Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132515 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ovvyasa Wayka Putri
"Tesis ini mengkaji kecelakaan kerja di PT XYZ tahun 2015 dengan menggunakan framework Human Factors And Classification System (HFACS). Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif dengan desain studi deskriptif analitik. Hasil dari penelitian ini adalah lapisan dari HFACS yang paling banyak kelemahannya adalah unsafe act sebanyak 11 dari total 11 kecelakaan yang diteliti dengan elemen decision error menjadi faktor yang paling lemah, lalu disusul dengan precondition of unsafe act sebanyak 10 dengan elemen conditions of operator menjadi faktor yang paling banyak berkontribusi terhadap kecelakaan, lalu disusul dengan unsafe supervision sebanyak 7 dengan elemen inadequate leadership menjadi faktor yang paling banyak berkontribusi terhadap kecelakaan, dan yang terakhir organizational influences sebanyak 5 dengan elemen organizational climate dan resource management menjadi faktor yang paling banyak berkontribusi terhadap kecelakaan. Hasil analisis penelitian menyarankan tindakan perbaikan di tiap tingkatan HFACS baik pada perbaikan kegagalan aktif maupun laten dengan penekanan pada perbaikan di lapisan unsafe act.

This thesis assess the accident in PT XYZ 2015 by using Human Factors And Classification System (HFACS) framework. This research is a semi-quantitative with design study analytical descriptive. Results from this study are a layer of HFACS most weakness is unsafe act at 11 from total 11 accidents with the elements of decision error becomes a factor of the number one weakness, then followed with a precondition of unsafe act at 10 with the elements of conditions of service to be the factors that most contribute to accidents, followed by unsafe supervision at 7 with inadequate leadership element is the factor that most contributed to the accident, and the latter as much as 5 of organizational influences with elements of organizational climate and resource management is the factor that most contributed to the accident. The analysis of research suggests corrective actions at each level of HFACS, not only for active failures but also latent failures with reinforcing corrective action at the unsafe act layer."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Kharisha
"PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan, dimana memiliki lokasi kerja yang tersebar di Indonesia dengan karakteristik yang bervariasi. Karakteristik tersebut yang dapat memunculkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sistem pertahanan dalam mencegah kecelakaan sesuai dengan kerangka pikir Swiss Cheese Model. Peneliti mengkaji kegagalan sistem pertahanan dengan menggunakan metode Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI). Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa kasus cedera tangan dan jari masih terjadi dan kejadiannya cenderung berulang. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap 33 kasus kecelakaan, permasalahan yang banyak ditemukan diantaranya adalah decisions errors, adverse mental states, coordination and communication, planned inappropriate operations, dan organization process. Dapat disimpulkan bahwa sistem pertahanan yang ada untuk mencegah kecelakaan masih belum optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan sistem pertahanan, baik yang ditargetkan kepada individu maupun organisasi, agar risiko kecelakaan dapat dikendalikan.

XYZ is a company engaged in mining, which has several work sites in Indonesia with varied characteristics. This research aims to get an overview of the defense system in preventing accidents in accordance to the Swiss Cheese Model framework. This research examined the failure of the defense system by using the Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) method. The result of this study mention that the case of hands and fingers injury still occurs. Based on the analysis of 33 cases of accident, the causes are mostly the decisions of errors, adverse mental states, coordination and communication, planned inappropriate operations, and organization process. It can be concluded that the defense system in XYZ company is still not optimal to prevent occupational accidents. Therefore, the defense system will need improvement, targeted to both individuals and organizations, so that the risk of accidents can be controlled."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abdul Aziz Adi S.
"PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang minyak dan gas, dimana memiliki anak perusahaan dengan karakteristik yang bervariasi. Karakteristik tersebut memunculkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Kasus kecelakaan kerja di PT XYZ selama 4 tahun terakhir meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengkaji kegagalan sistem pertahanan pada tingkat HFACS (Human Factor Analysis and Classification System) baik aktif maupun laten. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa fatality terjadi di tahun 2014 dengan lokasi insiden di onshore dan berada di Sumatera dan Sulawesi. Kemudian permasalahan terkait kegagalan dari sistem pertahanan HFACS yang banyak ditemukan adalah skill-based error, technological errors, coordination and communication, planned inappropriate operation, inadequate supervision, dan organizational process. Hasil analisis penelitian menyarankan tindakan perbaikan pada tingkat individu untuk kegagalan aktif dan tingkat organisasi untuk kegagalan laten untuk mengurangi atau menghilangkan kesalahan-kesalahan teridentifikasi sehingga akan memperkuat ketahanan sistem terhadap terjadinya kecelakaan.

XYZ is a company engaged in oil and gas, which has subsidiaries with varying characteristics. These characteristics raise the risk of accidents. Cases of occupational accidents in XYZ during the last 4 years increased. This study was conducted to assess the failure of the defense system at the level of HFACS (Human Factor Analysis and Classification System), both active and latent. Results of this study stated that the fatality occurred in 2014 with the incident at onshore locations and are located in Sumatra and Sulawesi. Then the problems related to the failure of the defense system HFACS that are found are skill-based errors, technological errors, coordination and communication, planned Inappropriate operation, inadequate supervision, and organizational process. The analysis of research suggests corrective actions at the individual level for the failure of active and latent level of the organization for failure to reduce or eliminate the errors identified so that it will strengthen the resilience of the system against accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denta Prayudana Adji
"Klub Motor X merupakan salah satu klub motor yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia, namun untuk penelitian kali ini hanya dibatasi wilayah Jabodetabek saja. Klub motor ini memiliki agenda rutin yaitu melakukan turing. Dalam perjalanan turing tersebut, ditemukan berbagai risiko yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan. Meski tidak tercatat secara detail, diketahui telah ada kasus kecelakaan bahkan sampai memakan jiwa selama yang terjadi selama perjalanan turing. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dengan menggunakan metode Human Factor Analysis Classification System (HFACS). Kemudian permasalahan terkait gegagalan dari sistem pertahanan HFACS yang banyak ditemukan adalah adverse physiological states, adverse mental states, personal readiness, routine violations, dan perceptual errors. Hasil analisis penelitian menyarankan tindakan perbaikan pada tingkat individu untuk kegagalan aktif dan tingkat organisasi untuk kegagalan laten guna mengurangi atau bahkan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang telah teridentifikasi sehingga akan memperkuat ketahanan sistem terhadap terjadinya risiko kecelakaan.
Motorcycle Club X is a motorcycle club whose members are scattered throughout Indonesia, but for the present study is limited only Greater Jakarta area alone. The motorcycle club has a regular agenda is to do touring. In the course of touring, found a variety of risks that could lead to accidents. Although not recorded in detail, is known to have no accidents even to eat the souls during that occurred during the trip turing. This study was conducted to describe any risks that can cause accidents by using Human Factor Analysis Classification System (HFACS). Then the problems related gegagalan of HFACS defense system that are found are adverse physiological states, adverse mental states, personal readiness, routine violations, and perceptual errors. The analysis of research suggests corrective actions at the individual level for the failure of active and latent level of the organization for failure to reduce or even eliminate the errors that have been identified that will strengthen the resilience of the system against the risk of accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yahya Tisna Wijaya
"Tesis ini membahas studi kasus kecelakaan kerja akibat gas beracun di tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian desain deskriptif dan analisis dilakukan menggunakan metode Human Factor Analysis and Classification System (HFACS). Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat 3 kasus kecelakaan akibat gas beracun di seluruh blok penambangan bawah tanah PTFI selama periode 2019-2022 dengan faktor risiko berasal dari tindakan tidak aman yang dikategorikan dalam Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) yang terbagi menjadi empat yaitu organizational influences, unsafe leadership, precondition for unsafe acts, dan unsafe acts. Pada penelitian didapatkan hasil kegagalan sistem pertahanan pada pengaruh organisasi dalam kasus keracunan gas beracun di dominasi kategori resource management berjumlah 7 kegagalan (57%), faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem management antara lain SOP, safety sign, Planned Inspection, PJO, Kebijakan K3, Database incident management system dan komunikasi saat penyampaian instruksi kerja. Tingkat Unsafe Supervision dalam kasus keracunan gas beracun berjumlah 11 kegagalan (55%) dengan dominasi oleh kategori Supervisory Violation, faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem manajemen antara lain Neil George Checklist, Bulkhead Ventilation, Re-entry Checklist, Airlock Door, Vent bag, Supervisor Inspection, Alat Pelindung Diri, Pengawasan di lapangan, kelayakan sistem ventilasi di lokasi kerja, observasi pengawas ke pekerja terkait pengoperasian portable gas detector dan instruksi kerja. Tingkat Precondition for Unsafe Acts dalam kasus keracunan gas beracun didominasi kategori Personal Readiness berjumlah 8 kegagalan (38%), faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem management antara lain peralatan blasting, PDA, pemahaman bahasa pengantar, emission test alat berat, ceklist stope vent dan ventilasi di area blasting, tidak mempedulikan alarm gas detector. Tingkat Unsafe Acts dalam kasus keracunan gas beracun berjumlah 11 kegagalan (46%) dari dominasi kategori Violation Routine, faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem management antara lain chemical handling, prosedur yang tidak memadai, sign nilai ambang batas dalam satu bahasa, dumper vent terhalang lumpur dan vent bag rusak, fixed gas detector belum terkalibrasi dan tertutup lumpur, evaluasi pelatihan tidak konsisten dilakukan, barikade area, tidak mengikuti re-entry protocol. Perusahaan disarankan untuk melakukan evaluasi pada program penanganan kecelakaan akibat gas beracun.

This thesis discusses case studies of work accidents due to toxic gas in PT Freeport Indonesia's underground mine. This research is a descriptive design research and the analysis was carried out using the Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) method. The results of the study found that there were 3 cases of accidents due to toxic gas in all PTFI underground mining blocks during the 2019-2022 period with risk factors originating from unsafe actions which were categorized in the Human Factor Analysis and Classification System (HFACS), which was divided into four, namely organizational influences, unsafe leadership, precondition for unsafe acts, and unsafe acts. In the study, the results of the failure of the defense system on organizational influence in cases of poison gas poisoning were dominated by the category of resource management totaling 7 failures (57%), contributing factors to the failure of the management system including SOP, safety sign, Planned Inspection, PJO, K3 Policy, Database incident management system and communication when submitting work instructions. . The level of Unsafe Supervision in cases of poison gas poisoning amounted to 11 failures (55%) with dominance by the Supervisory Violation category, contributing factors to management system failure including the Neil George Checklist, Bulkhead Ventilation, Re-entry Checklist, Airlock Door, Vent bag, Supervisor Inspection, Personal Protective Equipment, Supervision in the field, feasibility of the ventilation system at the work site, supervisor's observation of workers regarding the operation of portable gas detectors and work instructions. The level of Precondition for Unsafe Acts in cases of poison gas poisoning was dominated by the Personal Readiness category with 8 failures (38%), contributing factors to management system failure including blasting equipment, PDA, understanding of the language of instruction, emission test of heavy equipment, stop vent checklist and ventilation in the blasting area, ignoring the gas detector alarm. The level of Unsafe Acts in cases of poison gas poisoning amounted to 11 failures (46%) from the dominance of the Violation Routine category, contributing factors to management system failure including chemical handling, inadequate procedures, sign threshold values ​​in one language, dumper vents blocked by mud and the vent bag is damaged, the fixed gas detector has not been calibrated and is covered in mud, inconsistent training evaluations are carried out, barricaded areas, do not follow the re-entry protocol. Companies are advised to evaluate the program for handling accidents caused by toxic gasses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Didik Swaradi Joko Budoyo
"Pekerjaan proyek konstruksi di fasilitas pengolahan gas alam yang sedang beroperasi (brown field) dan berada di lokasi remote merupakan aktivitas yang mempunyai risiko sangat tinggi, sehingga penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang baik menjadi syarat mutlak dalam upaya perlindungan karyawan dan asset perusahaan terhadap kecelakaan, penyakit akibat kerja dan kerusakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan SMK3 pada proyek DC1-CGPX di fasilitas pengolahan gas alam lapangan onshore PT ABC di Sumatra Selatan yang telah berhasil mencapai kecelakaan nihil sebagai best practice dan knowledge sharing implementasi SMK3 di proyek. Penelitian ini dilakukan di kantor PT. XYZ di Jakarta.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah melalui : wawancara dan tinjauan dokumentasi. Teknik analisa data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proyek DC1-CGPX telah berhasil mencapai kecelakaan nihil melalui penerapan SMK3.
Proyek ini diselesaikan selama 32 bulan dengan lebih dari 4.5 juta jam kerja. Pelaksanaan SMK3 terbagi dalam dua tahap yaitu tahap pra konstruksi dan pada saat konstruksi. Keberhasilan mencapai kecelakaan nihil ini tidak terlepas dari adanya komitmen dan kerja sama antara PT ABC sebagai klien dengan PT XYZ sebagai kontraktor utama dalam menerapkan SMK3.

Construction projects in the natural gas processing facility in operation (brown field) and is in a remote location is an activity that has a very high risk, so the implementation of good OHS Management System (OHSMS) becomes absolutely necessary to safeguard employees and company assets against accidents and occupational diseases.
The purpose of this study is to analyse the application of OHSMS in the DC1-CGPX project, in the onshore natural gas processing facility PT ABC in South Sumatra in successfully achieving zero accidents as the best practices and knowledge sharing of implementation OHSMS in the project. This research was conducted in the office of PT XYZ in Jakarta.
The method uses a descriptive study. Techniques of data collection is through interviews and review of documentation. The technique of data analysis is data collection, data reduction, presentation of data and conclusion. The results showed that the DC1-CGPX project has managed to achieve zero accidents through the implementation of OHSMS.
This project was completed over 32 months by more than 4,5 million manhours. OHS management implementation is divided into two phases: pre-construction and during construction. The success of achieving zero accidents is not separated from the commitment and cooperation between PT ABC as a client with PT XYZ as main contractor in implementing OHSMS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simorangkir, Linchon Hasiholan.
"Dalam UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 87 Ayat 1 Tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa ?Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan?. Banyak perusahaan melakukan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk berbagai macam kepentingan, seperti pemenuhan persyaratan Perundang-undangan, standarisasi sertifikasi dan kepentingan lainya, tetapi sangat sedikit sekali yang menggunakan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan. PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di mining kontraktor yang beroprasi di Indonesia mencatat angka lost time injury frequency rate di perusahaan tersebut masih ada dan mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan SMK3 untuk dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
In Law. of Indonesia regulation 13 of 2003 Article 87 Paragraph 1 On Labor stated that "Each company shall apply the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) integrated with enterprise management system ". Many companies carry out the implementation of Health Safety Management System (SMK3) for various purposes, such as eligibility Regulations Act, standardization and other certifications, but very few who use Health Safety Management System implementation (SMK3) in order to prevent accidents. PT. XYZ as one of the companies engaged in mining contractors that operate in Indonesia recorded the lost time injury frequency rate in company still exists and has increased from 2012 to 2013. The purpose of this study was to determine the effectiveness of SMK3 to prevent and reduce workplace accidents and occupational diseases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Kurniawan Anggoro
"Industri tambang merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dimana menempati urutan jumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain PT S merupakan kontraktor tambang permukaan yang telah menerapkan Sistem Manajemen Integrasi namun hasil observasi menunjukkan banyaknya pelanggaran dan ketidakpedulian terhadap permasalahan keselamatan dankesehatan kerja Perlu dilakukan kajian persepsi risiko pada pekerja sektor tambang permukaan sebagai upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan pendekatan psikometri Desain penelitian crosssectional menggunakan kuesioner analisis data menggunakan univariat danbivariat
Hasil penelitian menunjukkan gambaran persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada kategori seimbang antara persepsi risiko baik dan persepsi risiko buruk Persepsi risiko baik terdapat pada dimensi kesegeraan dampak keparahan konsekuensi dan pengendalian risiko Sedangkan persepsi burukterdapat pada dimensi kesukarelaan terhadap risiko pemahaman risiko berdasarkan pengalaman potensi dampak reaksi yang ditimbulkan pengetahuan terhadap risiko dan kebaruan risiko Disarankan bagi PT S untuk melakukan upaya promotif melalui pelatihan yang terencana memaksimalkan forum safety talk dan toolbox meeeting meningkatkan pengawasan kerja melalui inspeksi pembuatan rencana kerja yang sistematis dan terperinci serta menerapkan sistem hadiah dan hukuman.

The mining industry is one of the industries that have high hazard potential foraccidents It ranks the highest number of accidents compared to other sectors PT S is a Surface Mining contractors who has implemented Management System Integration but the results of the observation showed many violations and disregard for occupational health and safety issues Necessary to study the perception of risk in surface mining sector workers as efforts to control the risk of work accidents The purpose of this study was to describe the perception of safety and health risks using psychometric paradigm Cross sectional study design questionnaire data analysis using univariate and bivariate.
The results showed the risk perception picture of health and safety in the category of a good balance between good risk perception and bad risk perception Good risk perception dimensions contained in Immediacy of Effect Severity of Consequences and Controllability Over Risk While there is a bad perception of the dimension of Voluntariness of Risk Known to expose of risk Chronic Chatastropic Common Dread Known to science and Newness of Risk Recommendation for PT S to conduct promotive through well planned training to maximize the safety talk and toolbox meeting enhance supervision through inspection work work plan and detailed systematic and implement a system of reward and punishment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kusumawati
"Pendahuluan: Di dalam industri hulu migas, cedera tangan dan jari merupakan tantangan besar. Setidaknya 50% dari kasus cedera di dalam industri migas merupakan cedera tangan dan jari. Di beberapa perusahaan, proporsi tersebut dapat menjadi lebih besar. Dalam analisis yang pernah dilakukan terhadap kecelakaan di perusahaan anggota IOGP, lebih dari delapan puluh persen diakibatkan karena factor manusia, baik yang disebabkan oleh faktor pribadi ataupun faktor organisasi. Studi ini dilakukan untuk menganalisis factor manusia di dalam kasus cedera tangan dan jari yang teradi di PT. X sepanjang tahun 2014 hingga 2020 dengan menggunakan kerangka HFACS.
Metode: Penelitian dengan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data sekunder berupa data kasus cedera tangan dan jari di PT. X dari tahun 2014 hingga 2020.
Hasil: Cedera tangan dan jari paling banyak disebabkan oleh skill-based errors dan routine violations. Kasus cedera yang diakibatkan skilled-based errors juga diperparah oleh pelanggaran aturan yang dilakukan bersama secara terus menerus (routine violations). Kondisi yang menjadi prekondisi dari tindakan tidak aman yang berkontribusi dalam cedera tangan dan jari paling banyak terkait crew/ resource management. berbagai faktor yang termasuk ke dalam kategori ini di antara lain komunikasi, koordinasi, perencanaan dan kerja tim yang mempengaruhi kinerja. Pengawasan yang tidak aman yang paling banyak terjadi adalah failed to correct known problems dan inadequate supervision. Inadequate supervision terkait dengan pengelolaan personil dan sumber daya termasuk pelatihan, panduan professional dan kepemimpinan operasional. Sedangkan failed to correct known problems terkait dengan kekurangan pada individu, peralatan, pelatihan atau area keselamatan lain “diketahui” oleh supervisor, namun dibiarkan tidak dikoreksi. Di level 4, pengaruh organisasi yang terbesar adalah Organisational Process. Organisational process adalah proses formal di mana visi sebuah organisasi dijalankan termasuk operasi, prosedur, dan kesalahan di antaranya. 
Kesimpulan: Gambaran HFACS pada kasus cedera tangan dan jari di PT. X sejalan dengan gambaran umum HFACS yang ada dalam industri hulu migas, kecuali di level 2 yakni preconditions for unsafe acts. Sistem pembelajaran kejadian di PT. X masih dipengaruhi oleh teori domino dan belum mengintegrasikan konsep faktor manusia secara menyeluruh. Kerangka HFACS dapat membantu PT. X dalam menelaah lebih dalam defisiensi di dalam faktor manusia untuk dapat menetapkan tindakan perbaikan yang lebih tepat.

Introduction: Hand and finger injuries have always been major challenges in upstream oil and gas industry. At least 50% of injuries in upstream oil and gas impacting hand and fingers. In some companies, the proportion could be larger. More than 80% of incidents in IOGP members were caused by human factors, both personal and organizational factors. This study aims to analyze human factors in hand and finger injuries at PT. X by using HFACS framework.
Methodology: The study was conducted by applying qualitative descriptive analysis by using secondary data, investigation report of hand and finger injures from 2014 to 2020.
Results: Skill-based errors and routine violations contributed in most of hand and finger injuries in PT.X. Routine violations were found as aggravating factors in skill-based errors injuries/ crew resource management were dominating level 2, preconditions for unsafe acts, it consists of coordination, communication, planning and team work that impacting performance. Unsafe supervision that occurred the most are inadequate supervision and failed to correct known problems. Inadequate supervision related to personnel and resources management including trainings, professional guidance and operational leadership. Failed to correct known problems related to deficiencies in individual, equipment, training or the safety area “known” to supervisor but left uncorrected. In level 4, Organizational process was the weak chain of organizational influences. Organizational process is a formal process where organization’s vision is implemented on Site, including operations, procedures.
Conclusion: HFACS of hand and finger injuries in PT. X is in line with general HFACS description in upstream oil and gas industry, except for level 2, pre-conditions for unsafe acts. Learning from incident system in PT. X was still highly influenced by domino theory and has not yet integrated human factors. HFACS framework can help PT. X to dig deeper in human factors deficiencies in organization so PT. X can define more effective mitigation & preventive measures.  
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>