Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201233 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Pembatasan cairan merupakan salah satu intervensi yang dilakukan pada pasien penyakit ginjal tahap akhir untuk mencegah hipervolemia dan komplikasi kardiovaskuler. Namun, peningkatan kadar Angiotensin II, mulut yang kering serta peningkatan ureum darah pada penyakit ginjal tahap akhir dapat menimbulkan haus yang berlebihan, sehingga pembatasan cairan sering menjadi hal sulit dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Pengaturan interval dan suhu air minum merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi sensasi haus dengan menstimulasi sensor-sensor yang ada di oropharingeal.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pengaturan interval dan suhu air minum terhadap sensasi haus pasien penyakit ginjal tahap akhir yang menjalani pembatasan cairan. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, dengan pendekatan crossover design. Sampel dipilih secara non random jenis consecutive sampling, dengan jumlah sampel sebesar 12 responden. Penelitian terdiri atas dua periode yaitu periode kontrol dan periode intervensi, masing-masing periode selama dua hari. Pada periode kontrol pasien melakukan pengaturan minum sendiri seperti biasa sedangkan pada periode intervensi dilakukan pengaturan interval dan suhu air minum oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukan bahwa intensitas haus secara bermakna menurun pada periode intervensi (p=0,000, a=0,05). Faktor perancu yang berhubungan dengan penurunan intensitas haus adalah jenis kelamin. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengaturan interval dan suhu air minum dapat menurunkan intensitas haus pasien penyakit ginjal tahap akhir yang menjalani pembatasan cairan. Rekomendasi dari penelitian ini bahwa pengaturan interval dan suhu air minum dapat menjadi alternatif dalam menurunkan sensasi haus pasien penyakit ginjal tahap akhir dengan pembatasan cairan.

Fluid restriction is one of intervention given to end stage renal failure patient intended to prevent hipervolemia and cardiovascular complication. Elevated Angiotensin II level, drymouth and elevated blood urea in end stage renal failure create excessive thirst, thus fluid restriction often become difficult and stressful for the patients. Drinking interval and water temperature regulation is one of nursing intervention that can be given to alleviate thirst sensation by stimulating receptors in oropharingeal.
This research was aimed to examine effect of drinking interval and water temperature regulation on thirst sensation of end stage renal failure client who having fluid restriction. The research was conducted at Fatmawati Hospital Jakarta, using crossover design. 12 non random participants were selected by consecutive sampling. The research consisted of two periods, control and intervention period, for two days respectively. In control period, participants were allowed to regulate their drinking interval using water at room temperature whereas in intervention period, participants given drinking interval every an hour and water temperature at 5–10°C.
The results revealed that thirst intensity significantly alleviated in intervention period (p=0,000, a= 0,05). Sex variabel was significantly correlated to thirst intensity reduction. It is concluded that drinking interval and water temperature regulation can alleviate thirst intensity of end stage renal failure patient who having fluid restriction. It is recommended to employ drinking interval and water temperature regulation to alleviate thirst sensation of end stage renal failure patient who having fluid restriction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24770
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Widianti
"Ruang lingkup dan Cara Penelitian : Sindrom Down (SiD) merupakan suatu kelainan genetik yang disebabkan oleh Trisomi 21 atau trisomi dengan translokasi kromosom 21. Karena diduga ada hubungan antara trisomi 21, translokasi yang melibatkan kromosom 21, dan segregasi kromosom dengan DNA satelit α maka diharapkan terdapat RFLP yang berbeda pada wanita yang mempunyai anak SiD dibandingkan wanita yang tidak mempunyai anak SiD. Deteksi RFLP dilakukan dengan teknik hibridisasi blot Southern menggunakan DNA genom yang diisolasi dari darah tepi, dengan digesti enzim TaqI dan HindIII, menggunakan pelacak DNA satelit α spesifik kromosom 13121; yang dilabel dengan digoxigenin. Hibridisasi dilakukan pada suhu 65°C, pencucian dengan SSC 2X pada suhu kamar dan dengan SSC 0,1X pada suhu 65°C. Sebagai markaDNA digunakan DNA λ /ecoRl/HindllL Analisis RFLP berdasarkan ada atau tidak adanya fragmen DNA restriksi tanpa memperhatikan intensitas hibridisasi.
Hasil dan Kesimpulan: Hibridisasi blot Southern DNA satelit α kromosom 13/21 dengan DNA genom yang didigesti TaqI menghasilkan fragmen utama pada 1,87kb, dan fragmen tambahan 1,79kb; 1,65kb dan 1,15kb. Terdapat polimorfisme pada fragmen-fragmen tambahan tersebut. Dijumpai variasi polimorfisme fragmen 2,0 kb/TaqI pada wanita dengan anak SiD, pada anak SiD dan pada wanita pembanding yang berusia >30 tahun. Hibridisasi blot Southern dengan digesti enzim HindIII menghasilkan fragmen besar (>21,2kb) pada keempat kelompok sampel dan beberapa fragmen tidak spesifik dengan intensitas hibridisasi sangat lemah pada kelompok pasien SiD dari ibunya.Terdapat perbedaan RFLP DNA satelit α kromosom 13/21 pada wanita dengan anak SiD dibanding RFLP wanita pembanding dengan usia < 30 tahun, dengan digesti TaqI Tidak terdapat polimorfisme dengan digesti HindIII."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Pratama Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat astrofisika dari bintang boson dua fluida dan perbandingannya dengan model bintang boson satu fluida pada temperatur nol dan temperatur tidak nol. Persamaan keadaan bintang boson dua fluida didapatkan pada sistem nonrelativistik dengan menggunakan representasi termodinamika serta memenuhi persamaan Gross-Pitaevskii.
Penelitian ini dibatasi dengan pendekatan bahwa bintang dalam kondisi statik dan simetri bola. Persamaan keadaan bintang boson dua fluida dijadikan input Persamaan Tolman-Oppenheimer-Volkoff yang dikerjakan secara numerik dengan metode Runge-Kutta dan metode cari akar.
Didapatkan relasi massa dengan jari-jari bintang boson dua fluida dengan massa maksimum pada temperatur nol dan temperatur tidak nol adalah sekitar 0.51m*. Diketahui juga bahwa pada sistem bintang boson dua fluida pada temperatur tidak nol terdapat daerah ketidakstabilan bintang pada saat tekanan dan densitas energi rendah (limit mendekati nol).

The purpose of this study is to find out the astrophysical properties of two-fluid boson star and comparison with boson star at zero and non-zero temperature systems. The equation of state of two-fluid boson star in a non-relativistic system was found using thermodynamics representation which satisfies Gross-Pitaevskii approximation.
This study is constrained to a static and spherically symmetric approximation. The equation of state of two-fluid boson star becomes an input for The Tolman-Oppenheimer-Volkoff equation which then is solved numerically using Runge-Kutta and root-finding method.
We find the mass-radius relation of two-fluid boson star whose maximum mass at zero and non-zero temperature is about 0.51$m*$. We also find, in non-zero temperature system, that the two-fluid boson star has instability region in low pressure and low energy density (limit to zero).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Kusuma P.
"ABSTRAK
Angka kelahiran mati di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 15 per 1000 kelahiran. Salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan kejadian kematian janin adalah ukuran biometri janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesesuaian ukuran biometri janin dengan usia kehamilan dengan kematian janin. Desain yang digunakan adalah potong lintang. Data diambil dari rekam medis ibu yang melahirkan bayinya di RSCM tahun 2011-2012 (n=1414). Prevalensi kematian janin di atas usia 36 minggu terdata 1,2%. Pada uji chi square terhadap beda proporsi kematian janin pada biometri janin yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan usia kehamilan tidak didapatkan adanya perbedaan bermakna. (p=0,206). Disimpulkan bahwa prevalensi kematian janin di atas usia 36 minggu tidak berhubungan dengan kesesuaian ukuran biometri janin dengan usia kehamilan.

ABSTRACT
The number of stillbirth in Indonesia is still high, i.e. 15 per 1000 births. One of several factors that probably associated to its incidence is fetal biometry size. The aim of this study was to know the association between fetal biometry size and its suitability with gestational age with fetal death. This study used cross sectional design. Data were taken from medical records of women who gave birth in Cipto Mangunkusumo Hospital from 2011 to 2012 (n=1414). The prevalence of fetal death above 36 weeks recorded was 1,2%. Chi square test against the proportion of fetal death between fetal biometry size that suitable and not suitable with gestational age showed that there was no significant difference (p=0,206). In conclusion, prevalence of fetal death above 36 weeks was not associated with fetal biometry size and its suitability with gestational age."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Ulfah
"Hati adalah organ terbesar dalam tubuh dan organ metabolisme yang sangat penting. Hepatocelullar Carcinoma (HCC) merupakan pertumbuhan abnormal dari hepatosit yang ditandai dengan peningkatan jumlah hepatosit yang mampu membelah dan menyertai perubahan sel hati yang menjadi ganas. Karsinoma hepatoselular berisiko terjadi retensi cairan karena rusaknya sel hepatosit yang mengakibatkan terganggunya aliran darah menuju ke hati sehingga menimbulkan distensi pembuluh darah dan terganggunya aliran tersebut juga mengakibatkan terganggunya produksi albumin untuk bisa mempertahankan tekanan onkotik. Asites, varises gastroesofagus yang tidak ditangani segera dapat menurunkan kualitas hidup bahkan kematian. Asites dan edema merupakan penyebab yang paling sering ditemukan pada pasien yang harus menjalani perawatan di rumah sakit. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi kasus dengan menggunakan pemantauan cairan dan nutrisi dibuktikan bahwa pemantauan ini efektif untuk menangani kelebihan volume cairan dibuktikan dengan tidak bertambahnya komplikasi yang terjadi pada pasien.

The liver is the largest organ in the body and a very important metabolic organ. Hepatocellullar Carcinoma (HCC) is an abnormal growth of hepatocytes which is characterized by an increase in the number of hepatocytes capable of dividing and accompanying changes in liver cells that become malignant. Hepatocellular carcinoma is at risk of fluid retention due to damage to hepatocyte cells which results in disruption of blood flow to the liver, causing distension of blood vessels and disruption of this flow also results in disruption of albumin production to maintain oncotic pressure. Ascites, gastroesophageal varices that are not treated immediately can reduce the quality of life and even death. Ascites and edema are the most common causes in hospitalized patients. The writing of this scientific paper using a case study method using fluid and nutrition monitoring proved that this monitoring is effective for treating excess fluid volume as evidenced by not increasing complications that occur in patients."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Elmanto
"Aliran dua fasa pada outlet sebuah jet pump memperlihatkan fenomena yang penting yang mempengaruhi performansi jet pump itu sendiri. Upaya yang selama ini sudah dilakukan misalnya meningkatkan tekanan masuk nose! jet dan memperbaiki konstruksi geometris dari alat tersebut. Namun dengan mempelajari pola aliran yang keluar di discharge beberapa alternatif solusi dari kedua upaya tersebut dapat diperoleh.
Jet pump model liquid-jet gas atau yang Iebih dikenal sebagai air siphon digunakan untuk mengetahui karakteristik flux massa kedua fluida yang terjadi di keIuaran. Beberapa gelembung campuran dari dua fasa meningkat pada kecepatan aliran gas yang tinggi di keiuaran (discharge). Gelembung campuran ini adaiah butiran-butiran cairan yang masuka sepanjang aliran gas (udara).
Hasil dari percobaan ini di tampilkan pada grafik efisiensi versus rasio flux massa kedua fluida. Perbandingan dilakukan terhadap kurva efisiensi versus tekanan masuk jet. Sedangkan prediksi pola aliran akan ditentukan dengan menggunakan persamaan-persamaan empiris serta charta pola aliran yang sudah dipublikasikan. Beberapa gambar diikutsertakan untuk memperkuat hasil prediksi.

Two phase flow in the outlet of liquid-jet gas model ofjet pump has a significant phenomena that affects the performances of the device. The efforts has been being progressed until the last investigation such as increasing the nozzle jet inlet pressure and improving the geometric construction of the device itself. Nevertheless, some alternative solutions of both efforts can be Seized by studying the flow pattern in the device's outlet.
The liquid-jet gas model which is called Air Siphon is used to explore the fluid mass velocity or flux mass characteristics of both fluids where is occurred in the oulet Some bubbly mixture of the two phase flow rise at high velocity gas core in the outlet. These bubbly mixture believed as a liquid droplets which entrained along the gas core.
The results are shown in terms of eftiiciencies curves versus liquid-gas mass velocity ratio. Comparisons are made with efhciency curves versus nozzle jet inlet pressures. The prediction of flow pattern will be determined by published empirical equations and chart. Some visualization pictures will be included to verify the prediction achieved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Angraini
"Pola diet tidak sehat pada masyarakat perkotaan merupakan salah satu faktor risiko penyakit tidak menular DM dan Hipertensi. Kedua penyakit tersebut menjadi dua penyebab utama kerusakan pada ginjal yang dapat berlanjut kepada tahap gagal ginjal (GGK). Pasien GGK seringkali mengalami masalah overload cairan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya bahkan dapat berujung dengan kematian. Oleh karena itu, dibutuhkan program pembatasan cairan yang efektif dan efisien untuk mencegah komplikasi tersebut, diantaranya melalui upaya pemantauan intake output cairan. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi kasus dengan tujuan menggambarkan metode pemantauan intake output cairan pasien GGK dengan menggunakan fluid intake output chart. Pemantauan tersebut terbukti efektif untuk menangani overload cairan pada klien, dibuktikan dengan berkurangnya manifestasi overload cairan pada klien.

Fluid Intake Output Monitoring of Chronic Renal Failure Patients can Prevent Fluid Overload. Unhealthy diet in urban society as one of risk factor noncommunicable disease, such as Diabetes and Hypertension. Both of them is leading causes of kidney disease and it can be End Stage Renal Disease stage (ESRS). ESRD patient often experience fluid overload state, that can cause another health problem even it can be cause of death. That way, it is important to make effective and efficient fluid restriction program to prevent the complication, one other thing is fluid intake output monitoring. This scientific paper use case study method to describe analysis of clinical practice in fluid intake output monitoring by using fluid intake output chart. Monitoring is proven effective to treat fluid overload, it is shown by decreasing of patient fluid overload clinical manifestation"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manus Setyantono
"Studi pembentukan gelembung pada fluida yang tidak diam telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan aliran pada proses pembentukan gelembung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan suatu water loop siklus terbuka. Gelembung dihasilkan oleh sebuah nosel yang berupa jarum. Proses pembentukan gelembung direkam dengan menggunakan handycam dan selanjutnya data-data visual tersebut diolah dengan program image processing sehingga diperoleh data data tentang ukuran, frequensi, pembentukan dan lintasan gelembung. Hasil pengolahan dan analisa data menunjukan bahwa kecepatan aliran mempengaruhi proses pembentukan gelembung. Pada fluida yang tidak diam gelembung yang terjadi mempunyai ukuran yang lebih kecil dan frequensi pembentukan yang lebih tinggi dibandingkan pada fluida diam. Semakin cepat aliran memberikan pengaruh mekanisme fisik gelembung yang semakin besar.

The bubble forming on unstatic fluid has been investigated. The Objective of this research is to find an effect of flow velocity in bubble forming process. This research is using an open cycles water loop. The bubble is produced by a nozzle like a needle. The bubble forming process is recorded by using handy cam and the visual data is processed with the image processing program to get the data of size, forming frequency and bubble traffic. Analyzed data shows that the flow velocity influences the bubble forming process. ln the unstatic fluid the bubble formed has a smaller size and bigger forming frequency than in the static fluid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Besar kerugian ketinggian aliran fluida di dalam pipa dipengaruhi oleh besarnya faklor gesek, panjang pipa, diameter pipa, kecepatan aliran fluida dan gravitasi bumi. Berdasarkan teori yang ada besarnya faktor gesek dipengaruhi oleh bilangan Reynold dan tinggi kekasaran permukaan pipa. Dengan mengambil sampel beberapa pipa yang berlainan jenis, dan tingkat kekasaran yang berbeda, dilakukan percobaan dengan mengalirkan air kedalam pipa tersebut dan dilakukan pengukuran besar kerugian ketinggian. Dari hasil pengujian terhadap aliran fluida di dalam pipa ternyata terdapat hubungan antara faktor gesek dan besarnya bilangan Reynold dengan korelasi yang cukup tinggi yaitu paling rendah 95,39 % dan paling tinggi 99 %. Semakin tinggi kekasaran permukaan pipa, faktor gesek aliran fluida Semakin tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>