portofolio dari 3 Reksa Dana Pendapatan Tetap dan portofolio dari 5 saham unggulan dengan periode penelitian tahun 2000 hingga 2002. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah kinerja portofolio yang terbentuk dari portofolio 5 saham unggulan tersebut lebih unggul dibandingkan dengan kinerja 3 Reksa Dana Pendapatan Tetap, sehingga dapat dijadikan altematif investasi pada peri ode tersebut.
Pengukuran kinerja masing-masing portofolio tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Sharpe 's Index dan Treynor's Index. Dari hasil penelitian, penulis menemukan bahwa kinerja dari portofolio 3 Reksa Dana Pendapatan Tetap relatif lebih buruk dari kinerja Indeks Obligasi, dan kinerja portofolio dari 5 saham unggulan relatif lebih baik dari kinerja IHSG. Sernentara, jika membandingkan kedua instrumen investasi tersebut, terlihat bahwa kinerja yatlg ditunjukkan oleh portofolio 3 Reksa Dana Pendapatan Tetap relative lebih rendah dibandingkan dengan portofolio 5 saham unggulan. Terlepas dari ketidakakuratan kriteria pemilihan, hal ini dapat menjadi petunjuk bagi para investor bahwa pembentukan portofolio saham, dapat memberikan pe1jormance atau kinerja yang baik, asalkan portofolio tersebut terdiri dari saham-saham unggulan. Sementara, bagi investor yang ingin bennain Reksa Dana Pendapatan Tetap; sebaiknya perlu mengetahui komposisi dan proporsi dari aset hutang yang dikelola oleh Manajer Investasi.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Elrieta
"ABSTRAK
Banyak cara berinvestasi untuk meningkatkan nilai uang yang dimiliki. Saat ini banyak para ahli yang menuangkan pikirannya ke dalam buku-buku untuk mengajarkan trik-trik memilih investasi. Ada Deposito, saham,obligasi, kurs, bahkan asuransi dan instrumen lainnya yang menawarkan banyak keuntungan. Reksa Dana boleh jadi merupakan gabungan dari banyak cara investasi. Karena dengan Reksa Dana investor bisa bermain pada instrumen pasar uang sekaligus pada efek ekuitas atau efek hutang. Yang kemudian dipertanyakan oleh investor adalah bagaimana investasinya di Reksa Dana jika suku bunga perbankan cenderung turun? Apakah saat kcmdisi seperti itu memang benar kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap bagus (return tinggi dengan risiko kecil) serta bagaimana jika investor ingin tetap 'bermain' di efek ekuitas7 Apakah benar kinerja Reksa Dana Saham buruk dan dia tidak dapat menikmati return yang tinggi (walaupun risiko lebih besar).
Ada tiga periode yang diobservasi penulis untuk membandingkan kondisi-kondisi yang berbeda. Saat krisis ekonomi melanda Indonesia, dimana hampir semua instrumen investasi tidak dapat meraih return yang baik. Periode 1998-2002 dipilih karena dengan demikian terbukti Reksa Dana yang mampu bertahan selama lima tahun sudah teruji kehandalannya, apalagi selain itu pilihan pengambilan 20 Reksa Dana terbak (dibatasi hanya 10 Reksa Dana masing-masing dari Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham) adalah berdasarkan juga pada Reksa Dana yang memiliki Unit Penyertaan yang beredar terbanyak di masyarakat. Periode 1998-1999 penulis berasumsi dampak krisis ekonomi masih sangat terasa. Sedangkan pada periode 2000-2002 penulis mengasumsi dampak krisis ekonomi sudah banyak berkurang (walaupun masih ada). Penulis ingin melihat bagaimana kinerja Reksa Dana - Reksa Dana yang terbaik (Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham) selama tiga periode tersebut.
Adapun yang menjadi pengukuran kinerja Reksa Dana ini adalah metode Sharpe, Treynor, Jensen (Alpha) dan Appraisal Ratio. Setelah rasio keempat pengukuran ini didapat maka untuk pengukuran kineija apakah buruk atau tidak, akan dibandingkan dengan benchmark-nya yaitu kinerja pasamya (menggunakan keempat pengukuran juga). Jika outperformed terhadap pasar berarti Reksa Dana tersebut baik sedangkan sebaliknya jika underperformed berarti buruk.
Untuk menjawab apakah saat instrumen efek hutang bagus, investor masih dapat berinvestasi pada Reksa Dana Saham, penulis juga menelitinya. Caranya dengan membuat portofolio baru, gabungan antara Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham. Reksa Dana gabungan berasal dari Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham yang memiliki kineija yang terbaik, dimana diambil tiga Reksa Dana dari sepuluh Reksa Dana pilihan. Dengan portofolio baru maka akan didapatkan bobot optimal dari Reksa Dana- Reksa Dana terbaik tersebut yang diharapkan dapat meningkatkan return dengan risiko tertentu atau meminimalkan risiko dengan return tertentu.
Hasil yang didapat penulis, temyata dampak krisis ekonomi sungguh besar, bahkan sampai akhir tahun observasi. Hal ini dapat terlihat pada periode 1998-2002, dimana kiner:ia seluruh Reksa Dana tidak ada yang baik (underperformed terhadap kineija pasamya) baik
untuk Reksa Dana Pendapatan Tetap maupun Reksa Dana Saham. Padahal pada periode 2000- 2002 sudah ada Reksa Dana. yang baik, tetapi karena pada periode l998-1999, kinerja reksa Dana buruk sekali maka keseluruhan masa observasi (1998-2002) menjadi buruk.
Pembentukan portofolio baru dari Reksa Dana- Reksa Dana yang digabungkan, untuk periode keseluruhan 1998-2002 dan periode 1998-1999 memiliki reward to variability yang negatif, karena riskfree pada kedua periode tersebut lebih besar dibandingkan return-return Reksa Dana yang didiversifikasikan (Efficient Frontier). Sehingga komposisi atau bobot yang terbentuk akan menghasilkan return yang rendah dimana kinerjanya akan lebih buruk dibandingkan kinerja Reksa Dana-Reksa Dana sebelum digabungkan.
Pada pembahasan portofolio baru hasil penggabungan Reksa Dana-Reksa Dana untuk periode 2000-2002, ternyata bobot hasil perhitungan untuk Keksa Dana Saham 0%. Dengan reward to variability atau slope Capital Allocation Line 0.9464 didapatkan komposisi portofolio baru tersebut adalah Reksa Dana Indovest Dana Obligasi 96.31% dan Nikko Obligasi Nusantara 3.69% dengan return 1.41 %, standar deviasi 0.2% menghasilkan kinerja portofolio yang mengalahkan (outperformed) kinerja pasarnya. Basil portofolio baru ini juga menunjukkan kinerja dan return yang lebih baik dibandingkan Reksa Dana sebelum pembentukan. Hal ini membuktikan bahwa dengan pembentukan atau penggabungan Reksa Dana baru, dimungkinkan untuk mendapatkan hasil (return) yang lebih baik daripada jika berinvestasi pada salah satu Reksa Dana saja.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Tri Hastuti
"Sejak disahkannya Undang- Undang N0.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksa dana sebagai salah satu dari variabel utama kegiatan pasar modal di Indonesia, mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama bisnis reksa dana terbuka daJam bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menarik perhatian berbagai kalangan investor, baik investor lokal maupun asing. Beberapa jenis reksa dana yang tersedia dan biasa dipakai sebagai instrumen investasi adalah reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran dan reksa dana pasar uang.
Tetapi sejak tahun 1997 perkembangan kondisi moneter di Indonesia mengalami keterpurukan. Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya tidak terlepas dari keterpurukan kondisi moneter itu yang tercermin dari indeks harga saham gabungan. Hal ini juga mempengaruhi kinerja reksa dana di Indonesia.
Dan seiring membaiknya kondisi ekonomi di tahun 1999, bisnis reksa dana pun mulai semarak kembali. Untuk itu penulis ingin melihat gambaran kinerja reksa dana pendapatan tetap yang dikelola oleh Manajer Investasi Lokal yang efektif melakukan perdagangan selama tahun 2000-2002 sehingga dapat dijadikan pertimbangan oleh investor bahwa kinerja reksa dana pendapatan tetap tersebut relatif bisa diandalkan sebagai tempat investasi.
Adapun yang menjadi pengukuran kinerja reksa dana ini adalah metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Setelah ketiga pengukuran ini di dapat maka untuk menentukan pengukuran kinerja apakah baik atau buruk akan dibandingkan dengan benchmark-nya yaitu kinerja pasarnya (yang juga menggunakan ketiga metode tersebut). Jika outperformed terhadap pasar berarti reksa dana baik, sedangkan sebaliknya jika underperformed berarti buruk.
Hasil yang didapat penulis, temyata sejak tahun 2000 hingga tahun 2002, kinerja reksa dana pendapatan tetap yang dikelola oleh Manajer Investasi Lokal baik berdasarkan metode Sharpe, Treynor dan jensen tidak menunjukkan hasil yang memuaskan, dimana kinerja reksa dana masih banyak yang bemilai negatif dibandingkan dengan benchmark-nya sehingga underperformed untuk melakukan investasi.
Walau pun demikian, perkembangan reksa dana di Indonesia makin semarak, dan pengukuran kinerja dalam penulisan karya akhir ini hanya sebatas menggunakan metode sharpe, Terynor dan Jensen saja. Kiranya untuk penelitian studi selanjutnya digunakan parameter-parameter lain yang dapat digunakan untuk melihat kinerja reksa dana di Indonesia, sehingga dapat dijadikan altematifpilihan dalam melakukan investasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Hidayat
"ABSTRAK
Karya akhir ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran profil risiko masmgmasing reksadana saham, membandingkan peringkat reksadana saham berdasarkan kinerja Sharpe, Treynor dan Fama serta mempelajari korelasi yang terjadi pada imbal hasil (return) dengan tolak ukur yang telah ditentukan. Penelitian ini cukup penting untuk memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai reksadana saham kep.ada para investor serta kepada manager investasi pengelola reksadana untuk meningkatkan kinerja portofolio yang ditawarkan kepada masyarakat.
Dalam karya akhir ini digunakan bantuan metode ARCH/GARCH untuk mendapatkan model yang lebih akurat serta untuk mendapatkan komponen yang . akan digunakan dalam analisa kinerja berikutnya. Analisis kinerja dilakukan dengan bantuan metode Sharpe, Treynor dan Fama decomposition.
Metode ARCH/GARCH pada penelitian ini juga digunakan untuk melakukan analisis volatilitas pada masing-masing reksadana saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat volatilitas dengan cepat dapat kembali ke tingkat yang stabil dalam waktu yang singkat.
Dari proses pengolahan data diperoleh hasil bahwa hampir semua reksadana saham dapat dimodelkan dengan GARCH(l,l). Kecuali reksadana Bima, Danareksa Mawar, Panin Dana Maksima serta GTF Sentosa yang hanya dapat dimodelkan dengan ARCH.
Dari hasil penelitian hubungan NAB terhadap IHSG menunjukkan bahwa semua reksadana saham mempunyai korelasi yang positif dimana imbal hasil dari NAB akan mengikuti pergerakan dari IHSG. Model yang paling akurat adalah dimiliki oleh reksadana Bahana Dana Prima sedangkan validitas terendah dimiliki oleh GTF Agresif.
Hasil pengukuran kinerja dengan ketiga metode tersebut diatas selama periode pengukuran menunjukkan bahwa reksadana Phinisi Dana Saham (HZPHSE) mempunyai nilai indeks yang paling tinggi untuk ketika pengukuran tersebut sedangkan nilai indeks yang paling rendah juga memiliki oleh reksadana yang sama yaitu oleh reksadana Arjuna (UPARJE). Peringkat kinerja untuk masing-masing metode pengukuran cenderung sama terutama untuk metode Sharpe dan Fama (Net Selectivity).
Dalam penelitian ini juga didapat temuan bahwa portofolio dengan beta tinggi (lebih besar dari 1) tidak secara otomatis menghasilkan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan portofolio yang mempunya1 beta lebih kecil seperti ditunjukkan oleh reksadana Master Dinamis.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang diperoleh maka dalam pengukuran suatu portofolio metode pengukuran kinerja menggunakan Metode Sharpe dan Fama (Net Selectivity) dapat digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja secara bersama-sama karena memberikan hasil yang relatifkonsisten (sama) dalam hasil peringkatnya. Untuk lebih akuratnya penelitian ini maka perlu dilakukan penelitian lanjutan yang membedah lebih detail periode tersebut diatas dengan membaginya ke dalam sub periode -sub periode yang lebih pendek (misal 1 tahun) sehingga akan diperoleh profil serta kinerja yang lebih detail serta dapat dilihat apakah ada pola berulang/konsisten untuk masing-masing reksadana saham tersebut selama periode pengukuran.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Yulianto
"ABSTRAK
Reksadana di Indonesia sudah berada pada tahun ketujuh, dimana pada usia
tersebut sudah layak untuk dievaluasi keberadaannya. Jumlahnya yang cukup
banyak menunjukkan tren meningkat, walaupun ban yak juga yang tersingkir.
Maraknya industri reksadana rilembuat para investor cukup bingung untuk
memilih produk reksadana yang paling tepat. Sedangkan keputusan untuk memilih
produk reksadana yang paling tepat adalah sangat penting. Saat ini belum banyak
pedoman yang dijadikan acuan bagi investor sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan untuk memilih produk reksadana yang paling tepat. Salah
satu pedoman yang dapat digunakan adalah dengan membandingkan kinerja return
reksadana yang ada di pasar.
Berdasarkan komposisi sekuritas yang dibentuknya, di pasar modal Indonesia
terdapat reksadana saham, reksadana pendapatan tetap dan campuran. Masingmasing
reksadana memiliki karakter yang berbeda satu dengan lainnya.
Untuk memperoleh hasil investasi yang optimum, manajer investasi
diharapkan dapat memberikan proporsi dana yang tepat untuk ditanam pada masingmasing
reksadana. Selain itu investasi melalui instrumen investasi yang merupakan
kombinasi dari reksadana ekuitas, pendapatan tetap dan reksadana campuran
diharapkan dapat mengeliminasi risiko sistematis yang ada.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis apakah selama krisis ekonomi yang
terjadi di Indonesia, terjadi perubahan proporsi optimum yang signifikan dari
komponen Reksadana Saham, Pendapatan Tetap dan Campuran dengan melakukan
pengujian terhadap return dengan uji Anova.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mada Vibrary
"ABSTRAK
Sekarang ini banyak cara untuk melakukan investasi. Salah satunya adalah dengan berinvestasi melalui Reksa Dana. Semakin banyak investor pasar modal yang mengalihkan sebagian dananya dari bursa saham ke Reksa Dana karena risiko yang dihasilkan Reksa Dana relative lebih kecil dibandingkan bermain saham. Terutama bagi masyarakat awam, berinvestasi di pasar bursa dapat menimbulkan kerugian besar.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, kemampuan bisnis Reksa Dana semakin meningkat kinerjanya. Salah satu alasan melonjaknya jenis Reksa Dana ini adalah semakin banyak masyarakat yang mengenal Reksa Dana sebagai alternatif investasi selain deposito. Alasan lainnya adalah semakin kurang menariknya tingkat suku bunga deposito beberapa tahun terakhir sehinnga kemungkina return yang didapat melalui Reksa Dana lebih menguntungkan.
Jenis Reksa Dana yang kini paling banyak diminati adalah Reksa Dana Pendapatan Tetap yang menempatkan sebagian besar instrumennya ke dalam obligasi. Peningkatan ini didukung semakin banyaknya obligasi pemerintah yang dilepaskan bank-bank melalui Reksa Dana Pendapatan Tetap ini.
Studi dalam karya akhir ini bermaksud untuk mengukur kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia selama empat tahun terakhir sehingga masyarakat dapat memperoleh gambaran mengenai kinerja tersebut sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Penelitian dibatasi pada Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia yang dikelola oleh Manajer Investasi Joint Venture, dengan periode waktu 1999-2002. Pemilihan jenis Reksa Dana Pendapatan Tetap sebagai kajian adalah karena jenis Reksa Dana ini sedang marak, dan jenis Reksa Dana ini memberikan risiko yang relatif rendah dengan return yang cukup menguntungkan terutama untuk jangka menengah.
Pengukuran kinerja RDPT adalah dengan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Hasil kinerja tersebut kemudian dibandingkan dengan kinerja pasar, yaitu Indeks Obligasi dengan tiga metode pengukuran yang sama.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa kinerja RDPT tersebut umumnya memiliki kinerja yang lebih buruk dari kinerja pasar. Masih tingginya nilai suku bunga SBI menghasilkan nilai Risk Premium yang negatif, sehingga kinerja RDPT memberikan nilai negatif yang berarti masih buruknya kinerja Reksa Dana tersebut.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi
"Skripsi ini membahas tentang alokasi aset portofolio reksa dana saham berdasarkan indeks sektoral dan SBI serta evaluasi kinerja reksa dana saham periode Januari 2006 ndash Desember 2012 dengan menggunakan metode Sharpe rsquo's style analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar reksa dana dipengaruhi oleh style nya dibanding selection. Sektor keuangan pertambangan dan infrastruktur menjadi sektor yang paling mempengaruhi return reksa dana saham periode Januari 2006 ndash Desember 2012. Hasil evaluasi kinerja reksadana saham menunjukkan bahwa hanya empat reksa dana saham yang mampu mengungguli benchmark nya signifikan secara statistik.

This thesis discusses the assets alocation in equity mutal fund?s portfolio based on sectoral indices and SBI, as well as stock mutual fund performance evaluation period January 2006 - December 2012 by using Sharpe's style analysis. Results showed that most mutual funds are influenced by the style than the selection. Finance, mining, and infrastructure sector are the sectors that most affect the equity fund return period January 2006 - December 2012. Equity mutual fund performance evaluation results show that only four equity mutual funds that able to outperform their benchmarks statistically significant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Izudin
"ABSTRAK
Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang saat ini sedang berkembang sejalan dengan pertumbuhan pasar modal di Indonesia. Jumlah reksadana tercatat di Bapepam hingga akhir tahua 2002 adalah 131 reksa dana. Dari jumlah tersebut 61 diantaranya adalah Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT). RDPT adalah jenis reksa dana yang paling berkembang di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini.
Dengan perkembangan RDPT yang cukup mengesankan tersebut penulis merasa perlu adanya analisis mengenai kinerja reksa dana untuk menilai apakah investasi dalam instrument tersebut dapat menghasilkan imbal basil (return) yang lebih baik dibandingkan investasi pada instrumen lainnya.
Analisis mengenai kinerja reksa dana khususnya reksa dana pendapatan tetap merupakan tahapan penting yang harus diperhatikan para masyarakat pemodal atau investor sebelum menanamkan modalnya dalam instrumen tersebut. Salah satu indikator untuk menganalisis kinerja reksadana Pendapatan Tetap adalah keberhasilan strategi manajer investasi dalam mengelola portfolio reksadananya, yang tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Dalam penelitian ini penulis menganalisis kinerja reksadana pendapatan tetap dengan membandingkan antara return NAB dan return pembandingnya, yaitu indeks obligasi dan deposito 1-bulan pada bank swasta nasional, baik dari return tanpa mempertimbangkan faktor
risiko (investment return measures) maupun dengan mempertimbangkan faktor risiko (riskadjusted measures).
Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan informasi bagi para investor mengenai kinerja setiap reksa dana pendapatan tetap yang selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambi!an keputusan investasi jangka panjang. Diharapkan basil penelitian ini dapat memberi indikasi kepada para investor tentang reksa dana mana yang memberikan im.bal hasil paling baik dan sebaliknya.
Untuk menilai tingkat signifikansi perbedaan kinerja reksa dam dan pembanding, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji Beda Dua Rata-rata. Hasil uji hipotesis menunjukkan perbedaan tersebut tidak signifikan pada level 5%, artinya return reksa dana pendapatan tetap tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan return pembandingnya pada tingkat uji signifikansi 5%.
Hasil kinerja reksa dana pendapatan tetap periode 1999-2002 secara umum tidak begitu baik apabila dibandingkan dengan return indeks obligasi maupun return deposito. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kinerja reksa dana yang undcrpel:formed terhadap kinerja kedua pembandingnya tersebut, baik untuk pengukuran return walaupun pengukuran kinerja sharpe, treynor dan jensen. Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar RDPT kurang menguntungkan untuk investasi jangka panjang. Dari buruknya sebagian besar reksa dana tersebut terdapat beberapa RDPT yang cukup menguntungkan untuk investasi diantaranya Indovest Dana Obligasi, Nikko Obligasi Nusantara, dan Dana Megah Pendapatan Tetap.
Dalam penelitian ini terdapat kondisi yang abnormal dan pengukuran kinerja reksa dana hanya sebatas penggunaan metode sharpe, treynor, dan jensen. Kiranya untuk penelitian lebih lanjut dapat dilakukan pada kondisi yang normal dan menggunakan parameter-parameter lain yang dapat digunakan untuk mengukur k.inerja reksa dana di Indonesia.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Odhor Rita Rosmawati
"ABSTRAK
Pasar Modal telah menjadi bagian yang penting dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Melalui pasar modal di satu sisi sebuah perusahaan dapat memperoleh dana yang relatif lebih murah dan cepat untuk pengembangannya, dan sisi lain pemilik modal dapat melakukan investasi dalamfinancial asset.
Setiap investor dapat memilih berbagai investasi yang ada di pasar modal, dimana setiap jenis investasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing baik dalam hal tingkat pengembalian. (return) maupun resikonya. Oleh karena itu disamping harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding melakukan investasi di sektor lain, pemilik modal yang bcrinvestasi dalam saham harus menyadari adanya kemungkinan untuk mengalami kerugian yang besar pula.
Kerugian mcrupakan resiko dalam suatu investasi. Resiko investasi dalam bentuk saham bisa terjadi jika perusahaan yang menerbitkan saham mengalami kerugian sehingga tidak membagikan dividen, terjadi capita/loss akibat penurunan harga saham atau hilangnya modal akibat likuidasi perusahaan. Untuk memperkecil resiko investasi pada saham tersebut, pemilik modal dapat membentuk suatu portfolio saham. Tetapi pembentukan portfolio mempunyai banyak kemungkinan. Salah satu metode yang bisa
digunakan untuk membuat suatu portfolio saham adalah melalui metode Simple Ranking Devices.
Metode Simple Ranking Devices menerapkan single index model dalam pembentukannya, yang mcrupakan penyederhanaan model Markowitz baik dalam hal input yang digunakan maupun penaksiran dari input tersebut. Indeks tunggal yang dipakai dalam karya akhir ini adalah indeks harga saham di Bursa Efek Jakarta, dengan batasan penelitian mulai dari tanggal I Januari 2000 sampai 31 Desember 2001. Disamping indeks sebagai variabel dalam metode ini, dibutuhkan variabel lain yaitu tingkat pengembalian aset bebas resiko, yang dalam hal ini memakai tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia.
Pemilihan saham-saham yang kemudian menjadi kandidat portfolio optimal dilakukan dengan mencrapkan beberapa seleksi. Pertama, memilih saham-saham dari emiten yang sudah melakukan go-public selama periode l Januari 2000 sampai 31 Desember 200 I sepenuhnya. Kedua, membuang saham-saham dari emiten yang memberikan tingkat pcngcmbalian negatif pada periode pengamatan. Ketiga, membuang saham-saham dari emiten yang memberikan hasil ncgatif dari perbedaan tingkat pengembalian sahamnya terhadap tingkat pengembalian aset bebas resiko.
Dengan menggunakan metode Simple Ranking Devices dan saham-saham kandidat portfolio yang sudah melalui poses seleksi, diperoleh kombinasi saham yang akan dipakai dalam invcstasi berikut bobot dan prosentase masing-masing saham dalam portfolio terscbut. Berdasarkan kombinasi saham dan prosentase tersebut, dapat diperoleh tingkat pengembalian dan resiko dari portfolio.
Dari basil perrhitungan yang dilakukan penulis untuk saham-saham di Bursa Efek Jakarta selama periode 1 Januari 2000 sampai 3 I Desember 2001, diperoleh 27 saham yang merupakan anggota portfolio optimal berikut prosentasenya dalam portfolio.
Melalui pengkajian metode indeks tunggal yang dilakukan penulis dalam karya akhir ini, dapat menjadi suatu masukan kepada investor dalam memilih saham yang akan diinvestasikan dengan membentuk suatu portfolio optimal. Pemakaian Simple RankingDevices merupakan salah satu cara yang dapat dipakai oleh investor untuk memperoleh portfolio optimal, dengan ccpat dan sederhana.
Untuk lebih mcmpcrmudah pelaksanaan investasi, apabila basil dari perhitungan portfolio optimal membcrikan jumlah saham yang cukup banyak, maka dapat dilakukan penyederhanaan dengan mcngeluarkan saham-saham yang hanya memberikan prosentase yang kecil dalam portfolio optimal tersebut.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jiwa Adisetya
"ABSTRAK
Investasi pada instrumen reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang cukup menarik karena dikelola oleh manajer investasi yang profesional dengan mendiversifikasikan aset, yang sulit dilaliukan oleh sendiri karena keterbatasan pengelahuan. Namun berkaca pada pengalaman yang terjadi tahun 2005 lalu, yang menyebabkan banyak produk reksa dana terutama reksa dana pendapatan tetap yang memberikan kerugian akibat redemption besar-besaran, akan lebih baik sebagai investor reksa dana, mengalokasikan dan investasi tersebut tidak hanya pada satu produk saja Dengan pendiversivikasian produk, risiko dapat diminimalisasi, terutama jika produk yang dipilih adalah reksa dana saham yang merniliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Seiring dengan membaiknya kondisi pasar saham di Indonesia sepanjang tahun 2005 dan diawal 2006 lalu, reksa dana saham menunjukkan tren peningkatan minat dan investor.
Dengan pendiversifikasian produk reksa dana saham dan mengalokasikan dana pada beberapa produk terpilih secara tepat, dapat dihasilkan portofolio yang optimal. Pada portofolio optimal diharapkan diperoleh kombinasi return dan risiko yang optimal pula, dibandingkan hanya menginvestasikan pada salu produk reksa dana saham saja.
Dalam penelitian ini, untuk penyusunan portofolio yang optimal, digunakan metode single index model dan efficient frontier Markowitz.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa reksa dana saham yang terpilih menjadi pembentuk portofolio optimal anlara metode single index model dan efficient frontier Markowitz adalah sama, yaitu TRIM Kapital, Rencana Cerdas, dan Si Dana Saham. Namun proporsi pada tiap-tiap reksa dana saham, untuk menghasilkan kombinasi return dan risiko yang optimal antara kedua metode berbeda. Sehingga agar dapat memberikan rekomendasi kepada investor, mana kombinasi proporsi yang harus dipilih, maka dalam penelitian ini dilakukan berhilungan reward to variability ratio.
Berdasarkan indels reward to variability ratio, kombinasi proporsi yang lebih baik dipilih dalam penelilian ini adalah proporsi berdasarkan hasil metode to variability ratio Markowitz, karena merniliki indeks reward to variability ratio yang lebih tinggi. Namun kesimpulan ini bukan berani menunjukkan bahwa metode efficient frontier akan selalu lebih unggul, karena tiap metode memiliki kelebihannya masing-masing.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya pada reksa dana saham, namun tidak menjamin kinerja porlofolio yang akan diperoleh di masa yang akan datang akan tetap sama.

ABSTRACT
Mutual fund is on interesting investment instrument because it is managed by professional investment manager, thus. it eases investor to diversify their investment assets. In view of what happened in 2005, where many of fixed income mutual funds incurred losses because of wave of redemptions, it is better for mutual fund investors to allocate their fund in more than one mutual fund Product diversification could minimize the risk, especially when one invests in equity mutual fund Along with the improvement of stock market condition in Indonesia in 2005 and early 2006, the interest toward equity mutual fund has an increasing trend. By diversifying in equity mutual fund products and allocating fund in several select products, one could create an optimal portfolio. This optimal portfolio is expected to deliver optimal risk and return profile, compared to a single equity mutual fund product investment. This research applies single index model and Markowitz 's efficient frontier methods to compose an optimal portfolio.
The single index model and Markowitz ?s efficient frontiers suggest the same equity mutual funds to compose an optimal portfolio. These equity mutual funds are, TRIM Kapital, Rencana Cerdas, and Si Dana Saham. But he proposed fractions of each mutual find in the optimal portfolio differ. Therefore the portfolio reward to variability ratio is calculated to determine which portfolio will be proposed to the investors.
Based on the reward to variability index, the better mutual funds proportion is the one that proposed by Markowitz 's efficient frontier method, because it yields higher reward to variability ratio. This conclusion did not mean that efficient frontier method is superior to single index method because each method has their own advantages.
This research result could be used as reference for investors that want to invest their funds in equity mutual funds, but does not guarantee the portfolio performance will be consistent in the future."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>