Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67984 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kornat Rumapea
"Penyehatan perusahaan asuransi dan reasuransi dengan kritería barn dimulai sejak tahun 1999 yang dtandai dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Rl Nomor 4811KMKO1 7/1999 yang mengatur tingkat kesehatan perusahaan asuransi dan reasuransj berdasarican Risk Based Capital (RBC). Dengan peraturan barn tersebut maka perusahaan asuransi dan reasuransi barns memiliki Rasio Solvabilitas 120% setiap saat yang harus dipenuhi paling lambat tahun 2004.
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya adalah salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam industri asuransi jiwa, dimana saat ini belum memenuhi Rasio Solvabilitas. Raslo Solvabi litas pada akhir tahun 1999 sebesar ?165% dan meningkat menjadi ?105% pada akhir Juni 2000. Rendähnya Rasio Solvabilitas tersebut disebabkan oleh rendahnya kekayaar) yang diperkenankan (admitted asset) dibandingkan kewajiban (liabilities) dan besarnya Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (B7M) yang terutama disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kekayaan dan kewajiban dalam mata uang asing (foreign currency mismatch).
Rendahnya kekayaan yang diperkenankan disebabkan oleh sebagian besar assetnya tidak diperkenankan sesuai dengan peraturan Nomor 4S1IKMK.017/1999. Kekayaan dalam bentuk properti dan gedung perkantoran nilainya cukup besar tetapi yang díakui hanya 26% dan total nilainya. Tingginya BTSM disebabkan oleh cadangan premi polis US Dolar yang dimiliki cukup besar sementara asset yang dimiliki dalam satuan mata uang yang sama cukup kecil.
Rendahnya kekayaan yang diperkenankan atas kelompok properti disebabkan oleh nilai assetnya yang telab melebihi 30% dan tota] investasi, sedangkan untuk gedung perkantoran yang digunakan sendiri, yang diakui hanya sekitar 2% yakni 20% dan modal perusahaan. Hal ¡ni menunjukan bahwa salah satu penyebab rendahnya kekayaan yang diperkenanii adalah rendahnya modal (eku itas) perusahaan. Rendahnya ekuitas perusahaan disebabkan oleh kegagalan perusahaan menghasilkan Iaba dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga tidak ada penambahan modal melalui laba ditahan (retained earning). Kegagalan perusahaan menciptaican laba disebabkan oleh biaya Penjualaji (expense milo) yang cukup tinggi serta hasil investasi yang relatif rendah.
Rendahnya hasi] investasi disebabkan oleb sebagian besar asse perusahaan digunakan sendiii sebagai gedung kantor pemasaran. Sebagian besar Lainnya dikembangkan menjadi unit bisms atan anak perusahaan yang meliputi bisnis perhotelan. jasa konstrukai, jasa konsultan manajemen dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Tingkat pengembalian investasi (reruni on investment) díbawah rata-rata tingkat bunga perbankan bahkan dibawah rata-rata tingkat bunga aktuaria (actuarial interest rate).
Selain hasil investasi yang relatif rendah. diversifikasi yang dilakukan perusahaan sebagian besar berbentuk unrelated diversification sehingga tidak memberikan nilai tambah (value chain) terhadap bisnis asuransi sebagai bisnis intl PT. Asuransi Jiwa Buini Asih Jaya. Akibatnya daya saing (core competencies) perusahaan tetap rendah.
Untuk mengatasi perm ahan-pennasaiahan tersebut dengan tujuan untuk mencapai rasio solvabilitas sebagaünana disyaraikan serta memelihara tingkat kesebatan setiap saat maka dilakukan analisa eksterrial maupun internal perusahaan untuk merumuskan stratej tindakan perbaikan. Dan hasil analisa tersebut maka disusun strategi restrukturisasi dan rekapitalisasi dengan formulasi sebagai berikut:
1. Dibutuhkan tambahan modal setor sebesar Rp 50 Milyar yang dilakukan secara bertahap dalam tiga tahun.
2. Penjualan seluruh properti dan sebagian gedung perkantoran dengan nilai penjualan diharapkan sebesar Rp 113,3 Milyar yang dilakukan secara bertahap.
3. Peningkatan hasil investasi dengan return minimum 12% dengan resiko yang Konserfatif serta konstreinnya sesuai dengan jatub tempo kewajiban masa depan.
4. Menekan biaya pemasaran hingga 28% path tahun 2004 yang dilakukan secara gradual melalui tmdakan efisiensi khususnya penggabungan (merger) atau melikuidasi kantor distrik yang berada dalam satu kota.
5. Meningkatkan pendapatan premi new business mela]ui penciptaan produk - produk baru sena mengeinbangkan sistem distribusi alternatif melalui kerja sama dengan Iernbaga keuangan lainnya khususnya perbankan dan sekuritas.
6. Pengembangan usaba yang berbentuk related diversification dengau batasan tidak meLampaui ketentuan batas kekayaan yang diperkenalkan.
7. Meningkatkan daya saing (core Competencies) melalul peningkatan mutu produk dan pelayanan serta tanggungjawai, terhadap nasahah atau masyarakat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T6325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Bona
"Penerimaan premi industri asuransi jiwa mencapai pertumbuhan rata-rata 25% per tahun dalam tiga tahun terakhir (2003 ? 2005), sementara PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya hanya mampu mencapai pertumbuhan rata-rata 15% per tahun. Dari perspektif manajemen strategik, hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan formulasi strategi maupun kegagalan implementasi strategi. Tesis ini mengasumsikan bahwa strategi telah diformulasikan dengan baik, sehingga persoalan ada pada tahap implementasi strategi. Dalam tahap implementasi ini, struktur organisasi merupakan faktor penting bagi terlaksananya strategi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauhmana struktur organisasi yang ada di PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya saat ini dapat mendukung implementasi strategi. Analisis terhadap struktur organisasi dilakukan melalui analisis terhadap dimensi struktural organisasi seperti formalisasi, spesialisasi, hirarki kewenangan, sentralisasi, profesionalisme, dan rasio personalia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagai langkah awal, penelitian ini akan menganalisis strategi generik yang diterapkan oleh perusahaan, selanjutnya dari strategi tersebut dilakukan penelitian terhadap dimensi- dimensi struktural yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan strategi tadi. Sebagai langkah kedua, penelitian ini akan menganalisis seperti apakah dimensi-dimensi struktural yang exist di perusahaan.
Dan terakhir, penelitian ini mengusulkan struktur organisasi yang dianggap paling sesuai dengan strategi perusahaan.Secara teoritis, strategi cost leadership yang diterapkan oleh PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya menuntut setiap dimensi struktural organisasi untuk memiliki tingkat dimensi yang yang tinggi. Penelitian tentang dimensi-dimensi struktural di PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya menghasilkan fakta bahwa dari enam dimensi yang diteliti, empat diantaranya yaitu formalisasi, hirarki kewenangan, sentralisasi, dan rasio personalia memiliki tingkat yang tinggi, sedangkan dua diantaranya yaitu spesialisasi dan profesionalisme memiliki tingkat yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada manajemen untuk meningkatkan tingkat spesialisasi dan tingkat profesionalisme. Spesialisasi ditingkatkan dengan cara menambah satu direktorat dan dua divisi, sedangkan profesionalisme ditingkatkan dengan cara menambah jumlah agen berlisensi dan karyawan bersertifikasi.

Premium income in life insurance industry has reach growth rate 25% peryear in the last three years (2003 ? 2005), while PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya has only 15% per year. From strategic management perspective, this condition may caused by a wrong strategy formulation or a failure of strategy implementation. Implementation stage is a crucial stage in strategic management, and within this implementation stage, organization structure is an important factor for the execution of the strategy.
This research is aimed to observe the extent of how the existing organizational structure in PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya currently supports the strategy implementation. Analysis on organization structure is done through análysis on the dimension of organizational structure such as formalization, specialization, hierarchy of authority, centralization, professionalism and personnel ratio.
The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. As a starting stage, this research will analyze the generic strategy applied by the company. Subsequently, observation will be done on the structural dimensions required to implement such strategy. At the second stage, this research will analyze the nature of the structural dimension currently existing in the company.
Finally, this research will provide recommendation of an organization structure which is deemed to be the most suitable with the strategy of the company. Theoritically, the cost leadership strategy applied by PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya requires each organization structural dimension to have a high dimension level. Observation on structural dimension in PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya demonstrates the facts that from the six dimensions being observed, four of them which are formalization, hierarchy of authority, centralization and personnel ratio have high dimension level, while two of them which are specialization and professionalism have low dimension level. Based on the result of the research, it is recommended to the management to increase the level of specialization and professionalism. Specialization would be increased by adding one directorate and two divisions, while professionalism would be increased by adding the number of licensed agents and certified employee.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Muliarto
"ABSTRAK
Asuransi merupakan satu jenis usaha yang bersifat khusus dan unik, dimana jasa
yang diberikan tidak mempunyai wujud sama sekali serta bersifat implisit, dimana jasa ini
berupa manfaat psikologis dalam bentuk perlindungan terhadap resiko yang mungkin
dihadapi oleh nasabah. Mengingat sifat unik yang dimiliki , maka untuk menunjang
keberhasilan usaha dan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
asuransi, diperlukan suatu strategi pemasaran strategi pemasaran yang tepat.
Dalam memasuki pasar asuransi yang beraneka ragam maka perusahaan asuransi
hams menentukan strategi pemasarannya yaltu dengan menerapkan strategi STP
(Segmentasi, Positioning, dan Targeting) dalam menggarap pasarnya, sehingga perusahaan
asuransi mempunyai daya saing yang lebih balk, karena dapat lebib fokus dalam
memberikan pelayanan dan menghasilkan produknya.
Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran mengenai strategi pemasaran yang
dilakukan oleh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia, khususnya tentang strategi
segmentasi perusahaan asuransi kerugian dalam memetakan pasarnya yang begitu luas
maka penelitian dibuat berdasarkan survey kepada perusahaan asuransi kerugian yang
beroperasi di Indonesia.
Adapun tujuan dan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah perusahaan asuransi di Indonesia melaksanakan strategi segmentasi
daiam menentukan target pasarnya.
2. Mengetahui sejauh mana perusahaan asuransi di Indonesia dalam menyusun strategi
segmentasinya.
3. Mengetahui apakah perusahaan yang melakukan segmentasi akan memiIki kinerja
yang lebìh tinggi.
Adapun metolologi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bentuk penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif.
2. Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ifli adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang dibutuhkan diperoleh dari hasil survey,
sedangkan untuk data sekunder diperoleh dan Literature-literature
kepustakaan, antara lain dan jumal ? jurnal ilmiah , buku teks, Internet,
laporan tahunan Dewan Asuransi Indonesia, dan sumber-sumber lain yang
mendukung penelitian ini.
Jumlah sample yang diambil adalah sebanyak 40 responden dan jumlah populasi
sebanyak 107 perusahaan.Dan 107 perusahaan kami mengirimkan kuesioner kepada 100
penisahaan balk dengan surat maupun didatangi Iangsung ,namun yang menjawab dan
merespon hanya 43 perusahaan saja.Survey dilakukan dan Akhir Juli 2001 sampai dengan
September 2001.
Dari hasil penelitian didapat perusahan asuransi yang melakukan strategi
segmentasi dapat disimpulkan adalah perusahaan yang mulai menggarap pasar retail
dengan senius, maka sebagian besar perusahaan asuransi di Indonesia sudah melaksanakan
strategi segmentasi ini, dengan berbagai variabel dan dimensi yang lengkap.Maka dan
hasil penyusunan strategi segmentasi inilah mereka membuat strategi marketing mix-nya.
Dan berdasarkan hasil penelitian ini didapat bahwa perusahaan yang melakukan
strategi segmentasi memiliki keunggulan kinerja yang Iebìh baik dibandingkan dengan
penisahaan yang tidak melakukan strategi segmentasi, yang diukur berdasarkan
pendapatan premi, laba perusaliaatl dan market share-nya, karena mereka Iebih dapat
mengenali konsumeflnYa sehingga dapat menyusun strategi bauran pemasaran yang tepat
yang meliputi strategi produk, harga ,distribusi dan promosi yang sesuai dengan segmen
pasar yang ditekuninya."
2002
T4484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni’ma Ulinihayati
"Penelitian ini membahas mengenai peran Otoritas Jasa Keuangan dalam permohonan pernyataan pailit perusahaan asuransi. Permasalahan yang menjadi fokus penelitian yaitu peraturan di Indonesia yang mengatur tentang pengajuan permohonan pernyataan pailit perusahaan asuransi dan pertimbangan OJK dalam mengajukan atau tidak mengajukan permohonan pernyataan pailit perusahaan asuransi studi kasus PT AJ BAJ dan PT AJK. Metode penelitian tesis ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan metode pengumpulan data studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menyatakan bahwa peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan di Indonesia mengatur permohonan pernyataan pailit perusahaan asuransi merupakan kewenangan dari Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh pihak selain OJK haruslah ditolak Pengadilan. OJK dalam mengajukan permohonan pailit PT AJBAJ dilandasi pertimbangan untuk melindungi konsumen dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap usaha perasuransian sehingga terhadap PT AJ BAJ yang memenuhi Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 dan melanggar peraturan di bidang perasuransian, OJK melakukan permohonan pailit. Sedangkan untuk PT AJK, OJK menolak mengajukan permohonan pailit dengan pertimbangan walaupun telah terpenuhi syarat untuk dipailitkan namun OJK mempertimbangkan dampak ekonomi dan kepercayaan masyarakat terhadap usaha perasuransian serta pertimbangan bahwa PT AJK sedang melakukan upaya penyehatan keuangan. Saran yang penulis ajukan bahwa kreditor, debitor dan pengadilan niaga harus memegang teguh bahwa kewenangan pengajuan permohonan pernyataan pailit merupakan kewenangan OJK dan hal tersebut tidak dapat disimpangi. Selain itu OJK seharusnya menetapkan batasan indikator mengenai dampak terhadap perekonomian dan menjaga kepercayaan sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 55 ayat (1) huruf f angka 1 POJK No. 28 Tahun 2015. 

This study examines the function of the Financial Services Authority in the application for bankruptcy statements of insurance companies. The focus of this research is related to the regulations in Indonesia that regulate the filing of applications for bankruptcy statements for insurance companies and the OJK's considerations in the application submission related to bankruptcy statements for insurance companies by using the case studies of PT AJ BAJ and PT AJK. Normative legal research uses library research and interview data collection methods utilized as a research method. The study's findings indicate that Indonesia's Financial Services Authority has jurisdiction over the laws, rules, and court rulings concerning applications for bankruptcy declarations for insurance companies. As a result, the Court must reject the application for a bankruptcy declaration made by partakers other than the OJK. To protect consumers and preserve public confidence in the insurance industry, OJK filed a petition for bankruptcy on behalf of PT AJ BAJ, which complies with Article 2 Paragraph 1 of Law No. 37 of 2004 and violates the insurance industry rules. As for PT AJK, OJK declined to file for bankruptcy though the bankruptcy requirements are met, OJK considers the economic impact, public confidence in the insurance business, and the fact that PT AJK is undergoing financial restructuring measures. According to the author, the OJK's jurisdiction grants an inviolable petition for bankruptcy, which creditors, debtors, and commercial courts must uphold. Furthermore, as mentioned in the explanation of Article 55 paragraph (1) Letter F Number 1 POJK Number 28 of 2015, OJK should define indicator limitations while keeping the economy in mind and upholding trust."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangunsong, Erickson
"ABSTRAK
Dengan disetujui Regulatory Principles yang searah
dengan AFAS 2003 dan WTO 2020 yang dimana prinsip ini memberikan
keleluasaan yang penuh bagi beroperasinya perusahaan-perusahaan
asuransi dunia untuk memasuki pasar dalam negeri maka tidak bisa dihindari
meningkatnya persaingan bisnis asuransi di Indonesia. Sejalan dengan itu,
PT. Asuransi Astra Buana, yang selanjutnya disebut sebagai Asuransi Astra,
perlu mengkaji faktor eksternal, lingkungan industri serta daya saing internal,
untuk mengetahui kondisi persaingan yang ada serta menyusun dan
merencanakan strategi bersaíngnya. Hal tersebut diatas merupakan menjadi
tatar belakang penulisan tesis ini.
Penelitian tesis dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner
terhadap 58 pertanyaan kunci oleh 10 orang responden. Diagram Porter?s
Five Forces digunakan dalam melakukan analisis eksternal serta analisis
Iingkungan industri, sedangkan faktor kunci kapabilitas, sumber daya, dan
kompetensi inti digunakan datang melakukan analisis internal. Hasil analisis
tersebut diatas menjadi basis untuk menjawab pertanyaan penelitian
mengenai bagairna kondisi yang dihadapi oleh Asuransi Astra dalam
persaingan bisnis asuransi umum di Indonesia dalarn hal ¡ni yang merupakan
pertanyaan pertama datam penelitian.
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan kedua dan penelitian yaitu
mengenai strategi yang tepat yang dapat diambil oleh Asuransi Astra untuk
menjadi unggul dalam persaingan dilakukan analisis SWOT untuk melakukan
identifikasi terhadap sumber daya serta kemampuan yang dimiliki oleh
perusahaan. Dari hasil analisis SWOT dibuat table IFAS (Internal Factor
Analysis Summary) dan EFAS (External Factor Analysis Summary) untuk
mendapatkan arahan-arahan strategis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persaingan dalam bisnis asuransi
umum sedang mengalami perubhan, kondisi yang dirasakan oleh Asuransi
Astra adalah tumbuhnya sektor bisnis penunjang seperti pembiayaan, terbuka
pasar captive di luar Astra, serta kesempatan untuk membangun saluran
distribusi pemasaran yang luas. Persaingan terbuka dengan perusahaan
asing atau global menjadi Asuransi Astra bersiap untuk memasuki dimensi
persaingan yang baru, yaitu persaingan akan kualitas layanan (Service
Quality) yang memberikan kesempatan bagi perusahaan local untuk
membangun kompetensi institusi secara spesifik.
"
2003
T4485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Ramiany
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boedi Koernianto
"ABSTRAK
Industri asuransi kerugian pada dasarnya adalah industri
yang permintaan terhadap produknya ditentukan oleh permintaan
atau pertumbuhan yang terjadi di sektor-sektor lainnya di
dalam perekonomian (derived demand). Bila di sektor perbankan
kelihatan lebih semarak setelah dikeluarkannya deregulasi
PAKTO 1988, maka sektor asuransi kerugian setelah dikeluar
kannya PAKDES 1988 terlihat masih belum beranjak dari kondisi
semula. Hal ini disebabkan oleh industri asuransi kerugian
tergolong bisnis yang lambat menghasilkan sehingga tingkat
rentabilitasnya juga tergolong rendah; tingkat kesadaran
terhadap perlunya asuransi masih rendah; dan juga tingkat
pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang masih rendah
bila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.
Persaingan antar perusahaan asuransi kerugian yang ada
saat ini begitu ketat. Hal ini ditandai dengan masih
besarnya dominasi perusahaan milik negara yang memiliki
objek-obiek pertanggungan besar dan sektor pemerintah; makin
banyaknya kelompok-kelompok usaha yang menciptakan captive
market bagi perusahaan asuransi kerugiannya; dan adanya
deregulasi PAKDES 1988 khususnya mengenai peningkatan modal
disektor guna meningkatan daya tampung risiko dalam negeri.
Ketatnya persaingan tersebut memaksa perusahaan asuransi
kerugian bekerja lebih keras lagi, yaitu melalui peningkatan
profesionalisme dan juga pencarian sumber penerimaan lain
disamping penerimaan dari premi. Sumber penerimaan lain yang
perlu ditingkatkan saat ini adalah hasil investasi dan
portofolio investasi yang dimiliki. Hasil investasi yang
tinggi akan dapat mendukung hasil-hasil underwriting dan juga
penyebaran risiko usaha yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kapasitas penampungan risiko yang dapat ditutup.
Dana investasi yang ada, dengan berbagai kendala baik
intern maupun ekstern yang ada, harus dikelola sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi
perusahaan, Permasalahan yang terkait dengan pengelolaan
dana Investasi tersebut adalah banyaknya alternatif investasi
dengan berbagai tingkat risiko; serta dari macam assets
investasi yang ada portofolio mana yang akan memberikan
tingkat hasil yang paling optimum bagi perusahaan.
Untuk mengetahui bagaimana perusahaan asuransi. kerugian
di Indonesia melakukan pengelolaan investasi, karya akhir ini
akan memberikan gambaran mengenai beberapa aspek pengelolaan
portofolio investasi dengan mengambil contoh pada PT.
Asuransi Kerugian MM (PT. MM) yang merupakan suatu perusahaan
asuransi kerugian yang mengkhususkan pada program asuransi
untuk industri minyak dan gas bumi disamping jenis asuransi
kerugian lainnya. Analisis portofolio investasi PT. MM
didasarkan atas pendekatan diversifikasi yang dikembangkan
oleh Harry M. Markowitz.
Hasil yang djperoleh dari analisis portofolio investasi
PT. MM adalah portofolio investasi yang dilakukan oleh PT. MM
belum nencapai tingkat yang paling optimal menurut pendekatan
diversifikasi Markowitz. Titik berat investasi yang dilakukan
oleh PT. MM ternyata investasi dalam Deposito Valuta Asing,
sementara perhitungan dengan pendekatan diversifikasi
Markowítz justru menunjukkan bahwa titik berat investasi PT.
MM ada pada investasi dalam Deposito Rupiah. Hal ini terjadi
karena sebagian besar premi yang diterima PT MM dinyatakan
dalam bentuk Valuta Asing dengan pertimbangan untuk
menghindarkan diri dari kerugian ganda akibat peningkatan
inflasi dan juga depresiasi rupiah terhadap mata uang asing.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, M. Richason Ray S.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Oktaviana
"Perusahaan asuransi merupakan Lembaga Jasa Keuangan Non Bank yang memiliki dampak yang cukup besar bagi perekonomian negara. Disamping itu, perusahaan asuransi juga merupakan lembaga penghimpun dana dari masyarakat pemegang polis melalui pengalihan resiko yang dibuat dalam suatu kontrak, yang disebut dengan polis. Pemegang polis sebagai pihak yang memiliki kedudukan penting, perlu diberikan perlindungan secara hukum dalam hal perusahaan asuransi dimohonkan pailit oleh Badan Pengawas Perasuransian. Berdasarkan hal tersebut, Penulis mengajukan pokok permasalahan yaitu: 1.Bagaimanakah undang-undang perasuransian memberikan perlindungan hukum terhadap pemegang polis dari perusahaan asuransi yang dimohonkan pailit? 2. Apakah pertimbangan hukum dari hakim yang menjadi dasar putusan pailit PT Bumi Asih Jaya sudah sesuai dengan hukum asuransi? Bentuk penelitian ini bersifat yuridis normatif dengan tipologi penelitian deskriptif.
Pada akhirnya, Peneliti memperoleh kesimpulan bahwa undang-undang perasuransian memberikan perlindungan terhadap pemegang polis berupa hak utama atas pembayaran piutang dan putusan Majelis Hakim di tingkat pertama belum sesuai dengan hukum asuransi sedangkan putusan Mahkamah Agung telah sesuai dengan hukum asuransi. Penulis menyarankan agar segera dibentuk peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 dan Lembaga Penjaminan Polis.

Insurance company is a Nonbank Financial Institution which has a considerable impact for the national economy. In addition, the insurance company is also a collecting funds institution from public policyholder through the risks coverage which is made in the contract, called the policy. Policyholder as a party that have a significant interest, need to be given a legal protection in terms of the insurance company petitioned for Bankruptcy by The Insurance Supervisory Agency. Hence, the author formulated and discussed the following problems 1.How the insurance regulation providing legal protection for policyholder of the insurance company which is petitioned for Bankruptcy 2. Are the legal considerations of the judicial panel in court award of PT Bumi Asih Jaya rsquo s case compatible with insurance law This research uses the normative juridical approach with a descriptive typology.
At the conclusion, insurance regulations provides legal protection for the policyholder a priority right and the legal considerations of judicial panel in the first chamber is irrelevant with the insurance law, furthermore in Supreme Court, the legal consideration of judicial panel is already relevant to the insurance law. The author suggests that the implementing regulation of Law No. 40 of 2014 and also The Guarantee Institution Policy need to be established immediately.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S63571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>