Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224329 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Luthfi Nur Hudzaifah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh person-job fit dan person-organization fit terhadap employee-customer identification yang dimediasi oleh organizational identification pada perawat di Sukabumi, Jawa Barat dengan jumlah sampel 157 orang. Penelitian ini merupakan penelitian metode kuantitatif dengan desain deskriptif serta menggunakan teknik structural equation modeling SEM yang diolah menggunaka Lisrel 8.51.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa person-job fit pada perawat di Sukabumi tidak terbukti mempengaruhi employee-customer identification secara langsung tetapi dimediasi terlebhi dahulu oleh organizational identification. Sedangkan person-organization terbukti memiliki hubungan dengan employee-customer identification baik secara langsung maupun ketika dimediasi oleh organizational identification.

This research aims to identify the effect of person job fit and person organization fit to employee customer identification, through organizational identification as a mediator, to nurses in Sukabumi, West Java with 157 participants as the research sample. The present research used quantitative method with descriptive design, and employed a structural equation modelling SEM technique using Lisrel 8.51 program.
The results showed that the employee customer identification of nurses in Sukabumi is not affected by person job fit directly, but mediated first by the organizational identification. Meanwhile, the person organization fit give a positive impact to employee customer identification both directly and indirectly through organizational identification as a mediator.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Dharma Wijaya
"Kualitas sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Pajak merupakan faktor utama yang menentukan tercapai tidaknya visi, misi, strategi dan target-target yang hendak dicapai oleh Direktorat Jenderal Pajak Pengelolaan sumber daya manusia harus diprioritaskan, salah satunya dengan terus mengusahakan kepuasan kerja para pegawainya. Penelitian ini berusaha mengkaji masalah kepuasan kerja ditinjau berdasarkan komtimen organisasi dan budaya organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Serang.
Kepuasan kerja diartikan sebagai keadaan emosional yang menyenangkan yang dirasakan oleh oleh seseorang terhadap pekerjaannya yang diukur berdasarkan indikator: pekerjaan, penyelia, teman sekerja, promosi, dan gaji. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu mengenai rasa kepercayaan terhadap: nilai-nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, dan ketertarikan terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi. Sementara budaya organisasi ada|ah nilai-nilai dan semangat yang mendasar dalam cara mengelola serta mengorganisasikan organisasi, yang diukur dengan menggunakan indikator: inisiatif individu, toleransi terhadap risiko, integrasi, dukungan manajemen, pengawasan, identifikasi, sistem penghargaan, toleransi terhadap konrlik, dan pola komunikasi.
Penelitian menggunakan pendekatan korelasional dengan melibatkan 97 sampel (responden) yang diambil secara acak sederhana dari 128 populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Rank Spearman dan uji reliabilitas menggunakan Spearman Brown. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan formula Statistika, yakni korelasi Rank Spearman dan t-test yang pengolahannya dilakukan dengan program SPSS versi 12.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa komitmen organisasi tergolong tinggi, budaya organisasi tergolong baik, dan kepuasan kerja tergolong tinggi, Sedangkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komitmen organisasi memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kepuasan kerja, dengan indikasi nilai koefisien korelasi = 0,596. Demikian pula budaya organisasi juga memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kepuasan kerja, dengan indikasi nilai koefisien korelasi = 0,532 Hasil ini memberikan arti bahwa semakin tinggi komitmen organisasi organisasi dan semakin baik kondisi budaya organisasi maka semakin tinggi pula kepuasan kerja pegawai.
Dengan kondisi seperti itu, maka komitmen organisasi pegawai KPP Serang perlu ditingkatkan Iagi dengan cara penyadaran diri yang Iebih ikhlas dan tulus bahwa organisasi (KPP Serang) ada|ah instansi publik yang dapat dijadikan wahana pengabdian kepada bangsa dan negara sehingga eksistensinya perlu dijaga dan dikembangkan secara terus menerus dan otoritas organisasi (Direktorat Jenderal Pajak) memfasilitasi segenap keinginan, harapan dan kebutuhan aktual pegawai sebagai aset organisasi yang tidak ternilai; budaya organisasi pada KPP Serang perlu dikembangkan Iebih Ianjut dengan mengakomodir nilai-nilai budaya organisasi baru yang dipandang dapat memperkaya dan memperkuat budaya organisasi yang sekarang ada; dan dilakukan peneiitian lanjutan dengan metode serupa tetapi dengan obyek penelitian yang Iebih Iuas dan jumlah sampel yang Iebih besar sehingga diperoleh hasil yang dapat memperluas generalisasi hasil penelitian ini.

The quality of human resources at Direktorat Jenderal Pajak is a key factor which determines the achievement of vision, mission, strategy, and targets of Direktorat Jenderal Pajak. Management of human resources must be placed at first priority by improving work satisfaction of employees. This research was purposed to study work satisfaction issues seen through organizational commitment and organizational culture at Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Serang.
Work satisfaction was defined as joy emotional state felt by a person toward his/her work measured by several indicators such as: work, supervisor, colleagues, promotion, and salary. Organizational commitment was defined as individual relative power about belief toward: organizational values, willingness to give to best for organization interests, willingness to keep staying as a member of organization, interested in organizations goals, values, and targets. Whereas organizational culture was defined as basic values and spirit in managing and organizing organization, which measured with indicators: individual initiative, risk tolerance, integration, management support, control, identification, reward system, conflict tolerance, and communication pattern.
This study used correlation approach and 97 respondents obtained from 128 population were participated by deploying simple random sampling technique. Valid and reliable questionnaires were used to collect data. Rank Spearman and Spearman Brown were used as validity and reliability testing. Obtained data then were analyzed with Rank Spearman correlation and t-test assisted with SPSS ver. 12.
Descriptive analysis showed that organizational commitment could be categorized as high, organizational culture as good, and job satisfaction high. Moreover, hypotheses testing proved that organizational commitment had positive and significant relationship with job satisfaction, indicated by coefficient of correlation = 0.5962 Organizational culture also had positive and significant relationship with job satisfaction, indicated by coefficient of correlation = 0.532. This results implied that the higher organizational commitment and organizational culture, the higher job satisfaction.
Based on the findings, organizational commitment of the employees at KPP Serang needs more improvement by revealing self awareness that organization (KPP) is the public institution which could be viewed as a place to give dedication to the nation and country so that its existence needs to be guarded and be developed continuously and organization authority (KPP/DJP) should facilitate all of their willingness, hopes, and actual needs of the employees as invaluable organizational assets; organizational culture of KPP Serang also needs to be developed by accommodating new values of organizational culture which seen could improving and strengthen present organizational culture; further similar researches also needed with broader research object and higher sample size so that the results could have greater generalization than this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Qulbi Khairunisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara iklim organisasi dengan komitmen organisasi pada pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian X. Peneliti menggunakan Organizational Climate Measure (OCM) untuk mengukur iklim organisasi dan Organizational Commitment Scales (OCS) untuk mengukur keterikatan organisasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 63 orang.
Gambaran iklim organisasi dan komitmen organisasi di Kementerian X diketahui cukup positif dan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan (r=.496, p<0.01, 2-tailed) antara iklim organisasi dengan komitmen organisasi pada pegawai negeri sipil (PNS) dalam Kementerian X.

This research aimed to detect the relationship between organizational climate and organizational commitment among government employees in the Ministry of X.The researcher use Organizational Climate Measure (OCM) to quantify organizational climate and Organizational Commitment Scales (OCS) to measure organizational commitment. Sample that used in this research are 63 people.
Description of organizational climate and organizational commitment in the Ministry of X are known quite positive and high. The result of this research indicate that there is positive and significant relationship (r=.496, p<0.01, 2-tailed) between organizational climate and organizational commitment in the Ministry of X.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reksa Anindya
"Organizational Citizenship Behaviour (OCB) adalah perilaku karyawan di mana tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan dengan mengakomodasi tujuan dari produktivitas karyawan individu. OCB diukur berdasarkan pada 5 (lima) dimensi OCB yaitu alturism, conscientiousnes, courtesy, civic virtue, and spotmanship. Komitmen Organisasi sebagai ukuran seberapa jauh tingkat seorang karyawan mengidentifikasikan dirinya pada organisasi serta keterlibatannya didalam suatu organisasi, sesuai dengan definisi tersebut, maka penjabarannya komitmen organisasi diukur berdasarkan tiga indikator yaitu variabel Komitmen Afektif, Komitmen Kontinuan, Komitmen Normatif Kecerdasan Emosi didefinisikan sebagai kemampuan yang tidak hanya mengontrol emosi tapi juga merasakannya. Kercerdasan emosi diukur berdasarkan pada Kompetensi Pribadi dan Kompetensi Sosial.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) karyawan, pengaruh Kecerdasan Emosi terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) karyawan, pengaruh Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Emosi terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) karyawan. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis yang menunjukkan bahwa Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Emosi mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap OCB.
Populasi dari penelitian ini adalah 300 karyawan yang aktif bekerja di Departemen Unit X Kompas Gramedia, sebanyak 10% dari populasi sebagai target sampel, 100 kuesioner kembali dan hanya 80 responden dapat dioleh datanya karena lengkap menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh positif signifikan antara Komitmen Organisasi terhadap OCB. (2) ada pengaruh positif signifikan antara Kecerdasan Emosi terhadap OCB. (3) ada pengaruh yang positif signifikan antara Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Emosi terhadap OCB.

The Effect Between Organizational Commitment And Emotional Quotient To Organizational Citizenship Behaviour Of Employee At Department Unit X In Kompas Gramedia Organizational Citizenship Behaviour (OCB) as the employee behavior in which the purpose is to increase the efficiency of company performances by accomodating the purpose of individual employee productivity. OCB, which is measured based on 5 dimensions : alturism, conscientiousnes, courtesy, civic virtue, and spotmanship. Organizational commitment as a measure of how far the level of an employee identifies himself to the organization and its involvement in an organization, in accordance with the definition. Organizational commitment, which is measured based on 3 dimensions : Affective commitment, Continuance commitment, Normative Commitment. EQ is defined as the power not only to control emotions but to perceive them. EQ, which is measured based on Personal Competence and Social Competence.
The objective of this research is to analyze the effect between Organizational Commitment on Organizational Citizenship Behaviour of employee, the effect between Emotional Quoestient on Organizational Citizenship Behaviour of employee, the effect between Organizational Commitment and Emotional Quoetient on Organizational Citizenship Behaviour of employee Departement Unit X Kompas Gramedia. Multiple regression analysis is used to test hypotheses that Organizational Commitment and Emotional Quoestient are positively significant on OCB.
Population of this research consists of 300 employee, who work at Departemen Unit X Kompas Gramedia. Ten percents of the population is target sample, 100 questionaries are respons and only 80 respondents can be analyzed because they answet the questionnaires completely.
The result shows that 1) Organizational Commitment has an positive effect to OCB. 2) Emotional Quotient has an positive effect to OCB. 3) Organizational Commitment and Emotional Quoetient have an positive effect to OCB.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28975
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan komunikasi terhadap employee engagement di Kementerian Sekretariat Negara. Penelitian ini menggunakan kuesioner budaya organisasi Van den Berg dan Wilderom (2004), Communication Satisfaction Questionnaire (CSQ) (Clampitt dan Downs 1996) untuk mengukur komunikasi, dan employee engagement (Saks, 2006). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif dan regresi berganda. Hasil penelitian dari 302 responden menunjukkan tingkat employee engagement pada Kementerian Sekretariat Negara pada kategori tinggi, termasuk pada dimensi job engagement dan organization engagement.
Hal ini berarti pegawai Kementerian Sekretariat Negara memiliki ikatan baik pada organisasi maupun pekerjaan mereka, merasa bangga pada organisasi, berdedikasi, serta tertarik untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi. Secara umum, budaya organisasi dan komunikasi berpengaruh terhadap employee engagement sebesar 38,6%. Secara lebih spesifik, improvement orientation (dimensi budaya) dan horizontal and informal communication (dimensi komunikasi) memiliki pengaruh signifikan terhadap job engagement. Dan dimensi komunikasi berupa supervisory communication, personal feedback dan horizontal and informal communication memiliki pengaruh signifikan terhadap organization engagement. employee Saran bagi organisasi adalah organisasi perlu memikirkan kembali bagaimana cara dan bentuk penghargaan yang akan diberikan kepada pegawai atas kinerja dan prestasinya.

This study aims to determine the influence of organizational culture and communication on employee engagement in the Ministry of State Secretariat. This study using Van den Berg and Wilderom questionnaire (2004), Communication Satisfaction Questionnaire (CSQ) (Clampitt and Downs (1996) to measure communication, and a questionnaire developed by Saks (2006) to measure employee engagement. Methods of data analysis that been used in this research is descriptive and multiple regression analysis. The results of the 302 respondents indicated the level of employee engagement at the Ministry of the Secretariat of State of the Republic of Indonesi in the high category, including the dimensions of job engagement and organization engagement.
This means that employees of the Ministry of State Secretariat of the Repblic of Indonesia has engagement to both the organization and their work, proud of the organization, dedicated and keep to engage in the activities of the organization. In general, level of the organizational culture and communication influence on employee engagement at 38.6%. Specifically, improvement orientation (the organizational cultural dimension) and horizontal and informal communication (communication dimension) has a significant influence on job engagement. And dimensions of communication in the form of supervisory communication, personal feedback and horizontal and informal communication has a significant influence on the organization engagement. Future studies are recommended to investigate other factors that influence employee engagement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Wicaksono
"Komitmen organisasi pegawai di sektor publik sangat diperlukan, terutama yang bersentuhan dengan pelayanan kepada masyarakat.Saat ini terdapat penilaian yang beredar dimasyarakat terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di indonesia yang masih cukup rendah, khususnya pada pekerja yang bekerja di pemerintahan, atau yang dikenal dengan sebutan pegawai negeri sipil (PNS). Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara motivasi dan iklim komunikasi organisasi dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan menggunakan studi cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dengan status PNS. Jumlah Total populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 143 orang. Berdasarkan hipotesa penelitian mengenai hubungan antara motivasi dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan menggunakan uji korelasi pearson didapatkan nilai korelasi sebesar (r=0,616) yang menyatakan motivasi menunjukkan hubungan yang kuat dengan komitmen organisasi (Sugiyono, 2010) dan nilai signifikansi (p=0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi berhubungan secara signifikan dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan, selanjutnya hipotesa penelitian mengenai hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan didapatkan nilai korelasi sebesar (r=0,523) dan mempunyai nilai signifikansi (p=0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi berhubungan secara signifikan dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan. Dalam analisis multivariat ditemukan bahwa motivasi adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan komitmen organisasi, sementara iklim komunikasi organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi setelah dilakukan uji secara bersama. Dengan tidak signifikannya variabel iklim komunikasi organisasi setelah dilakukan uji secara bersama-sama dengan variabel motivasi bukan berarti variabel iklim komunikasi organisasi ini menjadi tidak penting, namun variabel lain harus dapat menjadi bahan pertimbangan dan dapat diteliti kembali untuk dikombinasikan sehingga menjadi variabel yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi jika di uji secara bersama-sama.

Organizational commitment of employees in the public sector is necessary, especially in contact with public services. Currently, in the community assessment of the quality of human resources (HR) in Indonesia is still low, especially in workers who work in government, or known as civil servants (PNS). This study aims to determine the relationship between motivation and organizational communication climate and organizational commitment Civil Servant of Secretary of The Agency for Development and Empowerment Human Resources of Health using a cross sectional study. The population of this research are all employees of Secretary of The Agency for Development and Empowerment Human Resources of Health with civil servant status. Total population in this study were a total of 143 people. Based on the research hypotheses on the relationship between motivation and organizational commitment using Pearson correlation test obtained correlation value of (r = 0.616), which states the motivation showed a strong relationship with organizational commitment (Sugiyono, 2010) and the value of significance (p = 0.000 ), so it can be concluded that motivation significantly related to organizational commitment, further research hypothesis on the relationship between organizational communication climate and organizational commitment obtained a correlation value of (r = 0.523) and has a significance value ( p = 0.000), so it can be concluded that organizational communication climate significantly related to organizational commitment. In multivariate analysis found that motivation is the most dominant variable related to organizational commitment, while the organizational communication climate does not have a significant effect on organizational commitment after the test together. With no significant climate variables organizational communications after the test together with the variables of motivation not mean organizational communications climate variables is not important, but the other variables must be taken into consideration and be examined again to be combined so that a variable that affects the organizational commitment if tested together."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Adi Pradana
"Mayoritas aliansi strategis yang direncanakan pada akhirnya menghasilkan pemutusan kontrak yang disepakati. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang menentukan tingkat keberhasilan suatu aliansi strategis, salah satunya adalah tingkat kepercayaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana identitas organisasi kolektif dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam aliansi strategis. Dengan meninjau artikel yang dipilih di bawah topik ini, ini menanyakan: sejauh mana identitas organisasi kolektif mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam aliansi strategis? Dalam penelitian ini, saya mengulas 25 artikel peer-review yang diterbitkan dari tahun 1988 - 2019 meliputi identitas organisasi kolektif, kepercayaan pada aliansi strategis dan juga interaksi antar pribadi — dimana terdapat penekanan interaksi antar pribadi dalam membangun kepercayaan di konteks aliansi strategis. Temuan menunjukkan bahwa identitas organisasi kolektif mempengaruhi tingkat kepercayaan melalui teori identifikasi sinyal kepercayaan, keterikatan antarpribadi dan persepsi optimis mitra lain untuk budaya kolektivisik.

The majority of planned strategic alliances eventually result in the termination of an agreed contract. Prior studies have shown that there are factors which determine the success level of a strategic alliance, one of them being trust level. This study aims to understand how collective organizational identity could affect the level of trust in a strategic alliance. By reviewing selected articles under this topic, it asks: to what extent does collective organizational identity affect the level of trust in a strategic alliance? In this research, I reviewed 25 peer-reviewed articles published from the year 1988 – 2019 covering collective organizational identity, trust in a strategic alliance and also interpersonal interaction – where there is an emphasis of interpersonal interaction in trust building under the strategic alliance context. Findings suggest that collective organizational identity affects the level of trust through trust signal identification theory, interpersonal attachments and optimistic perception of other partners for collectivistic culture. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Billyawan Sugiantoro
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan diagnosis budaya organisasi dan kompetensi manajerial. Responden adalah seluruh karyawan PT. Pactoconvex Niagatama. Penelitian ini rnenggunakan konsep Competing Values Framework (Cameron dan Quinn, 2006) dengan kuesioner Organization Culture Assessment Instrument dan Management Skill Assessment Instrument yang kernudian diolah dengan Importance Performance Analysis. Hasil penelitian menemukan bahwa tipe budaya organisasi saat ini didominasi oleh tipe clan dan market, sementara tipe budaya yang diinginkan didominasi oleh tipe clan dan aclnocracy. Hasil lainnya adalah bahwa karyawan rnenilai kornpetensi rnanajerial berada pada posisi "sedang" yang berarti telah cukup rnernuaskan dan kategori kornpetensi yang perlu rnenjadi fokus perbaikan adalah managing team, managing continuous improvement dan managing coordination.

This study aims to diagnose the organization culture and managerial competencies using the Competing Values Framework by Cameron and Quinn (2006). Respondents are whole employees of PT.PactoconveX Niagatama, a professional convention organizer. This study used Organization Culture Assessment Instrument (OCAI) and Management Skill Assessment Instrument (MSAI). By using descriptive analysis and Importance Performance Analysis, the result found that clan culture and market culture are dominant in current situation. Moreover, clan culture and adhocracy culture are the preferred dominant culture. The result also found that employees feel that the score for management skill is "moderate" (satisfying enough). PT.PactoconveX Niagatama should concentrate to make an improvement in some management skill categories: managing team, managing continuous improvement and managing coordination."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Pratama
"Penelitian ini menjelaskan dua variabel, yaitu budaya organisasi dan kinerja pegawai, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai. Variabel budaya organisasi diuji dengan menggunakan 10 dimensi. Variabel kinerja pegawai diuji dengan menggunakan 8 dimensi. Penelitian ini dilakukan di kantor Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah 28 pegawai pada Kantor Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Penelitian ini merupakan cross sectional study, Analisis data yang digunakan adalah korelasi rank spearman dan regresi linear sederhana dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17. Hasil analisis menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

The research explained two variables, the variables were organizational culture and performance employee. The research aims to insvestigate the influence of organizational culture toward performance employee. Variables of organizational culture were assessed using 10 dimensions. Variables of performance employee were assessed using 8 dimensions. The study was conducted at the subdistrict office of Nanggung, district of Bogor. Researched method of this study was quantitative research, data collected through distribution of questionnaires to respondents. The samples of this research 28 employee at subdistrict office of Nanggung, district of Bogor. The study was cross sectional study, data analysis was made by rank Spearman Correlation and Simple Linear Regression with using the help of SPSS version 17. Analysis result show that organizational culture have a positive influence and significant toward performance employee."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Hendrawan Adilukito
"ABSTRAK
The purpose of this thesis is to assess the organization culture and managerial
competencies based on the Competing Values Framework by Cameron and Quinn
(2006). The population is all of the employees of PT. XYZ, a family owned
company and doing business related to exhibition services. This research used
Organization Culture Assessment Instrument (OCAI) as the data analysis
technique to diagnose the dominant orientation of organization based on the core
culture types and Management Skill Assessment Instrument (MSAI) to describe
and obtain description of the management behavior on the job. The results showed
that the dominant organizational cultures in PT XYZ at current condition are
Hierarchy and Market while the Clan culture as the expected culture. For the
assessment of managerial competencies in PT XYZ through a descriptive analysis
and Importance Performance Analysis by Martilla and James (1977), the result
shows that the overall average score of the current condition is in “Average” level
while the expected is in “Good” level. There is only one competency category,
Managing Continuous Improvement, which is considered as the focus of the
improvement and needs immediate improvements.

ABSTRACT
Tujuan dari tesis ini adalah untuk menilai budaya organisasi dan kompetensi
manajerial berdasarkan Competing Values Framework dari Cameron dan Quinn
(2006). Populasi yang dinilai adalah seluruh karyawan PT. XYZ, sebuah
perusahaan keluarga dan melakukan bisnis yang berkaitan dengan jasa pameran.
Penelitian ini menggunakan Organization Culture Assessment Instrument (OCAI)
sebagai teknik analisis data untuk mendiagnosis orientasi dominan organisasi
berdasarkan jenis budaya inti dan Management Skill Assessment Instrument
(MSAI) untuk memperoleh gambaran tentang perilaku manajemen pada
pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi yang dominan
di PT XYZ pada kondisi saat ini adalah Hierarchy dan Market sementara budaya
Clan sebagai budaya yang diharapkan. Untuk asesmen kompetensi manajerial di
PT XYZ melalui analisis deskriptif dan Importance Performance Analysis dari
Martilla dan James (1977), hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata
keseluruhan untuk kondisi saat ini berada di level "Rata-rata" sedangkan yang
diharapkan adalah di level "Baik". Hanya terdapat satu kategori kompetensi,
Mengelola Perbaikan Berkelanjutan (Managing Continuous Improvement), yang
dianggap sebagai fokus perbaikan utama dan membutuhkan perbaikan segera"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>