Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellen Gaby Tulangow
"ABSTRACT
Transak:si Derivatif sudab mulai diperkenalkan di pasar modal Indonesia Pengamatan temadap
volatilitas suatu transaksi adalah penting mengingat barga suatu derivatif bisa dibitung dari
volatilitasnya. Karya tulis ini ingin melibat bagaimana pengaruh peluncuran indeks futures LQ
45 di Bursa Efek Surabaya terbadap volatilitas indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. lndeks
futures LQ 45 mulai ditransaksikan sejak: 13 Agustus 200 I. Observasi dilak:ukan temadap nilai
indeks dan imbal basil indeks LQ 45 ~ejak 4 Januari 2000 sampai dengan 31 Juli 2003.
Peluncuran indeks futures LQ 45 tersebut tidak berpengaruh terbadap volatilitas indeks LQ 45.
Hal ini banyak disebabkan teijadinya asimetri volatilitas dan volatilitas imbal basil berubah
secara difusi dalam bentuk autoregresi kuadrat residualnya saat sebelum dan sesudah peluncuran
indeks futures LQ 45 terse but. Selain itu, kurang likuidnya perdagangan indeks futures LQ 45 ini
juga menyebabkan dampak derivatif ini tidak: terlihat. Oleb karena itu, sosialisasi dari bursa dan
edukasi terbadap investor sangatlah diperlukan dalam pasar modal Indonesia yang sedang
berkembang ini.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Maradjabessy
"Penelitian ini menganalisis dynamic connectedness antara stablecoin berbasis fiat yang diwakili oleh USD Coin (USDC), Pax Dollar (USDP), Tether USDt (USDT) dan stablecoin berbasis emas yang diwakili oleh Digix Gold Token (DGX) dan Gold Coin (GLC) dengan indeks saham internasional yang diwakili oleh S&P500, STOXX50, Nikkei225, CSI300, dan JKSE dengan menggunakan metode baru yaitu pendekatan keterhubungan dinamis berbasis DCC-GARCH. Dengan adanya spillover volatilitas antara stablecoin dan indeks saham, penelitian ini melanjutkan menggunakan metode t-copula DCC-GARCH untuk melihat strategi investasi dengan menghitung rasio lindung nilai dan bobot portofolio antara kedua jenis aset tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dynamic connectedness antara stablecoin dengan indeks saham internasional walaupun tidak terlalu kuat dan dalam menyusun strategi investasi bedasarkan rasio lindung nilai, secara keseluruhan penelitian ini menemukan bukti yang menunjukkan bahwa konstruksi portofolio dapat secara signifikan mengurangi risiko investasi di semua aset terhadap Nikkei225 dan JKSE, sedangkan strategi investasi dengan bobot portofolio pada posisi long cocok untuk stablecoin berbasis emas yaitu GLC dan DGX, dimana kedua aset ini dapat menjadi strategi diversifikasi dalam menyusun portofolio pada posisi long dengan semua aset yang digunakan.

This research analyzes the dynamic relationship between fiat-based stablecoins represented by USD Coin (USDC), Pax Dollar (USDP), Tether USDt (USDT) and gold-based stablecoins represented by Digix Gold Token (DGX) and Gold Coin (GLC) with indices international stocks represented by S&P500, STOXX50, Nikkei225, CSI300, and JKSE using a new method, the DCC-GARCH based dynamic connected approach. Given the volatility spillover between stablecoins and the stocks indeces, this research continues adopt the DCC-GARCH t-copula method to find investment strategies by calculating the hedging ratio and portfolio weight between the two types of assets. The research results show that there is a dynamic connectedness between stablecoins and international stock indices, although not too strong and in developing investment strategies based on hedging ratios, overall this research finds evidence that shows that portfolio construction can significantly reduce investment risk in all assets used in This research is on two assets Nikkei225 and JKSE, while the investment strategy with portfolio weights in long positions is suitable for gold-based stablecoins GLC and DGX, where these two assets can be a diversification strategy in compiling a portfolio in long positions with all the assets used."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loosigian, Allan M.
Reading, Mass.: Addison-Wesley , 1985
332.632 28 LOO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Rudi Hartono
"Karya tulis ini bertujuan untuk mempelajari dan mengukur volatilitas serta membuat estimasi model yang dapat meramalkan volatilitas imbal basil saham-saham sektor tekstil dan Barmen. Periode penelitian adalah antara tahun 1998 sampai dengan 2005. Dalam melakukan estimasi model volatilitas model yang dipilih adalah Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) dan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH). Kelebihan dari model tersebut adalah kemampuannya untuk menangkap kecendrungan dari volatility clustering dimana berdasarkan basil observasi pergerakan yang besar (kecil) biasanya diikuti dengan pergerakan yang besar (kecil) pula.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat 8 emiten yang memiliki volatilitas return bersifat homoscedastic yaitu PT Argo Pantes Tbk (ARGO), PT Centex Tbk (CNTX), PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI), PT Apac Citra Centertex Tbk (MYTX), PT Pan Brothers Tex Tbk (PBRX), PT Texmaco Jaya Tbk (TEJA) dan PT Teijin Indonesia Fiber Corporation Tbk (TFCO). Volatilitas return saham 8 emiten tersebut bersifat konstan sepanjang waktu sehingga tidak dapat dibuat model conditional variance dengan menggunakan model ARCH/ GARCH.
Sementara itu terdapat 10 emiten yang memili volatilitas return bersifat heteroscedastic yaitu PT Karwell Indonesia Tbk (KARW), PT Panasia Filamen Inti Tbk (PAFI), PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY), PT Stinson Textile Manufacture Tbk (SSTM) dan PT Panasia Indosyntec Tbk (HDTX). Dengan demikian hanya terliadap 10 emiten tersebut dapat dibuat estimasi model conditional variace dengan metode ARCH/GARCH untuk meramalkan volatilitas return saham emiten yang bergerak dalam bidang tekstil dan garmen.
Kesimpulan permodelan volatilitas (conditional variance) terhadap 10 emiten yang memiliki volatilitas bersifat heteroscedastic adalah model ARCH hanya cocok digunakan untuk emiten ERTX (ARCH (3)), RICY (ARCH (3)), dan SSTM (ARCH (2)) sedangkan model GARCH cocok untuk emiten ADMG (GARCH (1, I)), HDTX (GARCH (1, I)), INDR (LARCH (I, 1)), KARW (GARCH (3, 2)), MYRX (GARCH (2, 3)), PAF1 (GARCH (4, 1)), dan POLY (GARCH (4, 1)).
Berdasarkan model ARCH/ GARCH tersebut diketahui bahwa pada periode 1998 sampai dengan 1999 (awal-awal krisisi ekonomi) volatilitas imbal hasil saham relatif tinggi, yang diikuti oleh volatilitas yang rendah setelah tahun 1999 sampai dengan 2005. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aggarwal dkk (1999) bahwa pada saat krisis terjadi perubahan volatilitas yang cukup besar karena adanya perubahan kurs mats uang negara yang bersangkutan.
Seluruh model volatilitas dengan ARCH/ GARCH signifikan secara statistik, namun demikian seluruh model tersebut memiliki tingkat explanatory power yang rcndah dimana model tersebut hanya dapat menerangkan variasi volatilitas sekarang di bawah 5% kccuali terhadap dua emiten yaitu MYRX dan POLY . Hal ini mcnunjukkan bahwva masih banyak variabel lain yang dibutuhkan untuk dapat menerangkan volatilitas return saham selain volatilitas dan kesalahan periode sebelumnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinan Sukatendel
"Penelitian ini melihat pengaruh faktor-faktor perekonomian, regulasi perbankan dan penawaran saham di pasar modal terhadap imbal hasil investasi saham di Bursa Efek Jakarta (IHSG) dengan periode pengamatan selama 15 tahun (1990 - 2004). Faktor perekonomian diwakili tingkat bunga deposito 3 bulan (interest), inflasi (IHK), suku bunga bank sentral Amerika (the FED), nilai tukar rupiah terhadap USS (kurs), jumlah uang beredar (M2) dan krisis perekonomian Indonesia (dummyKris). Regulasi perbankan diwakili pemberlakuan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 (dummyReg) sedangkan penawaran saham diwakili penawaran umum perdana saham (WO) dan penawaran umum terbatas saham (RI). Variabel durnmyReg digunakan untuk membedakan periode waktu sebelum dan setelah penerapan Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Variabel dummyKris digunakan untuk membedakan periode waktu sebelum dan setelah terjadinya krisis perekonomian.
Hasil penelitian menunjukan interest, IRK, kurs, krisis perekonomian Indonesia, pemberlakuan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 dan penawaran saham berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Sementara the FED dan M2 tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG.

This research investigates how economic factors, bank regulation and stock issuances in Capital Market influence Return on Investment of Stock in JSX (IHSG) with an observation period of 15 years (1990-2004). Economic factors are represented by three month deposit interest rate (interest), inflation (CFI), the FED interest rate (the FED), exchange rate (kurs), money supply (M2), and economic crisis of Indonesia (dummyKris), while bank regulation is represented by Undang-Undang No.10 Tahun 1998 (dumrnyReg), while stock issuances are represented by Initial Public Offering (IPO) and Right Issue (RI). dummyReg is used to distinguish previous period and period after Undang-Undang No.10 Tahun 1998 applied dummyKris used to distinguish pre and post economic crisis periods.
Research results show that interest, CPI, kurs, economic crisis of Indonesia, Undang-Undang No.10 Tahun 1998, and stock issuances influence significantly IHSG, whereas the FED and M2 do not."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Komariyati
"Sehubungan dengan keputusan investasi yang rnenyangkut masa akan datang yang sifatnya tidak pasti, maka terdapat resiko untuk mendapatkan return yang diharapkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengamati atau melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi expected return di Bursa Efek Jakarta. Pengamatan dilakukan dari tahun 1994 sampai dengan 1995. Faktor-faktor atau variabel-variabel bebas yang digunakan antara lain Beta, DER (Financial Leverage), Operating Leverage, Type of business, Size (ME) dan rasio ME/BE.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan model regresi linier berganda menunjukkan bahwa faktor atau variabel yang paling signifikan dan konsisten adalah DER dan size (ME). Hal ini menunjukkan bahwa expecetd return suatu saham sangat dipengaruhi oieh financial leverage dan size saham, sedangkan variabel-variabel bebas lainnya masih bersifat sementara (temporer) atau dalam keadaan tertentu dapat mempengaruhi expected return, dan untuk keadaan yang lain hasilnya tidak signifikan.
Adanya faktor-faktor eksternal yang tidak diikutsertakan dalam pengujian, tentunya mempunyai pengaruh yang kecil atau besar terhadap variabel-variabel tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan hasil pengujian, dimana arah atau tanda yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan, terutama pada variabel Operating leverage yang mempunyai hubungan yang negatip terhadap expected return, walaupun hasilnya signifikan.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvi Lesmana Putri
"Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki korelasi antara Twitter dan kinerja pasar saham dengan melihat perspektif tingkat industri untuk perusahaan tertentu yang tergabung dalam IDX30. Indeks saham ini adalah sub-kategori likuiditas dari Headline Index yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang digunakan sebagai referensi untuk menggambarkan situasi pasar saham yang memenuhi kriteria utama memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Untuk mendukung penelitian ini, kami mengumpulkan beberapa pendapat yang diperoleh dari Twitter sebagai sumber data streaming menggunakan pemrograman Python, dan Thomson Reuters untuk mendapatkan informasi harga saham, volume, dan kapitalisasi pasar masing-masing perusahaan. Model penelitian dibangun berdasarkan metode Amihud Illiquidity dan perhitungan volatilitas untuk mengukur korelasi antara analisis sentimen dan kinerja saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa analisis sentimen terhadap pernyataan yang diunggah di Twitter memiliki korelasi yang tidak signifikan terhadap likuiditas dan volatilitas saham IDX30 di Indonesia. Namun demikian, penelitian ini belum dapat memisahkan antara tweet yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna dan tweet yang dibuat berdasarkan permintaan dari pelaku pasar tertentu untuk mempengaruhi nilai saham dengan menyebarkan informasi yang bias untuk memancing reaksi publik.

This paper is aimed at investigating the correlation between Twitter and stock market performance by looking at industry-level perspective to specific companies incorporated in the IDX30. This stock index is the sub-category liquidity of the Headline Index which consists of companies that are used as a reference to describe the stock market situation that meet the main criteria of having a high level of liquidity. To support this research, we collected some opinions obtained from Twitter as a source of streaming data using Python programming, and Thomson Reuters to obtain information of stock prices, volumes, and market capitalization of each company. Research models are built based on Amihud Illiquidity method and volatility calculation to measure the correlation between sentiment analysis and stock performance. This research shows that sentiment analysis of statements uploaded on Twitter has insignificant correlation to the liquidity and volatility of IDX30 stock in Indonesia. Nevertheless, this research has not been able to separate between tweets which are generated based on user opinion and tweets which are made based on requests from certain market participants to influence the value of shares by spreading biased information to provoke a public reaction."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Wildan
"Pandemi COVID-19 telah memicu berbagai tanggapan dari lingkungan ekonomi dan bisnis. Data pasar mengungkapkan korelasi negatif yang kuat antara pengumuman kasus pertama, pengumuman kasus pertama dan kematian pertama, dan setiap pengumuman kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dalam jangka pendek, penelitian ini akan melihat bagaimana reaksi saham-saham penyusun IHSG terhadap kebijakan pemerintah, laju penyebaran COVID-19, dan laju kenaikan pasar modal dengan melihat signifikansi dari uji-t kumulatif abnormal return seluruh saham penyusun IHSG sebelum dan selama masa pandemi COVID-19. Temuan mengungkapkan bahwa setiap perubahan kebijakan PSBB berdampak pada return saham

The COVID-19 pandemic has triggered a range of responses from the economics and business environment. The market data reveals a strong negative correlation between the first case announcement, the first case announcement and the first death, and every announcement of the Large-Scale Social Restrictions policy (PSBB). In the short term, this research will look at how the constituent stocks of the Indonesian Sharia stock index react to government policies, the rate of spread of COVID-19, and the rate of increase in the capital market by looking at the significance of the t-test of the cumulative abnormal return of all Indonesian Sharia stock index constituent stocks before and during the COVID-19 pandemic. The findings reveal that every change in PSBB policy has an impact on stock returns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Anggraini
"Skripsi ini membahas hubungan interdependensi antara indeks saham konvensional dan syariah di Indonesia dan Malaysia dengan Indeks negara maju DJIA S P 500 FTSE 100 pada periode krisis dan pasca krisis serta membahas mengenai volatitasnya pada periode krisis Tujuan dari peneltian ini adalah untuk melihat apakah saham syariah tidak terpengaruh pergerakan indeks konvensional negara maju dan untuk melihat apakah indeks saham syariah memiliki volatilitas yang lebih rendah pada periode krisis
Kesimpulan dari penelitian ini menemukan bahwa walaupun tidak terdapat kointegrasi antara indeks konvensional dan syariah dengan indeks negara maju hubungan interdependensi tetap terjadi diantara keduanya dan volatilitas indeks saham syariah menunjukkan volatilitas yang lebih kecil Dengan demikian meskipun indeks saham syariah tidak sepenuhnya terpisah dari pergerakan indeks konvensional negara maju indeks saham syariah mampu menjadi alternatif investasi yang memiliki risiko lebih rendah.

This research discusses the interdependence between conventional and Islamic stock index in Indonesia and Malaysia with developed country stock index DJIA S P 500 FTSE 100 in the period of crisis and post crisis and to discuss the volatility during the crisis period The purpose of this research is to see whether the movement of Islamic stock index is not affected by conventional developed country stock market movement and to see whether sharia stock index has lower volatility during the period of crisis
The conclusion of this study found that although there is no cointegration between conventional and Islamic index in Indonesia and Malaysia with developed country stock index the relationship of interdependence still occurred between both of them and the volatility of sharia stock index is lower than the conventional stock index Thus although the sharia stock index is not completely decoupled from the negara maju conventional index movement sharia stock index can be seen as an alternative investment that has a lower risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradipta Manggala Ananda Ruhyadi
"Studi ini menginvestigasi keberadaan unsur long memory pada proses volatilitas indeks saham (IHSG) dan nilai tukar Indonesia (IDR/USD) dengan menggunakan model Fractionally Integrated GARCH. Studi ini mencoba menjawab signifikansi penggunaan model berproses fractionally integrated ( Long Memory ) tersebut dalam permodelan volatilitas pasar keuangan Indonesia, khususnya dalam hal descriptive dan predictive performance, jika dibandingkan dengan proses model GARCH (short memory) dan IGARCH (infinite memory). Dalam hal descriptive performance, model yang mengakomodasi long memory terbukti menunjukkan nilai signifikansinya dibandingkan kedua model lainnya, namun hasilnya beragam dalam hal predictive performance. Penggunaan model long memory hanya terbukti signifikansinya dalam memprediksi dinamika IDR/USD, khususnya volatilitas harian jangka pendek (satu hari), dan estimasi VaR one-step-ahead return IDR/USD. Hasil prediksi volatilitas harian IDR/USD pada horison prediksi di atas satu hari dan juga hasil prediksi volatilitas harian IHSG di semua horison prediksi diungguli oleh kedua model lainnya. Selain itu, pada studi ini, ternyata tidak terdapat perbedaan akurasi yang dramatis antara model FIGARCH dengan model GARCH dan IGARCH dalam mengestimasi VaR one-step-ahead return IHSG.

This study investigates the presence of long memory in the volatility process of Indonesian stock index (IHSG) and IDR/USD using FIGARCH model. Furthermore, this study addresses the significance of accounting for long memory in improving the descriptive and predictive performance of a conditional variance model by comparing its performance with two other models associated with their knife-edge distinction of memory specifications, GARCH (short memory) and IGARCH (long memory). Long memory model proves to be superior in describing the dynamics of Indonesian stock index and foreign exchange market. Its significance, however, shows mixed results in the predictive performance where long memory model only shows its superiority in forecasting volatility of one-day-ahead IDR/USD and one-step-ahead VAR of IDR/USD. Integrating fractional integration in the conditional variance model does not appear to improve volatility forecasts accuracy for the five, ten and twenty days forecasting horizons of IDR/USD. Moreover, long memory model also does not provide better volatility foresasts at all horizons for IHSG as compared to short and infinite memory model. Meanwhile, the accuracy performance of estimating one-step-ahead VaR return of IHSG among the three estimated models cannot provide conclusive results despite the confirmed existence of long memory in its volatility process."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>