Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maela Holipah
"Kepatuhan perawat dalam pelaksanan Surgical Safety Checklist Patient SSCP yang dinilai masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap dengan kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan SSCP di kamar bedah RS dr. Suyoto Pusrehab Kemhan Republik Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif analitik. Teknik pengambilan sampel, total sampling. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara sikap dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SSCP dengan uji T Independent dan didapatkan nilai p=0,078 atau >p-value p-value sebesar 0,05 . Nilai rata-rata kepatuhan perawat dengan sikap kurang baik adalah 8,38 dengan standard deviasi 5,805, sedangkan perawat yang memiliki sikap baik nilai rata-rata kepatuhannya adalah 12,86 dengan standard deviasi 2,268. Instrumen penelitian yang digunakan diadopsi dari Safety Attitudes Questionnaire ndash;Operating Room version SAQ ndash;OR , dan lembar observasi pelaksanaan SSCP dari WHO. Penelitian ini merekomendasikan perlunya upaya peningkatan pengetahuan perawat terkait SSCP di kamar bedah.

The compliance of nurses in conducted of SSCP was still considered low. This study aimed to determine the relationship with adherence nurse attitude towards the implementation of the SSCP in the operating room dr. Suyoto Rehabilitation Center of the Ministry of Defence of the Republic of Indonesia. The study design used is descriptive approach analitic, the sampling technique is total sampling. The data obtained were analyzed by univariate and bivariate. The results showed no significant difference between the attitude of the compliance of nurses in the implementation of the SSCP with Independent T test and p value 0.078 or p value p value of 0.05. With an average value of compliance nurse who has a poor attitude toward patient safety culture is 8.38 with a standard deviation of 5.805, while the nurses who have a good attitude average value of compliance is 12.86 with a standard deviation of 2.268. The research instrument used was a questionnaire that was adopted from the Safety Attitudes Questionnaire Operating Room version SAQ OR, and the observation sheet SSCP implementation of WHO. This study is recommended that importance to increase nursing knowledge about SSCP in operating teather.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Hariyani
"Dokumentasi keperawatan yang berkualitas harus faktual,akurat, lengkap, dan terorganisasi. Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan di Indonesia pada umumnya masih manual dan jauh dari ideal, salah satunya yaitu kurang lengkapnya dokumentasi asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan SIMPRO terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. Desain penelitian pre eksperiment dengan rancangan pre dan post test without control dengan sampel 43 dokumen dan 10 perawat.
Hasil penelitian dengan Wilcoxon test menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antara kelengkapan dokumentasi sebelum dan sesudah penggunaan sistem informasi (p = 0,0001) dan dengan Korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan persepsi perawat tentang komponen komputer (p = 0,005), kemudahan dan kemanfaatan dokumentasi berbasis komputer (p = 0,034) dengan kelengkapan dokumentasi setelah penerapan sistem informasi.
Perbedaan ini menunjukkan dokumentasi keperawatan berbasis sistem informasi berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk solusi masalah ketidaklengkapan dokumentasi keperawatan.

Quality of nursing documentation requires factual, accurate, complete,and organized. Generally, nursing documentation system in Indonesia is done manually and still far from ideal, one of them lack of completeness documentation. This study is aimed to identify the influence the SIMPRO to completeness nursing documentation. This is pre experiment study with pre and post-test without control where 43 documents and 10 nurses involved in the study.
Wilcoxon test were used to analyze the data, and the result shows that there is significant different in completeness nursing documentation before and after using information system (p = 0,0001) and the Spearman Correlation shows there were relationship nurse's perception of computer components (p = 0.005), the computer-based documentation (p = 0.034) to completeness nursing documentation after using information system.
Conclusion: the finding of this study showed that the use of information system gave influence to completeness nursing documentation. The results of the research could be used to base the development of hospital information management system at the discretion of the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S62813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunia Tiara Sina
"Seksio sesarea merupakan operasi kebidanan terbanyak di RS dr.Suyoto pada tahun 2012 sampai 2014 dengan proporsi 48% dengan indikasi adalah bekas seksio sesarea yaitu sebesar 26,20% kasus. Hasil wawancara diketahui belum adanya clinical pathway seksio sesarea dengan indikasi bekas seksio sesarea di RS dr.Suyoto PUSREHAB KEMHAN. Clinical pathway merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk peningkatan mutu pelayanan, keamanan dan efisiensi pembiayaan. Penilitian ini dilakukan dengan riset operasional deskriptif analitik yang mengidentifikasi aktifitas perjalanan pasien mulai dari karakteristik, administrasi, pra operasi, operasi, pasca operasi, dan outcome pembedahan seksio sesarea.
Hasil penelitian didapatkan variasi gambaran karakeristik, aktifitas administrasi, pra operasi, operasi, paska operasi, dan outcome pembedahan seksio sesarea. Berdasarkan hasil penelitian disusun desain awal clinical pathway seksio sesarea dengan indikasi bekas seksio sesarea.

Caesarean section is the most surgery of obstetric in dr.Suyoto from 2012 to 2014 with the proportion of 48%. Indication majority of 48% of cases cesarean section is previous cesarean section that is 26,20% of cases. Result of interviews, it has not been any clinical pathway of cesarean section with the indication previous cesarean section in dr.Suyoto PUSREHAB KEMHAN hospital. Clinical pathway is one of the instruments that can be used for improvement of service quality, safety and efficiency of financing. This research is done with descriptive analytical operational research to identify activities from the characteristics of patient journey, administration, presurgery, surgery, post-surgery, and surgical outcomes caesarean section.
The results showed variations in the characteristics, administrative activities, pre-surgery, surgery, post-surgery, and surgical outcomes caesarean section with the indications for cesarean section.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Muhdlor
"Risiko cedera jarum suntik dan benda tajam pada perawat cukup tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan pasca pajanan cedera tertusuk jarum. Desain penelitan menggunakan deskriptif, teknik sampling yang digunakan adalah propotional randam sampling yaitu sampel yang diambil adalah menentukan anggota sampel dengan mengambil wakil dari tiap kelompok yang ada dalam populasi secara acak berjumlah 107 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah teori dari ANA (2002), RACGP (2011) berjumlah 30 soal yang telah dimodifikasi dengan (Chrowbach Alpha = 0,934, r hitung 0,430 -0,657).
Hasil penelitian tingkat pengetahuan pencegahan buruk yaitu 60,7%, tingkat pengetahuan penatalaksanaan pascapajanan baik adalah 51,4 % dan angka tertusuk jarum tinggi 41,3% dalam kurun waktu 15 tahun. Implikasi penelitian ini adalah perlunya pengetahuan perawat yang baik tentang pencegahan dan penatalaksanaan pascapajanan cedera jarum suntik guna melindungi diri dari cedera jarum suntik, saran hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan pembuatan SOP tentang pencegahan dan penatalaksanaan pasca pajanan di RS dr Suyoto.

The risk of needlestick injuries.on the nurses? knowledge about prevention and management of post-exposure injury syringe. This study used descriptive design, sampling technique used is proportional sampling with 107 samples. Instrument used based on the theory of ANA (2002), RACGP (2011) amounted to 30 questions that have been modified (Chrowbach Alpha = 0.934, r count 0.430 - 0.657). Data were analyzed frequency distribution and percentage is resulted in frequency and percentage.
Results showed that prevention level was high (39.3%), the knowledge of the management of post-exposure was 51.4% and the number of high needlestick injury was also 41.3% within 15 years. The implication of this research is nurses need to have a good knowledge about prevention and intervention of post exposure needle stick injury to protect from needle stick injury. The recommendation of this research used as reference for SOP making about prevention and intervention of post exposure needlestick injury at hospital Suyoto.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurchahyono Budi Kurniawan
"Rumah sakit di lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemhan) menjadi salah satu elemen penting. Kesiapan Rumah Sakit di lingkungan Kementerian Pertahanan harus senantiasa diperhatikan, ditingkatkan dan dimutakhirkan untuk mampu merespon dinamika yang semakin berkembang. Ini selaras dengan kebijakan rencana pembangunan negara dalam konteks perkuatan ketahanan ekonomi, pengurangan kesenjangan, peningkatan sumber daya manusia dan daya saingnya, pengembangan pelayanan dasar, meningkatkan ketahanan bencana dan memperkuat stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan. Pandemi Covid-19 telah memicu berbagai perubahan di sektor kesehatan secara global. Indonesia pun dituntut untuk mampu beradaptasi sehingga kemandirian dan ketahanan sektor kesehatan dapat meningkat. pandemi Covid-19 ini juga menjadi pemantik bagi seluruh sektor untuk meningkatkan kemampuan ketahanan kesehatan bangsa Indonesia. Dihadapkan dengan tantangan ke depan yang ada maka diperlukan sebuah rumah sakit yang dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya pandemi serupa di masa yang akan datang. Oleh sebab itu untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan pengembangan rumah sakit yang ada. Aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada pelaksanaan pembangunan gedung Rumah Sakit dr. Suyoto tahap 1 di Kementerian Pertahanan RI merupakan hal yang sangat penting. Waktu pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh sebab itu untuk mendukung hal tersebut maka penerapan beberapa program K3L merupakan hal yang mutlak dilakukan. Tentunya pelaksanaan pembangunannya menerapkan Aspek Kode Etik Insinyur dan Profesionalisme dalam rangka membuat suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab serta berpijak pada prinsip-prinsip perilaku etis dan standar integritas tertinggi.

Hospitals within the Ministry of Defense (Kemhan) are one of the essential elements. Hospital readiness within the Ministry of Defense must always be considered, improved, and updated to respond to the growing dynamics. It aligns with the country's development plan policy to strengthen economic resilience, reduce inequality, increase human resources and competitiveness, develop essential services, increase disaster resilience, and enhance political, legal, defense, and security stability. The Covid-19 pandemic has triggered various changes in the health sector globally. Indonesia is also required to adapt so that the independence and resilience of the health sector can increase. The Covid-19 pandemic is also a trigger for all sectors to improve the health security capabilities of the Indonesian nation. Faced with the challenges ahead, it needs a hospital that can anticipate the possibility of a similar pandemic occurring in the future. In implementing the construction of the Hospital building dr. Suyoto Phase 1 at the Indonesian Ministry of Defense aspects of Health, Safety and Environmental (HSE) is essential. The time of implementation of the work must be following a predetermined schedule. Therefore, implementing several HSE programs is an absolute must to support this. Of course, the performance of its development applies aspects of the Engineer's Code of Ethics and Professionalism to do a job that can be carried out responsibly and adequately and is based on the principles of ethical behavior and integrity standards highest. Therefore, to answer these challenges, it is necessary to develop existing hospitals."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Maryam
"ABSTRAK
Penelitian ini dengan jenis deskriptif korelatif dengan pendekatan cross seksional ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran “Hubungan penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana dengan kepuasan pasien di Irna Bedah dan Medik RSU Dr. Soetomo Surabaya”. Populasi penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Irna Bedah dan Medik RSU Dr. Soetomo Surabaya berjumlah 112
responden berdasarkan rumus uji beda proporsi. Analisis data menggunakan langkah-langkah univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menggambarkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perhatian pada rupa dan nama obat (p=0,633), pengendalian cairan elektrolit pekat (p=0,803), kebersihan tangan (p=0,298), pencegahan salah sambung slang (0,153), dan kepastian tindakan yang benar pada sisi yang benar (p=0,056) dengan
kepuasan pasien. Terdapat hubungan yang bermakna antara identifikasi pasien (p=0,001), komunikasi saat operan (p=0,024), injeksi (p=0,030), dan akurasi ketepatan pemberian obat (p=0,000) dengan kepuasan pasien. Faktor yang paling berhubungan pada penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat dengan
kepuasan pasien adalah akurasi ketepatan pemberian obat (p=0,000 O R=34,818 CI 95% 4,819-224,870). Usulan penelitian selanjutnya diantaranya merekomendasikan untuk penelitian lanjutan yang bertujuan menggali lebih dalam penerapan program keselamatan pasien di rumah sakit.

ABSTRACT
This research is merely a descriptive correlative design with a cross sectional approach which has purposed to identify “The relationship between Patient Safety Implementation conducted by Nurses and Patient’s Satisfaction at Irna Medical and Surgical at RSU Dr.Soetomo Surabaya”. The population of this research was patient, who stayed at Irna Surgical and Medical ward at RSU Dr.Soetomo Surabaya. A hundred and twelve respondents were involved in the study. The
univariat, bivariat and multivariat were used to analyze the data. The results revealed that there are no significant correlation between color and names of the drugs, control of concentrated electrolyte solution, hand hygiene, prevention of catheter and tubing mis-connections, and ensuring the correct procedure on correct body location site with patient’s satisfaction. There is a significant
correlation between patient identification, communication during patient hand overs, single use of injection devices, and drug accuracy and patient’s satisfaction. The most correlating factor in applying patient safety intervention conducted by nurses toward patient’s satisfaction is drug accuracy. Further, recommendation is directed to have further research in order to explore deeper on the implementation of patient safety program.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Mahawati Nuryadi
"Seksio Sesaria merupakan prosedur rutin yang sering dilakukan di bidang obstetri. Tingginya angka seksio sesaria di RSAU dr. Esnawan Antariksa (80%) dibandingkan dengan tandar WHO (15%), dapat berdampak terhadap luaran pasien, khususnya meningkatkan peluang terjadinya infeksi dan lama rawat. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan kelengkapan pengisian Surical Safety Checklist (SSC) pada seksio sesaria terhadap Infeksi Luka Operasi (ILO) pasca seksio sesaria. Karakterisik demografis dan klinik diperoleh dari rekam medis. Pasien yang dilakukan seksio sesaria diikuti sampai 30 hari dan ditelusuri terjadinya ILO. Desain penelitian ini berupa kuantitatif kohort retrospektif, hubungan dianalisis dengan regresi logistik. Ditemukan bahwa kejadian ILO pasca SC sebesar 3,2% (31 pasien). Kelengkapan pengisian SSC mayoritas sudah lengkap (n=978). Kelengkapan pengisian SSC fase sign in, time out dan sign out yaitu 92,1%, 82,2% dan 92,4%. Tidak terdapat hubungan antara kelengkapan pengisian SSC fase sign in dan time out dengan ILO pasca seksio sesaria serta terdapat hubungan berlawanan arah yang signifikan secara statistik antara kelengkapan SSC fase sign out, dengan ILO (P=0,026). Kesimpulannya mayoritas kelengkapan pengisian SSC di RSAU dr. Esnawan Antariksa sudah lengkap, ada hubungan berlawanan arah antara kelengkapan pengisian SSC fase sign out pada seksio sesaria dengan ILO di RSAU dr. Esnawan Antariksa.

Caesarean section is an routine obstetrics procedure. Number of cesarean sections at RSAU dr. Esnawan Antariksa (80%) was higher than WHO standard (15%).That phenomena impact to patient outcomes, particularly increasing the probability of infection and length of stay. The purpose of This study purposes to find correlation between the completeness of the Surical Safety Checklist (SSC) and surgical site infection (SSI) after cesarean section. Patients who underwent cesarean section were followed up for 30 days and traced SSI. This was retrospective quantitative cohort study. We found SSI prevalence was 3.2% (31 patients). The majority of SSC completion were complete (n=978). The completeness of filling in SSC phases of sign in, time out and sign out are 92.1%, 82.2% and 92.4%. There was no association between the completeness of the SSC filling in the sign-in and time-out phases with SSI following cesarean section and there was a statistically significant opposite correlation between the completeness of the SSC in the sign-out phase and SSI (P=0.026). In conclusion, although the majority of the completeness of SSC filling in RSAU dr. Esnawan Antariksa was complete, and there was opposite association between the completeness of filling out the SSC in the sign out phase, SSC recommended used as maintenance patient safety quality standar."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Ice Hendriani
"No blaming culture merupakan bagian dari budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan no blaming culture dengan pelaksanaan keselamatan pasien oleh perawat di instalasi rawat inap, RSUP Fatmawati Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan design deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 152 perawat, pemilihan sampel dilakukan dengan consecutive sampling.
Instrumen penelitian terdiri dari 3 bagian kuisioner yaitu kuisoner data demografi, kuisioner no blaming culture dan kuisioner pelaksanaan keselamatan pasien. Analisis data menggunakan uji chi-square, yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara no blaming culture dengan pelaksanaan keselamatan pasien oleh perawat di rumah sakit (p=0,003, CI: 1,376-5, 118).
Penelitian ini merekomendasikan penerapan no blaming culture di RS dan diharapkan penelitian selanjutnya akan mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan pelaporan kesalahan oleh di RS.

No blaming culture is a part of patient safety culture. This study aims to determine the relationship of no blaming culture with patient safety implementation by nurses at inpatient installation in Fatmawati Hospital Jakarta. This study uses descriptive correlation design withcross-sectional. Sample was 152 nurses, which is selected by consecutive sampling.
This study uses 3 questionnaire namely demographic questionnaire, patient safety implementation questionnaire and no blaming culture questionaire. This study showed there was significant correlation between no blaming culture with patient safety implementation by nurses in hospitals (p = 0.003, CI 1,376-5,118).
This study recommended the implementation of ~uu blaming culture in hospital to increase patient safety and for further research it is expected to identify the way to improve error reporting by nurse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Sriningsih
"Pelaksanaan monitoring sangat penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang bermutu dan aman. Penerapan sasaran keselamatan pasien merupakan suatu proses asuhan keperawatan yang aman dengan menghindari, mencegah terjadinya KTD. Penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pelaksanaan monitoring keselamatan pasien yang dipersepsikan oleh kepala ruangan dan ketua tim dengan penerapan sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSK Sitanala Tangerang. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian 11 kepala ruangan, 22 ketua tim dan 66 perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSK Sitanala Tangerang.
Hasil membuktikan pelaksanaan monitoring keselamatan pasien terdapat hubungan yang bermakna dengan penerapan sasaran keselamatan pasien (p=0.005) nilai OR 13.3 (95% CI 2.08;84.99) berarti pelaksanaan monitoring keselamatan pasien yang dipersepsikan baik berpeluang 13.3 kali perawat menerapkan sasaran keselamatan pasien dengan baik dibandingkan dengan pelaksanaan monitoring yang kurang baik. Terutama pada tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi (p < 0.05), dengan faktor yang paling berpengaruh adalah tahap pelaksanaan monitoring (p = 0.026) nilai OR 0.115 (95% CI 0.017 ; 0.776). Rekomendasi Kepala ruangan perlu meningkatkan fungsi pengendalian dengan melaksanakan program monitoring keselamatan pasien secara terus menerus oleh kepala ruangan dengan penerapan sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana.

Implementation of monitoring is very important in realizing a qualified and safe nursing service. Implementation of patient safety goals is a process of safe nursing care to avoid and prevent unwanted incidents. The purpose of this study was to identify the relationship of monitoring patient safety perceived by the room chief and team leader with the implementation of patient safety goals on operative nurses in the inpatient care facility of RS. This applied quantitative research design with cross-sectional approach. Sample of this research includes 11 room chiefs, 22 team leaders, and 66 executive nurses in the inpatient care facility of RSK SitanalaTangerang.
Results showed that implementation of monitoring patient safety related significantly to the implementation of patient safety goals (p = 0.005). Meanwhile, the OR values13.3 (95% CI 2:08; 84.99) implied that implementation of well monitoring patient safety had an opportunity 13.3 times higher for the nurse well implementing patient safety goals than implementation of poorly monitoring, especially in the actuating and evaluation stages (P <0.05), with the most influential factor of monitoring stage (p = 0.026, OR value 0.115 (95% CI 0.017; 0776)). It is recommended for the room chief to improve the function of control by continuous implementation of monitoring patient safety program and implemention of patient safety goal by nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Sari Kusumawati
"Budaya keselamatan memiliki peran penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien. Masih ditemui masalah terkait budaya keselamatan pasien dan sikap pelaporan insiden keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien dapat berhubungan dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian Cross Sectional menggunakan cluster sampling ini dilakukan dengan pengisian kuesioner yang melibatkan 400 perawat di tiga rumah sakit umum daerah di tiga kabupaten Derah Istimewa Yogyakarta.
Hasil didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien p=0,005 . Hasil regresi linear menunjukkan variabel yang paling mempengaruhi sikap pelaporan secara berurutan yaitu jabatan, budaya keselamatan pasien, level kompetensi, masa kerja, dan usia perawat R2=0,892.
Kesimpulan adalah bahwa budaya keselamatan pasien memiliki peran penting terkait sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien, upaya untuk memperkuat budaya keselamatan pasien dapat memperbaiki sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.
Rekomendasi yang diberikan yaitu perbaikan pengaturan staf di rumah sakit, penyelenggaraan pelatihan atau diskusi rutin sebagai tindak lanjut dari pelaporan insiden, menghilangkan budaya menyalahkan terkait pelaporan insiden, memberikan apresiasi kepada perawat yang bersedia melaporkan insiden, menumbuhkan budaya saling mendukung antar perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.

Safety culture has important role in realizing a safe nursing service for patients. Problems related to patient safety culture and patient safety incident reporting are still encountered. The safety culture of the patient may relate to the nurse 39 s attitude in incident reporting. This study aims to determine the relationship of patient safety culture with the attitude of the nurses in reporting patient 39 s safety incidents. Cross sectional study using cluster sampling was conducted by filling a questionnaire involving 400 nurses at three regional public hospitals in three districts in the province of Yogyakarta special region.
The result shows that there is a significant correlation between patient safety culture and nurse attitude in reporting patient 39 s safety incident p 0,005 . Linier regression result shows consecutively that their position, patient safety culture, level of competence, year of service and age affect their attitude in reporting an accident R2 0,892.
The conclusion is that the patient safety culture has an important role in the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident, efforts to strengthen the patient 39 s safety culture could improve the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident.
Recommendations include improvements in hospital staffing, regular training or regular discussions as a follow up to incident reporting, eliminating a culture of incident reporting error, giving appreciation to nurses willing to report incidents, fostering a mutually supportive culture among nurses in reporting patient safety incidents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>