Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aziz Jati Nur Ananda
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas proses pengembangan aplikasi ponsel berbasis android bernama Kuala24 untuk menghitung asupan harian gula tambahan pada anak usia sekolah di Jakarta Timur dan evaluasi penerimaan terhadap aplikasi tersebut. Penelitian menggunakan rancangan penelitian potong lintang, dengan pendekatan
kualitatif pada tahap analisis kebutuhan dan pendekatan kuantitatif digunakan untuk
mengetahui evaluasi penerimaan dalam aspek content, grapich, dan design. Hasil
penelitian ini yaitu sebuah aplikasi bernama Kuala24 untuk menghitung asupan
gula tambahan yang berisi database makanan dan minuman yang mengandung gula
tambahan dan gambar makanan. Aplikasi Kuala24 mendapatkan penerimaan
dengan kategori baik pada anak usia usia sekolah di Jakarta Timur

ABSTRACT
This study provides step-step how to develop application for calculating added
sugar intake. The present study aims to develop and assess the acceptance of added
sugar intake calculator application (Kuala24 app) in East Jakarta. Data collection
was done by qualitative approach using Delphi technique to experts (n=15) in need
assessment phase for developing Kuala24 app. Acceptance of Kuala24 was
obtained from school aged children (n=59). Kuala24 app is a mobile application
software for calculating added sugar intake that contain food databases, food picture
and food grouping. The result of acceptance assessment is 55.9% school aged
children having good acceptance."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Hafiah Halidha Nilanda
"Status hidrasi dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk usia. Perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia yaitu penurunan sensasi rasa haus, penurunan sekresi aldosteron, dan penurunan fungsi luhur dapat menyebabkan peningkatan risiko dehidrasi pada lansia. Penelitian analitik observasional dengan metode potong lintang telah dilakukan di rumah binaan lansia Atmabrata, Cilincing Jakarta Utara, dengan tujuan untuk menilai status hidrasi pada lansia dan faktor-faktor yang berhubungan yaitu asupan cairan dan aktivitas fisik. Lima puluh sembilan subjek berhasil menyelesaikan protokol penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27,1% lansia mengalami dehidrasi dengan menggunakan indikator berat jenis urin dan 49,2% lansia tidak terhidrasi dengan baik dengan menggunakan indikator warna urin. Rerata asupan cairan subjek adalah 1327,97 ± 407,75 mL, dan terdapat 72,9% subjek dengan aktivitas fisik rendah. Tidak terdapat hubungan antara status hidrasi dengan asupan cairan (p>0,05), dan sebaliknya terdapat hubungan yang bermakna antara berat jenis urin dengan tingkat aktivitas fisik (p <0,001).

Hydration status can be affected among others by age. Dehydration risk is higher in the elderly. Physiological changes such as decreasing sensation of thirst, decreasing secretion of aldosterone and impaired cognitive fuction could be the causes of dehydration among elderly. Analytic observational by using cross sectional study design conducted in Atmabrata nursing home, Cilincing North Jakarta has been done to asses hydration status in the elderly and its related factors, i.e fluid intake and physical activity. Fifty nine subjects accomplished the study protocol.
Based on the urine specific gravity measure, it shows that 27.1% elderly was dehydrated and by using urine color chart, it shows that 49.2% elderly was not hydrated properly. The fluid intake average of the subject was 1327.97 ± 407.75 mL, and there was 72.9% subject with low physical activity. There was no significant association between hydration status and fluid intake (p>0.05). There was significant association between urine specific gravity status and level physical activity (p<0.001).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umaima Kamila
"Latar Belakang : Masalah status gizi kurang masih menjadi salah satu problem kesehatan yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia hingga saat ini. Berbagai program telah dicanangkan oleh pemerintah untuk menanggulanginya namun belum membuahkan hasil. Untuk menyelesaikan masalah status gizi diperlukan pemahaman yang mendalam atas faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi, dimana salah satunya adalah asupan kalori harian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan asupan kalori harian.
Metode : Penelitian ini dilakukan terhadap 73 orang anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids dengan menggunakan desain cross-sectional. Data yang diambil meliputi jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh dan asupan nutrisi harian. Status gizi diukur dengan menggunakan persentil kurva Center for Disease Control (CDC) sedangkan asupan nutrisi harian dengan metode wawancara. Selanjutnya dicari hubungan antara keduanya dengan menggunakan software SPSS 11.5.
Hasil : Rerata tinggi badan (132,09cm) dan berat badan (27,07kg) responden tidak ideal berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2004. Responden umumnya memiliki status gizi normal berdasarkan ketiga status gizi yaitu 50,7% (BB/U), 71,2% (TB/U), dan 63 % (IMT). Mayoritas responden mendapatkan asupan nutrisi harian yang normal (60,3%). Analisis variabel dengan menggunakan two sample Kolmogorov-Smirnov test untuk menentukan hubungan antara status gizi dan asupan nutrisi harian adalah p=1,000 (BB/U)., p=0,461(TB/U), dan p=0,799 (IMT).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara asupan kalori harian dan status gizi pada anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids.

Background : Nutritional Problem has been one of many health problems which are faced by Indonesian people until now. Various programmes have been launched by the government to overcome this problem but still have not get significant result. To handle this nutritional problem, we need to understand completely about all factors influnce the nutritional status. One of those key factors is daily calorie intake.
Method: This research conducted on 73 schoolaged children who were registered in KampungKids Foundation using crosssectional method. Data collected were gender, age, weight, height, body mass index (BMI) and daily calorie intake. Nutritional status was measured by using CDC percentile curve. In other hand, daily calorie intake data were collected by interviewing. The data then were analyzed with SPSS 11.5 software.
Result : The height average (132,09cm) and weight average (27,07kg) were not ideal according to Nutritional Sufficiency Value (AKG) 2004. Most of the respondent had normal nutritional status for all indicators : 50,7% for (Body Weight/Age), 71,2% for (Body Height/ Age), and 63% for (BMI/Age). Most of respondents had normal daily calorie intake (60,3%). Analysis of variables using two sample Kolmogorov-Smirnov test to find the association between daily calorie intake and nutritional status gave results, p=1,000 (BW/A), p=0,461(BH/A), and 0,799 (BMI).
Conclusion : There is no significant association between daily calorie intake and nutritional status among school-aged children in Kampung Kids Foundation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizal Hidayatullah
"Indonesia merupakan salah satu negara yang memilki penduduk dengan status gizi rendah. Data Riskesdas menunjukkan bahwa 13,3% anak laki-laki dan 10,9% anak perempuan berada dalam status gizi kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah status gizi tersebut berhubungan dengan asupan lemak yang dikonsumsi. Penelitian ini dilakukan pada kelompok remaja yang berusia 13-18 tahun. Quesioner food-record diisi oleh responden selama 3 hari dalam 1 minggu yaitu dari tanggal 15 Januari 2011 sampai 22 Januari 2011 digunakan untuk mengetahui asupan lemak dan data pengukuran Indeks Massa Tubuh digunakan untuk menentukan status gizi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 90 orang. Dari 90 responden tersebut, terdapat 1 (1,1%) responden dengan status gizi kurang, 64 (71,1%) responden dengan status gizi cukup, dan 25 (27,8%) responden dengan status gizi lebih. Dengan uji Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara asupan lemak dengan status gizi (p=0,736).

Malnutrition continues to be a primary cause of ill health and mortality among children in developing countries like Indonesia. Riskesdas showed that 13.3% males and 10.9% females under 18 years of age in Indonesia were under-nutrition. In the present study, an attempt was made to find the prevalence of under-nutrition among school children 13-18 year age group and its association with fat intake. Nutritional status of the children was assessed by measuring Body Mass Index (BMI) and their fat intake for three day (Januari 15-22, 2011) was recorded using food-record questionnaire. A total 90 students were randomly selected from the study area. Among 90 students, 1.1% students were found to be undernutrition, 71.1% normal, and 27.8% overnutrition. There was no significant difference (Kolmogorov-Smirnov p>0.05) between prevalence of under-nutrition and fat intake. It was concluded that the prevalence of under-nutrition among school children 13-18 year age group was not associated with fat intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handayani Eka Puspita Sari
"Latar belakang dan tujuan: Sekitar 41% penduduk dewasa di Kalimantan tidak memenuhi rekomendasi asupan cairan harian. Asupan cairan yang tidak mencukupi dapat menyebabkan dehidrasi. Penduduk dewasa laki-laki memiliki angka kepatuhan lebih rendah dibanding wanita dalam memenuhi asupan cairan. Hambatan terbesar dalam memenuhi asupan cairan adalah lupa untuk minum. Aplikasi seluler Hidrasiku yang disertai dengan pengingat, diharapkan bermanfaat dalam memenuhi asupan cairan harian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi hidrasiku dengan pengingat terhadap kecukupan asupan cairan harian dan status hidrasi penduduk dewasa di Kota Bontang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental pada 106 subjek laki-laki sehat, berusia 19-64 tahun, memiliki ponsel pintar, dan tinggal di Kota Bontang. Subjek dialokasikan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Kedua kelompok menggunakan aplikasi, dengan kelompok perlakuan mengaktifkan fitur pengingat sementara kelompok kontrol tidak. Saat perlakuan, kedua kelompok diminta menggunakan aplikasi selama empat minggu, dan memeriksa warna urinenya setiap minggunya. Kecukupan asupan cairan harian dan status hidrasi dinilai sebelum dan sesudah perlakuan.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan pada kedua kelompok meliputi usia, status gizi, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, asupan cairan, dan warna urine. Kecukupan asupan cairan harian dan status hidrasi kedua kelompok sebanding pada pemeriksaan awal. Pada akhir perlakuan, terdapat perbedaan bermakna pada kecukupan asupan cairan harian (90,2% vs 63,0%, p<0,05). Akan tetapi, tidak terdapat perbedaan bermakna pada status hidrasi euhidrasi (87,8% vs 73,9%, p>0,05).
Kesimpulan: Penggunaan aplikasi Hidrasiku selama empat minggu dengan fitur pengingat berpengaruh terhadap kecukupan asupan cairan harian. Akan tetapi, tidak berpengaruh pada status hidrasi.

Background and objectives: About 41% adults in Kalimantan have inadequate total fluid intake (TFI). Inadequate TFI may cause dehydration. Men were chosen because of TFI adequacy were lower than women. Highest barrier for achieving TFI was forgetting to drink. Hidrasiku with reminder is expected to be useful to achieve TFI and may affect hydration status. This study aims to determine the effect of the Hidrasiku with reminder on the TFI adequacy and hydration status among adults in Bontang.
Methods: This study was a quasi-experimental study on 106 healthy men, aged 19- 64 years, owning a smartphone and living in Bontang. Subjects were allocated into two groups, intervention and control. Both groups used Hidrasiku, with the intervention group activated the reminder while the control group didn’t. Both groups were asked to use Hidrasiku for four weeks and assess the urine colour weekly. Adequacy of TFI and hydration status were assessed before-after intervention.
Results: There were no differences in the two groups including age, nutritional status, education level, physical activity, fluid intake, and urine color. Adequacy of TFI and hydration status of the two groups were comparable before intervention. At the end of intervention, there was significant difference in the TFI adequacy (90,2% vs 63,0%, p<0,05). Meanwhile no significant difference on hydration status (87,8% vs 73,9%, p>0,05).
Conclusion: Hidrasiku with reminder has effect on the adequacy of TFI and no effect on hydration status.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Prasaja
"Penggunaan cisplatin masih merupakan lini pertama penanganan tumor padat walaupun dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Salah satu penanganan nefrotoksisitas cisplatin adalah pemberian hidrasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan fungsi ginjal serta mengevaluasi penggunaan volume hidrasi pada pasien yang mendapatkan regimen cisplatin di RS Dharmais. Desain penelitian adalah potong lintang dengan menggunakan data rekam medik pasien. Sampel adalah seluruh pasien kanker dewasa yang mendapatkan cisplatin dosis 60mg/m2 minimal selama empat siklus periode Agustus 2011-November 2013. Klirens kreatinin digunakan sebagai parameter penurunan fungsi ginjal. Pasien yang mendapatkan cisplatin selama empat siklus sebanyak 88 orang, sedangkan pasien yang mendapatkan cisplatin selama enam siklus sebanyak 56 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi nefrotoksisitas cisplatin setelah enam siklus kemoterapi sebesar 92,90% dengan rata-rata persentase penurunan fungsi ginjal sebesar 40,97±17,34% (n=56). Prevalensi nefrotoksisitas cisplatin setelah empat siklus kemoterapi sebesar 75,00% dengan rata-rata persentase penurunan fungsi ginjal sebesar 26,52±19,43% (n=88). Volume hidrasi rata-rata per siklus selama enam siklus kemoterapi cisplatin adalah 6168,46±2866,84 ml tapi ternyata tidak mempengaruhi penurunan fungsi ginjal. Faktor yang mempengaruhi penurunan fungsi ginjal pasien dalam penelitian ini adalah usia (p<0,05). Nefrotoksisitas cisplatin terjadi sejak siklus pertama kemoterapi. Tingkat kerusakan ginjal semakin tinggi seiring dengan penggunaan berulang cisplatin pada siklus-siklus berikutnya.

Cisplatin had been using as the first line for solid tumor although its nephrotocixity. Hydration is one of strategies to handle cisplatin nephrotoxicity. The goals of this research were to evaluate the factors that affect the decrease of renal function and to evaluate hydration volume on patients treated with cisplatin in Dharmais Cancer Hospital. The design was cross-sectional by using patients medical record. Subjects were all adult cancer patients who treated with cisplatin
dose 60mg/m2 minimum for four chemotherapy cycles from August 2011 to November 2013. Creatinine clearance was used as a renal function parameter. Patients who treated with cisplatin for four chemotherapy cycles were 88 persons and for six cycles were 56 persons. The prevalence of cisplatin nephrotoxicity after six cycles of chemotherapy was 92.90% with average decrease of renal function was 40.97±17.34 % (n=56). The prevalence of cisplatin nephrotoxicity after four cycles of chemotherapy was 75.00% with average decrease of renal function was 26.52 ± 19.43% (n=88). The average of hydration volume per cycle after six chemotherapy cycles was 6168.46 ± 2866.84 ml but it did not affect cisplatin nephrotoxicity. The only factor that affects this toxicity was patient?s age (p<0.05). Nephrotoxicity could be observed after the first cycle of chemotherapy. The degree of nephrotoxicity was higher after repeated use of cisplatin in the next cycles."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T39340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Utami Ambarsari
"ABSTRAK
Status hidrasi merupakan komponen yang berperan penting dalam menjaga fungsi sistem tubuh. Memori merupakan salah satu domain fungsi kognitif otak yang dimiliki oleh manusia. Daya ingat memungkinkan manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 152 siswa yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Pengukuran status hidrasi diperoleh dari penghitungan berat jenis urin menggunakan urinometer. Sedangkan pengukuran memori dilakukan dengan instrumen Everyday Memory Questionnaire (EMQ). Penelitian ini menggunakan uji T tidak berpasangan atau uji T independen untuk mengidentifikasi hubungan antara status hidrasi dan memori. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata skor daya ingat pada kelompok siswa yang tidak mengalami dehidrasi dengan kelompok siswa yang mengalami dehidrasi (p = 0,003; t = 3,040). Oleh karena itu keseimbangan hidrasi harus dijaga agar memori dapat bekerja secara maksimal.
ABSTRACT
Hydration status is a component that plays an important role in maintaining the function of the body's systems. Memory is one of the cognitive function domains of the brain owned by humans. Memory enables humans to be able to perform daily activities optimally. This study used a comparative analytic method with a cross sectional approach. The number of samples in this study were 152 students who were determined by simple random sampling technique. Measurement of hydration status was obtained from calculating the specific gravity of urine using a urinometer. Meanwhile, memory measurements were carried out using the Everyday Memory Questionnaire (EMQ) instrument. This study used an unpaired T test or an independent T test to identify an association between hydration status and memory. The results of the research that have been conducted indicate that there is a significant difference between the mean memory score of the group of students who are not dehydrated and the group of students who are dehydrated (p = 0.003; t = 3.040). Therefore, the balance of hydration must be maintained so that the memory can work optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Maharani Pramudya
"Pola asupan makanan yang tidak seimbang banyak dijalani kaum remaja saat ini. Hal tersebut menyebabkan ancaman status gizi berlebih semakin mengintai para remaja. Status gizi remaja dapat tercermin melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Tujuan penelitian ini ialah mengetahui hubungan antara asupan energi dan komposisi makronutrien dengan IMT pada remaja usia 15-18 tahun. Penelitian menggunakan desain penelitian potong lintang analitik. Pengambilan data dilaksanakan di Jakarta terhadap 75 mahasiswa kedokteran, laki-laki (n=31) dan perempuan (n=44), tingkat 1 tahun 2012 yang diminta untuk menjawab wawancara mengenai asupan hariannya memakai kuisioner Food Frequency Questionnaires (FFQ) semikuantitatif dan menjalani pemeriksaan fisik, berupa tinggi dan berat badan.
Dari penelitian ini, hasilnya, yakni sebaran subjek berdasarkan asupan energi , yaitu kurang (24%), cukup (30,7%), lebih (45,3%). Untuk asupan karbohidrat ialah kurang (10,7%), cukup (77,3%), dan lebih (12%). Sementara itu, asupan lemak yang kurang ada 24%, cukup sebanyak 44%, dan lebih sebesar 32%. Terakhir, sebaran subjek berdasarkan asupan protein, yakni kurang (1,3%) dan cukup (98,7%). Tidak ada responden yang asupan proteinnya lebih. Distribusi subjek berdasarkan IMT, yaitu pada laki-laki 9,7% kurang, 61,3% normal, dan 29% lebih sedangkan pada perempuan 90,9% normal dan 9,1% lebih. Kesimpulan pada penelitian ini ialah tidak terdapat adanya hubungan (p>0,05) antara asupan energi dan komposisi makronutrien dengan IMT pada remaja usia 15-18 tahun.

Unbalance pattern of food intake become trend for many young people at this time. This causes overweight and obesity risk threaten the teens. Adolescent nutritonal status can be defined by Body Mass Index (BMI) measurement. The purpose of this study is to determine the relationship between energy intake and macronutrient composition with BMI in adolescents aged 15-18 years old. Study used cross-sectional analytical study design. Data collection was conducted in Jakarta on 75 first grade medical students, boys (n=31) and girls (n=41), in 2012 who were asked to answer the interview about her daily intake using Food Frequency Questionnaires (FFQ) semiquantitative and underwent a physical examination, such as height and weight.
The results from this study were the respondent distributions of energy intake were less (24%), adequate (30,7%), over normal (45,3%). For carbohydrate intake were less (10,7%), adequate (77,3%), and over normal (12%). Meanwhile, there were 24% respondents with less intake of fat, 44% adequate. and 32% over normal. Last, the distributions of protein intake were less (1,3%) and adequate (98,7%). No respondent with over normal protein intake. Subject distributions of BMI, were in boys 9,7% less, 61,3% normal, and 29% over normal while in girls, 90,9% normal and 9,1% over normal. The conclusion of this study is there is no relationship (p>0,05) between energy intake and macronutrient composition with BMI in adolescents aged 15-18 years old.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Kumalasari
"Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek perkembangan penting bagi anak-anak karena melalui perkembangan motorik, anak mempelajari lingkungan dan memiliki pengalaman baru yang dapat menstimulasi hubungan di antara sel-sel saraf anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perkembangan motorik serta faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan motorik pada anak umur 7-36 bulan di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.
Desain penelitian yaitu desain studi cross sectional, dengan sampel 134 anak berumur 7-36 bulan yang terdapat di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara Bulan April-Mei 2014. Variabel yang diteliti meliputi stunting,wasting, asupan zat gizi (energi, protein, zat besi), ASI eksklusif, penyakit infeksi (diare dan ISPA), pengetahuan, serta stimulasi perkembangan sebagai variabel independen dan sebagai variabel dependen adalah perkembangan motorik. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan formulir food recall 2x24 jam, pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan, serta penilaian perkembangan motorik dengan formulir Denver II. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berumur 7-36 bulan yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara berjumlah 17,2%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara severely stunting/ sangat pendek, wasting/ kurus, asupan energi, penyakit diare, serta stimulasi perkembangan dengan perkembangan motorik.
Berdasarkan penelitian tersebut, setiap ibu balita serta anggota keluarga lainnya diharapkan dapat berperan mendukung tumbuh kembang anak dengan pemberian nutrisi, pemantauan status gizi, penerapan lingkungan sehat, dan pemberian stimulasi yang tepat. Selain itu, para petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada keluarga, khususnya para ibu balita tentang pentingnya pemantauan status gizi dan pemberian stimulasi perkembangan untuk anak.

Motor development is one of the important aspect in children?s development. Through the attainment of motor skill, children start to explore their environment and engage with their new experiences that stimulate the neurogical synapses. This research purposed to analyze the relationship between stunting, wasting, nutition intake (energy, protein, iron), exclusive breastfeeding, infectious disease (diarrhea and acute respiratory infection), mother?s knowledge, and stimulation with motor development among children 7-36 months of age in Subdistrict of Pademangan Barat, North Jakarta.
This research used cross sectional study design with purposive sampling and 134 actual subjects in 7 maternal and children health care center in Subdistrict of Pademangan Barat, North Jakarta on April ? May 2014. The dependent variable is motor development and the independent variables are stunting, wasting, nutrition intake (energy, protein, iron), exclusive breastfeeding, infectious disease (diarrhea and acute respiratory infection), mother's knowledge, and stimulation. The data were collected through interview by using questionnaire and food recall sheet, anthropometric measurement (height and weight), and examine motor development by using Denver II sheet. Data analysis was performed using chi square test. The result showed that 17,2% of children have motor development delay.
The result of bivariate analysis showed that there was an association between severely stunting with children?s motor development. There were also significant association between wasting, energy intake, diarrhea, and stimulation with children?s motor development.
From this study, we suggest that mother and other family have to support the children?s development by providing adequate nutritious food, better stimulation, health environment, and maintaining nutritional status of the children. The health care workers are also required to provide and promote more information about children?s development for mother dan the family.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sacha Audindra
"Latar Belakang: Prevalensi infeksi parasit usus masih tinggi di Indonesia, terutama pada anak-anak usia sekolah karena beberapa faktor termasuk kebersihan yang buruk, faktor sosial ekonomi, perilaku, dan penduduk yang padat. Saat ini faktor-faktor tersebut masih ditemukan di Indonesia, sehingga angka infeksi masih tinggi. Nutrisi dan infeksi parasit memiliki hubungan erat. Infeksi parasite usus dapat menyebabkan gangguan penyerapan makanan dan status gizi pada anak usia sekolah yang membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh. Infeksi parasit usus sebagai penyebab kekurangan gizi masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan dapat menunda pertumbuhan anak.Metode: Sampel diperoleh dari SDN Kalibata 04, Jakarta Selatan dengan cara mengumpulkan tinja dari murid kelas 1-5. Secara total ada 157 anak mengumpulkan sampel mereka. Pemeriksaan langsung dari tinja dilakukan di Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia menggunakan lugol dan eosin. Data status gizi didapatkan dengan pemeriksaan fisik langsung berat dan tinggi badan yang digunakan untuk menghitung persentil indeks massa tubuh IMT. Setelah itu, data dianalisis menggunakan uji Chi-square; SPSS versi 20 untuk mengetahui apakah ada hubungan antara infeksi parasit usus dan status gizi.Hasil: Sampel diperiksa sebanyak 157 tinja dan ditemukan adanya 60 anak 38.2 positif terinfeksi dengan berbagai macam parasit. Sebagian besar infeksi disebabkan oleh B. hominis, yang menginfeksi 44 anak 69,4. Infeksi lain disebabkan oleh G. intestinalis 15,3, T. trichiura 1,4, cacing tambang 1,4, dan infeksi campuran B. hominis dan E. coli 4,2 , dan B.hominis dengan G. intestinalis 4,2. Dari total anak yang terinfeksi, 17 anak 28,3 memiliki IMT di bawah 5 persentil, dianggap sebagai kekurangan gizi. Secara statistik, terdapat hubungan antara infeksi parasit usus dan status gizi di SDN Kalibata 04, Jakarta Selatan. Kesimpulan: Kejadian infeksi parasit usus di SDN Kalibata 04 adalah 38,2 dengan 28,3 dari anak-anak yang terinfeksi memiliki gizi kurang. Pada penelitian ini bisa disimpulkan ada hubungan antara infeksi parasit usus dan status gizi di SDN Kalibata 04, Jakarta Selatan.

Background Prevalence of intestinal parasitic infection still high in Indonesia, especially in the school aged children. Several factors including poor hygiene, socioeconomic factors, behavior, and crowded population have a contribution in this high prevalence. Nutrition and parasitic infection are closely linked. Intestinal parasitic infection can cause malabsorption and malnutrition especially in school aged children while they need adequate nutrition intake to grow. Therefore, intestinal parasite infection in school aged children is become a major public health problem since it will delay their growth.Methods Sample is obtained from SDN Kalibata 04, South Jakarta by collecting the children's stool from 1st 5th grade. Direct examination of the stool is conducted in the Parasitology Department, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia by Lugol and eosin staining. Additionally, data of nutritional status was obtained by direct physical examination of the weight and height of the children and then they were used to calculate the BMI percentile. Thereafter, data was analyzed using Chi square test, SPSS version 20 to know is there any association between intestinal parasitic infection and nutritional status.Results From the total 157 stool examined in the laboratory, there were 60 38.2 children positively infected with various kinds of intestinal parasites. Mostly the infection is caused by B. hominis, which infect 44 children 69.4 . Other infection is caused by G. intestinalis 15.3, T. trichiura 1.4, hookworm 1.4, and mixed infection of B. hominis and E. coli 4.2, and B.hominis with G. intestinalis 4.2 . From the total of infected children, 17 children 28.3 have BMI below 5th percentile, and it was considered as malnourished. Moreover, 67 uninfected children have healthy weight. Statistically, there is association between intestinal parasitic infection and nutritional status in SDN Kalibata 04, South Jakarta. Conclusion The incidence of intestinal parasitic infection in SDN Kalibata 04 is 38.2. Moreover, 28.3 of the infected children were malnourished and it is suggested that children with intestinal parasite infection has low nutritional status in SDN Kalibata 04, South Jakarta. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>