Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Debora
"Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam upaya melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular yang bersifat terpadu, rutin dan periodik. Saat ini, kunjungan pasien ke Posbindu cukup bervariasi. Namun, faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pasien ke Posbindu belum diidentifikasi dan perlu dilakukan penelitian. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 103 responden yang sudah mengunjungi dan menerima layanan kesehatan dari Posbindu Rawamangun, Cipinang Timur, dan Pisangan Timur, Jakarta Timur. Data berupa hasil wawancara menggunakan kusioner yang diadaptasi dari instrumen SERVQUAL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan, ada atau tidaknya riwayat penyakit, layanan kesehatan yang diberikan dan penampilan kader serta fasilitas yang tersedia tidak memiliki hubungan dengan kunjungan pasien p>0,05 , sedangkan faktor usia menunjukkan hubungan yang bermakna p=0,03 . Selanjutnya, dilakukan analisis multivariat dan diperoleh hasil bahwa pasien dengan usia >50 tahun dengan >1 kunjungan memiliki risiko 2,55 kali lebih besar untuk mengunjungi Posbindu dibandingkan pasien yang berusia 20-50 tahun adjusted OR:2,55; 95 CI: 1,07-6,05.

Pos Binaan Terpadu on non communicable disease Posbindu PTM is a community involvement by doing early detection and monitoring risk factors of non communicable disease which are comprehensive, regular and periodic. Nowadays, patient visit to Posbindu is various enough. However, related factors to patient visit to Posbindu were not identified yet and need to be analyzed. The research design was cross sectional which involved 103 respondents who had visited and received health care service from Posbindu Rawamangun, Cipinang Timur, and Pisangan Timur, East Jakarta. The data were interview results by using questionnaire which was adapted from SERVQUAL instrumen. The result showed that gender, education, occupation, income per month, there is or no disease history, health care service and looking of cadre along with provided facilities factors did not have relation with patient visit p 0.05 , meanwhile age factor showed relation with it p 0.03 . After that, multivariate analysis was done and showed that 50 years old patient with 1 visits has bigger risk 2,55 times to visit Posbindu than 20 50 years old patient adjusted OR 2.55 95 CI 1.07 6.05.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lengkey, Nikita Esther
"Obesitas telah diidentifikasikan sebagai salah satu faktor risiko penyakit tidak menular. Peningkatan berat badan dapat memicu resistensi insulin sehingga dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah di dalam tubuh. Posbindu penyakit tidak menular PTM memiliki peran dalam mendeteksi dini serta memantau faktor risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes mellitus. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi perubahan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes di Posbindu PTM. Perubahan indeks massa tubuh merupakan hasil dari indeks massa tubuh kunjungan kedua dikurangi indeks massa tubuh kunjungan pertama. Yang dimaksud dengan hasil pengukuran gula darah sewaktu yaitu hasil dari kadar gula darah sewaktu kunjungan kedua dikurangi kadar gula darah sewaktu kunjungan pertama.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 47 pasien diabetes yang telah melakukan kunjungan minimal dua kali. Mayoritas subyek penelitian yaitu perempuan 76,6 , dan rata-rata usia 57 tahun 9 tahun. Indeks massa tubuh pada subyek penelitian adalah 25,06 SD 3,541 dan 25,13 SD 3,455 ; atau mengalami overweight. Kadar gula darah sewaktu diperoleh 239,26 SD 125,139 dan 213,15 SD 105,377 ; atau kadarnya >200 mg/dL. Pada uji korelasi Spearman, nilai koefisien korelasi r sebesar -0,100 dan nilai p = 0,504 p > 0,05 . Kesimpulannya, tidak terdapat korelasi antara perubahan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes di Posbindu PTM Binaan KDK FKUI Kayu Putih.

Obesity has been identified as one of the risk factors for non communicable disease. Increased body weight can induce insulin resistance so it can cause increased blood glucose in the body. Non Communicable Disease of Community Health Post KDK FKUI Kayu Putih acts to early detection and monitoring the risk factors of non communicable disease, such as diabetes mellitus.The aim of this study was to investigate the correlation between the changes of body mass index and random blood glucose level in patients with diabetes at community health post of non communicable disease. The changes in body mass index was the results of body mass index in the second visit reduced body mass index in the first visit. The random blood glucose measurements was also defined as the results of random blood glucose level in the second visit reduced random blood glucose level in the first visit.
This study was a cross sectional study, consisted of 47 samples of patient diabetes who had been visited at least twice. The majority of subjects was female 76,6 , and mean age of subjects was 57 9 years. Body mass index of subjects was 25,06 SD 3,541 and 25,13 SD 3,455 or overweight. And, random blood glucose level of subjects was 239,26 SD 125,139 and 213,15 SD 105,377 , which was 200 mg dL. In Spearman rsquo s correlation method, the correlation coefficient r was 0,100 and p value 0,504 p 0,05 . In conclusion, there was no correlation between changes in body mass index and random blood glucose levels in patients with diabetes in community health post of non communicable disease KDK FKUI Kayu Putih.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Nuraini Sulistyaningsih
"Penyakit tidak menular merupakan masalah yang masih menjadi perhatian nasional maupun global. Jika penyakit tidak menular tidak ditangani secara tepat, benar, dan berkelanjutan, akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, dikembangkan model pengendalian penyakit tidak menular melalui Pos Pembinaan Terpadu Posbindu penyakit tidak menular PTM untuk menyelesaikan masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara frekuensi kunjungan Posbindu dengan nilai tengah tekanan darah sistolik dan diastolik. Pada penelitian ini, dilibatkan sebanyak 100 pengunjung Posbindu dengan frekuensi kunjungan antara 1-6 kali. Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui korelasi antara frekuensi kunjungan Posbindu dengan nilai tengah tekanan darah sistolik dan diastolik. Mayoritas pengunjung Posbindu adalah perempuan 80 dengan kelompok usia 46-65 tahun 48 . Dari 100 pengunjung, 39 overweight dan 20 memiliki hipertensi. Melalui uji korelasi Spearman, diketahui bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara frekuensi kunjungan dengan nilai tengah tekanan darah sistolik p = 0,302, r = 0,104 maupun diastolik p = 0,321, r = 0,100. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara frekuensi kunjungan dengan nilai tengah tekanan darah sistolik dan diastolik.

Non communicable diseases are still a national and global disease burden. If the diseases are not handled properly, correctly, and sustained, the diseases will have an impact on national economic growth. To resolve the issue, the government has developed a model of non communicable disease control through community health post. This study aimed to investigate the correlation between frequency of community health post visits to the median of systolic and diastolic blood pressure. About one hundred patients of community health post with the frequency of visits between 1 to 6 times were selected. From 100 patients, 80 were female with the age group of 45 65 years 48 . Furthermore, 39 patients were overweight and 20 had hypertension. Through the Spearman correlation analysis, it is known that there is no significant correlation between the frequency of visits to the median of systolic blood pressure p 0,302, r 0,104 and diastolic blood pressure p 0,321, r 0,100 . In conclusion, there is no correlation between the frequency of visits to the median of systolic and diastolic blood pressure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Anastasia
"Hipertensi atau peningkatan tekanan darah merupakan salah satu faktor risiko utama mortalitas di dunia. Terjadinya hipertensi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu faktor nutrisi dan aktivitas fisik yang jika tidak terkontrol dengan baik dapat memicu terjadinya obesitas. Penatalaksanaan obesitas untuk membantu penanganan hipertensi dapat dilakukan di layanan primer dan penurunan berat badan yang diharapkan seharusnya dapat dipantau oleh kader secara sederhana di Posbindu. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara perubahan indeks massa tubuh dengan tekanan darah pengunjung Posbindu PTM.
Penelitian ini adalah studi potong lintang dengan subyek penelitian terdiri dari 100 pengunjung Posbindu yang telah berkunjung 2 kali. Mayoritas subyek penelitian adalah perempuan 85 dan berusia 46-65 tahun 52. Pasien yang mengalami obesitas sebanyak 28 dan yang mengalami hipertensi sebanyak 15 dilihat dari tekanan sistoliknya dan sebanyak 24 dilihat dari tekanan diastoliknya.
Berdasarkan uji statistik, peningkatan tekanan darah sistolik lebih banyak dialami oleh subyek penelitian dengan indeks massa tubuh yang tidak mengalami kenaikan 62,5. Begitu pula pada peningkatan tekanan darah diastolik yang lebih banyak dialami oleh subyek penelitian dengan indeks massa tubuh yang tidak mengalami kenaikan 60. Melalui uji chi-square, diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara perubahan indeks massa tubuh dengan tekanan darah sistolik p = 0,18 maupun dengan tekanan darah diastolik p = 0,36.

Hypertension is one of the main risk factors of mortality in the world. Hypertension can be caused by various factors, like uncontrolled physical activity and nutrition factor that can lead to obesity. Obesity management can be done by primary health care and Community Health Post should be monitored weight loss. The aim of this study was to determine the association between changes in body mass index with blood pressure in patients of Community Health Post of non communicable disease.
This study is a form of cross sectional study and consisted of 100 subjects with the frequency of visits at least 2 times. The majority of subjects were female 85 with the age group of 46 65 years 52. Futhermore, 28 of patients were obese and 15 had hypertension based on systolic pressure and 24 had hypertension based on diastolic pressure.
Based on statistic test, majority of systolic blood pressure increased were found in subjects with the body mass index that didn't rise 62,5. Similarly, majority of diastolic blood pressure incrceased were also found in subjects with the body mass index that didn't rise 60. Through Chi square test, it is know that there is no significant associated statistically between changes in body mass index with blood pressure in patients of Community Health Post, both systolic blood pressure p 0.18 and diastolic p 0.36.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husda Oktaviannoor
"Diabetes mellitus tipe 2 telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan merupakan penyebab penting dari angka kesakitan, kematian, kecacatan dan kerugian ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Provinsi DKI Jakarta termasuk sepuluh besar penyakit diabetes mellitus tertinggi secara nasional. Posbindu PTM sebagai salah satu program pemerintah dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes mellitus tipe 2 di Posbindu PTM se-Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dari data Surveilans Faktor Risiko PTM Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2017. Sampel yang dianalisis sebesar 12.775 responden dari 12.789 responden berumur ge;15 tahun. Analisis data multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menentukan model prediksi dan faktor potensial dampak yang paling dominan.
Hasil didapatkan proporsi diabetes mellitus sebesar 15,87. Multivariat didapatkan umur ge;45 tahun POR=6,32, 35-44 tahun POR=1,82, 25-34 tahun POR=0,98, jenis kelamin POR=0,63, riwayat DM keluarga POR=4,43, tidak menikah POR=0,49, cerai POR=1,58, tidak bekerja POR=1,93, IRT POR=1,84, pelajar/mahasiswa POR=0,24, kurang aktif POR=1,20, hipertensi POR=1,35, dan obesitas sentral POR=1,29. Faktor risiko yang memberikan dampak paling dominan adalah umur ge;45 tahun dan riwayat DM keluarga, sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi yang memberikan dampak paling dominan adalah obesitas sentral. Model prediksi ini cukup akurat untuk memprediksi diabetes mellitus dengan batas probabilitas sebesar 18. Perlu adanya peningkatan kualitas pelaksanaan Posbindu PTM dari pemerintah serta kesadaran warga DKI Jakarta yang berumur ge;15 tahun untuk pemantauan faktor risiko serta deteksi dini PTM.

Type 2 diabetes mellitus has become a serious public health problem and is an important cause of morbidity, death, disability and economic losses worldwide including Indonesia. The province of DKI Jakarta includes the top ten of the highest diabetes mellitus nationally. Posbindu PTM as one of the government programs in conducting early detection and monitoring of NCD risk factors that are implemented in an integrated, routine, and periodic. This study aims to determine the risk factors associated with diabetes mellitus type 2 in Posbindu PTM throughout DKI Jakarta Province. This research uses cross sectional design from data of Risk Factor Surveilans of NCD Health Office of DKI Jakarta Province 2017. The analyzed sample is 12,775 respondents from 12,789 respondents aged ge 15 years old. Multivariate data analysis using multiple logistic regression test to determine prediction model and the most dominant potential impact factor.
The result obtained proportion of diabetes mellitus equal to 15,87. Multivariate was found to be ge 45 years old POR 6.32, 35 44 years POR 1.82, 25 34 years POR 0.98, sex POR 0.63, history of DM family POR 4.43, unmarried POR 0.49, divorce POR 1.58, not working POR 1.93, IRT POR 1.84, student POR 0.24, less physical activity POR 1.20, hypertension POR 1.35, and central obesity POR 1.29. Risk factors that have the most dominant impact are age ge 45 years and family DM history, while the modifiable factor that gives the most dominant impact is central obesity. This prediction model is accurate enough to predict diabetes mellitus with a probability limit of 18. It is necessary to improve the quality of Posbindu PTM implementation from the government and the awareness of Jakarta citizens aged ge 15 years for monitoring of risk factors and early detection of NCD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septy Zahrawi Kirana
"Posyandu merupakan sebuah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang didirikan sebagai bagian dari strategi pelayanan kesehatan primer yang bertujuan untuk memajukan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan Posyandu aktif di Jakarta Barat tahun 2022, yaitu faktor kader (pendidikan dan insentif), faktor Puskesmas (pendampingan tenaga kesehatan dan pembinaan), faktor masyarakat (pekerjaan ibu dan partisipasi masyarakat) dan faktor pemangku kepentingan (aparat kelurahan dan kelompok sosial). Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan purposive case study di Kecamatan terpilih dan menggunakan data kualitatif yang diperoleh dari focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam serta telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor kader, faktor pekerjaan ibu, pembinaan aparat kelurahan dengan keaktifan Posyandu dan terdapat hubungan antara faktor Puskesmas, faktor partisipasi masyarakat, dukungan kelompok sosial dengan keaktifan Posyandu. Keaktifan Posyandu berdasarkan data Komdat Kemenkes belum  menggambarkan kondisi riil di lapangan, terutama terkait jumlah kader. Pelaksanaan Posyandu di Jakarta Barat mendapat dukungan dari Bidan Praktek Mandiri dan kerjasama dengan kader kesehatan lain seperti kader Dasawisma dan kader Jumantik.

Posyandu (integrated health post) is one of community based primary health care with its goal to improve maternal dan child health in Indonesia. The purpose of this reasearch is to examine factors related to Posyandu’s activity in Jakarta Barat in 2022 including cadre (education dan incentive), Puskesmas (health workers assistance and coaching), community (targeted mother’s employment and community participation), and stakeholder (local government and group’s support). This research is a non experimental research with purposive case study design using qualitative data collected by focus group discussion, in-depth interview and document review. This study showed that cadre’s factor, mother’s employment and local goverments are not related to Posyandu’s  activity, whereas Puskesmas, community participation and group’s support are related to Posyandu’s activity in Jakarta Barat in 2022. Posyandu’s activity data based on Komdat Ministry of Health is not representing the actual condition of Posyandu’s activity mainly in cadre’s criteria. Posyandu in Jakarta Barat has been supported by independent midwives and other health cadres."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Arida Sriyami
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi posbindu.Jenis penelitian studi analiktik yang digunakan deskriptif korelasi dengan jumlah sampel 363 orang. Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan posbindu di Desa Galanggang wilayah kerja Puskesmas Batujajar sebagian responden (66.12%) tidak aktif. Dengan faktor-faktor yang berhubungan diantaranya umur (p value 0.000), pendidikan (p value 0.000), pengetahuan (p value 0.000), sikap (p value 0.000), dukungan (p value 0.000), persepsi jarak (p value 0.000), persepsi biaya (p value 0.000), penilaian individu (p value 0.000). Untuk meningkatkan pemanfaatan pos binaan terpadu lanjut usia maka perlu dibentuk masing-masing 1 posbindu di setiap RW, perlunya koordinasi lintas sektoral untuk penyediaan sarana dan prasarana, reward untuk kader dan membuat jadwal dengan petugas kesehatan lainnya serta Membuat perencanaan program kegiatan lain seperti refreshing lansia, lomba lansia agar lansia tetap berkegiatan aktif, terampil dan produktif.

ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the factors that influence the Posbindu. The kind of analectic research study that was used was correlation descriptive with the number of samples 363 people. The research result was obtained by the utilization of Posbindu in the Galanggang village working region of Puskesmas Batujajar in which most respondents (59%) are not active. With factors that are related such as age (p value 0000), education (p value 0000), knowledge (p value 0000), attitude (p value 0000), support (p value 0000), the perception of distance (p value 0000), the perception of the costs (p value 0000), individual assessment (p value 0000). To increase the utilization of integrated Posbindu for seniors, therefore it needs to be formed respectively 1 Posbindu in every community region, the need of traffic locale coordination to provide utilities and facilities, to reward the pupils and to make a schedule with the other health officers and also to make a program planning of other activities such as seniors refreshing, seniors competition so seniors remain in active activities, skillful and productive."
Universitas Indonesia, 2014
S53455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Kharisma Cahyaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih belum optimal. Pada variabel input, kemampuan dan keterampilan kader Posbindu PTM masih perlu ditingkatkan terutama dalam perhitungan IMT, belum sepenuhnya masyarakat bersedia membayar biaya pemeriksaan faktor risiko PTM, dan ketersediaan sarana dan peralatan yang belum lengkap. Pada variabel proses, tahapan wawancara, pengukuran lingkar perut, dan perhitungan IMT belum dilaksanakan secara rutin di beberapa Posbindu PTM. Pada variabel output, cakupan kegiatan pemeriksaan faktor risiko tekanan darah pada bulan Oktober-Desember tahun 2017 masing-masing sebesar 0,68, 0,58, 0,48 termasuk kategori merah 26. Saran dari penelitian ini antara lain memberikan bimbingan teknis kepada kader, meningkatkan sosialisasi dan advokasi, mengembangkan Posbindu PTM bergerak, melakukan penilaian secara berkala, dan menjalin kemitraan dan kerjasama lintas sektor.

The objective of this research was to evaluate the implementation of NCDs Integrated Development Post program in Cempaka Putih subdistrict Community Health Center in 2018. This research used qualitative descriptive method with in depth interview, observation, and literature review to collect the data. The result of this research shows that the implementation of NCDs Integrated Development Post program in Cempaka Putih subdistrict Community Health Center has not yet been optimized. In the input variables, skills of NCDs Integrated Development Post rsquo s cadres still need to be improved especially in BMI calculation, willingness to fully pay NCDs risk factor examination fee, and availability of incomplete equipment. In the process variables, interview, measurement of abdominal circumference, and calculation of BMI have not been conducted regularly in some NCDs Integrated Development Post. In the output variables, the scopes of examination of risk factor of blood pressure from October to December 2017 were 0.68, 0.58 and 0.48 included in red category 26. The writer suggests conducting technical guidance, improving socialization and advocacy, developing mobile NCDs Integrated Development Post, monitoring of periodic evaluation, and establishing partnership and cross sector collaboration."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Chintia Yessica
"Metabolik sindrom merupakan suatu kondisi dimana tubuh memiliki minimal tiga dari empat gejala berikut: obesitas, hipertrigliseridimia, hipertensi, gula darah puasa yang tinggi, dan kadar HDL rendah. Di era modern ini, banyak orang memiliki pola hidup yang kurang sehat, seperti kurangnya olah raga maupun pola makan yang tidak seimbang, sehingga membuat mereka semakin rentan terhadap gejala-gejala tersebut. Tujuan studi ini adalah untuk mengidentifikasi prevalensi sindrom metabolic dan faktor-faktor terkaitnya, mencakup faktur demografis dan pola hidup, di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Riset ini menggunakan desain cross-sectional dengan masyarakat Kelurahan Kayu Putih sebagai subjek penelitian. Data diambil pada tanggal 20 dan 27 Maret 2011 menggunakan anamnesis, pemeriksaan fisik dan tes penunjang. Data kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan chi-square test berdasarkan kriteria metabolik sindrom ATP III. Terdapat 27(34.6%) orang dari 78 responden mengalami sindrom metabolik. Chi square test menunjukkan hubungan yang signifikan antara sindrom metabolik dengan jenis kelamin (p <0.001), umur (p=0.020), dan pekerjaan (p=0.023). Di sisi lain, faktor-faktor demografis dan pola hidup lainnya tidak menunjukkan hubungan yang berarti. Prevalensi sindrom metabolik di Kelurahan Kayu Putih Jakarta Timur adalah 34.6% dan faktor yang terkait dengan sindrom metabolik adalah jenis kelamin, umur, dan pekerjaan.

Metabolic syndrome is a condition of body which have at least three of this symptoms: abdominal obesity, hypertriglyceridemia, low level of high-density lipoproteins, hypertension, and high fasting plasma glucose level. The aim of this study is to identify the prevalence of metabolic syndrome and other factors including demographical factors and lifestyle factors that are related toit in Kelurahan Kayu Putih, East Jakarta. This research used cross-sectional design with some people living in Kelurahan Kayu Putih as the subjects. The data were taken upon anamnesis, body measurement, physical examination, and supporting tests. The data were analyzed by chi-square testbased on ATP III criteria for metabolic syndrome. The result illustrated that the prevalance of metabolic syndrome was 27(34.6%) people out of 78 respondents Chi square test showed meaningful difference in the prevalence of metabolic syndrome by gender (p <0.001), age (p=0.020), and occupation (p=0.023). In contrast, the test showed that there was no significant difference in other demographical factors and lifestyle. In conclusion, the prevalence of metabolic syndrome at KelurahanKayuPutih, East Jakarta is 34.6% and factors relating to metabolic syndrome is gender, age, and occupation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilina Faradila Cornain
"Obesitas didefinisikan sebagai kondisi meningkatnya berat badan individu akibat penumpukan jaringan lemak berlebih di dalam tubuh. Gaya hidup kurang gerak (sedentary) disertai dengan pola makan yang tidak sehat, turut meningkatkan kemungkinan terjadinya kelebihan gizi dan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi obesitas serta faktor risiko obesitas terkait lainnya, seperti faktor demografik (umur, jenis kelamin, jenjang pendidikan, pekerjaan), dan gaya hidup (merokok, olahraga, konsumsi alkohol).
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dimulai dari bulan April 2011 dengan melakukan anamnesis dan pengukuran antropometri pada penduduk Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Kriteria obesitas yang digunakan adalah kriteria IMT yang dipakai oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Analisis hubungan antara faktor-faktor yang terkait dengan obesitas di studi ini dilakukan melalui uji Chi-square bila syarat terpenuhi. Didapatkanlah prevalensi obesitas di Kelurahan Kayu Putih sebanyak 35.2% dan ditemukanlah hubungan yang bermakna (p=0.043), antara prevalensi obesitas dan tingkat pendidikan responden sementara faktor-faktor yang lain tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan obesitas.

Obesity, a condition of excessive accumulation of body fat beyond physical requirements and skeletal limitation, has now become a public health concern. The condition of having a sedentary lifestyle where physical exercise is lacking and a healthy-balanced diet are neglected, increases the possibility of being overweight and obese. The aim of this study is to identify the prevalence of obesity and its related factors, such as demographical factors (age, gender, level of education, occupation) and lifestyle (smoking, physical activity, and alcohol consumption).
Starting from April 2011, this cross sectional research design was done by performing history taking and anthropometry measurements to the citizens. The criteria of obesity are based on the Body Mass Index (BMI) classification used by Indonesia's Ministry of Health. Analysis of the related risk factors with obesity is done using the Chi-square test, when the required conditions are met. The prevalence of obesity in Kelurahan Kayu Putih was 35.2%. Chi square analysis showed a significant relationship (p=0.043), between the prevalence of obesity and the respondents? level of education; whereas, other factors did not.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>