Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmadana Aprianggi
"Studi ini membahas mengenai kepemilikan asuransi kesehatan dengan
menggunakan data primer dari karyawan PT BRIngin Sejahtera Makmur periode
April 2011 yang mencakup 56 responden. Hasil analisis menemukan bahwa dari
56 responden, terdapat 28,6% atau sebanyak 16 karyawan yang memiliki asuransi
kesehatan individu dan yang tidak memiliki asuransi kesehatan individu ada
sebesar 71,4% atau sebanyak 40 orang. Hasil analisis juga menemukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerja, penghasilan, promosi,
dan pandangan terhadap risiko sakit dengan kepemilikan asuransi kesehatan pada
karyawan PT BRIngin Sejahtera Makmur periode April 2011. Tidak ditemukan
hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan dan masalah kesehatan dengan karyawan PT BRIngin Sejahtera
Makmur periode April 2011.

This study estimates the individual health insurance ownership, using the
primary data from PT BRIngin Sejahtera Makmur period of April 2011 that
covers 56 respondents. The results confirmed that from 56 respondents, about
28,6% or 16 workers have individual health insurance, and workers who don’t
have individual health insurance are about 71,4% or 40 persons. The results also
showed that there are significant relationship among workers status, income,
promotion, and risk of sickness perception with individual health insurance
ownership of PT BRIngin Sejahtera Makmur’s workers period of April 2011.
While age, gender, marital status, education, and health problems, in individual
health insurance ownership of PT BRIngin Sejahtera Makmur period of April
2011, were not significant statistically at P value < 0,05.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Relita Lelis Meiliyawati
"Kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi semakin meningkat sehingga menyebabkan permohonan terhadap pengajuan polis asuransi juga meningkat. Oleh karena itu perusahaan asuransi dituntut untuk memberikan pelayanan yang profesional. PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera sebagai salah satu perusahaan asuransi yang memiliki banyak peserta asuransi sehingga semakin banyak permintaan penerbitan polis khususnya pada asuransi kesehatan kumpulan. Namun dari banyaknya permintaan penerbitan polis yang ada, masih ditemukan proses penerbitan yang tidak tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerbitan polis asuransi kesehatan kumpulan di PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan studi kualitatif, metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan cara wawancara mendalam (indepth interview) terhadap Seksi Analisa Bisnis & Underwriting divisi bisnis kumpulan PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera serta dilengkapi beberapa data sekunder untuk mendukung hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor internal (SDM, SOP, Peralatan/Mesin) dan faktor eksternal (Kelengkapan Data & Dokumen) sangat berpengaruh pada ketepatan dan keterlambatan penerbitan polis asuransi kesehatan kumpulan di PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera tahun 2012. Hasil penelitian menyarankan perlu ditingkatkan kualitas SDM, kinerja dan sistem informasi yang ada.

Public awareness has increased insurance causing a plea for filing insurance also increased. Therefore, insurance companies are required to provide professional services. PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera as one of the insurance companies that have many participants so that more and more demand for insurance policies issued specifically on health insurance bundles. But from the number of requests the issuance of an existing policy, still found the process of publishing an ill-timed. This study aims to describe a collection of health insurance policies issued at the PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera in 2012.
This study uses a qualitative study, data collection method used is by way of in-depth interviews to Section Analysis Business & Underwriting business division set PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera and include some secondary data to support the research.
The results show that internal factors (HR, SOP, Equipment / Machinery) and external factors (Completeness of Data & Document) is very influential in accuracy and delay the issuance of a health insurance policy set in PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera in 2012. The results suggest the need to improve the quality of human resources, performance and system information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S44896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Zubair
"The goal of research is to know the relation between compensation, work performance with workers product at Asuransi Bringin Sejahtera Arta Makmur. Population is all workers at the company. which have 62 respondents. The technique of collecting data use primary data within questioner distributed to the each of respondent, an the instrument of analyzing that is used in this research is correlation test. The test has been used to see the whether or not there is a relation between variable compensation, work performance and workers products. Mean while, the method for this research is "Rank Spearman Correlation Coefficient".
Generally, the result of this research explains that compensation system at PT Asuransi Bringin Sejahtera Arta Makmur has a positive relation with the workers product in compare to the relation of workers performance with worker product of PT Asuransi Bringin Sejahtera Arta Makmur. And in the fact, either the compensation has a positive relation with the worker performance even a little.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Aulia
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsafira
"Skripsi ini membahas pengembangan strategi pemasaran asuransi kesehatan kumpulan PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi deskriptif. Hasil dari penelitian didapatkan dua strategi pemasaran, yaitu strategi pengembangan produk dan strategi penetrasi pasar. Berdasarkan strategi tersebut, alternatif strategi yang dapat digunakan adalah memperluas lini produk, meniru strategi pesaing, mengalihkan sebagian pelanggan milik kompetitor, menggarap pasar non pengguna, dan meyakinkan pelanggan yang ada untuk menggunakan lebih.

This research explained about the development of marketing strategy on group health insurance product at PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera. This research used qualitative method with descriptive design study. Results of the research showed two marketing strategies, the strategy of product development and market penetration strategy. Based on this strategy, alternative strategies that can be used are expanding product line, imitating the strategy of competitors, divert some customer-owned competitors, the market use non-users, and convince existing customers to use more."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoseph Indrayana
"Seorang praktisi asuransi di Indonesia pernah mengatakan bahwa bisnis asuransi kesehatan adalah bisnis cash flow semata. Maksudnya adalah apabila kita terjun dalarn bisnis tersebut, kita harus siap bekerja ekstra keras dengan memperoleh keuntungan yang relatif kecil atau bahkan mengalami kerugian.
Pendapat tersebut senada dengan pendapat Drs. K. Iskandar, M.Sc., MBA, HIA, MHP, FSAI. Dalam salah satu cerarnahnya, beliau mengatakan bahwa tidak ada perusahaan asuransi komersial yang menjadi besar karena menjual asuransi kesehatan, bahkan sebaliknya banyak yang "gulung tikar". Narnun perusahaan asuransi akan lebih dikenal dan populer setelah terjun kedalarn bisnis asuransi kesehatan sehingga akan lebih mudah dalam menjual produkproduk lainnya.
Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa bisnis asuransi kesehatan merupakan bisnis yang penuh risiko dan dapat menyebabkan kerugian apabila tidak ditangani secara hatihati. Karya akhir ini membahas perhitungan premi asuransi kesehatan dengan cara Manual (Manually Rated Groups/ MRG) dengan terlebih dahulu membentuk Tabel Morbidita sebagai manual berdasarkan data pertanggungan asuransi kesehatan kumpulan di PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA (BRingin Life). Tabel tersebut kemudian menjadi dasar perhitungan premi asuransi kesehatan kumpulan yang selanjutnya akan dibandingkan dengan premi asuransi kesehatan kumpulan yang diperoleh dengan menggunakan asumsi-asumsi yang selama ini digunakan. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memperbaiki asumsi aktuaris perusahaan tersebut sehingga dapat diperoleh tarip premi yang lebih kompetitif namun tetap meminimalisasi risiko dan dapat memuaskan semua pihak yarig berkepentingan.
Selain daripada itu, karena perhitungan premi berdasarkan data dari pengalaman perusahaan asuransi itu sendiri yang mencerminkan kekuatan dan kelemahan sendiri baik dari segi underwriting (penutupan dan klaim), pelayanan nasabah maupun sistem kontrol biaya (cost control system), diharapkan pengaruh tarip premi perusahaan asuransi pesaing dapat lebih ditekan atau bahkan dihilangkan sehingga berapapun premi yang ditawarkan perusahaan asuransi pesaing tidak dapat mempengaruhi besarnya premi netto BRingin Life."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imarotun Nisaa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan Divisi Layanan Bisnis Syariah PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera. Untuk mengukur variabel motivasi kerja digunakan 5 (lima) indikator dari "motivator factor Herzberg", sedangkan variabel kepuasan kerja diukur dengan menggunakan 20 indikator dari "The Minnesota Satisfaction Questionnaire". Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif. Data dikumpulkan melalui survey dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sample yang diambil sama banyaknya dengan jumlah populasi penelitian yaitu sebanyak 30 orang karyawan. Untuk mengukur kekuatan hubungan antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja digunakan korelasi Spearman-Rho. Hasil penelitian menunjukan bahwa antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan Divisi Layanan Bisnis Syariah PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera.terdapat hubungan yang positif dengan kekuatan hubungan ditampilkan sedang. Hasil penelitian menyarankan bahwa pihak perusahaan hendaknya memperhatikan dan memperbaiki beberapa indikator yang masih dirasa kurang baik oleh karyawan.

ABSTRACT
This study focused to know the correlation between work motivation with work satisfaction at Syariah Business Division employee in PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera. This research use 5 (five) indicators from "Herzberg motivation factors" for work motivation, and use 20 (twenty) indicators from "The Minnesota Satisfaction Questionnaire" for work satisfaction. This research is quantitative explanative interpretive. The data were collected by survey, namely use questionaire. Because population only amounting to 30 people, hence level of sample is equal with level of population. To check relation between variable work motivation with work satisfaction, used by Correlation of Spearman-Rho. The result revealed that between work motivation with work satisfaction at Syariah Business Division employee in PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera there are a relation which are positive and presented is middle. The researcher suggest that company should improve several things which there is still less."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S9779
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diana Rosa
"Penerapan praktek Good Corporate Governance (GCG), merupakan suatu pola hubungan yang baik dan efektif antara dewan komisaris, dewan direksi, dan manajemen perusahaan dalam menciptakan peningkatan nilai pemegang saham. Atau dengan kata lain penyelenggaraan mekanisme GCG yang baik dan konsisten. sesungguhnya perlu didukung oleh tim direksi, manajemen, dan karyawan yang profesional dan berkualitas agar pengelolaan perusahaan dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan kepentingan pihakpihak pemegang kepentingan perusahaan (stakeholder).
Melalui Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Corporate Governance di BUMN tertanggal 1 Agustus 2002, BUMN diwajibkan menerapkan GCG secara konsisten dan atau sebagai landasan operasionalnya. Sehubungan dengan hal itu, PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) sebagai salah satu BUMN industri strategis yang bergerak dibidang pelayanan publik dan memiliki bisnis yang bersifat monopoli alamiah (natural monopoly), menghadapi tuntutan penerapan GCG dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif. Untuk itu, dorongan serangkaian perbaikan tata pengelolaan perusahaan sangat diperlukan PT INTI berkaitan dengan kompetisi bisnisnya.
Sebagai dasar dari penelitian ini, penulis membuat kerangka berpikir berkaitan dengan penerapan praktek GCG pada mekanisme internal perusahaan yakni keseimbangan hubungan antara organ perusahaan, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi, secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan akhir perusahaan. Karena kedua dewan tersebut bertanggung jawab dan memiliki otoritas penuh dalam membuat keputusan tentang bagaimana melakukan pengarahan, pengendalian dan pengawasan atas pengelolaan summer daya sesuai dengan tujuan perusahaan (Syakhroza, 2000:14-15). Adapun indikator-indikator kinerja dewan tersebut harus disusun dan ditetapkan secara adil dan bertanggung jawab (fairness dan accountable), kinerja tersebut juga harus dikomunikasikan secara terbuka dan bisa dipertanggungjawabkan (transparency dan responsible), dan akhimya dalam melakukan pengelolaan sumberdaya keputusan yang dibuat harus bebas (independent) dari intervensi pihak manapun.
Penelitian ini mengungkapkan pokok permasalahan yang mencakup:
1. Bagaimana gambaran umum mekanisme corporate governance yang dapat diterapkan di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)?
2. Apa dan bagaimana pandangan PT. INTI (Persero) terhadap pemahaman good corporate governance (GCG)?
3. Bagaimana PT. INTI mengidentifikasi corporate governance dikaitkan dengan kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang dan ancaman perusahaan?
4. Bagaimana manajemen PT. INTI menerapkan pencapaian tujuan good corporate governance (GCG) dalam memperbaiki manajemen perusahaan?
Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan secara umum makanisme praktek corporate governance yang dapat diterapkan di PT. Industri Teiekomunikasi Indonesia (Persero), pandangan PT. INTI (Persero) terhadap pemahaman GCG, mengidentifikasi corporate governance dikaitkan dengan kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang dan ancaman perusahaan, dan bagaimana manajemen PT. INTI menerapkan pencapaian tujuan GCG dalam memperbaiki manajemen perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah pertama, metode deskriptif analitis sebagai upaya eksplorasi dan klarifkasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit penelitian yang diteliti. Kedua, metode eksplorasi analisis yakni penulis mencoba menggali pemahaman mengenai konsep corporate governance, yang secara teknis terwujud dalam bentuk penelitian dengan mengandalkan kuesioner atau observasi sekilas sebagai instrumen pengumpulan data.
Dalam mendekati masalah, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metoda pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, melalui kuesioner dan wawancara. Responden dari penelitian ini adalah pemegang saham, dewan komisaris dan manajemen PT. INTI yang memahami dan terlibat langsung dalam upaya penerapan GCG.
Dan hasil analisis penelitian, mekanisme penerapan praktek corporate governance di PTINTI memasuki tahap awal dari pemahaman secara mendalam tentang prinsip GCG oleh key persons guna memperoleh 'komitmen' dalam organ perusahaan dalam rangka penerapan praktek GCG di PT INTI. Hal ini dttunjukkan melalui pembentukan Tim GCG dan pelaksanaan training GCG agar praktek GCG dapat berjalan pada jalur yang benar. dengan kata lain, mekanisme tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya, hal ini ditunjukkan belum adanya pedoman GCG secara tertulis, belum ada komite audit, komite nominasi, dan komite remunerasi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kepmen no.117/2002, Mekanisme yang tepat atas penerapan praktek GCG di PT. INTI (Persero), adalah berkesinambungannya interpretasi tingkat kemampuan perusahaan dalam mengelola hubungan antara dewan komisaris, pemegang saham dan Direksi/manajemen perusahaan, dan dari hasil penelitian terlihat interpretasi tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya. Terutama dari sisi pembinaan dan kompensasi manajemen perusahaan yakni upaya untuk mendapatkan kinerja manajemen yang optimal dengan mengevaluasi kinerja direksi dan manajemen senior secara rutin dengan memeriksa laporan-laporan dari direktur utama dan dengan berinteraksi dengan manajemen atau direksi secara langsung. Akan tetapi pada umumnya kualitas praktek corporate governance para responden secara rata-rata tergolong baik. Ada satu responden yang mendapat predikat sangat baik, delapan responden yang mendapat predikat menengah baik dan satu responden yang mendapat predikat menengah buruk dalam pemahaman mekanisme penerapan praktek GCG di PT INTI.
Oleh karena itu, terbentuknya GCG akan dapat dicapai apabila perusahaan memiliki structural governance yang jelas dengan manajemen yang transparan dan accountable dalam mengelola perusahaannya. Adanya aturan main yang jelas dan laporan-laporan yang dapat dipertanggungjawabkan akan mempermudah stakeholders melakukan pemantauan dan pengendalian terhadap para direksi dan jajaran dalam rangka menciptakan perusahaan yang sehat, bersih dan memiliki daya saing yang tinggi.

The implementation of Good Corporate Governance (GCG) Practice is an effective and good relationship pattern between boards of commissioners, boards of directors and management in creating value-added for shareholder. Or the well and consistently application of GCG's mechanism needs supporting from professional and qualitative the boards of directors, the management's, and the employees to manage the company to achieve the stakeholder?s goals and missions.
Through the Decree of State-Owned Enterprises Minister Number 1171M-MBU12002 concerning the Implementation of Good Corporate Governance Practice in State-Owned Enterprises dated 1 August 2002, that all State-Owned Enterprises should implement GCG consistently or became as an operational basis. In connection with that decree, as one of the industrial strategic of SOEs in public servicing and has natural monopoly business, PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) face the demand for implementing GCG in dynamically and competitive environment's business. Therefore, the managerial of PT. INTI needs to improve their corporate governance in relation with their business competition.
As a basic research, the researcher has compiled framework idea in relation with implementation of GCG Practice on internal company mechanism, namely continual relation balanced to achieve company goals between company organ (General Meeting of the Shareholders, boards of commissioners and boards of directors). Because, both of the boards have fully responsibilities and authorities in adopting any regulations concerning how to implement the guidance, observation and operation of management resource according to company goals (Syakhroza, 2000:14-15). The performance indicators of the boards should arranged and adopted with fairness and accountable, also communicated transparence and responsible, and finally in conducting management resource, the decisions which adopted should be independent from others interventions.
This research will answered some main problems as follows:
1. What is the general overview of corporate governance mechanism, which could implement in PT INTI (Persero)?
2. What is the PT. INTl (Persero) management overview concerning GCG?
3. How does PT. INTI (Persero) identify corporate governance in relation with company' strengths, weaknesses, opportunities and threats?
4. How does PT. INTI (Persero) implement GCG goal attainment in improving the company management?
The target of this research is to describe an overview of corporate governance mechanism which could implement in PT. INTI (Persero), the overview of PT. INTI (Persero) management concerning GCG, identified corporate governance in relation with company strengths, weaknesses, opportunities and threats, and how the management of PT. INTI (Persero) in implementing the GCG to improve company management.
The methods used in this research are first, descriptive analytical methods for exploring and clarify the phenomena or social facts by describe some variable concerning the problems and research units of the research. Second, explorative analytical method, namely researcher has tried to find out the knowledge concerning corporate governance concept, which technically read by questioner and observation as data collecting instruments.
To approach the problems, researcher use qualitative approach by bibliography study, questioner and interview. Respondent of the research are stockholders, boards of commissary and management of PT. INTI (Persero) which mastering and involving in GCG implementation.
From the result of this research, the mechanism of the implementation of good corporate governance practice in PT. INTI enters the early step from deep mastering about GCG principle by key persons to find "commitment' in company organ. It shown by forming GCG team and conducting GCG training in order GCG practice could implement truly. On the other words, the mechanism could not be done properly. It can be seen that there are no guidance books, audit committee, nomination committee and remuneration committee, which are required by Minister Decree Number 117/M-MBU12002. The true mechanism from the implementation GCG practice in PT. INTI (Persero) is the continuity of interpretation of company abilities in maintaining the relationship between boards of commissary, shareholders and company directors/management. And from the result of this research it can be seen that the interpretation is not conducted properly, especially from the guidance and compensation of company management namely to find optimal management performance by evaluating directors and senior management routinely by checking president director's report and by interacting with management or boards of directors directly. However, generally the quality of respondents concerning GCG practice meanly can be included in good classification. There is one respondent get best predicate, eight respondents get good medium predicate and one respondent get medium bad predicate in mastering the mechanism on implementation of GCG practice.
Therefore, the GCG formulated could be achieved if the company has clear structural governance with transparence and accountability in managing the company. Clear regulations and accountability reports will facilitate stakeholders in watching and controlling boards of directors and company management in creating good and high competitiveness company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitio, Lasma Pujiarti Saragih
"Semakin meluasnya dunia informasi menyebabkan adanya pergeseran struktur pasar dari producer's orientation menjadi consumer's orientation. Persaingan antar perusahaan juga makin ketat. Kinerja perusahaan makin mendapat sorotan baik dari pemilik atau pemegang saham, maupun dari pihak karyawan dan masyarakat luas sebagai konsumen. Agar kinerja perusahaan dapat dinilai, perlu diadakan suatu pengukuran. Dalam mengukur kinerja perusahaan seringkali hanya digunakan tolok ukur keuangan seperti ROI dan EPS, tanpa mempertimbangkan tolok ukur operasional. Hal ini dapat memberikan signal yang menyesatkan karena mendorong perusahaan untuk menghasilkan hasil-hasil keuangan jangka pendek yang memuaskan, namun menurunkan profitabilitas jangka panjang. Balance scorecard merupakan sistem pengukuran yang sederhana dan efektif yang memadukan aspek-aspek keuangan dan operasional. Ada empat perspektif dalam balance scorecard, yaitu: 1. Perspektif pelanggan 2. Perspektif proses internal 3. Perspektif inovasi dan belajar 4. Perspektif keuangan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam balance scorecard agar sesuai dengan misi, strategi, teknologi dan kultur perusahaan. Dalam mengatur balance scorecard agar sesuai dengan strategi bisnis ada tiga fase yang hams dilalcukan : 1. Fase desain balance scorecard 2. Fase komitmen 3. Fase penggunaan balance scorecard. Scorecard menghapuskan ketidakmampuan sistem manajemen tradisional dalam menghubungkan strategi jangka panjang perusahaan dengan tindakan-tindakan jangka pendek. Scorecard memungkinkan untuk mengenal empat proses manajemen bam yang terpisah dan terkombinasi, yang melingkupi objektivitas jangka panjang dengan tindakan-tindakan jangka pendek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>