Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juwita Mannawi
"Masyarakat perkotaan merupakan sekumpulan individu yang memiliki pola hidup serba cepat dan instan. Pola hidup yang serba cepat dan instas menyebabkan masyarakat mudah terserang penyakit. Selain pola hidup tersebut juga kepadatan penduduk yang terjadi pada masyarakat perkotaan. Padatnya penduduk mengakibatkan semakin banyak daerah kumuh. Hal tersebut, menyebabkan perkembangan mikroorganisme semakin cepat dan berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Salah satu masalah yang disebabkan oleh mikroorganisme adalah splenomegali. Splenomegali adalah kondisi dimana terjadi pembesaran pada limpa yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah mikroorganisme. Terjadinya pembesaran organ limpa yang terus-menerus pada klien dengan Splenomegali memicu terjadinya masalah kesehatan psikososial, seperti; gangguan citra tubuh. Gangguan citra tubuh merupakan perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, bentuk, ukuran dan fungsi tubuh. Akibat perubahan citra tubuh perlunya dilakukan intervensi dengan cara asesmen citra tubuh, menerima kondisi tubuh, dan latihan meningkatkan citra tubuh. Intervensi tersebut dapat membantu klien meningkatkan citra tubuhnya.

The urban community is a group of individuals, who has a fast and instant paced lifestyle. Instant-paced lifestyle causes people susceptible to disease. In addition, to instant or unhealthy lifestyle, the population density also occurs in urban communities. Population density resulted in a growing number of slums in urban areas. This led to the quicker microorganism development and have impacts on public health. One of the problems caused by microorganisms is splenomegaly. Splenomegaly is a condition in which a spleen enlarged caused by various factors, one of them by microorganisms. The dilation constantly occurs in patient?s body, triggering psychosocial health issues, such as body image disturbance. Body image disturbance is an unsatisfied feeling one's body caused by changes in the structure, shape, size and function of the body. Interventions that can be performed on the client with body image disturbance, such as body image assessment, accept the condition of the body, and exercise improves body image. These interventions can help clients improve body image.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Igari Tatiana Shaya Rani
"Obesitas pada dewasa muda dikaitkan dengan keadaan transisi emosional dan pola hidup dari masa remaja yang mempengaruhi pada citra tubuh dan harga diri. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan citra tubuh dengan harga diri pada dewasa muda obesitas di Jakarta. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Jumlah sampel 100 orang dengan kriteria inklusi Dewasa muda Laki-laki dan Perempuan (berusia antara 18 sampai 29 tahun) yang memiliki IMT ≥30 kg/m2 dan berdomisili di kota Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah Multidimensional Body–Self Relations Questionnaire - Appearance Scales (MBSRQ-AS) dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Analisis menggunakan univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian didapatkan karakteristik usia responden terbanyak pada 22 tahun, median IMT 32 kg/m2, IMT terendah 30 dan tertinggi 41 kg/m2. Citra tubuh rendah dialami oleh 32 orang dan harga diri rendah dialami oleh 26 orang. Terdapat hubungan citra tubuh dengan harga diri (p = 0,001). Penelitian merekomendasi dewasa muda berfokus kepada kesehatan keseluruhan jiwa dan raga, menjaga kesehatan mental, bijak dalam memproses informasi, dan berfokus kepada pengembangan diri serta penghargaan terhadap kemampuan dan pencapaian diri, bukan hanya pada penampilan fisik untuk meningkatkan citra tubuh dan harga diri rendah.

Obesity in young adults is associated with emotional and lifestyle transition states from adolescence that affect body image and self-esteem. The purpose of the study was to identify the relationship between body image and self-esteem in obese young adults in Jakarta. The research design uses cross sectional. The sample size of 100 people with inclusion criteria is young adults, males and females (aged between 18 and 29 years) with a BMI of ≥30 kg/m2 and are domiciled in Jakarta. The instruments used are the Multidimensional Body–Self Relations Questionnaire - Appearance Scales (MBSRQ-AS) and the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). The analysis used univariate and bivariate with the Chi Square statistical test. The study results were obtained with the characteristics of the age of the most respondents at 22 years, the median BMI was 32 kg/m2, the lowest BMI was 30 and the highest was 41 kg/m2. Low body image was experienced by 32 people and 26 people experienced low self-esteem. There was a relationship between body image and self-esteem (p = 0.001). Research recommends that young adults focus on overall physical and mental health, maintain mental health, be wise in processing information, and focus on self-development and appreciation of abilities and achievements, not just physical appearance to improve body image and low self-esteem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riszky Pertiwi Ramadhanty
"ABSTRAK
Remaja mengalami masa pubertas dan mengalami perubahan fisik. Hampir seluruh remaja mengalami kondisi kulit berjerawat saat masa pubertas yang dipicu oleh aktivitas hormonal. Penampilan wajah merupakan bagian dari penampilan fisik yang dapat memengaruhi persepsi citra tubuh. Citra tubuh merupakan penilaian seseorang terhadap tubuhnya, jika seseorang memiliki ideal diri yang tinggi mengenai penampilannya dan ideal diri tidak terpenuhi maka berisiko akan munculnya harga diri rendah yang dapat menggangu tugas perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra tubuh dengan harga diri pada remaja berjerawat di SMAN 2 Cibinong. Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan jenis deksriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan teknik purposive sampling dan melibatkan 173 siswa SMA yang didapatkan melalui screening.Instrument yang digunakan untuk mengukur citra tubuh ialah Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearrance Scale dan instrument untuk mengukur harga diri ialah Coppersmith Self-Esteem Inventory yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia No.132/UN2.F12.D/HKP.02.04/2019.Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji chi squaremenunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara persepsi citra tubuh dan harga diri (p : 0,000). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan ialah pentingnya mengefektifkan peran bimbingan konseling untuk membimbing kesehatan mental remaja. Penelitian ini merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan dan orang tua untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang remaja khususnya dalam pertumbuhan fisik remaja dan membantu remaja membangun aspek aspek positif yang dimiliki, sehingga remaja mampu mengevaluasi kemampuannya dengan baik dan memiliki harga diri tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Ezra Andhika Pratama
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat body image sebagai prediktor self-esteem pada dewasa muda usia 18-25 tahun yang berolahraga.. Penelitian ini dilakukan di lingkungan ruang terbuka publik pada dewasa muda yang berolahraga, di kawasan Jabodetabeka. Kuesioner yang digunakan dengan mengadaptasi 2 alat ukur, yaitu multidimensional body self relations questionare Cash, 1990 dan rosenberg self-esteem scale Rosenberg, 1965 . Kedua alat ukur yang digunakan ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil penelitian N=130 menunjukkan body image signifikan memprediksi self-esteem pada dewasa muda dengan t = 9,312, p < 0.01 dan hasil lain didapatkan bahwa frekuensi olahraga tidak signifikan memprediksi body image t = -.938, p > 05.

The purpose of this research is to see Body Image as a Predictor of Self Esteem among Young Adults age 18 to 25 years old who Exercise. The study was conducted in a public open space environment among young adolescents who exercise. The questionnaire is used by adapting 2 measuring instruments, namely multidimensional body self relations questionare Cash, 1990 and rosenberg self esteem scale Rosenberg, 1965. Both of these measuring instruments are translated into Indonesian languange. The results of the study N 130 showed that body image is significant predicting self esteem among young adults in Jabodetabeka with t 9.312, p .05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa Hasanah
"Penggunaan Facebook mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang, termasuk cara mereka mengembangkan identitas, persepsi tentang tubuh mereka, dan kesejahteraan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan Facebook dengan self-esteem, kepuasan penampilan tubuh, dan depresi. Hipotesis penelitian ini adalah intensitas penggunaan Facebook yang lebih besar akan menurunkan selfesteem dan kepuasan penampilan tubuh, namun di sisi lain, akan meningkatkan perasaan depresi pada seseorang. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 852, dengan rata-rata umur 28,94 tahun (SD = 13,98) yang terdiri dari 545 perempuan, 289 laki-laki, 15 non-biner, dan 3 identitas lainnya. Partisipan adalah sampel komunitas yang direkrut melalui penyebaran survei daring. Hasil penelitian ini menunjukkan kebalikan dari hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan Facebook memiliki korelasi positif dengan self-esteem, korelasi negatif dengan depresi, dan hubungan yang tidak signifikan dengan kepuasan penampilan tubuh.

The use of Facebook influence many aspects of people’s lives, including the way people develop their identity, their perception of their body, and their well-being. This study aims to investigate the relation between Facebook use with self-esteem, body satisfaction, and depression. It is predicted that greater Facebook use will decrease self-esteem and body satisfaction. On the other hand, it will increase the feeling of depression. The participants in this study including 852 participants (Mage = 28.94 years; SD = 13.98). It consists of 545 females, 289 male, 15 non-binary, and 3 other identifying. The participants are community samples who recruited through online survey deployment. The result of this study shows the opposite with the hypothesis stated earlier. It represents that Facebook uses have positive correlation with self-esteem, negative correlation with depression, and a nonsignificant relationship with body satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pope, Harrison G.
New York: Simon & Schuster , 2002
155.332 POP a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ariadne Dwiyanri Putri
"Contingent self esteem mengacu pada sejauh mana seseorang menilai dirinya berdasarkan pada standar dan ekspektasi tertentu dan hal tersebut terkait dengan citra tubuh seseorang. Keterkaitan tersebut terjadi ketika individu mengalami kekhawatiran akan citra tubuh dikarenakan ketidakmampuan individu dalam memenuhi standar atau ekspektasi tertentu yang dipersepsi oleh dirinya. Ketidakmampuan tersebut dapat dirasakan pada individu yang memiliki ketidaksempurnaan pada penampilan dan dapat mempengaruhi interaksinya dengan orang lain, hal tersebut dapat disebut dengan visible disfigurement. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk melihat hubungan antara contingent self esteem dan citra tubuh pada dewasa muda dengan visible disfigurement. Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 52 orang pada tahap perkembangan dewasa muda yaitu dengan usia 18 - 40 tahun yang memiliki visible disfigurement. Contingent self esteem diukur dengan skala Contingencies of Self Worth (CSW) dan citra tubuh diukur dengan menggunakan skala Cutaneous Body Image (CBI). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara contingent self esteem dan citra tubuh (r= -0,423, p<0,01) yang berarti bahwa peningkatan skor dari contingent self esteem diikuti dengan penurunan skor citra tubuh, begitu pula sebaliknya.

Contingent self esteem refers to the degree to which a person evaluate him/herself based on certain standards and expectations and it is closely associated with a person's body image. The association between contingent self esteem and body image occurs as a person experience body image concern due to the inability of a person meets certain standards or expectation perceived by him/herself. The inability of a person meets certain standards or expectations, often perceived by those who has disfigurement on his/her appearance and could affect their interaction with others. This study is a quantitative research aims to investigate the correlation between contingent self esteem and body image in young adult with visible disfigurement. Contingent self esteem is measured by Contingencies of Self Worth (CSW) Scale and body image is measured by Cutaneous Body Image (CBI) Scale. The result shows that contingent self esteem and body image negatively related (r= -0,423, p<0,01) which means that the increase of the contingent self esteem score follows by the decrease of the body image score, so as in reverse.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina
"Dimana alat ukur yang digunakan adalah Kuesioner Temang Diri dan Kuesioner Kepuasan Citra Tubuh. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling, dengan jenis sampel incidental. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara senjang-harapan dengan kepuasan citra tubuh pada wanita. Dari hasil analisa hubungan antara senjang-harapan dengan ke lima aspek kepuasan citra tubuh, ditemukan hubungan yang terbalik pada aspek evaluasi penampilan dan kepuasan area tubuh serta ditemukan hubungan dengan aspek kecemasan menjadi gemuk, namun tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan aspek orientasi penampilan dan aspek pengkategorian diri ke dalam kelompok berat badan tertentu.
Pada analisa lebih lanjut terhadap hubungan antara senjang-harapan dan kepuasan citra tubuh, dengan mengontrol valiabel yang diduga berpengaruh, yaitu senjang-tuntutan (self discrepancy actual ought/others), tetap ditemukan hubungan yang signifikan antara senjang-harapan dengan kepuasan citra tubuh. Hail analisa terhadap ke lima aspek menemukan hubungan yang terbalik antara senjang-harapan dengan aspek evaluasi penampilan serta hubungan dengan aspek kepuasan area tubuh. Namun tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara senjang-harapan dengan aspek orientasi penampilan, kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorian diri ke dalam kelompok berat badan tertentu. Di duga hasil ini disebabkan oleh peranan restriction of range, evaluation apprehension, homogenitas sampel, disamping keterkaitan senjang-tuntutan secara teoritis dengan tingkah laku dan sikap seperti penderita anoreksia (anorexic-related behavior and attitude), yang tercermin dalam subskala kecemasan menjadi gemuk.
Saran peneliti, di masa yang akan datang dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel dari berbagai latar belakang, jenis pekerjaan, umur dan lain-lain, untuk menghindari restriction of range. Juga dapat dilakukan penelitian dengan mengaitkan berbagai faktor terhadap kepuasan citra tubuh, sehingga dapat diketahui faktor mana yang paling berhubungan. Untuk memperoleh atribut-atribut yang lebih terjangkau (accessible) dan tersedia (available) Kuesioner Tentang Diri hendaknya dibuat dengan metode respons bebas (free response), dimana individu dapat menuliskan atribut-atribut yang diyakini sebagai diri yang sebenamya (actual self, selanjutnya disebut diri-anggapan), ia harapkan (ideal self selanjutnya disebut diri- harapan), ia haruskan (ought self selanjutnya disebut diri-keharusan) dan atribut-atribut yang ia yakini sebagai diri sebenarnya menurut sudut pandang orangtuanya (actual self/others, selanjutnya disebut diri-penilaian), yang diharapkan orangtuanya (ideal self/others, selanjutnya disebut diri-himbauan), dan did yang dituntut oleh orangtuanya (ought self/others, selanjutnya disebut diri-tuntutan). Untuk penelitian lebih lanjut, ada baiknya menelit hubungan antara senjang harapan-tuntutan (salah satu bentuk dari self guide discrepancies atau senjang panduan diri)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmawati
"ABSTRAK
Gagal jantung dan hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadipenyebab 70 kematian di dunia serta menyebabkan ansietas dan gangguan citratubuh. Tindakan keperawatan ners dan ners spesialis Acceptance and commitmenttherapy diberikan pada klien agar dapat meningkatkan penerimaan dan komitmenmerawat penyakit untuk mencapai kesembuhan. Psikoedukasi keluarga dilakukan agarkeluarga mampu membantu merawat klien dalam menghadapi penyakitnya. Metodeyang digunakan berupa laporan kasus dalam bentuk case series pada 3 klien dewasadengan gagal jantung dan hipertensi. Hasil menunjukkan bahwa ketiga klienmengalami penurunan gejala pada aspek kognitif berupa sulit konsentrasi, fokus padadiri sendiri, tidak menerima perubahan tubuh; afektif: khawatir, malu dan putus asa;fisilogis: gangguan tidur dan tidak nafsu makan; perilaku: melamun, penurunanproduktivitas; dan sosial: sulit menikmati kegiatan harian serta terjadi peningkatankemampuan klien dalam menerima penyakit dan komitmen merawat ansietas dangangguan citra tubuh. Pemberian tindakan keperawatan ners dan ners spesialis acceptance and commitment therapy serta psikoedukasi keluarga perlu dibudayakandalam pemberian pelayanan keperawatan di unit umum. Kata kunci: Ansietas, Gangguan Citra Tubuh, Acceptance and commitment therapy,psikoedukasi keluarga

ABSTRACT
ABSTRACT: Heart failure and hypertention are a non communicable diseases that cause 70 of deathsin the world and causes ansietas and impaired body image. Nursing Intervention Therapyas usual and Acceptance and commitment therapy is given to the client in order to increaseacceptance of the disease and commit to caring anxiety and impaired body image. FamilyPsychoeducation is given to improve family ability for caring client. The method used iscase reports in the form of case series in 3 adult with heart failure and hipertention. Theresults showed that the three clients experienced a decrease in symptoms on the cognitiveaspect of difficulty concentrating, focusing on self, decline body changes Affective worry,shame and despair Fisilogis sleep disorders and no appetite Behavior daydreaming,decreased productivity And social it is difficult to enjoy daily activities as well asincreasing the ability of clients in receiving illness and commitment to care for anxiety andimpaired body image. Nursing intervention and acceptance and commitment therapy and family psychoeducation should be realised in the provision of nursing services."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Choiryah
"ABSTRAK
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari perkembangan sel kanker yang menginfiltrasi kulit hingga menimbulkan luka. Luka kanker yang dialami penderita kanker menyebabkan ketidaknyamanan secara psikologis, diantaranya gangguan citra tubuh dan stres. Tujuan utama penelitian adalah untuk mengetahui hubungan gangguan citra tubuh dengan stres pada pasien luka kanker. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan 73 sampel di RS Kanker Dharmais. Instrumen yang digunakan adalah Body Image Scale (BIS) dan Questionnaire on Stress in Cancer Patients (QSC-23). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki citra tubuh negatif mengalami stres yang berat, sedangkan sebaliknya, responden yang memiliki citra tubuh positif mengalami stres yang ringan. Hasil Uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan stres (p:0,001; α:0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan bagi perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien luka kanker bisa memberikan edukasi terkait manajemen stres, sehingga pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

ABSTRACT
One impact of the development of cancer cells that infiltrate the skin to cause injury. Malignant wound experienced by patients with cancer causing psychological discomfort, such as body image disturbance and stress. This study?s aim was to determine the relationship of body image disturbance with stress in patients with malignant wound. Its design was cross-sectional with 73 samples Dharmais Cancer Hospital. The instrument used was the Body Image Scale (BIS) and the Questionnaire on Stress in Cancer Patients (QSC-23). The results showed that the respondents have a negative body image experiencing severe stress, while in contrast, respondents who have a positive body image experience mild stress. Chi square test results show there was a significant relationship between body image distress (p: 0.001; α: 0.05). Based on the results of this study are expected for nurses who provide nursing care in patients with cancer lesion can provide education related to stress management, so that patients can improve their quality of life.
"
2016
S65294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>