Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liza D Boediman
"ABSTRAK
Ada banyak cara untuk dapat meraih kesejahteraan spiritual (Spritual Well-being) salah satunya dengan menjalani hidup bertasawuf khususnya tarekat. Melalui metode tarekat dan peran mursyid tarekat Naqsyabandiyah Nazimiyah dapat mengantarkan murid atau salik wanita pengikut tarekat ini menjadi sedekat mungkin dengan Allah dan meraih akhlak mulia melalui transformasi jiwa serta menemukan kembali makna hidup dan spiritualitasnya. Tujuan penelitian ini selain untuk mendapatkan gambaran spiritual well-being wanita pengamal tarekat Naqsyabandiyah Nazimiyah di Jakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi. Obyek penelitian adalah anggota Tarekat sufi Naqsyabandiyah Nazimiyah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan terlibat (participant observation) dengan wawancara mendalam (in-depth interview) kepada 5 subyek wanita sebagai informan utama untuk mengeksplorasi kedalaman data. Metode triangulasi juga dipakai untuk mengecek kebenaran data yang telah didapat dari informan utama.
Dari analisis data, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode-metode tarekat dan peran mursyid terbukti dapat membantu para wanita pengamal tarekat ini mencapai kesejahteraan spiritual mereka; mereka mampu membangun hubungan yang bermakna dan memuaskan dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain dan lingkungan dimana ekspresi energi spiritual antara lain: merasakan cinta dan kepedulian Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, penuh harapan, hubungan yang baik dengan orang lain, ikhlas, memaafkan, tidak menghakimi, bahagia, berpikir positif, melayani orang dan toleransi.

ABSTRACT
There are many ways to achieve spiritual welfare (Spiritual Well-being) one of them by practicing tasawuf; particularly congregation. Through methods of congregation and roles of the mursyid of Naqsyabandiyah Nazimiyah order could assist their women followers to be as close as possible to God and achieve noble character through a transformation of the soul and rediscover the meaning of their life and spirituality. The purpose of this study is to get an overview of spiritual well-being on women practitioner of Naqsyabandiyah Nazimiyah order in Jakarta.
This study used a qualitative approach of phenomenology. The research object is a member of the Sufi orders Naqsyabandiyah Nazimiyah. Data was collected through participant observation with in-depth interviews to 5 subjects of women as key informants to explore the depths of the data. Triangulation method is also used to check the correctness of data that has been obtained from key informants.
From the data analysis, the result of this study indicates that the methods and the role of a mursyid proven could help women practitioner of this order reach their spiritual well-being; they are able to build a meaningful and satisfying relationship with God, self, others and environment in which the expression of this spiritual energy, among others are feel the love and care of God in everyday life, full of hope, a good relationship with others, sincere, forgive, nonjudgmental, happy, positive thinking, serving people and tolerance."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Abigail Jemima
"Mahasiswa yang sedang berada di masa transisi dari usia remaja menuju dewasa muda mengalami perubahan pola hubungan dan tekanan akademis yang dapat menyebabkan munculnya ide bunuh diri. Mahasiswa perlu memiliki keterhubungan yang dapat memberikan alasan bagi mereka untuk mempertahankan hidupnya terlepas dari masalah yang dihadapi. Kesejahteraan spiritual menggambarkan keterhubungan mahasiswa dengan Tuhan dan kehidupannya sendiri. Oleh karena itu, penelitian non-eksperimental ini ingin mengetahui peran kesejahteraan spiritual terhadap ide bunuh diri menggunakan alat ukur Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS) dan Spiritual Well-Being Scale (SWBS). Dengan 730 responden yang diolah datanya menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana, ditemukan bahwa kesejahteraan spiritual secara signifikan berperan terhadap menurunnya tingkat ide bunuh diri (R2 = 0,288, p < 0,01). Dapat disimpulkan, kesejahteraan spiritual berperan terhadap menurunnya tingkat ide bunuh diri pada mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya literatur terkait kesejahteraan spiritual dan ide bunuh diri.

College students who are in transition from adolescence to young adulthood experienced some changes in their relationship and academic stress that can lead to suicidal ideation. College students need to have a connectedness with certain things that can provide reasons for them to survive regardless of their problems. Spiritual well-being describes the student's connectedness with God and his own life. Therefore, this non-experimental study was conducted to determine the role of spiritual well-being on suicidal ideation using the Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS) and Spiritual WellBeing Scale (SWBS). Based on 730 participants whose data was processed using a simple linear regression analysis technique, it was found that spiritual well-being significantly contributed to the decrease in the level of suicidal ideation in college students (R2 = 0,288, p < 0,01). It can be concluded, spiritual well-being had a role in decreasing the level of suicidal ideation in college students. The results of this study can be used to enrich the literature on spiritual well-being and suicidal ideation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila
"Penelitian ini membahas tentang pemenuhan kesejahteraan spiritual pada lansia pengguna teknologi informasi dan komunikasi di masa pandemi Covid-19 dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi lansia yang perlu memenuhi kesejahteraan spiritualnya melalui kegiatan keagamaan ketika masa pandemi Covid-19 berlangsung. Aspek spiritualitas pada lansia adalah bagian penting dari kehidupan seseorang dan cara untuk memenuhi kesejahteraan spiritual tersebut dapat melalui pelaksanaan ritual agama dan ikut serta dalam kegiatan keagamaan. Kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan kegiatan keagamaan tidak dapat dilakukan secara langsung. Pentingnya pemenuhan kesejahteraan spiritual pada masa pandemi ditunjukkan dengan adanya inisiatif para lansia peserta kegiatan keagamaan untuk menjalankan kegiatan tersebut secara daring. Penelitian ini mendeskripsikan aspek spiritualitas pada lansia peserta kegiatan keagamaan serta upaya pemenuhan dan dampaknya bagi kesejahteraan spiritualitas lansia di masa pandemi Covid-19 ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara semi terstruktur dengan sepuluh informan. Penelitian berlangsung dari Oktober 2021 sampai Mei 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi penuaan memiliki keterkaitan dengan aspek spiritualitasnya. Lansia memiliki keinginan untuk memenuhi tujuan di masa tua melalui kegiatan keagamaan. Keikutsertaan lansia pada kegiatan keagamaan dilatarbelakang oleh faktor kondisi sosial di masa tuanya, keinginan untuk mempersiapkan kematian, serta adanya filosofi hidup baru pada lansia. Melalui kegiatan keagamaan tersebut, lansia mendapatkan manfaat yang beragam. Setelah pandemi berlangsung, lansia tetap mengikuti kegiatan keagamaan secara daring. Terdapat faktor pendukung yang membuat lansia tetap mengikuti kegiatan keagamaan secara daring, yaitu semangat kuat dari diri sendiri, dukungan keluarga, serta dukungan teman kelompok dan pengajar. Namun, perubahan kegiatan menjadi daring memberikan kontribusi pada munculnya perasaan kurang puas dalam menjalankan ritual keagmaan serta munculnya rasa tidak nyaman ketika mengikuti kegiatan secara daring. Hal ini disebabkan karena hambatan instrumental dan intrapersonal lansia dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Jadi, dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kegiatan keagamaan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di masa pandemi Covid-19 dapat memenuhi kesejahteraan spiritual para lansia namun belum maksimal.

This study discusses the fulfilment of spiritual well-being in the elderly using information and communication technology during the Covid-19 pandemic from Social Welfare discipline. This research is motivated by the condition of the elderly who need to fulfil their spiritual well-being through religious activities during the pandemic Covid-19 pandemic. Spirituality in elderly are an important part of one‘s life and the way to fulfil this spiritual well-being can be through the implementation of religious rituals and participating in religious activities. The Covid-19 pandemic has prevented religious activities from being carried out directly. The importance of fulfilling spiritual well-being during the pandemic shown by the initiative of the elderly to carry these activities online. This study describes the spiritual aspect of the elderly who participates in religious activities and the effort to fulfil and its impact on the spiritual well-being of the elderly during this Covid-19 pandemic. The study uses a qualitative approach with data collection techniques through semi-structured interviews with ten informants. The research time span is form October 2021 to May 2022. The results of the study showed that the condition of ageing has relationship with aspects of spirituality. The elderly have a desire to fulfil their goals in old age, as spiritual well-being through religious activities. The elderly‘s participation in religious activities is motivated by social conditions in their old age, the desire to prepare for death, and the existence of a new philosophy of life in the elderly. Through these religious activities, the elderly get various benefits. After the pandemic, the elderly continued to participate in online religious activities. There are supporting factors that make the elderly continue to participate in online religious activities, namely a strong spirit from themselves, family support, and support from group friends and teachers. However, the change in activities to online contributes to the emergence of feelings of dissatisfaction in carrying out religious rituals and the emergence of discomfort when participating online activities. This is due to the instrumental and intrapersonal barriers of the elderly in using information and communication technology. So, from this research, it can be seen that religious activities using information and communication technology during the Covid-19 pandemic can fulfil the spiritual well-being of the elderly but not optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imaniar Fhadjrin
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran psychological well-being pada perawat di Jakarta, Tangerang, dan Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana pengolahan data menggunakan teknik statistik deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 100 perawat di Jakarta, Tangerang, dan Depok dengan rentang usia dewasa muda dan dewasa madya Penelitian ini menggunakan alat ukur Ryff's Scale of Psychological well-being yang telah diadaptasi oleh payung psychological well-being pada tahun 2010-2012. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa psychological well-being pada perawat di Jakarta, Tangerang, dan Depok rendah.

The purpose of this research is to observe psychological well-being of nurses in Jakarta, Depok, and Tangerang. Quantitative method is employed in this research and a descriptive statistic technique is used to process data. A hundred of nurses in Jakarta, Depok, and Tangerang in their early and middle adulthood are the participant in this research. Ryff's scale of psychological well-being which had been adapted in 2010-2012 is used to measure psychological well-being. This research found that psychological well-being of nurses in Jakarta, Depok, and Tangerang "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herniyatun
"

Permasalahan pada kanker serviks meliputi permasalahan fisik, psikologis, sosial, spiritual dan seksual. Keperawatan holistik diperlukan dalam perawatan kanker serviks, spiritual merupakan dimensi inti yang akan mempengaruhi dimensi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model intervensi keperawatan spiritual dengan nilai-nilai Islami yang dinamakan model intervensi keperawatan spiritual Islami (INSPIRASI) dan mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual perempuan kanker serviks. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap satu penelitian untuk mengidentifikasi masalah pada kanker serviks dengan desan mix method, pada studi kuantitatif dilakukan survey pada 93 responden, dan metode kualititaif dengan wawancara mendalam pada tujuh partisipan. Tahap dua pengembangan model dengan cara mengintegrasikan hasil studi tahap satu, studi literatur, dan konsultasi pakar. Tahap tiga dilakukan penelitian quasi eksperiment dengan desain pre-post test control group design. Metode sampling consecutive sampling pada perempuan kanker serviks stadium II-IV yang menjalani terapi kemoradiasi usia 25-68 tahun dengan jumlah sampel 80 (40 kelompok intervensi, 40 kelompok kontrol). Hasil penelitian teridentifikasinya permasalahan, gambaran kualitas hidup dan gambaran kondisi spiritual perempuan dengan kanker serviks, terbentuknya model intervensi keperawatan spiritual islami INSPRIRASI dan terujinya model intervensi. Hasil uji didapatkan terdapatnya pengaruh model INSPIRASI terhadap kualitas hidup (p=0.021) dan kesejahteraan spiritual  (p=0.001). Dengan demikian diharapkan model INSPIRASI dapat dijadikan salah satu strategi intervensi keperawatan pada perempuan dengan kanker serviks yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual.

 


Problems in cervical cancer include physical, psychological, social, spiritual and sexual problems. Holistic nursing is needed in the treatment of cervical cancer, spiritual is a core dimension that will affect other dimensions. This study aims to obtain a model of spiritual nursing intervention with Islamic values called the Islamic spiritual nursing intervention model (INSPIRASI) and determine it is the effect on the quality of life and spiritual well-being of cervical cancer women. This research consisted of three stages. The first phase was to identify problems in cervical cancer with the desain mix method, a quantitative study surveyed 93 respondents, and a qualitative method with in-depth interviews with seven participants. The second phase of the model development was by integrating the results of the first phase study, literature study, and expert consultation. The third phase used a quasi-experimental study with a pre-posttest control group design. Method of consecutive sampling in women with stage II-IV cervical cancer undergoing chemo radiation therapy aged 25-68 years with total samples of 80 (40 intervention groups, 40 control groups). The results of the study identified problems, depictions of quality of life and depictions of the spiritual condition of women with cervical cancer, the formation of an Islamic spiritual nursing intervention model INSPIRASI and the testing of an intervention model. The test results found the influence of the INSPIRASI model on quality of life (p = 0.021) and spiritual well-being (p = 0.001). It is hoped that the INSPIRASI model can be used as one of the nursing intervention strategies in women with cervical cancer that can improve quality of life and spiritual well-being.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hellen Citra Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran psychological well-being pada petugas pemadam kebakaran di Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Penelitian ini menggunakan alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well-Being yang telah diadaptasi oleh kelompok payung penelitian Psychological Well-Being 2012. Pengolahan data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 200 petugas pemadam kebakaran dari lima wilayah di Jakarta. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa skor mean psychological well-being petugas pemadam kebakaran di Jakarta tergolong tinggi.

This research aims to describe the psychological well-being of firefighters in Jakarta. The approach of this research is a quantitative approach by collecting data through questionnaires. This research uses Ryff’s Psychological Well-Being Scale, which is adopted from previous research by a research team of psychological well-being in 2012. The data is analyzed using descriptive statistic technique. Research participants are 200 firefighters from five regions in Jakarta. The results shows that the mean score of psychological well-being of firefighters in Jakarta is high. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Rifa
"Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesejahteraan spiritualitas terhadap kualitas hidup pasien kanker setelah dikontrol faktor potensial pengganggu.
Metode: menggunakan desain analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross-sectional digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti pada satu waktu. Kami merekrut subjek penelitian di Rumah Sakit Prof. WZ Yohanes Kupang dari bulan April hingga Mei 2023. Kuesioner untuk mengukur kualitas hidup menggunakan EORTC QLQ C30.
Hasil: 107 pasien kanker menyelesaikan pengisian kuesioner penelitian. responden yang memiliki kualitas hidup kurang terjadi pada responden dengan tingkat kesejahteraan spiritualitas kurang sebanyak 70,7%. Responden yang memiliki kualitas hidup kurang tetapi memiliki kesejateraan spiritualitas baik sebanyak 39,4%. Sedangkan responden yang memiliki kualitas hidup baik namun kesejahteraan spiritualitas kurang sebanyak 29,3% dan lebih banyak pada tingkat kesejahteraan spiritualitas baik sebanyak 60,6%. Kualitas hidup cenderung dipengaruhi secara signifikan oleh kesejahteraan spiritualitas (p=0.003), fatigue (p=0.000), nyeri (p=0.000), mual muntah (p=0.000), dampak psikologis (p=0.000), dukungan keluarga (p=0.031).
Kesimpulan: kualitas hidup pasien kanker di pengaruhi oleh kesejahteraan spiritualitas, fatigue, nyeri, mual muntah, dampak psikologis, dukungan keluarga. Semakin baik kesejahteraan spiritualitas yang dimiliki pasien kanker maka kualitas hidup pasien akan meningkat.
Saran: perawat dapat melakukan pengkajian kebutuhan spiritualitas secara rutin menjadi data awal untuk menentukan intervensi terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual membuat intervensi terkait pemenuhan kebutuhan spiritualitas pasien kanker.

Purpose: this study aims to determine the relationship of spiritual well-being to the quality of life of cancer patients after controlling for potential confounding factors.
Method: using a correlative analytic design with a cross sectional approach. Crosssectional research is used to explain the phenomenon under study at one time. We recruited research subjects at Prof. Hospital. WZ Yohanes Kupang from April to May 2023. Questionnaire to measure quality of life using the EORTC QLQ C30.
Results: 107 cancer patients completed the research questionnaire. Respondents who have a poor quality of life occur in respondents with a less spiritual level of well-being as much as 70.7%. Respondents who have a poor quality of life but have good spiritual welfare are 39.4%. Meanwhile, respondents who have a good quality of life but lack spiritual wellbeing are 29.3% and are more at a good level of spiritual well-being as much as 60.6%. Quality of life tends to be significantly influenced by spiritual well-being (p=0.003), fatigue (p=0.000), pain (p=0.000), nausea and vomiting (p=0.000), psychological impact (p=0.000), family support (p= 0.031).
Conclusion: quality of life of cancer patients is affected by spiritual well-being, fatigue, pain, nausea and vomiting, psychological impact, family support. The better the spiritual well-being of cancer patients, the patient's quality of life will increase.
Suggestion: nurses can carry out routine spiritual needs assessments as initial data to determine interventions to fulfill spiritual needs to make interventions related to meeting the spiritual needs of cancer patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Irene Natalia
"Penelitian ini bertujuan untuk mempcroleh gambaran kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dari wanita Iajang yang berkarir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Karakteristik subjck dalam penelitian ini adalah wanita berstatus lajang, berkarir yang herusia 28-40 tahun. Basil penyelidikan menunjukkan bahwa wanita lajang yang berkarir memiliki kesejahteraan psikologis yang tcrgolong cukup baik. Aninya, wzmita lajang dalam pcnclitian ini dapat mcnerima kekuatan dan kelemahan did apa adanya, memiliki hubungan positif dengan orang lain, mampu mengcmbangkan potensi cliri secara berkclanjulan, mampu untuk mcngarahkan tingkah laku scndiri, mampu mengalur Iingkungan, dan mcmiliki tujuan dalam hidup. Adapun dimensi pertumbuhan diri (personal growth) menunjukkan hasil yang paling tinge
The objective of this research is to capture a description of psychological well-being among single career women. The method applied in this research is quantitative. Characteristic of subject in this research is single women, with age ranging iiom 28 to 40 years old. Research result indicates that single career women have psychological well being that can be categorized as good). It can be interpreted that single women in this research accept both their strength and weakness as they are, maintain positive relationship with other individuals, capable of continuously developing their potential, of directing her own attitude/behavior, of putting order into their environment and have a sense of direction and purpose in life. Among others, 'personal growth' dimension yields the highest score."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Venny Hikmarizkika
"Perawatan paliatif diperlukan bagi pasien kanker dalam mengatasi gejala yang dihadapi sampai dengan bagaimana pasien dapat mempersiapkan kematian secara bermartabat dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan dukungan. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien. Karya ilmiah akhir menggunakan pendekatan laporan kasus untuk memberikan gambaran penerapan intervensi spiritual dengan model Intervensi Keperawatan Spiritual Islami (INSPIRASI) untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual dengan cara memberikan edukasi baik kepada pasien maupun keluarganya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan akan spiritualnya sehingga pasien dapat hidup dalam keharmonian melalui upaya meningkatkan kemampuan pasien untuk penguatan akan cinta, penguatan makna, penguatan doa dan penguatan religi hingga akhir kehidupannya. Evaluasi yang didapatkan selama enam hari dilaksanakan INSPIRASI, pasien dapat meningkatkan kesejahteraan spiritual.

Palliative care is needed for cancer patients in dealing with the symptoms they are experiencing to how the patient can prepare for death with dignity and the bereaved family gets support. One of the problems that occur is the fulfillment of spiritual needs in patients. The final scientific work uses a case report approach to provide an overview of the application of spiritual intervention with the Islamic Spiritual Nursing Intervention (INSPIRASI) model to improve spiritual well-being by providing education to both patients and their families. This program aims to improve their spiritual well-being so that patients can live in harmony through efforts to improve the patient's ability to strengthen love, strengthen meaning, strengthen prayer and strengthen religion until the end of life. The evaluation that was obtained for six days was carried out by INSPIRASI, the patient was able to improve spiritual well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handini Chryssagiati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tawakal dan psychological well-being perempuan pada pernikahan yang belum memiliki anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada penelitian ini berjumlah lima orang . Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan pada pernikahan yang belum memiliki anak cenderung dapat mencapai indikator tawakal dengan cukup baik. Dalam penelitian ini didapati bahwa subjek mendapatkan beberapa manfaat tawakal yang dimiliki berupa, ketenangan dan ketentraman jiwa, kekuatan, ridho serta tumbuhnya harapan. Dengan manfaat tersebut kelima subjek dalam penelitian ini masih dapat mempertahankan pernikahan dan dapat mengatasi masalah yang ada pada pernikahan mereka masing-masing. Subjek juga dapat mencapai psychological well-being (kesejahteraan psikologis) yang baik atau positif, ditandai dengan subjek mampu menerima keadaan diri, berhubungan positif dengan orang lain, mandiri, menguasai lingkungan, memiliki tujuan hidup yang jelas dan pertumbuhan pribadi yang positif. Pada penelitian ini ditemukan bahwa dukungan, pengertian, keterbukaan dan komunikasi yang baik dari suami, dapat membantu tercapainya tawakal dan psychological well-being (kesejahteraan psikologis) perempuan sehingga pernikahan yang belum memiliki anak dapat dipertahankan.

This study aims to determine how tawakal and psychological well-being of women in marriage who have not had children. This study used a qualitative approach with case study method. Subjects in this study amounted to five people. The data in this study were obtained through interviews and observations. The results of this study showed that women in marriage who have not had children tend to reach indicators tawakal pretty well. In this study it was found that subjects get some benefit from tawakal such as serenity and tranquility of soul, strength, blessing and growth in hopefulness. Through these benefits, five subjects in this study may still maintain the marriage and can overcome the existing problems in their marriage. Subjects can also achieve good or positive psychological well-being, characterized by the subject have good self-acceptance, positive relation with others, autonomy, environmental mastery, has a clear purpose in life and a positive personal growth. This study found that the support, understanding, openness and good communication of the husband, can help to achieve tawakal and psychological well-being so that women who have not had a child marriage can be sustained.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>