Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131000 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Bhella Pertiwi
"ABSTRAK
Pada umumnya, iklan produk perawatan kulit menunjukkan sosok wanita muda dengan rentang umur dua puluhan sampai tiga puluhan yang memiliki kulit putih, halus, lembut, dan tanpa bekas luka serta ditunjang dengan perawakan tinggi dan langsing dengan rambut lurus panjang terurai indah yang dapat menaklukkan pria. Dengan menggunakan metode semiotik, penelitian ini memperlihatkan citra kecantikan yang ditunjukkan dalam iklan. Makna iklan dapat dilihat melalui tanda dalam iklan, seperti warna, pakaian, model, ekspresi wajah, dan slogan yang tertulis dalam iklan. Dari tanda-tanda itu terlihat bahwa representasi kecantikan yang diusung NIVEA adalah kecantikan yang tidak hanya mengenai perawakan dan apa yang terlihat dari luar. Kecantikan dapat juga berupa tindakan yang dilakukan untuk orang lain dan perasaan yang sedang dirasakan.

ABSTRACT
Generally, skin care product advertisement showed a figure of a young woman from twenties to thirties years old who have white, smooth, soft skin, without any stain. Supported by tall and slender body with long straight hair straggling wonderfully on her shoulders who can conquer men. By using a semiotic method, this article aims to show the beauty image shown in the advertisement. The purpose of the advertisement can be viewed through signs, such as color domination, clothes, models, facial expressions, and the slogans written in the advertisement. It would be noticeable from those signs that the representation of beauty that carried by NIVEA is not just about physique and appearance. Beauty can also be an act done for others and the feelings being felt."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indhira Ratri Pembayun
"ABSTRAK
Salah satu kriteria dalam standar kecantikan adalah kulit. Di Jerman, perempuan berkulit cokelat dianggap lebih menarik, sehingga berbagai produk pencokelat kulit banyak ditemui di pasaran. Untuk memasarkan berbagai produk tersebut, media memiliki peranan yang sangat besar melalui pemasangan iklan. Sebagai salah satu produk media yang paling efektif dalam memengaruhi pola pikir masyarakat, iklan penting untuk dianalisis. Penelitian ini menganalisis iklan Nivea Sun Protect and Bronze, sebuah produk pencokelat kulit, untuk melihat bagaimana penggambaran dalam iklan menegaskan mitos kecantikan dalam masyarakat. Dengan melakukan analisis tekstual terhadap iklan tersebut, penelitian ini menemukan bahwa kriteria cantik dalam masyarakat Jerman dibentuk dengan menampilkan gambaran perempuan langsing dan berkulit cokelat sebagai perempuan ideal.

ABSTRACT
Glowing, younger looking and healthy skin is one of the criteria in beauty myth. In Germany, tanned skin is perceived as more attractive. Therefore, a variety of indoor tanning products can be easily found in the market. Media plays a significant role to sell those products through advertising, which at the same time plays a crucial role in influencing people. Thus it is important to analyze advertising in order to investigate the ideology that lies beneath the surface of the text. This research focuses on analyzing an ad, namely Nivea Sun Protect and Bronze, to see how the depiction in advertising confirms the beauty myth in society. By conducting textual analysis of the ad, the study finds that the beauty myth in German society is formed by displaying an idealized tanned female body."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ayu Aisyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana orang kulit hitam direpresentasikan dalam iklan majalah Hörzu, sebuah majalah mingguan yang terbit di Jerman. Iklan yang terbit pada tahun 2006 tersebut menampilkan seorang perempuan kulit hitam dan seorang lelaki kulit putih. Analisis tekstual yang dilakukan terhadap iklan ini memperlihatkan adanya penggunaan stereotip perempuan kulit hitam sebagai objek yang eksotis.

Advertising has potentially strong influence on consumers, not merely to convince people to buy things, but also to shape people‟s idea. Thus it is important to analyze advertisement to reveal the ideological meaning of the ad. This research focuses on the depiction of black woman in an advertisement of Hörzu weekly magazine. By conducting textual analysis on the ad, this research finds that the woman on the ad is depicted as a stereotyped exotic object."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Prameswari
"Skripsi ini menganalisis representasi kecantikan perempuan yang ditampilkan oleh tiga iklan produk pencokelat kulit Nivea di Jerman. Dalam skripsi ini juga akan dibahas mengenai pergeseran mitos kecantikan, khususnya mengenai warna kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan representasi kecantikan perempuan dan identitas masyarakat yang terdapat dalam iklan produk pencokelat kulit Nivea. Teori mitos kecantikan dan sirkuit budaya-yang memuat hubungan antara representasi, identitas dan konsumsi-digunakan untuk menganalisis iklan yang menjadi korpus data. Melalui beragam iklan, tercipta suatu penilaian baru terhadap kulit cokelat yang dikaitkan dengan gaya hidup masyarakat.
Masyarakat sebagai konsumen, khususnya perempuan, diarahkan untuk meyakini bahwa kulit cokelat lebih bergengsi dibanding kulit putih, maka hanya dengan konsumsi produk kosmetik seolah dapat mengubah identitas seorang konsumen menjadi bagian dari masyarakat kelas atas. Konsumsi bukan hanya terbatas penggunaan produk, namun menjadi konsumsi budaya untuk mempertahankan identitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas budaya bagi masyarakat konsumen, khususnya perempuan, dikonstruksi secara hegemoni melalui media iklan. Segala representasi kecantikan perempuan dalam iklan adalah hal yang dikonstruksi oleh pihak dominan (patriarki).

This thesis analyzes the representation of women's beauty from three advertisements of Nivea's skin tanning products. The thesis also discuss about the shifting idea of the myth of beauty, especially in terms of skin color. It highlights the representation of women's beauty and the identity of the consumers behind Nivea's advertisements. The myth of beauty and the circuit of culture-which explain the relationship between representation, identity and consumption are used to analyze the advertisements. The construction that goes behind various advertisements creates society's new values toward brown skin that is linked with people's lifestyles.
People as consumers, especially women, are directed to believe that brown skin is more prestigious than white skin. Therefore, the consumption of cosmetic products seems to be able to change the identity of a person, to be a part of upper class society. The consumption is not just about the usage of the product, but it also becomes a cultural consumption to defend people's identity. The result of this thesis shows that cultural identity of people in particular women-has been constructed through media's hegemony. The representation of women's beauty behind three Nivea's advertisements of skin tanning products is entirely constructed by male dominance (patriarchy).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1885
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Karlina Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan representasi gender yang ditampilkanmelalui iklan minuman Diet Coke yang menggandeng perancang busanaternamaPrancis, Jean-Paul Gaultier. Representasi gender yang dimaksud merupakan carauntukmewakilkan tentang keadaan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yangberkembang di dalam lingkungan sosial masyarakat. Iklan ini sekaligus mematahkanstereotip gender yang membudaya di masyarakat patriarki. Stereotip gender diartikansebagai pandangan atau perilaku yang menunjukkan perbedaan biologis mempengaruhi perbedaan secara sosiologis. (Oakley, 1972). Stereotip gender direpresentasikanmelalui berbagai jenis media, periklanan salah satunya. Budaya patriarki di masyarakat Prancisjuga mempengaruhi media di Prancis. Metode yang digunakan dalampenelitianini adalah metode kualitatif. Fokus penelitian ini adalah untuk menunjukkan representasi gender dari dua tokoh perempuan dalam iklan Coca Cola yang memperlihatkankeduaperempuan yang menggunakan baju wanita tetapi di sisi lain, wajahnya tertutupgambarJean-Paul Gaultier yang merupakan seorang pria. Representasi gender ditunjukkanolehkedua iklan ini melalui model iklan, baju yang mereka kenakan, pose, warnayangdominan di dalam iklan, desain kemasan dan tipografi. Melalui representasi warna, pose, baju, dll terlihat adanya representasi gender yang tidak sesuai dengan aturangenderyang berlaku dalam masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa Jean-Paul Gaultierberusaha menawarkan gender yang baru atau menanamkan nilai gender-fluid dalamkarya-karyanya.

This research aims to explain the gender representation shown in the Diet Cokedrinkadvertisement which collaborates with the famous French fashion designer, Jean-Paul Gaultier. Gender representation in question is a way to represent the differencesintheroles of women and men that develop in the social environment of society. Thisadvertisement also breaks gender stereotypes that are entrenched in patriarchal societies. Gender stereotypes are defined as views or behavior that showbiological differences influence sociological differences. (Oakley, 1972). Gender stereotypesarerepresented through various types of media, advertising is one of them. The patriarchal culture in French society also influences the media in France. The method usedinthisresearch is qualitative method. The focus of this research is to showthegenderrepresentation of two female characters in the Coca Cola advertisement whichshowsthe two women wearing women's clothes but on the other hand, their faces arecoveredby the image of Jean-Paul Gaultier, who is a man. Gender representation is showninthese two advertisements through the advertising models, the clothes they wear, poses, dominant colors in the advertisement, packaging design and typography. Throughtherepresentation of colors, poses, clothes, etc., it can be seen that there is agenderrepresentation that is not in accordance with the gender rules that apply in society. Soitcan be said that Jean-Paul Gaultier is trying to offer a new gender or instill gender-fluid values in his works. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adlia Nazila
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana döner kebab dapat membentuk wacana politik di Jerman dalam iklan kampanye Angela Merkel dan membentuk wacana gaya hidup di Jerman dalam iklan Dönerbox dan iklan Beauty Döner Kebap. Ketiga Iklan tersebut menampilkan döner kebab dan dipublikasi di Jerman. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan menggunakan teori wacana dari Michel Foucault.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga iklan yang menampilkan döner kebab membentuk wacana-wacana di dalam relasi kekuasaan, sehingga dapat membentuk wacana-wacana lain seperti wacana politik dan wacana gaya hidup.

This thesis discusses how döner kebab could forms the political discourse in Germany in Angela Merkel?s campaign advertising and forms the lifestyle discourses in Dönerbox advertising and Beauty Döner Kebap advertising. Those three advertises displayed döner kebab and were published in German. The literature based methodology was applied in this research, together with discourse analysis theory from Michel Foucault.
Results confirm that three advertises, which displayed döner kebab, form discourses on power relations, then they could form the other discourses such as political and lifestyle discourses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1877
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Putri Dewayanthi
"Penelitian ini membahas representasi parisienne dalam iklan cetak dari 24 Sèvres. Pada umumnya, iklan produk pakaian perempuan menampilkan sosok perempuan yang menarik dengan pakaian yang dijual ataupun logo di dalamnya, tetapi dalam iklan ini ditampilkan secara eksplisit stereotip mengenai suatu kelompok tertentu, yaitu parisienne. Dengan menggunakan teori semiotika dari Roland Barthes, penelitian ini bertujuan untuk melihat citra parisienne masa kini yang ditampilkan melalui tanda dalam iklan, lalu dikaitkan dengan konsep parisienne dari Banville. Dari tanda tersebut, ditemukan perbedaan makna dalam tulisan dan gambar. Melalui gambar, 24 Sèvres menunjukkan bentuk kritik terhadap stereotip yang diberikan kepada parisienne. Dari kritik ini, terlihat usaha 24 Sèvres untuk menampilkan representasi parisienne masa kini yaitu yang berbeda dari stereotip yang ada sebelumnya. Citra parisienne yang ditemukan dalam iklan berkaitan dengan status sosial, kecantikan serta karakter parisienne. Dalam iklan ini, status sosial parisienne yang diperlihatkan tidak berubah sejak awal sebutan parisienne muncul yaitu dari status sosial atas. Berbeda dengan status sosial yang masih sama, dalam iklan terlihat adanya perluasan kriteria kecantikan dan penambahan karakter parisienne yang ditunjukkan melalui gambar. Perluasan dan penambahan yang ada ini menunjukkan bahwa konsep parisienne memiliki keterbukaan dan modern karena sosok parisienne terus berkembang dan beradaptasi seiring berjalannya waktu.

This research discusses the representation of parisienne on the print advertisement of 24 Sèvres. Generally, women’ clothing product advertisement shows an attractive woman figure with clothes to sell or the product’ logo on it, but in this advertisement stereotypes are shown explicitly about a certain group, namely parisienne. By using a semiotic method of Roland Barthes, this research aims to show the image of today’ parisienne in the advertisement, then connected to the concept of parisienne from Banville. From these signs, the differences of meaning between the text and the picture are found. 24 Sèvres shows a form of criticism for the stereotypes given towards parisienne through the pictures. This critique displays the attempt of 24 Sèvres to show the representation of today’s parisienne that is different from the existing stereotypes. The image of parisienne found is related to the social status, beauty and character of parisienne. In this advertisement, shown that parisienne’ social status hasn’t changed since the beginning of it’s appelation, which is from the upper social status. In contrast to the social status, there is an expansion of the criteria for beauty and the addition of the character of parisienne shown through the images. These expansion and additions show that the concept of parisienne is open and modern because she continues to evolve and adapt over time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Glady Yudha A.
"Iklan sangat erat peranannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Selain menyajikan informasi yang dibutuhkan masyarakat, disebut juga iklan layanan masyarakat, iklan juga merupakan sarana untuk menjual suatu produk komersil dan biasa disebut iklan komersil. Iklan komersil ini dibuat sedemikian rupa agar menarik minat konsumen agar membeli produk yang diiklankan. Di setiap iklan, terdapat unsur-unsur iklan yang membangun iklan tersebut menjadi sebuah kesatuan. Unsur-unsur iklan ini menarik untuk ditelti, karena masing-masing iklan mempunyai bentuk unsur-unsur iklan yang berbeda-beda. Fungsi unsur-unsur iklan ini pun bermacam-macam. Jadi, ketika kita menganalisis unsur-unsur iklan, kita dapat menemukan maksud dan tujuan yang sebenarnya di balik iklan tersebut.

Advertising is very close to our daily life. It is not only providing information that people need, known as public service advertisement, but there is also commercial advertising that has function to sell a product. Commercial advertisements are made to get consumer’s interest, so that consumer will buy a product. There are some elements that build an advertising. The components of this are interesting and should be analysed more, because each advertisement has different elements. The function of these elements are various. Thus, when we analyse the elements of advertisements, we can find out the aims and purposes of those advertisements."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Josua
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak penggunaan iklan humor dengan emosi takut terhadap sikap terhadap iklan karena terdapat potensi akan penggunaan keduanya secara bersamaan, namun masih sedikitnya penelitian terkait. Sebanyak 120 partisipan, berusia 18 hingga 56 tahun berpartisipasi dalam eksperimen daring. Partisipan dibagi secara acak ke dalam 3 kelompok berdasarkan jenis iklan (humor, humor dengan emosi takut, dan netral) dan diminta untuk memberikan penilaian terhadap iklan tersebut. Alat ukur attitude toward the ad scale, perceived humor scale, dan fear tension scale digunakan untuk mengukur sikap terhadap iklan dan keberhasilan manipulasi humor serta rasa takut.
Hasil analisis statistik dengan oneway ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan skor sikap terhadap iklan yang signifikan pada ketiga kelompok [F(2, 118)=1,101, p=0,336, ω= 0,001]. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan emosi takut dalam iklan humor terhadap sikap konsumen terhadap iklan. Hal ini disebabkan daya tarik emosi takut yang dinilai terlalu kuat dibandingkan dengan daya tarik humor. Tingkat kekuatan daya tarik, stimulus yang kurang realistis, dan karakteristik partisipan yang kurang dikontrol menjadi limitasi dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penggunaan daya tarik humor dan emosi takut yang setara serta ilustrasi iklan yang realistis merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.

This study aims to see how to use humor advertisements with a fear of attitudes towards advertising because they contain the potential to be used at the same time, but they are still discussing related research. As much 120 participants, 18 to 56 years old, approved in online trials. Participation is randomly divided into 3 groups based on the type of advertisement (humor, humor with fear, and neutral) towards the ad. Measuring attitudes toward advertising scales, perceived humor scales, and fear tension scales are used to measure attitudes toward advertising and the struggle for manipulation of humor and fear.
The results of statistical analysis with oneway ANOVA show no difference in score was shown Significant advertising in group three [F (2, 118) = 1,101, p = 0.336, ω = 0.001]. Thus, it can be concluded that it cannot be used. Using humor to consumer attitudes towards advertising. This is contrary to attractiveness humor appeal. The level of tensile strength, unrealistic stimulus, and the characteristics of the participants who were less controlled became limitation in this study. Therefore, the use of humor and fear of fear in accordance with the advertisements taken into account is an important thing to consider.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Chairani
"Skripsi ini membahas struktur wacana iklan advertorial pembalut wanita dalam majalah wanita remaja dari segi suprastruktur, kohesi, dan makrostruktur. Data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah iklan advertorial berjudul "Grab Your Moment Anywhere" yang diambil dari agenda bonus majalah bulanan wanita remaja Gogirl! edisi Januari 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suprastruktur iklan advertorial tersebut terdiri atas judul atau kepala iklan, subjudul, badan iklan, elemen visual, foto produk, dan baseline. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia nonformal dan bahasa Inggris. Di samping itu, ditemukan alat-alat kohesi, yaitu referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, repetisi, sinonimi, hiponimi atau hiperonimi, antonimi, dan kolokasi. Hasil penelitian makrostruktur menunjukkan bahwa wacana iklan ini tidak padu karena antara bagian eksplanasi iklan dan bagian persuasi iklan terbukti tidak berkorelasi sehingga bagian persuasi iklan terkesan sebagai "wacana tempelan".

This thesis discusses about the discourse structure of woman napkin advertorial advertisement on woman?s teen magazine from its superstructure, cohesion, and macrostructure. The data that is used in this research is an advertorial advertisement titled "Grab Your Moment Anywhere" which was taken from monthly woman?s teen magazine Gogirl! printed on January 2011. The summary of this research shows that the superstructure of this advertisement consists of headline, subheadline, bodycopy, visual elements, product shot, and baseline. This advertisement uses nonformal Indonesian and English language. Moreover, the summary also shows several cohesions in this advertisement: reference, substitution, elipsis, conjunction, repetition, synonym, hyponym or hyperonym, antonym, and collocation. Furthermore, macrostructure anylise shows that this advertisement discourse is not compact because there is no correlation between the explanation part and the persuation part so that the persuation part looks as "the patch discourse"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42047
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>