Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titis Alit Triyani
"ABSTRAK
Fenomena bullying di sekolah adalah salah satu yang kerap dihadapi oleh anak.
Maka dari itu, program pelatihan guru TK untuk mencegah bullying penting
dilakukan karena guru merupakan orang dewasa yang paling dekat dengan anak di
sekolah dan perilaku bullying terjadi di sekolah maka guru lah yang perlu
diintervensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
program pelatihan guru TK untuk meningkatkan pengetahuan tentang bullying
sebagai upaya mencegah bullying pada anak usia 4-6 tahun di sekolah. Pelatihan
dilakukan selama 3 hari dengan durasi 180 menit setiap harinya. Penelitian ini
menggunakan desain before-and-after (one group before and after design) dengan
guru sebagai partisipan. Alat ukur yang digunakan berupa lembar checlist bullying
dan lembar kuesioner terbuka yang diberikan saat pre-test dan post-test. Pelatihan
ini menggunakan beberapa metode, yaitu diskusi, role plays, ceramah, permainan
(games), demonstrasi. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan wilcoxon test
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan guru TK sebagai upaya
untuk mencegah bullying (Z= -2,850, p=0,004<0,05)

ABSTRACT
The phenomenon of bullying in schools is one of things that is often faced by
children. Therefore, the kindergarten teacher training program to prevent bullying
is important because teachers are the adults closest to the child at school and
bullying happens at school, the teachers who need intervention. The purpose of
this study was to determine the effectiveness of kindergarten teacher training
program to improve their knowledge about bullying as an effort to prevent
bullying in children aged 4-6 years in school. The training was conducted for 3
days with a duration of 180 minutes each day. This study uses a design beforeand-
after (one group before and after design) with teachers as participants.
Measuring instruments used in the form of bullying checklist sheets and sheets of
an open questionnaire given at the pre-test and post-test. The training uses several
methods, namely discussions, role plays, lectures, games, demonstration. From
the statistical test by using the Wilcoxon test showed that there is an increased
knowledge of kindergarten teachers in an effort to prevent bullying (Z= -2,850,
p=0,004<0,05)."
Lengkap +
2016
T45761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Widiastuti
"[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana program pelatihan pembelajaran sains bagi guru TK sebagai upaya meningkatkan kemampuan mengajarkan berpikir kritis pada siswa TK B. Pelatihan pembelajaran sains dikembangkan berdasarkan program Preschool Pathway to Science (PrePS) (Gelman et al., 2010). Menggunakan desain posttest only non-equivalent control group design, tujuh orang guru TK B di wilayah Serpong dilibatkan dalam
penelitian. Empat orang guru dari kelompok eksperimen diberikan pelatihan pembelajaran sains yang didalamnya terdapat penjelasan konsep berpikir kritis, anak usia dini, pembelajaran sains, dan peran guru dalam mengajarkan berpikir kritis siswa. Analisis data dilakukan dengan membandingkan kemampuan guru kelompok eksperimen dengan tiga orang guru dari kelompok kontrol yang tidak diberikan pelatihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah mengikuti
program terlihat perbedaan yang signifikan pada kemampuan guru kelompok eksperimen dalam mengajarkan berpikir kritis pada siswa TK B dibanding dengan kelompok kontrol. Lebih lanjut peneliti juga menemukan bahwa terjadi perubahan konsep berpikir kritis, perkembangan anak usia dini dan pembelajaran sains pada guru yang mengikuti pelatihan;The study aimed at the effectivity of science learning training program to improve teacher’s ability in teaching critical thinking. Science learning training program were being constructed from preschool pathway to science (PrePS) program
(gelman et al., 2010). Using posttest only non-equivalent control group design, seven kindergarten teachers were asked to participate in the research. Four of them were grouping as experimental group, and received science learning training with critical thinking concept, early childhood, science learning and teacher’s role in teaching critical thinking were conducted to this group. Meanwhile three teachers were grouping in to control group which not received any training. The study found that teachers who joining the training program show significant differences in teaching critical thinking to kindergarten student compare to control group. Furthermore, the study also found that teacher’s knowledge to critical thinking concept, early childhood development, and science learning were increases.;The study aimed at the effectivity of science learning training program to improve
teacher’s ability in teaching critical thinking. Science learning training program
were being constructed from preschool pathway to science (PrePS) program
(gelman et al., 2010). Using posttest only non-equivalent control group design,
seven kindergarten teachers were asked to participate in the research. Four of
them were grouping as experimental group, and received science learning
training with critical thinking concept, early childhood, science learning and
teacher’s role in teaching critical thinking were conducted to this group.
Meanwhile three teachers were grouping in to control group which not received
any training. The study found that teachers who joining the training program
show significant differences in teaching critical thinking to kindergarten student
compare to control group. Furthermore, the study also found that teacher’s
knowledge to critical thinking concept, early childhood development, and science
learning were increases., The study aimed at the effectivity of science learning training program to improve
teacher’s ability in teaching critical thinking. Science learning training program
were being constructed from preschool pathway to science (PrePS) program
(gelman et al., 2010). Using posttest only non-equivalent control group design,
seven kindergarten teachers were asked to participate in the research. Four of
them were grouping as experimental group, and received science learning
training with critical thinking concept, early childhood, science learning and
teacher’s role in teaching critical thinking were conducted to this group.
Meanwhile three teachers were grouping in to control group which not received
any training. The study found that teachers who joining the training program
show significant differences in teaching critical thinking to kindergarten student
compare to control group. Furthermore, the study also found that teacher’s
knowledge to critical thinking concept, early childhood development, and science
learning were increases.]"
Lengkap +
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Hanifa
"Perundungan merupakan fenomena yang sering terjadi di Indonesia, bahkan di dalam lingkungan pendidikan. Perundungan terbukti memiliki dampak negatif, baik pada korban maupun pelakunya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas Program Pelatihan Empati dan Kontrol Diri untuk menurunkan perilaku perundungan, serta meningkatkan empati dan kontrol diri. Peserta pelatihan adalah empat siswa sekolah dasar yang merupakan pelaku perundungan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi-eksperimental dengan desain one group pre-test post-test. Teknik analisis data menggunakan wilcoxon signed-rank test untuk melihat perbedaan kondisi peserta pelatihan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Pelatihan Empati dan Kontrol Diri dapat menurunkan perilaku perundungan secara signifikan berdasarkan penilaian oleh teman-teman partisipan (Z=-2.103, p=0.035). Meski demikian, hasil self-report dan penilaian guru menunjukkan penurunan perilaku perundungan yang tidak signifikan (Z=-1.826, p=.068; Z=-1.826, p=.068). Selain itu, program pelatihan ini tidak dapat meningkatkan kemampuan berempati secara signifikan, baik empati secara umum (Z=-1.826, p=0.068), afektif (Z=-1.604, p=0.109), maupun kognitif (Z=-1.826, p=0.068), serta hanya dapat meningkatkan kemampuan kontrol diri peserta secara memadai.

Bullying is a phenomenon that often occurs in Indonesia, even within the educational environment. Bullying proved to have a negative impact on both the victims and the perpetrators. This study aims to evaluate the effectiveness of the Empathy and Self Control Training Program to reduce bullying behavior and increase empathy and self control. The participants were four elementary school bullies. The research method used was quasi-experimental with the design of one group pre-test post-test. Data analysis techniques used Wilcoxon signed-rank test to see differences in the conditions of participants before and after the intervention. The results indicate that the Empathy and Self Control Training Program can reduce bullying behavior significantly based on peer evaluations (Z = -2.103, p = 0.035). However, the results of the self-report and teacher assessment showed a non-significant decrease in bullying behavior (Z = -1.826, p = .068; Z = -1.826, p = .068). In addition, this training program cannot significantly improve empathy skills, both empathy in general (Z = -1.826, p = 0.068), affective (Z = -1.604, p = 0.109), and cognitive (Z = -1.826, p = 0.068), and can only improve the ability of participants to control themselves adequately."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Khairani
"Sebuah fenomena telah terjadi pada anak-anak di sekolah dan di masyarakat. Fenomena tersebut ditandai dengan perilaku, seperti menyakiti dengan lelucon, ejekan dan perkataan yang kasar. Hal tersebut dapat bertambah parah jika sampai pada panggilan yang buruk, penyerangan secara personal dan mempermalukan orang lain di depan umum (Ross, 1998). Fenomena tersebut dinamakan bullying.
Dalam kosa kata Bahasa Indonesia ada yang mengartikan bullying sebagai perilaku "menggertak' atau `menggencet' namun padanan kata tersebut dirasa belum tepat untuk merepresentasikan kata bullying itu sendiri sehingga untuk pembahasan selanjutnya, kata bullying akan tetap dipakai. Bullying dapat didefinisikan sebagai sebuah pola perilaku agresif yang berulang, dengan intensi yang negatif, diarahkan dari seorang anak kepada anak yang lain, di mana ada kekuatan yang tidak seimbang (alweus, 1993). Agresivitas dapat menjadi bullying jika seorang anak mempunyai target orang tertentu sehingga perilaku tersebut diarahkan kepada orang yang biasanya lemah dan tidak berdaya (Papalia, 2004). Menurut Dlweus, (1993) perilaku agresif ini meliputi perilaku fisik atau verbal yang merupakan perilaku yang terus-menerus dan bertujuan untuk menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain.
Perubahan iklim pendidikan dewasa ini dalam kaitannya dengan perilaku bullying telah menimbulkan kebutuhan untuk bekerja sama antara guru, manajemen sekolah, siswa, orangtua dan karyawan penunjang sekolah untuk mengembangkan strategi, kebijakan dan program yang efektif untuk merangsang kesuksesan dan rasa aman semua siswa dalam bersekolah, terutama dalam usaha pencegahan perilaku bullying di sekolah.
Hal ini dilakukan dalam kerangka untuk menghindari dampak negatif bullying yang dapat menghambat proses belajar anak di sekolah bahkan akan terus berpengaruh buruk kepada anak setelah beranjak dewasa. Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara untuk mencegah maupun mengintervensi perilaku bullying tersebut. Modul Program Pendidikan Pencegahan Perilaku Bullying di Sekolah Dasar merupakan sebuah usaha yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan dan menciptakan sekolah bebas bullying.
Dari hasil olah data lapangan analisa kebutuhan menunjukkan bahwa sebesar 31.8 % siswa pernah mengalami bullying. Sedangkan, jenis bullying yang paling banyak terjadi adalah bullying non-verbal sebesar 77.3%. Selanjutnya sebesar 40.1% siswa pemah mengalami bullying verbal dan 36.1% siswa pernah mengalami bullying fisik. Hasil perhitungan data lapangan ini menunjukkan bahwa bullying telah terjadi di sekolah dasar. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar kebutuhan untuk melakukan penyusunan modul pencegahan perilaku bullying di sekolah dasar.
Bullying yang terjadi di sekolah dasar yang menjadi subyek analisis kebutuhan berkaitan dengan jenis bullying non-fisik atau psikologis. Berdasarkan hal ini maka ditetapkan tujuan dan sasaran program yang relevan dari hasil analisis kebutuhan tersebut. Adapun sasaran yang ingin dicapai meliputi perubahan/perkembangan dalam hal kognitif (pengetahuan), afeksi (sikap/nilai) serta psikomotor (perilaku yang dapat diamati) yang didasarkan pada model Goleman yang meliputi baik itu keterampilan kognitif, keterampilan emosi dan keterampilan perilaku (dalam Munandar 2002).
Tujuan dari modul program ini adalah untuk membantu sekolah mengembangkan dan menerapkan rencana pelaksanaan peningkatan rasa aman, terutama pada aspek sosial dan psikologis di sekolah yang dapat menurunkan dan mencegah fenomena bullying.
Program yang disusun ini merupakan paket program yang dapat dilaksanakan dengan dua altematif cara, yaitu bersamaan dengan sesi pelajaran di sekolah yang merupakan bagian dari pelajaran Bimbingan dan Konseling (BK) ataupun terpisah menjadi program tersendiri di sekolah. Paket program ini dapat dijalankan oleh psikolog sekolah atau guru Bimbingan dan Konseling di sekolah yang bersangkutan.
Modul ini khusus ditujukan untuk semua siswa kelas 4 dan 5, terlepas mereka yang menjadi korban maupun pelaku bullying. Secara khusus dipilih kelas 4 dan 5 didasarkan juga pada karakteristik siswa kelas 4 dan 5 yang sudah mencapai perkembangan dalam kemampuan membaca dan menulis.
Pelaksanaan program ini tidak lebih dari 1 bulan yang terdiri dari 11 sesi pertemuan dengan tiap sesi-nya dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang disediakan oleh pihak sekolah dan kesepakatan antara guru. Namun, akan lebih baik jika paket program ini dapat dilaksanakan setiap dua kali dalam sepekan, untuk dapat mempertahankan alur program agar berjalan dengan efektif. Dengan menggunakan berbagai metode, antara lain: tugas individu, diskusi kelompok, diskusi terbuka, ceramah, bermain peran, permainan dan menonton film."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Hartiningsih
"[Menghadapi tantangan pada abad ke 21, anak-anak perlu dipersiapkan mencapai tingkat perkembangan yang optimal meliputi seluruh aspek perkembangan dan mencapai tujuan pembelajaran yang meliputi tidak hanya pemahaman serta ketrampilan, namun juga pembawaan diri dan perasaan. Guru-guru sebagai ujung tonggak pendidikan anak di sekolah perlu diberi pembekalan pemahaman dan kemampuan merancang pembelajaran yang dapat mempersiapkan anak menghadapi abad ke 21. Pendekatan proyek atau Project Approach merupakan sebuah pendekatan dengan pembelajaran aktif yang bermanfaat bagi anak. Subyek pada penelitian ini adalah guru-guru TK di sekolah TK Dwi Matra dan TK Kirana Preschool. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan before and after study design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui program pelatihan awal mengenai pembelajaran dengan pendekatan proyek yang diikuti oleh guru-guru TK, maka kemampuan menjelaskan pendekatan proyek termasuk pengertian, manfaat dan tahapan pendekatan proyek meningkat signifikan Selain itu, peningkatan yang signifikan juga terjadi pada kemampuan merancang pembelajaran dengan pendekatan proyek. Dari hasil rancangan pembelajaran menunjukkan pencapaian hasil yang cukup baik untuk perancangan tahap pertama pendekatan proyek, namun hasil perancangan tahap kedua dan tahap ketiga menunjukkan hasil yang belum optimal. Kendala dan tantangan yang dialami dalam penelitian ini selanjutnya dipaparkan dalam diskusi penelitian.
;In facing the 21st century, children need to be prepared in reaching their optimum development level which encompas all aspect of growth and to achieve the learning goals which include not only knowledge and skill, but also disposition and feeling. Teachers as the forefront of education need to be equipped with the understanding and skill of a learning method which can prepare the children to face this 21st century challenge. Project approach is an approach which utilizes active learning which is beneficial for the children. Subject to this research are kindergarten teachers at Dwi Matra Kindergarten and Kirana Preschool Kindergarten. This research is a quantitative research using before and after study design. The result suggest that through preliminary training program on learning with project approach, the kindergarten teachers ability to explain project approach including understanding, benefit and stages of project approach have increased significantly, the teachers ability to design learning with project approach have also improved significantly. The result of learning design that the teachers had made shows a remarkable result for the first stage of the project approach; however the second and third design result was not as optimal. Obstacle and challenges faced in the research will be elaborated further in the research discussion.
, In facing the 21st century, children need to be prepared in reaching their optimum development level which encompas all aspect of growth and to achieve the learning goals which include not only knowledge and skill, but also disposition and feeling. Teachers as the forefront of education need to be equipped with the understanding and skill of a learning method which can prepare the children to face this 21st century challenge. Project approach is an approach which utilizes active learning which is beneficial for the children. Subject to this research are kindergarten teachers at Dwi Matra Kindergarten and Kirana Preschool Kindergarten. This research is a quantitative research using before and after study design. The result suggest that through preliminary training program on learning with project approach, the kindergarten teachers ability to explain project approach including understanding, benefit and stages of project approach have increased significantly, the teachers ability to design learning with project approach have also improved significantly. The result of learning design that the teachers had made shows a remarkable result for the first stage of the project approach; however the second and third design result was not as optimal. Obstacle and challenges faced in the research will be elaborated further in the research discussion.
]"
Lengkap +
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Nilam Kencana Aditama
"Kompensasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi motivasi bekerja seorang karyawan. Walaupun tidak termasuk ke dalam faktor yang akan membuat seorang karyawan puas, namun kompensasi yang dirasa tidak adil akan menimbulkan turunnya motivasi bekerja seorang karyawan yang tentu saja akan berpengaruh pada kinerjanya. PT. C merupakan sebuah institusi pendidikan yang sedang berkembang. Untuk meningkatkan kualitasnya, PT C berusaha untuk merekrut karyawan yang terbaik. Namun, terjadi kecemburuan dari karyawan yang telah lama bekerja dengan karyawan baru. Karyawan yang telah lama bekerja merasa bahwa gaji yang diterima karyawan baru jauh lebih tinggi. Hal ini terjadi karena karyawan yang baru memiliki kompetensi yang lebih baik dari karyawan lama. Permasalahan yang terjadi pada PT C merupakan akibat dari tidak adanya kesetaraan internal pada pemberian kompensasi. Karyawan merasa terdapat ketidakadilan dalam pemberian kompensasi, yang setelah ditelusuri lebih lanjut disebabkan oleh tidak adanya pedoman yang jelas pada PT. C dalam mengatur pemberian kompensasi.
Metode pemberian kompensasi yang dirasa tepat untuk menyelesaikan masalah pada PT. C adalah metode competency based pay. Metode ini merupakan metode pemberian kompensasi yang menggunakan kompetensi sebagai landasan pemberian kompensasi. Pembuatan metode ini dimulai dari mengidentifikasi faktor kunci yang kemudian dikonversikan menjadi kompetensi, kemudian menentukan persentase dari tiap - tiap kompetensi berdasarkan visi, misi dan deskripsi jabatan. Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah menggolongkan kompetensi - kompetensi tersebut, yang akan berguna untuk melakukan perhitungan gaji. Setelah langkah - langkah tersebut dilakukan, maka perlu dilakukan uji coba program competency based pay kepada guru TK PT C."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wistiadola Septiani
"[Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas program pelatihan autonomysupportive behaviors pada guru PAUD dalam meningkatkan perilaku mendukung otonomi anak prasekolah melalui kegiatan pelatihan. Jenis penelitian adalah penelitian terapan
dengan desain penelitian pretest-posttest design. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian berdasarkan sebelas perilaku instruksional mendukung otonomi yang
dikembangkan oleh Reeve & Jang (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa program
cukup efektif untuk meningkatkan perilaku guru PAUD dalam mendukung otonomi anak
prasekolah dan terdapat perbedaan yang signifikan terutama pada perilaku ?memberikan
pujian sebagai umpan balik atas suatu pencapaian suatu aktivitas? dan ?memberi dorongan
untuk meningkatkan dan mempertahankan keterlibatan siswa;The purpose of this study is measuring the effectiveness of autonomy-supportive behaviors
training program for early childhood teacher to increase the behavior of supporting
autonomy of preschool children. The type of research is applied research with pretestposttest
study design. Measuring instrument used in research is based on eleven
instructional behavior of autonomy support which developed by Reeve & Jang (2006). The
result show that the program is effective to increase the behavior of early childhood teacher
in supporting preschool children?s autonomy and there are significance differences in the
behavior of ?praise as informational feedback about the student?s improvement or mastery?
and the behavior of ?offering encouragements to boost or sustain the student?s engagement;The purpose of this study is measuring the effectiveness of autonomy-supportive behaviors
training program for early childhood teacher to increase the behavior of supporting
autonomy of preschool children. The type of research is applied research with pretestposttest
study design. Measuring instrument used in research is based on eleven
instructional behavior of autonomy support which developed by Reeve & Jang (2006). The
result show that the program is effective to increase the behavior of early childhood teacher
in supporting preschool children?s autonomy and there are significance differences in the
behavior of ?praise as informational feedback about the student?s improvement or mastery?
and the behavior of ?offering encouragements to boost or sustain the student?s engagement;The purpose of this study is measuring the effectiveness of autonomy-supportive behaviors
training program for early childhood teacher to increase the behavior of supporting
autonomy of preschool children. The type of research is applied research with pretestposttest
study design. Measuring instrument used in research is based on eleven
instructional behavior of autonomy support which developed by Reeve & Jang (2006). The
result show that the program is effective to increase the behavior of early childhood teacher
in supporting preschool children?s autonomy and there are significance differences in the
behavior of ?praise as informational feedback about the student?s improvement or mastery?
and the behavior of ?offering encouragements to boost or sustain the student?s engagement;The purpose of this study is measuring the effectiveness of autonomy-supportive behaviors
training program for early childhood teacher to increase the behavior of supporting
autonomy of preschool children. The type of research is applied research with pretestposttest
study design. Measuring instrument used in research is based on eleven
instructional behavior of autonomy support which developed by Reeve & Jang (2006). The
result show that the program is effective to increase the behavior of early childhood teacher
in supporting preschool children?s autonomy and there are significance differences in the
behavior of ?praise as informational feedback about the student?s improvement or mastery?
and the behavior of ?offering encouragements to boost or sustain the student?s engagement;The purpose of this study is measuring the effectiveness of autonomy-supportive behaviors
training program for early childhood teacher to increase the behavior of supporting
autonomy of preschool children. The type of research is applied research with pretestposttest
study design. Measuring instrument used in research is based on eleven
instructional behavior of autonomy support which developed by Reeve & Jang (2006). The
result show that the program is effective to increase the behavior of early childhood teacher
in supporting preschool children?s autonomy and there are significance differences in the
behavior of ?praise as informational feedback about the student?s improvement or mastery?
and the behavior of ?offering encouragements to boost or sustain the student?s engagement, The purpose of this study is measuring the effectiveness of autonomy-supportive behaviors
training program for early childhood teacher to increase the behavior of supporting
autonomy of preschool children. The type of research is applied research with pretestposttest
study design. Measuring instrument used in research is based on eleven
instructional behavior of autonomy support which developed by Reeve & Jang (2006). The
result show that the program is effective to increase the behavior of early childhood teacher
in supporting preschool children’s autonomy and there are significance differences in the
behavior of ‘praise as informational feedback about the student’s improvement or mastery’
and the behavior of ‘offering encouragements to boost or sustain the student’s engagement]"
Lengkap +
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Yuanita Indrasari
"Pendidikan prasekolah telah menjadi perhatian para orangtua dan pendidik. Adanya hasrat untuk meningkatkan kualitas anak sejak usia dini dan munculnya dampak positif jangka panjang dari program pendidikan dini usia terhadap peningkatau kualitas perkembangan anak mengakibatkan luasnya minat pengembangan pendidikan prasekolah (Patmonodewo, 2003). Perlakuan tepat terhadap anak melalui usaha pemberian stimulasi pada anak sedini mungkin selalu menjadi perhatian para pendidik. Program pendidikan yang berkualitas yang ada pada suatu sekolah tentunya tidak lepas dari peran guru sebagai pihak yang terlibat langsung dengan perkembangan siswanya Pendidik dalam pendidikan formal seharusnya adalah orang-orang yang memiliki pendidikan khusus sebagai guru. Namun kenyataannya, para guru di Kids’ World Educational Center bukanlah orang yang mempunyai latar belakang pendidikan sebagai guru sehingga mereka sebenarnya kurang memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan sebagai
guru. Selain itu, para guru merasa enggan dan tidak punya waktu untuk memperluas wawasan pengetahuan dan keterampilarmya Di sisi lain, pihak manajemen mengharapkan guru dapat berfingsi sebagai pendidik yang efektif. Adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dimiliki guru (sesuai harapan pihak manajemen) dengan kenyataan yang terjadi ini mendorong minat peneliti untuk membuat program pelatihan bagi para guru di institusi tersebut.
Pembuatan program ini didasari oleh hasii analisa kebutuhan yang dilakukan dengan metode wawancara pada Kepala Sekolah, Manajer dan guru. Hasil analisa kebutuhan pelatihan menunjukkan bahwa kebutuhan terbesar berkaitan dengan pengajaran efektif. Lebih spesifik mengenai kebutuhan tentang pengajaran efektif, para guru merasa perlu memperoleh pengetahuan tambahan dalam bidang pendidikan anak dan perkembangan anak, metode pengajaran, keterampilan disiplin, serta kreatif dalam mengajar.
Berdasarkan hasil analisa kebutuhan tersebut maka disusunlah program pelatihan pengajaran efektif bagi para guru prasekolah. Pokok bahasan dalam modul pelatihan tersebut yaitu: (1) Pembelajaran di Kids’ World Educaiional Center, (2) Perkembangan Anak Prasekolah, (3) Metode Pengajaran, (4) Disipiin,dan (5) Kreativitas pada Guru. Seluruh materi ini diharapkan dapat menciptakan pengajaran yang lebih efektif bagi para guru di sekolah tersebut. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafidah Riahta
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas program pelatihan Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) untuk menumbuhkan sikap positif terhadap pendidikan inklusif pada guru sekolah dasar. Desain penelitian ini adalah within-subject one group pretest posttest design. Partisipan dari penelitian ini adalah guru sekolah dasar yang mengajar di kelas inklusif (n=19). Program pelatihan SERASI berlangsung selama 7 jam dengan topik siswa berkebutuhan khusus, pendidikan inklusif dan strategi mengajar collaborative learning. Modul pelatihan dirancang berdasarkan rekomendasi dari penelitian terdahulu, analisis kebutuhan dan studi literatur. Sebagai langkah untuk mengetahui efektivitas program pelatihan SERASI, sikap guru diukur dengan menggunakan alat ukur the Multidimensional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES) oleh Mahat (2008) dan diadaptasi oleh Kurniawati (2014). Alat ukur MATIES diukur sebanyak tiga kali, yaitu sebelum, sesaat setelah program pelaksanaan dan 3 bulan setelah program pelatihan SERASI dilaksanakan. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada sikap guru terhadap pendidikan inklusif. Hasil rata-rata skor menunjukkan bahwa rata-rata skor MATIES mengalami peningkatan pada post-test 1 dan post-test 2 bila dibandingkan dengan hasil pre-test. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sikap guru sebelum pelaksanaan telah tergolong positif terhadap pendidikan inklusif. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor, seperti jumlah siswa berkebutuhan khusus, pengalaman mengajar, usia, teacher self efficacy dan dukungan sekolah yang tampaknya memengaruhi hasil penelitian ini. Temuan pada penelitian ini memberikan saran atau rekomendasi kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penguatan atau follow up setelah pelaksanaan program dan mempertimbangkan penggalian data melalui observasi dan wawancara. Saran tersebut bertujuan untuk mendapatkan gambaran sikap guru terhadap pendidikan inklusif yang lebih detail dan mendalam.

This study aimed to examine the effectiveness of Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) training program in improving the teachers` attitude towards inclusive education.  A within-subject one group pretest-posttest design was designed in this study. SERASI training program was developed for the primary teachers in inclusive school (n=19). SERASI training program consisted of a 7 hours face-to-face training session comprising topics such as disability, inclusive education, and teaching strategies collaborative learning. Training` module was designed based on the recommendation from previous studies, need analysis and study literature. In order to know the effects of the SERASI training program, the teachers` attitude was measured using the Multidimensional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES) by Mahat (2008) and adapted by Kurniawati (2014). The MATIES were measured at three moments, before, immediately after and 3 months after the training program was performed. The outcomes of MATIES revealed that there are no significant differences in the teachers` attitude towards inclusive education. The means score showed that the post-test 1 and post-test 2 is increasing from the pre-test. Based on the result, the teacher already had a positive attitude toward inclusive education before joined on SERASI` training. The results also show some factor, such as the number of student with special education need, teaching experience, age, teacher self-efficacy and schools` support influence this result. These findings suggest that the future researcher also can consider about follow up after the training program was performed and conducted observation and interview the participant to know clearly and deeply about the teachers` attitude. This recommendation aimed to know teacher` attitude towards inclusive education more clearly."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindya Ayu Murti
"

Konteks terjadinya perundungan (bullying) ditemukan tidak hanya di sekolah reguler, melainkan juga di sekolah inklusif. Siswa berkebutuhan khusus merupakan kelompok yang rentan mengalami perundungan di sekolah. Bystander dewasa seperti guru, staf sekolah, dan orang tua, diketahui memegang peranan penting dalam mencegah dan mengatasi perundungan yang ditujukan untuk siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Bystander dewasa yang menunjukkan intensi untuk menolong korban perundungan, dapat mencegah dan mengurangi perundungan di sekolah. Tesis ini bertujuan untuk menguji program pencegahan perundungan “SERASI” (Sekolah Ramah Inklusi) untuk meningkatkan intensi menolong bystander dewasa dalam kejadian perundungan terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Program diberikan dalam tiga sesi yang masing-masing sesinya berdurasi selama dua jam. Berdasarkan hasil uji paired sample t-test, diketahui bahwa program pencegahan perundungan SERASI dapat meningkatkan intensi menolong bystander dewasa dalam kejadian perundungan terhadap siswa berkebutuhan khusus (M pretest = 4,91; M posttest = 5,24; t= 5,071; df= 37; p<0,05).

 

Kata kunci: bystander dewasa; intensi menolong; perundungan; sekolah dasar inklusif; siswa berkebutuhan khusus.


Bullying happened not only in regular schools, but also in inclusive schools. Students with special need posses high risk to be bullied at school by regular students. Adult bystanders, for instance, teachers, school staff, and parents, held significant role to fight against bullying toward special need students in inclusive school. Adult bystanders who show high degree of helping intention, more likely success in prevent bullying incident. This research aim to evaluate anti bullying program SERASI to improve adult bystander’s helping intention when bullying occur in inclusive school context. Program is delivered through three sections, which last about two hours per each session. Paired sample t-test revealed that anti bullying program SERASI effectively improve adult bystander’s helping intention in a bullying case toward special need students in inclusive school (M pretest = 4,91; M posttest = 5,24; t= 5,071; df= 37; p<0,05).

 

Keywords: adult bystander; bullying; helping intention; inclusive school; special need students.

"
Lengkap +
2019
T53131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>