Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endra Wijaya
"ABSTRAK
Stabilitas harga atau pengendalian inflasi merupakan salah satu isu utama ekonomi
makro. Tingkat inflasi yang rendah dan stabil akan menjadi stimulator pertumbuhan
ekonomi. Salah satu instrumen kebijakan fiskal dalam mempengaruhi perekonomian
adalah melalui sektor pengeluaran pemerintah. Pada dasarnya pengeluaran
pemerintah tersebut bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa, serta memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat yang tidak dapat disediakan oleh pihak swasta.
Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap inflasi.
Penelitian ini menggunakan data bulanan dari Indonesia antara 2008.01-2015.12.
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan ECM (error corection model).
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengeluaran pemerintah,
belanja modal, belanja pegawai, belanja barang, TDL, tingkat suku bunga (BI Rate),
harga BBM, harga beras, dan nilai tukar. Hasil studi ini menunjukkan bahwa dalam
jangka panjang pengeluaran pemerintah, belanja pegawai, belanja barang, harga
BBM, TDL, harga beras, dan nilai tukar secara signifikan dan positif mempengaruhi
inflasi di Indonesia, sedangkan belanja modal tingkat suku bunga (BI Rate)
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap inflasi. Sehingga peneliti menyarankan
untuk meningkatkan belanja modal. Dalam jangka pendek tingkat suku bunga (BI
Rate), belanja pegawai, TDL, harga beras, dan harga BBM mempengaruhi inflasi
secara signifikan dan positif.

ABSTRACT
Price stability is one of the main issue in macroeconomics. Stable and low inflation
will be stimulator for growth. One of the instrument in fiscal policy to influence
economy is through goverment spending. Basicly, goverment spending aims to
provide goods and services, also to provide the basic need of society that will not be
provided by private. This study focused on the effects of government expenditure on
inflation. This study use monthly data in lndonesia for period 2008.01-2015.12. The
data analyzed by using ECM (error corection model). Variables to be studied in this
study are : government expenditure, capital expenditure, employees expenditure,
goods expenditure, TDL, price of BBM, rice price, and exchange rate. The results
show that in the long term government expenditure, employees expenditure, goods
expenditure, TDL, interest rate (BI Rate), price of BBM, exchange rate, and rice price
have positive and significant influences on inflation in Indonesia, while capital
expenditure, interest rate (BI Rate) have negative and significant influences on
inflation therefore, the author suggests to increase capital expenditure. In the short
term government expenditure, employees expenditure, TDL, price of BBM, rice price
have positive and significant influences on inflation."
2016
T46060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriberta
"Pembiayaan Pengeluaran Penerintah tercermin dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBH) yang disusun oleh Penerintah dan disetujui oleh DPR, yang merupakan salah satu instrunen perencanaan tahunan yang dijabarkan dalan REPELITA, mulai 1 April hingga 31 Maret tahun berikutnya.
Selisih pembiayaan pengeluaran penerintah diluar pinjanan dengan total pengeluaran di Indonesia adalah negatif. Berarti terjadi defisit anggaran, defisit ini akan dibiayai dengan hutang baik dari dalam maupun luar negeri. Dampak dari hutang akan menanbah junlah uang beredar dan akan menimbulkan inflasi.
Inflasi adalah pencerminan tingkat harga, yang nerupakan opportunity cost bagi masyarakat dalan memegang asset finansial. Artinya semakin tinggi perubahan tingkat harga, akan semakin tinggi pula opportunity cost untuk pemegang asset finansial. Jadi untuk mempertahankan nilai riil dari uang tunai tersebut dikali dengan laju inflasi (Inflation tax). Inflation tax adalah jumlah uang nominal yang dibutuhkan masyarakat untuk membentuk dan menjaga nilai riil stock uang. Seignorage adalah penghasilan pemerintah dalam penciptaan uang akibat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil studi Ritu Anand dan Sweder Van Nijnbergen tentang: "Inflation and The Financing of Government Expenditure: an Introductory Analysis with an Application to Turkey" dimana pembiayaan pengeluaran pemerintah yang terdiri dari inflation tax, perubahan liabilities domestic (perubahan permintaan riil money dan perubahan domestic debt) dan total pembiayaan luar negeri (perubahan hutang luar negeri). Apakah kebijaksanaan fiskal yang dilakukan pemerintah konsisten terhadap target makroekononi: inflasi di Indonesia. Berapa besar pengaruh tingkat bunga hutang dalan dan luar negeri serta tingkat pendapatan terhadap inflation tax dan seignorage. Selanjutnya berapa besar pengaruh inflasi dan tingkat bungs deposito terhadap permintaan uang.
Bertolak dari pernasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah melakukan estimasi terhadap inflation tax, seignorage dan permintaan uang melalui pendekatan Kointegrasi. Dan melakukan sinulasi terhadap konsistensi kebijaksanaan fiskal dengan target makroekonom: inflasi.
Untuk nelakukan estimasi, digunakan Error Correction Model (ECM) melalui pendekatan Kointegrasi dilakukan pendapatan terhadap variabel-variabel inflation tax, seignorage, permintaan uang, tingkat bunga hutang dalan negeri, tingkat bunga hutang luar negeri, tingkat pendapatan, inflasi dan tingkat bunga deposito. Sedangkan melakukan simulasi digunakan persamaan
Y = -0,0506 - 0,0174 X1 + 0,1062 X2 dan (b*-nfa*)`e = (n-e")(b*-nfa*)e melalui Program Lotus, diperoleh target makroekonomi: inflasi, pertumbuhan ekonomi dan riil exchange rate.
Sesuai dengan tujuan yang digunakan pada Bab 1 dan 2, dari hasil uji regresi Kointegrasi menunjukkan variabel yang stabil atau stationer pada derajat 2 (dua). Dengan kata lain, bahwa dengan menggunakan ECK, dalam jangka panjang setiap terjadi peningkatan terhadap tingkat bunga hutang dalam negeri sebesar satu persen akan meningkatkan inflation tax dan ratio seignorage terhadap perubahan pendapatan sebesar 1,3983 persen dan 36,0721 persen, sedangkan setiap peningkatan tingkat bunga hutang luar negeri satu persen akan menurunkan inflation tax dan ratio seignorage terhadap perubahan pendapatan sebesar 92,9506 persen dan 35,9279 persen. Dan setiap terjadi peningkatan terhadap tingkat pendapatan sebesar satu persen akan neningkatkan inflation tax dan ratio seignorage terhadap perubahan pendapatan sebesar 1,4807 persen dan 8,4453 persen. Demikian juga setiap terjadi peningkatan satu persen tingkat inflasi dan tingkat bunga deposito akan menurunkan ratio permintaan uang terhadap pendapatan sebesar 374,33 persen dan 19,8 persen.
Namun sejak tahun 1969-94 perekonomian Indonesia terdapat perubahan struktural, dimana selana tahun 1969-82 tingkat bungs hutang dalam negeri nempunyai pengaruh negatif terhadap inflation tax dan ratio seignorage terhadap perubahan pendapatan, tingkat bunga hutang luar negeri berpengaruh negatif terhadap inflation tax dan ratio seignorage terhadap perubahan pendapatan dan tingkat pendapatan nempunyai pengaruh positif terhadap inflation tax dan ratio seignorage terhadap perubahan pendapatan. Sedangkan tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap ratio permintaan terhadap pendapatan dan tingkat bunga deposito nempunyai pengaruh negatif terhadap ratio permintaan uang terhadap pendapatan.
Sedangkan selana tahun 1983-94 tingkat bunga hutang dalan negeri berpengaruh positif terhadap inflation tax dan ratio seignorage terhadap perubahan pendapatan, tingkat bunga hutang luar negeri berpengaruh negatif terhadap inflation tax dan ratio seignorage terhadap perubahan pendapatan dan tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap inflation tax dan ratio seignorage terhadap perubahan pendapatan. Tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap ratio permintaan uang terhadap pendapatan dan tingkat bunga deposito berpengaruh positif terhadap ratio permintaan uang terhadap pendapatan.
Sebelun simulasi dilakukan, data yang digunakan dinasukkan ke dalam pendekatan Hointegrasi, kemudian pendekatan tersebut dipecahkan dengan nenggunakan program lotus. Selanjutnya dilakukan simulasi terhadap parameter tingkat inflasi, pertumbuhan ekononi dan rill exchange rate.
Digunakan 3 (tiga) skenario tahun 1969 - 1994, ternyata terdapat perubahan struktural dalan perekonooian Indonesia akibat deregulasi Juni 1983. Pads tahun 1974, dimana terdapat pelonjakan harga minyak sanpai 213,67 persen (terdapat konsistensi kebijaksanaan fiskal dan target nakroekononi: inflasi), tahun 1986 terjadi penurunan harga ainyak sampan 52,2 persen (tidak terdapat konsistensi antara kebijaksanaan fiskal dan target makroekononi: inflasi) dan tahun 1994 terjadi penurunan harga ainyak sebesar 8,05 persen (terdapat konsistensi kebijaksanaan fiskal dan target nakroekononi: inflasi).
Jadi berdasarkan pengalaman, dimana selama ini anggaran pemerintah sering mengalani pasang-surut dalan pembiayaan. Dengan demikian berdasarkan skenario yang dipakai, ternyata mulai tahun 1994 kebijaksanaan pemerintah dibidang fiskal konsisten dengan target makro ekononi. Berarti sasaran pembangunan ekonomi tercapai."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Lasma Riana
"Perkembangan ekonomi Indonesia, dari tahun ke tahun mengalami kemajuan, hal tersebut juga tentu mempengaruhi perkembangan pasar modal Indonesia, yang juga merupakan bagian dari ekonomi Indonesia. Perkembangan perekonomian tersebut merupakan cerminan dari perkembangan setiap perusahaan-perusahaan pelaku ekonomi. Dan peningkatan kinerja dari setiap perusahaan tersebut akan tercermin dari harga-harganya di Bursa Efek Indonesia.
Dari data Bursa Efek Indonesia yang terbaru, ada 443 saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek hingga saat ini dari berbagai bidang industri. Seluruh saham-saham tersebut dapat terlihat pergerakan nya secara keseluruhan melalui pergerakan IHSG, sebagi indeks yang mewakili seluruh harga saham di bursa efek.
Pergerakan IHSG yang terjadi setiap hari, banyak dipengaruhi oleh kinerja dari dalam perusahaan, dan juga pengaruh dari makroekonomi sebuah negara. Dari situlah peneliti ingin menjelaskan pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar, dan tingkat bunga sebagai bagian dari faktor makroekonomi, terhadap pergerakan harga-harga saham yang diwakili oleh IHSG, baik secara simultan, maupun secara parsial.
Ditemukan bahwa secara simultan, seluruh variabel-variable independen terbukti berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Secara parsial tingkat bunga dan nilai tukat berpengaruh singnifikan terhadap IHSG, dan inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap IHSG.

Economic development of Indonesia grow every year, it would also affect the development of the Indonesian capital market, which is also part of the Indonesian economy. Economic development is a reflection of the development of any economic agent companies. And increase the performance of each company will be reflected in their prices in Indonesia Stock Exchange.
Data from the Indonesia Stock Exchange recently, there are 443 active shares traded on stock exchanges now from various industrial fields. The entire stock can be seen his movement as a whole through the movement of the JCI, as a price index that represents all the shares on the stock exchange.
JCI movements that occur every day, much influenced by the performance of the company, and also the influence of a country's macroeconomic. Because of that, this research aim to analyze the effect of the inflation rate, foreign exchange and interest rates on composite stock price index at Indonesian Stock Exchange both simultaneously and partially.
From the result, it can be drawn that there was a big simultaneous impact of the independent variable on Composite Stock Price Index. Partially, interest rates and exchange rates affect singnifikan to JCI, but partially, inflation does not affect the JCI.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ashadi
"Krisis keuangan di Asia tahun 1997/1998 yang terjadi merupakan krisis yang antara lain disebabkan oleh perubahan nilai tukar. Krisis tersebut dapat menjalar dari suatu negara ke negara lain (contagious). Salah satu usaha untuk dapat menghindari terjadinya kembali krisis tersebut adalah melalui pertemuan anggota ASEAN plus China, Jepang dan Korea di Chiang Mai, Thailand bulan Mei tahun 2000 dimana disepakati kerjasama keuangan regional yang lebih aktif diantaranya dengan disepakatinya Chiang Mai Intiative (CMI) dan Economic Review & Policy Dialogue (ERPD). Langkah selanjutnya yang dikaji lebih lanjut dari kerjasama keuangan regional yang aktif tersebut adalah pembentukan Currency Union melalui penggunaan mata uang bersama/common currency sebagai titik kulminasinya. Fleming (1971) menyatakan bahwa salah satu faktor untuk dapat terbentuknya Optimum Currency Area (OCA) adalah kemiripan tingkat inflasi (similar inflation rate). Untuk mencapai kemiripan tingkat inflasi dan meningkatkan konvergensi ekonomi, perlu ditingkatkan koordinasi dalam merumuskan kebijakan ekonomi.

Dampak nilai tukar terhadap inflasi dalam konteks regional menjadi perlu untuk diketahui sehubungan dengan krisis nilai tukar yang terjadi sebelumnya di tahun 1997/1998 dan wacana common currency yang salah satu faktornya kemiripan tingkat inflasi. Untuk itu, perlu diidentifikasi apakah dampak nilai tukar terhadap inflasi tersebut bersifat homogen (sama) atau heterogen (beragam) di kawasan ASEAN sehingga bisa disusun langkah bersama dalam Usaha memenuhi salah satu kondisi optimum dalam wacana pembentukan Currency Union. Untuk meneliti dampak tersebut, penulis menggunakan variabel kontrol berupa pertumbuhan jumlah uang yang beredar, derajat keterbukaan perdagangan dan tingkat inflasi di negara mitra dagang utama ASEAN-5 dengan data yang diambil dan diolah dari data International Financial Statistics (IFS) pada periode tahun 1993Q1 sampai tahun 2016Q4. Data tersebut kemudian diregresi dengan menggunakan estimasi data panel dengan estimator FGLS (Feasible Generalized Least Squares) menggunakan E-Views 9. Terhadap hasil regresi di atas berupa model homogen dan model heterogen dilakukan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak nilai tukar terhadap Inflasi di ASEAN-5 berdampak heterogen (beragam) di ASEAN-5."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Dimas Tri Haryadi
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan Fisher Effect yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara imbal hasil riil dengan inflasi dan hubungan positif antara imbal hasil nominal dengan inflasi. Oleh karena itu, lindung nilai atas inflasi dapat dilakukan dengan memilih aset yang memberikan imbal hasil riil positif atau imbal hasil nominal yang lebih tinggi dari inflasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham dan inflasi dari Inggris pada periode Januari 2000 hingga Februari 2019, dengan menggunakan sampel tersebut dilakukan beberapa pengujian yaitu uji unit root dan uji kointegrasi (Engle-Granger). Berdasarkan hasil penelitian, tidak dapat ditarik kesimpulan apakah ada industri yang secara sepesifik menunjukkan memiliki kemampuan lidnung nilai. Namun, penelitian ini menemukan bahwa metode pemilihan aset yang digunakan mampu menghasilkan portfolio yang memiliki imbal hasil riil positif dan lebih besar dibandingkan imbal hasil riil dari indeks FTSE100. Selain itu, sesuai dengan penelitian sebelumnya, kemampuan lindung nilai bervariasi antar waktu.

This research is based on Fisher Effect that there is a positive relationship between real return and inflation dan a negative relationship between nominal return and inflation. Thus, hedging against inflation can be done by choosing an asset that provide positive real return or nominal return which is higher than inflation. This research used stocks and inflation of UK from January 2000 to February 2019 as sample and test them by using unit root test, cointegration test (Engle-Granger).Based on the results of this research, it couldnt conclude that there is a specific industry with inflation hedging ability. But, this research found that the method used in constructing portfolio provide positive real return which higher than FTSE100s. Other than that, as found in previous research, the inflation hedging ability varies over time."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Acyuninda
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan yang terjadi antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini memiliki cakupan data Indeks Harga Konsumen dan Produk Domestik Bruto periode 2000:2012. Uji stasioneritas data dilakukan dengan menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF) test dan Phillips-Perron (PP) test, dan ditemukan bahwa data stasioner pada first difference. Bounds test dilakukan untuk menguji ada atau tidak hubungan kointegrasi diantara variabel, dimana hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kointegrasi. Pengujian kausalitas Granger antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan menggunakan uji yang dikembangkan oleh Toda-Yamamoto (1995). Hasilnya adalah tidak ditemukan hubungan kausalitas yang terjadi dari pertumbuhan ekonomi terhadap inflasi, melainkan hubungan kausalitas yang ditemukan terjadi dari inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa variabel inflasi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

The purpose of this research is to analyze the relationship between inflation and economic growth in Indonesia. The data covered in this research is Consumer Price Index (CPI) and Gross Domestic Product (GDP) of 2000-2012 period. Stasionarity test was carried out using the Augmented Dickey-Fuller (ADF) and Phillip-Perron test (PP), and found that the data is stasioner at first difference. The bounds test was carried out to find the existance of cointegration between variables, the result is no cointegration between inflation and economic growth in Indonesia. Granger causality test employed using Toda-Yamamoto Approach (1995), where there is no significant result of causality running from economic growth to inflation, but the significant result was found running from inflation to economic growth. The test is stated that inflation has impact on economic growth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Fitri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana emas dapat berfungsi sebagai alat hedging yang sempurna untuk mengatasi dampak buruk terjadinya inflasi pada suatu Negara. Hal ini dilihat dari pengaruh expected dan unexpected inflasi terhadap return emas. Hasilnya ternyata hanya unexpected atau unanticipated inflation yang memiliki pengaruh terhadar return emas, berbeda dengan Vietnam dimana expected dan unexpected memiliki pengaruh yang sama-sama kuat terhadap return harga emas di Negara tersebut.

This study aims to analyze the extent to which gold can serve as a perfect hedging instrument to address the adverse effects of inflation on a State. It is seen from the influence of expected and unexpected inflation to return the gold. The result was just unexpected or unanticipated inflation which has the effect to gold returns, in contrast to Vietnam where expected and unexpected influence equally strong against the return of the gold price in the country. This is largely determined by economic and political conditions in each of these countries. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S57701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azumah Putri Amuna
"ABSTRACT
Penelitian ini akan mengkaji secara komprehensif mengenai Analisis Pengaruh Ramadan terhadap Determinan Inflasi Indonesia dengan periode dari 2009-2016. Peninjauan determinan ini akan dibahas berdasarkan dua sudut pandang yakni dari sisi penawaran dan sisi permintaan. Data dari dua sisi ini kemudian dilihat bagaimana keduanya membentuk inflasi pada Indeks Harga Produsen IHP dan Indeks Harga Konsumen IHK , yang akan menjadi bahan analisa untuk melihat pengaruh Ramadan terhadap determinan tersebut dengan menggunakan metode VAR dan ARMA. Temuan dalam penelitian ini menghasilkan bahwa determinan inflasi IHP dapat lebih dijelaskan dengan oil price dan food price, serta nilai IHP sebelumnya. Sedangkan determinan inflasi IHK lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor dari sisi permintaan. Berkaitan dengan pengaruh Ramadan, Ramadan signifikan berpengaruh terhadap peningkatan harga pangan global dan IHK terutama pada harga konsumen yang berkaitan dengan barang pokok seperti bahan makanan, minuman dan makanan olahan, serta sandang. Dengan demikian Ramadan lebih berpengaruh terhadap IHK, sehingga mencerminkan lonjakan harga terjadi pada tingkat eceran.

ABSTRACT
This research will comprehensively examine with regards to the analysis of Ramadan rsquo s impact towards Indonesia rsquo s inflation determinants for the period between 2009 and 2016. These determinants of inflation will be further two different perspectives, which are cost push inflation and demand pull inflation. This will be followed by examining how the two sides cost push and demand pull inflation may shape inflation on Producer Price Index PPI and Consumer Price Index CPI , which will then be used as the analytical tools to assess the impact of Ramadan towards the determinants of inflation using methods of VAR and ARMA. Findings from this research suggests that the determinants of inflation in PPI can be explained by the fluctuations in oil price and food price, as well as the previous PPI rsquo s value. On the other hand, CPI rsquo s determinants of inflation is explained by factors arising from the demand pull inflation. Pertaining to the impact of Ramadan , Ramadan is evident to be significant towards the rise in global food price and CPI, mainly for consumer rsquo s prices that deals with primary goods such as food ingredients, drinks, processed foods and clothing. In conclusion, Ramadan has greater impact towards CPI, which is reflected in the price spike at a retail level. "
2017
S68001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jayadi
"ABSTRAK
Analisis Dinamik menggunakan Model VAR menunjukkan bahwa tingkat inflasi mempengaruhi kesejahteraan petani di Indonesia secara signifikan dalam jangka panjang, tetapi tidak dalam jangka pendek. Selanjutnya, berdasarkan analisis kuadran, terdapat peningkatan dari waktu ke waktu terhadap jumlah provinsi yang berbasis sektor pertanian di Indonesia. Namun demikian, kemiskinan pedesaan di Indonesia tetap stabil pada tahun 2011 dengan masih banyaknya provinsi yang terletak di kuadran normatif atau di kuadran transisi. Secara umum, dari hasil analisis disimpulkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap indeks NTP dalam jangka panjang dan indeks NTP tidak dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan dalam jangka pendek, atau dengan kata lain ada faktor lain diluar faktor kesejahteraan petani yang memiliki peranan penting dalam mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan.

ABSTRACT
The dynamic analysis using VAR model shows that inflation rate affects Indonesian farmers’ welfare significantly in the long run but not in the short run. Furthermore, based on the quadrant analysis, we can see that there is an increase over time of the number of agriculture based provinces in Indonesia. Nevertheless, the rural poverty in Indonesia remained stable in 2011 with many provinces located in the normative quadrant or in the transition provinces. Generally, we find in our analysis that inflation rate influences significantly and positively the NTP index in the long run and the NTP index cannot affect poverty rate in the short run, or that beyond other factors of the farmers’ welfare are at play to reduce rural poverty rate."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Juliani Syavitri
"Pengeluaran wisatawan merupakan barang dan jasa (goods and services) yang dibeli oleh wisatawan dalam rangka memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan harapan (expectations) selama ia tinggal di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan bagaimana pengeluaran wisatawan Kota Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian dan dianalisis menggunakan penyebaran frekuensi dan nilai yang sering muncul (modus). Sampel dalam penelitian ini adalah 400 orang wisatawan Kota Bandung ditarik menggunakan metode non probability sampling serta teknik accidental. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 400 responden yang diteliti menyatakan bahwa pengeluaran wisatawan berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung.

Tourist Expenditure is goods and services purchased by tourist in order to meet the needs, wants, and expectations during his stay he visited tourist destination. The objective of this research is to describe tourist expenditure of Kota Bandung. This research applied quantitative approach, using questionnaire as research instrument and analyzed with the spread frequency and a recurring value (modus). The sample is 400 tourist in Kota Bandung, collected by using non probability sampling and accidental technique. The results indicated that tourist expenditure contribute to local revenue in Kota Bandung."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S60962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>