Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98840 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danuk Cahya Permana
"ABSTRAK
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertugas melaksanakan kegiatan statistik seperti sensus dan survei. Pelaksanaan sensus dan survei tidak terlepas dari kegiatan pengolahan data untuk mengubah data mentah menjadi data nasional. Untuk menjamin tahapan pengolahan berjalan dengan baik, proyek pembangunan aplikasi pengolahan data diharapkan tidak mengalami keterlambatan. Akan tetapi, berdasarkan perbandingan jadwal pengolahan data dengan tanggal rilis aplikasi yang dibuat, ditemukan sebagian besar proyek mengalami keterlambatan. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan suatu langkah perbaikan pelaksanaan manajemen proyek dengan tahapan awal yaitu mengetahui tingkat kematangan manajemen proyek saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen proyek di BPS khususnya Subdirektorat Integrasi Pengolahan Data (IPD). Tingkat kematangan ini selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam melakukan perbaikan pelaksanaan manajemen proyek. Model kematangan Project Management Maturity Model (PMMM) PMSolutions dan Kerzner (berbasis PMBOK) digunakan sebagai acuan dalam mengukur tingkat kematangan manajemen proyek. Selain itu, digunakan juga SWEBOK (kerangka kerja rekayasa perangkat lunak) untuk mengukur tingkat kemampuan proses product-oriented dalam pelaksanaan proyek. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada evaluasi tingkat kematangan dan rekomendasi perbaikan pelaksanaan manajemen proyek.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan manajemen proyek di IPD saat ini berada pada level 1. Untuk melengkapi penilaian proses manajemen proyek, diperoleh hasil pengukuran kemampuan proses product-oriented adalah level 0 untuk software requirements, software testing, dan software maintenance dan level 1 untuk software design and construction. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mencapai kematangan yang diharapkan yaitu level 2. Rekomendasi dikelompokkan menjadi empat aspek, yaitu kebijakan (menyusun kebijakan dan standar manajemen proyek dan pembangunan perangkat lunak), SDM (memberikan pelatihan manajemen proyek), teknologi (memanfaatkan sistem manajemen proyek), dan work product (membuat dokumen-dokumen terkait proses manajemen proyek dan product-oriented). Dengan hasil evaluasi ini, diharapkan pelaksanaan manajemen proyek di IPD menjadi lebih baik sehingga dapat mengatasi permasalahan keterlambatan proyek pembangunan aplikasi pengolahan data.

ABSTRACT
Statistics of Indonesia is a non-ministerial government institution in charge of implementing statistics activities such as census and survey. Census and survey always include the data processing activities to transform raw data into a national data. To ensure the processing stages go well, the development of the data processing application must be on time. However, based on the comparison between the original and actual schedule, we found most of the projects delayed. The level of current project management maturity needs to be known to overcome this problem. Furthermore, we can determine a corrective action of project management implementation.
This study aimed to determine the project management maturity level in Statistics of Indonesia particularly in the Sub-directorate of Data Processing Integration (DPI). Maturity level was then used as a reference in improving the implementation of project management. The maturity models of this study were PMMM PMSolutions and Kerzner (based on PMBOK) which were used as a references in measuring the maturity level of project management. In addition, SWEBOK (software engineering framework) was also used to measure the level of product-oriented process capabilities in project implementation. The scope of this study was limited to the evaluation of maturity level and the recommendations for improvement of project management implementation.
The result of this study indicated that the level of project management maturity in DPI is currently at level 1. In addition, this study also measured the capability of product-oriented processes which result to the software requirements, software testing, and software maintenance are at level 0 while the software design and construction are at level 1. This study also provided recommendations to achieve the expected level 2 maturity. The recommendations are grouped into four aspects, namely policies (establishing policies and standards of project management and software development), human resources (giving training of project management), technology (utilizing the project management system), and the work product (creating documents related to the project management and product-oriented processes). With this evaluation results, project management implementation in the DPI is expected to be better so that it could overcome the delays of data processing application development."
Lengkap +
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Dewi Astuti
"Direktorat Sistem Informasi Statistik Direktorat SIS merupakan unit kerja yang melayani bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi TIK di Badan Pusat Statistik. Laporan kinerja Deputi Metodologi dan Informasi Statistik tahun 2015 menyebutkan bahwa permasalahan yang terdapat di Direktorat SIS adalah tingkat pengetahuan sumber daya manusia SDM TIK masih terbatas dan tidak merata. Padahal salah satu misi BPS adalah membangun insan statistik yang profesional, berintegritas, dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Profesional berarti insan statistik harus memiliki kapasitas dan kapabilitas yang diperlukan untuk menghasilkan data statistik yang berkualitas. Saat ini pengetahuan di BPS masih melekat pada individu belum melekat pada unit kerja yang memerlukan pengetahuan tersebut. Jika terjadi perpindahan pegawai yang mempunyai pengetahuan tertentu di Direktorat SIS, bisa berdampak pada kinerja layanan TIK di BPS. Agar kinerja layanan TIK tidak bergantung pada individu tertentu, maka penting untuk Direktorat SIS mengimplementasikan manajemen pengetahuan dengan merancang sistem manajemen pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan sistem manajemen pengetahuan di Direktorat SIS. Sistem manajemen pengetahuan ini dirancang menggunakan Soft System Methodology yang digabungkan dengan pemetaan pengetahuan dan proses manajemen pengetahuan Becerra-Fernandez. Organizational Culture Assessment Instrument OCAI digunakan untuk mengetahui budaya organisasi di Direktorat SIS. Penelitian ini menghasilkan sembilan aktivitas pada pembuatan model konseptual dan tujuh fitur system management pengatahuan
Directorate Statistical Information System SIS is a business unit that serves the line of Information, Communication, and Technology ICT in the Statistics Indonesia. The 2015 39 s performance report of the Deputy of Statistical Information and Methodology has stated that the problem contained in the SIS 39 s Directorate was limitation and uneven of the level of knowledge of ICT 39 s human resources. Whereas, one of the Statistics Indonesia 39 s mission is building the human being a professional, integrity, and mandate for statistical improvement. Professional mean that statistical human must have the capacity and capability required to produce quality statistics. Currently, knowledge in Statistics Indonesia is still attached in individual and not attached to the business units that require such knowledge. In case of personnel transfer who has specific knowledge in the SIS 39 s Directorate, could have an impact on the performance of ICT services in Statistics Indonesia. In order that ICT services 39 s performance is not dependent on particular individuals, it is important for the SIS 39 s Directorate to implement knowledge management with designing knowledge management system. This study aimed to design knowledge management system in the SIS 39 s Directorate. Knowledge management system was designed using Soft Systems Methodology combined with knowledge mapping and Becerra Fernandez 39 s knowledge management processes. Organizational Culture Assessment Instrument OCAI was used to determine the organizational culture at the SIS 39 s Directorate. This study resulted in nine activities in the construction of the conceptual model and the seven features of knowledge management system.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Dewi Astuti
"Direktorat Sistem Informasi Statistik Direktorat SIS merupakan unit kerja yang melayani bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi TIK di Badan Pusat Statistik. Laporan kinerja Deputi Metodologi dan Informasi Statistik tahun 2015 menyebutkan bahwa permasalahan yang terdapat di Direktorat SIS adalah tingkat pengetahuan sumber daya manusia SDM TIK masih terbatas dan tidak merata. Padahal salah satu misi BPS adalah membangun insan statistik yang profesional, berintegritas, dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Profesional berarti insan statistik harus memiliki kapasitas dan kapabilitas yang diperlukan untuk menghasilkan data statistik yang berkualitas.
Saat ini pengetahuan di BPS masih melekat pada individu belum melekat pada unit kerja yang memerlukan pengetahuan tersebut. Jika terjadi perpindahan pegawai yang mempunyai pengetahuan tertentu di Direktorat SIS, bisa berdampak pada kinerja layanan TIK di BPS. Agar kinerja layanan TIK tidak bergantung pada individu tertentu, maka penting untuk Direktorat SIS mengimplementasikan manajemen pengetahuan dengan merancang sistem manajemen pengetahuan.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan sistem manajemen pengetahuan di Direktorat SIS. Sistem manajemen pengetahuan ini dirancang menggunakan Soft System Methodology yang digabungkan dengan pemetaan pengetahuan dan proses manajemen pengetahuan Becerra-Fernandez. Organizational Culture Assessment Instrument OCAI digunakan untuk mengetahui budaya organisasi di Direktorat SIS. Penelitian ini menghasilkan sembilan aktivitas pada pembuatan model konseptual dan tujuh fitur sistem manajemen pengetahuan.

Directorate Statistical Information System SIS is a business unit that serves the line of Information, Communication, and Technology ICT in the Statistics Indonesia. The 2015 39 s performance report of the Deputy of Statistical Information and Methodology has stated that the problem contained in the SIS 39 s Directorate was limitation and uneven of the level of knowledge of ICT 39 s human resources. Whereas, one of the Statistics Indonesia 39 s mission is building the human being a professional, integrity, and mandate for statistical improvement. Professional mean that statistical human must have the capacity and capability required to produce quality statistics.
Currently, knowledge in Statistics Indonesia is still attached in individual and not attached to the business units that require such knowledge. In case of personnel transfer who has specific knowledge in the SIS 39 s Directorate, could have an impact on the performance of ICT services in Statistics Indonesia. In order that ICT services 39 s performance is not dependent on particular individuals, it is important for the SIS 39 s Directorate to implement knowledge management with designing knowledge management system.
This study aimed to design knowledge management system in the SIS 39 s Directorate. Knowledge management system was designed using Soft Systems Methodology combined with knowledge mapping and Becerra Fernandez 39 s knowledge management processes. Organizational Culture Assessment Instrument OCAI was used to determine the organizational culture at the SIS 39 s Directorate. This study resulted in nine activities in the construction of the conceptual model and the seven features of knowledge management system.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rela Sabtiana
"Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaur merupakan satuan kerja di bawah Badan Pusat Statistik Republik Indonesia yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan statistik di wilayah Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Meskipun Badan Pusat Statistik Kabupaten merupakan satuan kerja terkecil di bawah Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, namun Badan Pusat Statistik Kabupaten menyumbang peran besar dalam pencapaian tujuan Badan Pusat Statistik untuk meningkatkan kualitas data. Hal ini disebabkan oleh peran Badan Pusat Statistik Kabupaten sebagai tombak dalam pengumpulan data langsung ke responden dan sekaligus sebagai pengolah dan diseminasi data. Sebagai contoh adalah pelaksanaan Survei Sosial Ekonomi Nasional yang tengah berlangsung pada semester I tahun 2019 saat penyusunan penelitian ini. Dari survei ini diperoleh permasalahan yaitu terdapat ketidaklengkapan, ketidakkonsistenan isian dan ketidaktepatan harga pada Modul Kor dan Konsumsi Pengeluaran saat entri data dalam aplikasi. Begitu pula saat pasca entri masih ditemukan ketidakkonsistensian dan ketidaktepatan isian. Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan evaluasi tingkat kematangan manajemen kualitas data menggunakan kerangka kerja Manajemen Kualitas Data Loshin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kematangan berada pada kisaran 2 dan 3. Dari delapan dimensi, terdapat empat dimensi yang belum memenuhi target yang diharapkan yaitu harapan kualitas data, protokol kualitas data, standar data, dan teknologi. Selain itu, hasil dari pengukuran kualitas data statistik menggunakan kerangka kerja European Statistical System menunjukkan bahwa total skor yang dicapai adalah 5.7 dari target yang diharapkan sebesar 9.4. Dari hasil penelitian ini selanjutnya disusun rekomendasi peningkatan kualitas data.

The BPS-Statistics of Kaur Regency is a work unit under the BPS-Statistics of the Republic of Indonesia which is responsible for carrying out statistical activities in the regency area, precisely the Regency of Kaur, Bengkulu Province. Although the Regency Statistics Agency is the smallest work unit, the BPS-Statistics of Kaur Regency contributes a large role in achieving the goals of the BPS-Statistics of Republic of Indonesia to improve data quality. This is due to the role of the Regency Statistics Agency as a spearhead in collecting data directly to respondents and at the same time as data processors. An example is the implementation of the National Socio-Economic Survey which was taking place in the first semester of 2019 during the preparation of this study. From this survey, there are problems, namely there are incompleteness, inconsistency in the contents and inaccuracy of the price range in the Cor Module and Expenditure Consumption during data entry in the application. Likewise, inconsistencies and inaccuracies are found after post entries. To overcome this problem, an evaluation of the maturity level of data quality management using the Loshin’s Data Quality Management was done. The results indicate that the maturity level is in the range of 2 and 3. Of the eight dimensions, there are four dimensions that have not met the expected targets, namely expectations of data quality, data quality protocols, data standards, and technology. In addition, the results of measuring the quality of statistical data using the European Statistical System indicate that the total score achieved is 5.7 of the expected target of 9.4. From the results of this study, recommendations were made for improving data quality."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Karoma Yude
"PT X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan dan minuman dengan aspek kesehatan. Sejak didirikan tahun 1979 hingga saat ini berusia 42 tahun, organisasi telah berkembang dan melakukan berbagai inovasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis. Memasuki industri 4.0, PT X beradaptasi dengan perkembagan teknologi informasi. Perusahaan tengah dalam fase transformasi bisnis menjadi digital dengan melakukan pengembagan perangkat lunak yang bertujuan untuk mempermudah dan membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Organisasi telah melakukan praktik manajemen proyek namun belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari adanya 40% proyek yang dijalankan tidak dapat di-deliver dengan tepat waktu. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek yang sudah dijalankan sehingga organisasi dapat melakukan perbaikan. Dengan menggunakan Project Management Maturity Model (PMMM) diketahui bahwa tingkat kematangan manajemen proyek PT X berada pada tingkat pertama. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan organisasi mengenai manajemen proyek masih belum cukup baik.
Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan organisasi yaitu mengadakan pelatihan khusus untuk setiap area manajemen proyek, membuat standar dokumentasi yang baik, mengadakan sesi pendalaman materi Project Management Body of Knowledge (PMBOK) dan mendorong project manager untuk berkomunikasi menggunakan istilah manajemen proyek yang tepat

.PT X is a food and beverage manufacturing company with a focus on health. Since its establishment in 1979, the organization has developed and implemented several innovations in order to remain competitive in the commercial sector. PT X has adapted to the advancement of information technology as it enters industry 4.0. The organization is in the process of digitalizing its business by building software to simplify and improve the effectiveness and efficiency of business operations. The organization has implemented project management practices, but they have not been properly applied. There are 40% of projects that cannot be delivered on schedule. Evaluation is required to determine the maturity level of project management that has been applied so that the organization could implement improvements. Using the Project Management Maturity Model (PMMM), it is determined that PT X's project management is at the first level of maturity. This indicates that the organization's understanding of project management is still insufficient. This research also includes recommendations for improvement that may be implemented by organization, such as providing particular training for each project management area, establishing appropriate documentation standards, organizing sessions to increase understanding of the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) materials, and encouraging project managers to communicate using proper project management terms."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Karoma Yude
"PT X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan dan minuman dengan aspek kesehatan. Sejak didirikan tahun 1979 hingga saat ini berusia 42 tahun, organisasi telah berkembang dan melakukan berbagai inovasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis. Memasuki industri 4.0, PT X beradaptasi dengan perkembagan teknologi informasi. Perusahaan tengah dalam fase transformasi bisnis menjadi digital dengan melakukan pengembagan perangkat lunak yang bertujuan untuk mempermudah dan membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Organisasi telah melakukan praktik manajemen proyek namun belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari adanya 40% proyek yang dijalankan tidak dapat di-deliver dengan tepat waktu. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek yang sudah dijalankan sehingga organisasi dapat melakukan perbaikan. Dengan menggunakan Project Management Maturity Model (PMMM) diketahui bahwa tingkat kematangan manajemen proyek PT X berada pada tingkat pertama. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan organisasi mengenai manajemen proyek masih belum cukup baik. Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan organisasi yaitu mengadakan pelatihan khusus untuk setiap area manajemen proyek, membuat standar dokumentasi yang baik, mengadakan sesi pendalaman materi Project Management Body of Knowledge (PMBOK) dan mendorong project manager untuk berkomunikasi menggunakan istilah manajemen proyek yang tepat.

PT X is a food and beverage manufacturing company with a focus on health. Since its establishment in 1979, the organization has developed and implemented several innovations in order to remain competitive in the commercial sector. PT X has adapted to the advancement of information technology as it enters industry 4.0. The organization is in the process of digitalizing its business by building software to simplify and improve the effectiveness and efficiency of business operations. The organization has implemented project management practices, but they have not been properly applied. There are 40% of projects that cannot be delivered on schedule. Evaluation is required to determine the maturity level of project management that has been applied so that the organization could implement improvements. Using the Project Management Maturity Model (PMMM), it is determined that PT X's project management is at the first level of maturity. This indicates that the organization's understanding of project management is still insufficient. This research also includes recommendations for improvement that may be implemented by organization, such as providing particular training for each project management area, establishing appropriate documentation standards, organizing sessions to increase understanding of the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) materials, and encouraging project managers to communicate using proper project management terms."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Denovi Rahmawati
"Manajemen pengetahuan (MP) menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran di organisasi. Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga pemerintah non departemen yang bertugas melaksanakan kegiatan statistik mulai menyadari pentingnya pengetahuan sebagai aset penting organisasi dalam mencapai visi misinya. Berdasarkan Rencana Transformasi Digital BPS, penerapan MP di BPS diharapkan dapat mendukung strategi organisasi. Namun, berdasarkan data penerapan MP di BPS yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan berbagai inisiatif MP di BPS belum optimal. Untuk mencapai keberhasilan program MP maka diperlukan adanya strategi MP. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penyusunan sebuah strategi MP berdasarkan hasil pengukuran kematangan MP di BPS. Pengukuran tingkat kematangan MP pada penelitian ini menggunakan kerangka kerja MP oleh Asian Productivity Organization (APO). Perumusan strategi MP ini dibantu dengan kerangka kerja MP oleh APO, strategi pengetahuan oleh Zack serta KM solutions dan foundations oleh Becerra. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode kuantitatif untuk pengukuran kematangan MP melalui survei kemudian analisis datanya menggunakan analisis deskriptif. Selanjutnya, metode kualitatif dilakukan untuk penyusunan strategi peningkatan MP melalui wawancara, observasi dan studi literatur kemudian analisis datanya menggunakan analisis tematik. Dari hasil analisis, kategori kematangan MP dengan nilai tertinggi yaitu teknologi sedangkan kategori dengan nilai terendah yaitu proses pengetahuan. Secara keseluruhan, total skor seluruh kategori kematangan MP BPS adalah 145,91 atau berada pada level 3 (introduction). Hal ini menunjukkan bahwa praktik MP sudah dilakukan di beberapa area organisasi. Perumusan strategi MP BPS dari penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Hasil strategi MP ini diharapkan dapat mewujudkan keberhasilan program MP di BPS.

Knowledge management (KM) becomes important in the learning process in organizations. The Central Bureau of Statistics (BPS) as a non-departmental government agency tasked with carrying out the statistical activities began to realize the importance of knowledge as an important asset of the organization in achieving its vision and mission. Based on the BPS Digital Transformation Plan, the implementation of KM in BPS is expected to support the organization`s strategy. However, based on the data of the KM implementation obtained at BPS, it shows that the implementation of various KM initiatives at BPS is not optimal. To achieve the success of the KM program, the KM strategy is needed. This study aims to develop the KM strategy based on the results of measuring its KM maturity at BPS. The measurement of KM maturity level in this study uses the KM framework by the Asian Productivity Organization (APO). This KM strategy formulation is aided by the APO KM framework, the knowledge strategy by Zack and KM solutions and foundations by Becerra. This research is a case study research with the
quantitative methods to measure the KM maturity through surveys and then analyze the data using the descriptive analysis. Furthermore, a qualitative method is carried out for the design of strategies to increase KM through interviews, observation, and literature review and then analyze the data using the thematic analysis. From the analysis results, the KM maturity category with the highest value is the technology while the category with the lowest value is the knowledge process. Overall, the total score of the KM maturity categories at BPS is 145.91 or at level 3 (introduction). This shows that the KM practices have been carried out in several areas of the organization. The formulation of the KM strategy at BPS from this study is categorized into 3 stages, namely planning, implementation, and evaluation. The results of this KM strategy are expected to realize the success of the KM program at BPS.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathi
"Proses bisnis Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara ekstensif terutama dalam pengolahan data dan diseminasi hasil kegiatan statistik. Hal tersebut membutuhkan sistem keamanan informasi yang andal sesuai harapan. Namun, masih ditemukan insiden-insiden yang diindikasikan karena kurangnya kesadaran pegawai terhadap keamanan informasi. Faktor manusia selalu menjadi titik terlemah dalam sistem keamanan informasi. Oleh sebab itu, penelitian ini fokus pada aspek manusia tersebut dengan melakukan evaluasi kesadaran keamanan informasi pegawai BPS. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan survei menggunakan kuesioner pada dimensi pengetahuan dan perilaku pegawai dalam 8 area kesadaran keamanan informasi. Sampel survei diambil secara probalistik dengan metode acak sistematis. Hasilnya, dari 231 responden yang merespons disimpulkan bahwa tingkat kesadaran keamanan informasi pegawai BPS masih kurang baik. Terdapat area-area yang perlu mendapatkan prioritas perbaikan, tiga area paling butuh perbaikan yaitu: penggunaan internet, pelaporan insiden, dan keamanan komputer kerja. Hasil analisis juga mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat kesadaran keamanan informasi berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, maupun satuan kerja pegawai.

The business process of the Statistics Indonesia (BPS) uses Information and Communication Technology (ICT) extensively, especially in data processing and dissemination. This requires a reliable information security system as expected. However, incidents were still found that were indicated due to a lack of employees information security awareness (ISA). Human factors have always been the weakest point in information security systems. Therefore, this study focuses on the human aspect by conducting an evaluation of employees information security awareness. A survey approach using a questionnaire was used to evaluate on employees knowledge and behavior in 8 areas of information security awareness. Survey samples were taken with a systematic random sampling method. As a result of 231 response, concluded that the level of employees information security awareness at BPS is not good enought. There are areas that need to be prioritized for improvement, the top three areas that need for improvement are: internet usage, incident reporting, and workstation security. Analysis also revealed that there was no significant difference in the level of information security awareness based by gender, age group, or employee working unit.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Permana
"Keterlambatan dalam pengerjaan suatu proyek masih sering dialami oleh perusahaan berbasis proyek sehingga menyebabkan kerugian seperti keterbatasan dalam alokasi sumberdaya, biaya operasional yang meningkat dan keterlambatan waktu pembayaran. PT Kairos Utama Indonesia merupakan perusahaan berbasis proyek yang bergerak di bidang Teknologi Informasi, spesifik dalam pembuatan perangkat lunak, perancangan dan pemeliharaan infrastruktur. Perusahaan ini juga mengalami keterlambatan dalam pengerjaan proyek sebesar 66 dari total proyek yang ada pada tahun 2015.
Tingkat kesiapan dalam perencanaan dan pengerjaan sebuah proyek menjadi salah satu faktor yang menyebabkan adanya proyek yang mengalami keterlambatan. Dengan tingginya tingkat kematangan dalam manajemen proyek maka perusahaan akan memiliki persiapan yang lebih matang dalam pengerjaan proyek. Maka dari itu diperlukan pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek saat ini agar nantinya perusahaan ini dapat menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan agar mencapai target tingkat kematangan tertentu dalam manajemen proyek. Model pengukuran tingkat kematangan yang digunakan adalah PMMM. Metode yang digunakan adalah menggunakan kuesioner dari pertanyaan yang sudah ada dan wawancara terhadap responden.
Dari pengukuran yang dilakukan, terdapat dua dari enam manajer proyek yang lulus pada pengukuran tingkat pertama dan tiga dari lima kategori pada pengukuran tingkat kedua. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kematangan pertama dan kedua, beberapa rekomendasi diberikan di setiap tingkatan agar perusahaan ini dapat memenuhi nilai minimum pada masing-masing tingkatan seperti memberikan pelatihan dan sertifikasi dalam manajemen proyek, mengintegrasikan jadwal dan biaya di dalam sebuah sistem, membangun kurikulum pelatihan tersendiri dan mendorong karyawan untuk memaksimalkan penggunaan tools dalam pengerjaan proyek.

Delay in project implementation is still experienced in project based organization. It can impacted on cost such as limited resource allocation, increasing operational cost, and delay in payment from customer to the company. PT Kairos Utama Indonesia is one of project based organization in Jakarta, which specified in software development, design and maintenance infrastructure. This organization also experienced delay in project implementation for almost 66 from their project in 2015.
Readiness level in planning and executing project is one of the factor that cause delay in project implementation. If a company have higher level in project management maturity, there will be higher readiness level when planning and executing the project. Therefore this company will need measurement for maturity level in project management to enable the company decide which step they need to do to gain higher level in project management maturity. PMMM will be used as measurement model for this research. Questionnaire and interview will held for specified respondents.
Based on measurement, two out of six project manager passed the first level and three out of five category also passed in second level. Based on the result, some recommendation on each level submitted to this company to ensure this company comply with PMMM minimum passing score. The recommendations are arrange training and certification to each PM with own curriculum, integrate cost and schedule control in new system, and encourage all project member to use proper tools or system on each project.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Clara Egie
"Sebagai penyedia jasa konsultasi dan solusi di bidang TIK, PT Mitra Integrasi Informatika (MII) memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan proyek-proyek dengan klien sesuai dengan anggaran biaya, selesai tepat waktu dan memenuhi seluruh ruang lingkup yang sudah ditentukan. Dalam menyelesaikan proyek, PT MII melakukan pengelolaan manajemen proyek mengacu pada PMBOK. Namun pada realita yang terjadi, proyek-proyek sejak tahun 2022-2023 mengalami keterlambatan penyelesaian sekitar 1-6 bulan lamanya dari perencanaan awal. Hal ini menyebabkan sumber daya yang seharusnya berpindah untuk mengerjakan proyek lain masih terhambat pada proyek yang terlambat. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa belum pernah dilakukan pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek di PT MII. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek di PT MII dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan tingkat kematangan manajemen proyek sesuai yang diharapkan. Pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek di PT MII akan menggunakan metode dari Kerzner Project Management Maturity Model (KPM3). Melalui hasil pengukuran, didapatkan bahwa divisi CRM PT MII masih belum lolos tingkat pertama. Hasil rekomendasi telah diberikan berdasarkan KPM3 untuk dapat menuju tingkat selanjutnya. Rekomendasi per area pengetahuan juga diberikan berdasarkan PMBOK 7th Guide.

As a provider of consulting and solutions in the field of Information and Communication Technology (ICT), PT Mitra Integrasi Informatika (MII) has the responsibility to complete projects with clients within budget, on time, and meeting all predetermined scopes. In completing projects, PT MII implements project management based on the PMBOK. However, in reality, projects since 2022-2023 have experienced delays of about 1-6 months from the initial planning. This causes resources that should have been allocated to other projects to be hindered in the delayed projects. From the analysis, it was found that project management maturity levels have never been measured at PT MII. This research aims to measure the project management maturity level at PT MII and provide recommendations to improve the expected level of project management maturity. Measurement of project management maturity levels at PT MII will use the method from the Kerzner Project Management Maturity Model (KPM3). Through the measurement results, it was found that the CRM division of PT MII has not yet passed the first level. Recommendations based on KPM3 have been provided to progress to the next level. Recommendations per knowledge area are also provided based on the PMBOK 7th Guide."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>