Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Theresia
"Biaya obat yang besar memerlukan pengelolaan yang tepat. Proses pengelolaanobat yang paling mengganggu dalam siklus pengelolaan obat di Instalasi FarmasiRSU Sari Mutiara Medan adalah proses pengadaan/pembelian obat. Obat Tingkatpemakaian dan pembelian obat kronis yang tinggi mewakili tingkat pemakaiandan pembelian obat secara keseluruhan. Peningkatan efisiensi pada prosespengadaan/pembelian obat kronis dapat memberikan gambaran peningkatanefisiensi pengelolaan obat secara keseluruhan. Penelitian dengan metode kualitatifini mengobservasi waktu yang digunakan selama proses pembelian obat darimulai pemesanan hingga obat diap didistribusikan, dan bertujuan untukmeningkatkan efisiensi pengelolaan obat di Instalasi Farmasi RSU Sari MutiaraMedan dengan menggunakan metode lean.
Hasil penelitian dapat merumuskankegiatan pembelian obat yang beragam menjadi satu alur proses pembelian obat,dalam desain usulan perbaikan tampak pengurangan waktu tunggu, peningkatanpresentasi kegiatan value added dan reduksi presentasi kegiatan non value added.Dengan meningkatnya efisiensi proses pembelian/pengadaan obat diharapkanadanya domino effect pada proses pengelolaan obat lainnya. Dalam penelitian inidicapai kendali biaya dan kendali mutu melalui usulan perbaikan jangka pendekperencanaan kebutuhan obat dengan menggunakan analisis pareto dan VEN, sertametode error proofing dalam evaluasi akhir setiap proses pembelian obat.Penerapan kaizen merupakan usulan jangka panjang yang akan selalu diterapkandalam setiap analisis proses menggunakan metode lean.

High cost of drugs need a proper management. Procurement purchase of thedrugs is the most disturbing management process in the drug cycle managementin the pharmacy unit of Sari Mutiara Medan Public Hospital. The highconsumption and purchase level of chronic drugs represent the high consumptionand purchase the whole drugs. Efficiency increasing of chronic drugsprocurement purchase is expected to represent the efficiency increasing of drugmanagement in generally. This qualitative research, using the lean method,observed the time spent from when the drug was ordered until the drug was readyto distribute, with the aim to increase the efficiency of drug management in thepharmacy unit of Sari Mutiara Medan Public Hospital.
The results formulatevariation of purchasing flow to be one standard future state mapping, and itshows improvement in waiting time, increasing value added activity and reductionnon value added activity. Efficiency increasing of drugs procurement purchase isexpected to have a domino effect for the continuous drug management process.Cost and quality control in this research are obtained through the proposedshort term fixes using pareto and VEN in drugs demand planning and usingerror proofing method in every end evaluation of drugs procurement purchase.Kaizen is applied for the proposed long term fixes and for every flow analysisusing lean method.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T47275
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Titi Anggraeni
"Penelitian yang dilakukan di gudang farmasi RS Kartika Husada Setu ini membahas kegiatan proses penyimpanan barang , yang dinilai penulis masih terdapat permasalahan yang merupakan pemborosan atau mendatangkan waste. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain kualitatif melalui pendekatan action research dengan fokus pada proses penyimpanan dan pendistribusian barang dengan metodologi lean. Lingkup penelitian mencakup proses penerimaan barang, penyusunan dan penyimpanan, penerimaan permintaan dari unit dan penyerahan barang ke unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih belum sesuainya proses penyimpanan di gudang farmasi dengan standar dan terdapat kegiatan yang tidak mendatangkan nilai tambah (non value added). Pada kegiatan penerimaan didapat komposisi value added dibanding non value added sebesar 57 % : 43 %. Sedangkan pada proses penerimaan permintaan barang dari unit sampai penyerahan barang permintaan didapatkan komposisi value added dibanding non value added sebesar 67 % : 33 %. Hal ini menunjukkan bahwa sistem penyimpanan gudang yang sekarang ini belum dalam kondisi lean. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kompetensi dari sumber daya manusia (SDM) di gudang, kurangnya sarana dan prasarana serta tidak adanya monitoring serta evaluasi.

This research conducted in the pharmaceutical warehouse Kartika Husada Setu Hospital discussed activities of the storage process, which was considered the author is still a problem that is a waste. This research was conducted using qualitative design through action research approach with a focus on the process of storage and distribution of goods with lean methodology. The scope of the research includes the receipt of goods, preparation and storage, receipt of a request from the unit and the delivery of goods to the unit. The results showed that there is still due process in the pharmaceutical warehouse with storage standards and there are activities that do not bring added value (non-value added). At the reception activities obtained composition than non-value added value added by 57%: 43%. While in the process of receiving the request items from the unit until the goods are obtained demand value added compared to the composition of non-value added of 67%: 33%. This shows that the warehouse storage system that is not currently in a lean condition. That is because the lack of competence of the human resources (HR) in the warehouse, the lack of infrastructure and lack of monitoring and evaluation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Ananta Amiruddin
"Penelitian yang dilakukan di gudang obat farmasi RSUD Kota Makassar ini membahas kegiatan proses penyimpanan barang, yang dinilai penulis masih terdapat permasalahan yang merupakan pemborosan atau waste. Penelitian ini diakukan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui pendekatan action reseach dengan fokus pada proses penyimpanan dan pendistribusian barang dengan metodologi lean. Lingkup penelitian mencakup proses penerimaan barang, penyusunan dan penyimpanan, penerimaan permintaan (Ampra) dari depo farmasi dan penyerahan barang ke depo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyimpanan obat di gudang farmasi belum sesuai standar dan masih terdapat kegiatan yang tidak mendatangkan nilai tambah (non value added). Pada kegiatan penerimaan didapat komposisi value added di banding non value added sebesar 60% : 40%. Sedangkan pada proses penerimaan permintaan (Ampra) barang dari depo sampai penyerahan barang permintaan didapatkan komposisi value added disbanding non value added sebesar 30% : 70%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem penyimpanan gudang yang sekarang ini belum dalam kondisi lean. Pemborosan (waste) yang terjadi antara lain: overproduction / duplication (rework), delay / waiting (penundaan), transportation (transportasi yang berlebihan), processes, inventories (persediaan tidak tepat/ berlebihan), motions (gerakan tidak perlu), defect (cacat) / Error Transaction, dan Human Potential / Defective Design. Untuk mengurangi waste tersebut maka dilakukan implementasi dengan menggunakan lean tools, seperti 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke), visual management, kanban, dan kaizen. Setelah dilakukan implementasi tersebut didapatkan hasil future state mapping terjadi penurunan yang signifikan pada proses penerimaan barang sampai penyimpanan barang, yaitu hasil perhitungan VSM (Value Stream Map) komposisi value added dibanding non value added sebesar 73% : 27%. Sedangkan pada proses penerimaan permintaan barang dari depo sampai penyerahan barang permintaan didapatkan komposisi value added dibanding non value added sebesar 38% : 62%. Kesimpulan penelitian ini Lean Hospital merupakan metode atau tool yang tepat untuk menurunkan nilai non value added dengan mengurangi waste dan meningkatkan nilai tambah untuk pelanggan. Saran dari peneliti adalah mendorong rumah sakit untuk melanjutkan sebagai langkah awal dalam perbaikan berkelanjutan, yang harus disertai dengan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas pendukung

The research conducted in the pharmacy warehouse of the Regional General Hospital of Makassar City addresses the activities of the goods storage process, which the author considers to still have issues constituting waste. This qualitative research employs an action research approach with a focus on the storage and distribution processes using lean methodology. The scope of the study encompasses the receiving of goods, arranging and storing, receiving requests (Ampra) from the pharmacy depot, and delivering goods to the depot. The research findings indicate that the drug storage process in the pharmacy warehouse does not meet standards, and there are still activities that do not add value (non-value added). In the receiving activity, the composition of value-added compared to non-value-added is 60%:40%. Meanwhile, in the process of receiving requests (Ampra) from the depot to the delivery of requested goods, the composition of value-added compared to non-value-added is 30%:70%. This indicates that the current warehouse storage system is not in a lean condition. The waste that occurs includes overproduction/duplication (rework), delay/waiting, excessive transportation, inefficient processes, excessive inventories, unnecessary motions, defects/error transactions, and human potential/defective design. To reduce these wastes, implementation is carried out using lean tools such as 5S (sort, set in order, shine, standardize, sustain), visual management, kanban, error proofing, and kaizen. After the intervention, the future state mapping results showed a signifikan decrease in the process from receiving goods to storing them, with the Value Stream Map (VSM) calculation indicating a composition of value added compared to non-value added at 73%:27%. Meanwhile, in the process of receiving requested goods from the depot to delivering them, the composition of value added compared to non-value added was found to be 38%:62%. The conclusion of this study is that Lean Hospital is an appropriate method or tool to reduce non-value-added aspects by minimizing waste and enhancing value for patients. The researcher's recommendation is to encourage the hospital to continue as an initial step in continuous improvement, which should be accompanied by meeting the needs of human resources (HR) and supporting facilities"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Santoso
"Unit farmasi rawat jalan RS XYZ mengalami masalah kekosongan obat, inventory makin besar, kesalahan obat, dan waktu tunggu yang lama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode lean six sigma, melalui tahapan mendefinisi, mengukur, menganalisa, memperbaiki, dan mengendalikan. Pada penelitian ditemukan defect berupa obat kosong. Disamping itu, teridentifikasi berbagai aktifitas yang merupakan pemborosan (waste) yang mengakibatkan inefisiensi. Faktor-faktor penyebabnya adalah personal, komunikasi, kebijakan / prosedur, pendidikan dan pelatihan, dan peralatan / sarana. Usulan perbaikannya berupa penerapan kanban inventory, mempersingkat proses, heijunka, mistake proofing, efisiensi SDM, dan 5S. Pada simulasi perbaikan cepat dengan menerapkan Kanban inventory untuk obat fast moving, alat dan bahan habis pakai dijadikan floor stock, serta pemberlakuan formularium, didapatkan perbaikan berupa penurunan kejadian obat kosong dan peningkatan nilai Sigma dari 3.3 ? 3.7 menjadi 3.7 - 4.3. Usulan perbaikan yang dibuat diharapkan dapat meningkatkan mutu dan efisiensi farmasi rawat jalan RS XYZ.

Outpatient hospital pharmacy units XYZ having problems emptiness drug, increase in inventories, medication errors, and long waiting times. This study is a qualitative study using lean six sigma, through the stages define, measure, analyze, improve, and control. In the study, found defects in the form of empty medicine. Alongside it, identified various activities that constitute waste which resulted in inefficiencies. Contributing factors are personal, communication, policies / procedures, education and training, and equipment / facilities. Proposed improvement is the implementation of kanban inventory, shorten the process, heijunka, mistake proofing, HR efficiency, and 5S. In the simulation using rapid improvement event by applying Kanban inventory for fast moving drugs, devices and consumables moved into floor stock, and implementation of formulary, improvement obtained in the form of decreased incidence of empty medicine and increase the value of Sigma from 3.3 - 3.7 to 3.7 - 4.3. Proposed improvements being made is expected to improve the quality and efficiency of outpatient pharmacy XYZ hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu pelayananinstalasi farmasi rawat jalan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumahsakit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan mixed method dengan melakukan wawancara mendalam serta observasi waktutunggu pelayanan obat yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisisunivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan obatracik dan paten di rumah sakit ini melebih standar waktu yang ditetapkan,ditemukan beberapa penghambat seperti ketersediaan sumber daya manusia, saranaprasarana dan fasilitas kerja yang merupakan hambatan terbesar dalam pelayananini.
Disarankan kepada rumah sakit untuk dapat redisain layout farmasi,menghitung ulang pola ketenagaan serta pengaturan tugas sesuai dengankompetensinya.

This study aims to improve the efficiency of service time of outpatientpharmacy installation in order to improve the quality of hospital services. Theresearch method used is the method of combined research mixed method byconducting in depth interviews and observation of drug service waiting time whichthen analyzed by using univariate analysis.
The result of the research shows that the waiting time for the service of racikand patent medication in this hospital exceeds the standard time set, found someobstacles such as availability of human resources, infrastructure and work facilitieswhich is the biggest obstacle in this service.
It is advisable to the hospital to be ableto redesign the pharmacy layout, recalculate the pattern of the workforce as well asthe arrangement of tasks in accordance with its competence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Putri Utama
"Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien yang dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi. Salah satu standar mutu di Instalasi Farmasi berdasarkan SPM adalah waktu tunggu pelayanan obat. Standar waktu tunggu pelayanan obat yang ditetapkan oleh RS Hermina Bogor adalah obat jadi ≤10 menit dan obat racik ≤20 menit. Dalam pelaksanaannya, standar tersebut masih belum tercapai. Lean Six Sigma merupakan salah satu metode untuk memperbaiki suatu proses dalam berbagai industri salah satunya rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa waktu tunggu pelayanan obat dengan menggunakan metode Lean Six Sigma di Instalasi Farmasi rawat jalan RS Hermina Bogor. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja DMAIC. Analisis dilakukan dengan sampel 30 resep obat jadi dan 30 resep obat racik. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan observasi waktu tunggu pelayanan resep obat dan secara kualitatif dengan wawancara dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat jadi 21 menit dengan 37,4% kegiatan value added dan 62,6% kegiatan non value added, serta waktu tunggu pelayanan resep obat racik 48 menit dengan 36,2% kegiatan value added dan 63,8% kegiatan non value added. Dilakukan analisis akar penyebab masalah dan usulan perbaikan. Usulan perbaikan yang diberikn antara lain, perhitungan kebutuhan tenaga di tiap shift, menghitung beban kerja, merevisi kembali minimal stok apotek, dan menerapkan 5S pada area kerja.

Pharmacy services are direct and responsible services to patients related to pharmaceutical preparations which aim to improve the quality of life of patients carried out by Pharmacy Installation. One of the quality standards in Pharmacy Installation based on SPM is the waiting time for medicine services. The standard waiting time for drug services set by the Hermina Bogor Hospital for the non coction prescription is ≤10 minutes and for the concoction prescription is ≤20 minutes. In its implementation, these standards have not yet been reached. Lean Six Sigma is one method to improve a process in various industries, one of them is a hospital. This study aims to analyze the waiting time for prescription using the Lean Six Sigma method in the Pharmacy Installation Hospital Hermina Bogor. This study uses the DMAIC framework. The analysis was carried out with the non concotion and the concoction prescription each 30 sample. The study was conducted quantitatively by observing the waiting time for prescription and qualitatively by interviewing and reviewing documents. The results showed that the average waiting time for the non concoction is 21 minutes with 37.4% of value added and 62.6% activities for non value added activities, as well as waiting time for the concoction is 48 minutes with 36.2% value added and 63.8% of non value added activities. Analyze the root cause of the problem and the proposed improvements. Proposed improvements include the calculation of labor requirements in each shift, calculating workloads, revising a minimum of the pharmacy stock, and implementing 5S in the work area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Perica Rasyid
"Waktu tunggu yang lama pada pelayanan resep obat akan mengurangi kepuasan pelanggan dan menyebabkan pelayanan tidak efisien. Lean merupakan salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk menangani ketidakefisienan dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode lean dalam mengurangi waktu tunggu pelayanan resep obat pada instalasi farmasi rawat jalan RSUD Pasar Minggu tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analitik observasional untuk melihat alur pelayanan resep obat dan mengidentifikasi pemborosan pelayanan resep obat. Dan didukung oleh penelitian kuantitatif analisis deskriptif untuk memperoleh data perhitungan waktu setiap tahapan proses pelayanan resepobat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan selama 89.6 menit (88.17% kegiatan menunggu) dan 124.70 menit (82.10% kegiatan menunggu) pada pelayanan resep obat racikan. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat 8 jenis pemborosan DOWNTIME pada pelayanan resep obat. Usulan perbaikan dengan metode lean diharapkan dapat menurunkan waktu tunggu menjadi 66.67% pada pelayanan resep obat non racikandan 56.67% pada pelayanan resep obat racikan.

Long waiting times on prescription services will reduce patient satisfaction and lead to inefficient services. Lean is one of the methodologies that can be used to deal with inefficiencies in health services. This study aims to analyze the application of lean method in reducing waiting time of outpatient prescription services at Pasar Minggu public hospital in 2017. This study used qualitative research methods (observational analytics) to examinethe flow and identify waste of prescription drug services. And also supported by quantitative research (descriptive analysis) to get the exact calculation of every step of prescription drug services.
Based on the result of the research, it is known that the average waiting time of medicine prescription services is 89.6 minutes (88.17% waiting activity) and 124.70 minutes (82.10% waiting activity) of personalized medicine prescription services. The study identified that there were 8 types of waste DOWNTIME in prescriptionservices. The future improvement by lean method is expected to reduce waiting timeto 66.67% on medicine prescription services and 56.67% on personalized medicineprescription services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Labbaika Nurmadani
"Pelayanan resep obat non racik via telemedicine merupakan serangkaian proses penerimaan resep, entri resep, penyiapan resep dan pengiriman obat. Pelayanan ini mulai dikembangkan pada saat terjadi Pandemi COVID-19 sebagai upaya menyediakan layanan farmasi yang tetap terjangkau bagi masyarakat dengan tetap mencegah penyebaran virus COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan usulan perbaikan yang tepat dengan menggunakan metode Lean Six Sigma sebagai upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi pelayanan obat non racik via telemedicine. Desain penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam. Hasil pengamatan menunjukkan bahawa rata-rata waktu pelayanan obat non racik via telemedicine selama 1 jam 37 menit 11 detik dengan kegiatan value add selama 32 menit 39 detik (33,6%) dan non value add selama 1 jam 4 menit 32 detik (66,4%). Waste yang ditemukan yaitu overprocessing, waiting, motion dan defect sehingga usulan perbaikan yang diberikan menggunakan standarisasi kerja, perbaikan diagram alur, 5S, dan Kaizen.

Non-compounding drug service via telemedicine is a series of processes for receiving prescriptions, entering prescriptions, preparing prescriptions and delivering drugs. This service was developed during the COVID-19 pandemic as an effort to provide affordable pharmaceutical services for the community while preventing the spread of the COVID-19 virus. This study aims to find the right improvement suggestion using the Lean Six Sigma method as an effort to increase the effectiveness and efficiency of non-compounding drug services via telemedicine. The research design is a quantitative and qualitative research by conducting observations, reviewing documents and in-depth interviews. The results showed that the average service time for non-compounding drugs services via telemedicine was 1 hour 37 minutes 11 seconds with value add activities of 32 minutes 39 seconds (33.6%) and non value add for 1 hour 4 minutes 32 seconds (66, 4%). The wastes found are overprocessing, waiting, motion and defects so the suggested improvements are given using work standardization, flow chart improvement, 5S, and Kaizen."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Andriani
"Pengelolaan obat adalah salah satu aspek manajemen rumah sakit yang sangat penting dalam usaha pelayanan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan obat di instalasi farmasi Rumah Sakit Stroke Nasional Bukitinggi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan proses pengelolaan dan pengendalian yang dilakukan selama ini belum berjalan dengan baik terlihat dari masih tingginya angka kekosongan obat pada tahun 2017 yaitu 7,6% dari 421 jenis obat setiap bulannya dan jumlah obat kadaluwarsa yaitu sebesar 10,45% yang seharusnya 0%. Perencanaan dengan memprioritaskan pembelian kelompok VA, EA dan NA perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kekosongan obat.
Untuk mencegah tingginya jumlah obat kadaluwarsa adalah dengan penghitungan jumlah obat yang dipesan berdasarkan penghitungan ROP dan Safety Stock. Kelompok VA merupakan kelompok dengan prioritas utama dalam pengadaan terdiri dari 10 macam obat dengan NS 500cc infus sebagai obat terpenting dalam kelompok. NS 500 cc infus membutuhkan Safety Stock 23.400 sebesar dengan nilai ROP 34.860.

Drug management is one important aspect of hospital management. This study is aiming at analysing drug management in pharmacy unit National Stroke Hospital Bukittinggi. This case study was using qualitative approach.
The study revealed that drug management and monitoring controlling were not well performed. A high percentage of drug stock out in 2017 was found 7,6% out of 421 drugs item each month, while number of expired drugs was high, reaching 10,45% compared to 0% as target. Planning to prioritize purchasing of drugs using VA, EA and NA drug need to implement in order to prevent stock out.
To avoid expired drug, hospital need to purchased based on ROP and Safety Stock. VA group is the highest priority that include 10 drug item where NS 500 cc infusion fluid is the top one in the group. NS 500 cc infusion fluid would need Safety Stock as much as 23.400 number as Safety Stock and ROP 34.860.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Wirjanto
"Lean adalah upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk, baik barang ataupun jasa kepada pelanggan. Penelitian ini menganalisis alur proses pelayanan resep dan mendesain usulan perbaikannya dengan mengaplikasikan lean thinking. Dengan desain penelitian operational research, dilakukan observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukan kegiatan non value added 64% dan value added 36%. Data tersebut menunjukkan telah terjadi pemborosan (waste). Simulasi usulan perbaikan dilakukan untuk meminimalkan pemborosan dan terbukti ada peningkatan value added yang menunjukkan ada efisiensi pelayanan.

Lean is a continuous effort to eliminate waste and increase the value added of product, whether goods or services to customers. This study analyzes the service process flow of prescription and designing the proposed improvement by applying lean thinking. With the design of operational research studies, observations, in-depth interviews and review documents. The results showed non-value added activities 64% and 36% value added. The data shows there has been a waste. Simulation of the proposed improvements were made to minimize waste and proved there was an increase in the value added showed efficiency."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>