Ditemukan 67489 dokumen yang sesuai dengan query
Mardiana
"Skripsi ini membahas mengenai perilaku bunuh diri yang ada di dalam novel Naneun Nareul Pagoehal Gwolliga Itta karya Kim Young-ha. Tujuannya adalah untuk menjelaskan bagaimana perilaku bunuh diri digambarkan dalam novel tersebut dan bagaimana penggambaran yang ada di dalam novel merefleksikan permasalahan sosial serta bunuh diri yang ada di masyarakat modern Korea Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Dari penelitian ini diperoleh pandangan pengarang novel mengenai perilaku bunuh diri yang ada di dalam cerita melalui berbagai aspek, yaitu; sosiologis, eksistensialisme dan nihilisme. Kemudian, dari penelitian ini juga diperoleh jenis-jenis bunuh diri yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan sesuai dengan pengelompokan yang dilakukan oleh Emile Durkheim. Kesimpulan dari analisis ini adalah bunuh diri yang terjadi di dalam novel, yang juga menggambarkan fenomena bunuh diri di negara Korea Selatan, disebabkan oleh kurangnya integrasi sosial dan norma yang berlaku di masyarakat.
This undergraduate thesis analyzes about suicidal behavior in a novel titled Naneun Nareul Pagoehal Gwolliga Itta by Kim Young-ha. The purpose of this research is to describe how suicide is depicted in the novel, and how the depiction of suicide in the novel reflects the social issues and suicide phenomenon in modern South Korean society. This research is qualitative research with literature review method. This research shows how the author of the novel sees suicide through three approaches; sociological, existentialism and nihilism. This research also shows types of suicide committed by South Korean people based on Emile Durkheim?s theory on suicide. This analysis has come up with a conclusion that the suicidal behavior in the novel, which also depicted the suicide phenomenon in modern South Korean society, was caused by the lack of social integration and norms that are supposed to rule the society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64745
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Arianita
"Skripsi ini membahas homoseksualitas di dalam masyarakat Indonesia yang heteronormatif yang direpresentasikan dalam novel Gerhana Kembar karya Clara Ng. Tujuannya adalah mengetahui keberpihakan pengarang terhadap homoseksualitas di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analitik. Dari penelitian ini diperoleh unsur-unsur heteronormativitas dalam novel Gerhana Kembar dan fungsi-fungsinya dalam membangun novel tersebut sebagai karya sastra populer. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah bahwa homoseksual dalam novel Gerhana Kembar ditampilkan sebagai orientasi seksual yang tidak berbeda dengan heteroseksual.
This undergraduate thesis analyzes homosexuality among Indonesian heteronormative society which is represented in Gerhana Kembar, a novel by Clara Ng. The purpose is to find the author?s alignments towards homosexuality in Indonesia. This research is qualitative research with descriptive-analytic method. Numbers of heteronormative elements and functions in establishing Gerhana Kembar as work of popular literature are obtained in this research. This analysis has come up with a conclusion that the homosexual in this novel which is shown as sexual orientation is not different with heterosexual."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42083
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Astri Setyarini
"Pada abad ke-19, perdagangan candu marak terjadi di Nusantara. Konsumen candu sendiri berasal dari berbagai golongan, mulai dari kaum/clan Tionghoa hingga kaum pribumi. Dalam mengatur perdagangan candu di masyarakat, Pemerintah Kolonial Belanda yang berkuasa di Nusantara pada masa tersebut menerapkan sistem pacht. Sistem pacht memberikan keuntungan bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya, terutama kaum Tionghoa. Dalam lelang pacht, kaum Tionghoa banyak yang memenangkan lelang tersebut dan mendapatkan hak sebagai pachter/ penyewa tanah usaha dalam sistem pacht. Potret kehidupan kaum Tionghoa sebagai pachter telah dituangkan dalam berbagai literatur, salah satunya dalam novel karya Gouw Peng Liang yang berjudul Lo Fen Koei. Novel yang ditulis pada tahun 1903 tersebut menyoroti sisi lain kehidupan pachter bernama Lo Fen Koei yang menyalahgunakan kekuasaannya demi memuaskan segala keinginannya. Selain menyajikan kisah tentang karakter Lo Fen Koei, novel ini juga menyajikan interaksi antara tokoh-tokoh Tionghoa dan tokoh-tokoh pribumi. Dengan penggambaran yang dibuat semirip mungkin dengan peristiwa di kehidupan nyata (baik penggambaran karakter pachter dalam tokoh Lo Fen Koei dan penggambaran interaksi sosial antara kaum Tionghoa dan pribumi dalam novel ini), pembaca dapat memperoleh informasi mengenai gambaran sosial dan interaksi antar-golongan masyarakat yang terjadi di Nusantara pada masa tersebut.
On nineteenth century, opium business became widely promised business in Nusantara. Opium consumers came from any social class, from aristocrate to poor, from Chinese people to local people called pribumi. To managed opium trade in Nusantara, Colonial Dutch Government that ruled Nusantara (on that time) applied opium-pacht system. This system promised big profit for everyone who took a part on it, especially for Chinese people. On opium-pacht auction, Chinese people often became the winner and have a right to be an opium-pachter/ land renter on opiumpacht system. The life of Chinese opium-pachter has been illustrated on any works and written, for example the novel Lo Fen Koei. This novel written by Tionghoa’s author named Gouw Peng Liang. Written on 1903, this novel potrayed the life of Lo Fen Koei, a fictitious Chinese opium-pachter that manipulated his power to get anything he wants. This novel not only tells about Lo Fen Koei’s character, but also described about the interaction of people from any social class in Nusantara, especially interaction between Chinese people and pribumi. With the resemblances between Lo Fen Koei’s story and real events (such as the portrayal of opium-pachter that illustrated on Lo Fen Koei’s character and interaction between the Chinese and the pribumi), the readers could get a lot of information about social interaction and any events that happened in Nusantara on that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56445
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Kevin Ali Nasti
"Penelitian ini membahas sebuah karya sastra pasca Uni Soviet yaitu novel yang berjudul Ночной Дозор (Penjaga Malam) karya Segey Lukyanenko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa tokoh Anton dalam novel tersebut merupakan refleksi diri dari pengarang. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Kemudian peneliti menggunakan teori sosiologi sastra Swingewood untuk melengkapi penelitian ini. Melalui teori tersebut, ditemukan dialog-dialog dalam novel Ночной Дозор yang mencerminkan Sergey, dan juga menggambarkan kondisi keterbukaan Rusia saat itu. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tokoh Anton merupakan cerminan diri Sergey Lukyanenko, dan juga membuktikan bahwa pengarang mencoba menunjukkan masuknya produk luar, khususnya Barat ke Rusia.
This research discusses a literary work after the Soviet Union, namely a novel entitled Ночной Дозор (Guard of the Night) by Segey Lukyanenko. The purpose of this research is to prove that Anton`s character in the novel is a self-reflection of the author. This research uses the literature study method. Then the researchers used Swingewood's sociology of literary theory to complement this research. Through this theory, dialogues were found in the novel Ночной Дозор which reflected Sergey, and also described the conditions of Russian openness at that time. The results of this research prove that Anton's character is a reflection of Sergey Lukyanenko, and also proves that the author tries to show the entry of foreign products, especially the West to Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Haura Shafa Dewantari
"
ABSTRAKSistem patriarki di Korea Selatan masih melekat hingga abad ke-21 dan hal tersebut merupakan penyebab dari munculnya kasus diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan keluarga, khususnya antara hubungan suami dan istri. Diskriminasi tersebut dapat dicontohkan dengan adanya sikap ketidakpedulian atas peran istri dan kekerasan seksual dalam rumah tangga. Perempuan yang dipaksa untuk bungkam akhirnya melakukan perlawanan terhadap sistem patriarki yang diwakili oleh organisasi perempuan dan juga pemerintah. Kejadian tersebut tergambar melalui cerita pendek Domabaem karya Kim Young Ha yang dipublikasikan pada tahun 1997. Melalui pendekatan sosiologi sastra dan metode penelitian kepustakaan, penelitian ini membahas mengenai pemikiran perempuan Korea Selatan terhadap hubungan keluarga khususnya pada perilaku suami terhadap istri dalam cerita pendek Domabaem. Adapun tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk membahas pemikiran perempuan terhadap keluarga terkait dengan hubungan suami dan istri.
ABSTRACTThe patriarchal system in South Korea manages to adhere tightly to the society until the 21st Century. It is caused by the gender discrimination toward women in families, particularly between husband and wife. The issue of gender discrimination usually revolves around ignorant behavior and domestic violence. Women who were forced to be passive have finally started to stand up against the patriarchal system through organizations and the government. This phenomenon was depicted through Domabaem, a South Korean literature written by Kim Young Ha, which was published in 1997. With the sociology of literature approach and literary survey method, the writer would like to do a research regarding South Korean women rsquo s thoughts in familial relationship, specifically the relationship between husband and wife through the South Korean literature, Domabaem. As for the purpose of this writing is to examine women rsquo s thoughts concerning families with regard to the husband wife relationship."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Adik Apriliyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai sosial kasih sayang yang terdapat dalam novel "Ayah...." karya Irfan Hamka. Novel ini mengisahkan kisah hidup Buya Hamka dari sudut pandang anaknya, Irfan Hamka, yang memberikan gambaran tentang peran Buya Hamka sebagai seorang ulama, pejabat negara, kepala keluarga, suami, dan terutama sebagai seorang ayah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra dengan mengadopsi nilai sosial kasih sayang yang terdiri atas pengabdian, tolong-menolong, kekeluargaan, kepedulian, dan kesetiaan. Metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi digunakan untuk menggambarkan konteks teks novel "Ayah....". Data penelitian diambil dari novel ini dan dianalisis untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai sosial kasih sayang yang ada dalam cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Ayah atau Buya Hamka dalam novel ini memiliki nilai-nilai sosial kasih sayang yang sangat baik. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam dedikasi Ayah dalam menulis karya sastra dan pemikiran kritis, ketulusan tolong-menolong tanpa dendam kepada orang-orang yang pernah berbuat zalim, upaya melindungi keluarga dari bahaya, kepedulian terhadap makhluk lain, dan kesetiaan dalam membina rumah tangga bersama istrinya yang dipanggil penulis sebagai Ummi.
This study aims to explore the social values of love contained in the novel "Ayah...." by Irfan Hamka. The novel tells the life story of Buya Hamka from the perspective of his son, Irfan Hamka, that provides an overview of Buya Hamka's role as a scholar, state official, man of family, husband, and especially as a father. The approach used in this research is literary sociology by adopting the social value of affection consisting of devotion, help, kinship, care, and loyalty. The descriptive qualitative method with content analysis technique is used to describe the text context of the novel "Ayah....". The research data were taken from this novel and analyzed to identify and understand the social values of affection present in the story. The results showed that the character of Ayah or Buya Hamka in this novel had very good social values of affection. These values are reflected in Ayah's dedication to writing literary works and critical thinking, sincerity in helping without revenge to those who have done wrong, efforts to protect the family from danger, concern for other creatures, and loyalty in building a household with his wife, whom the author called as Ummi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Devita Pratiwi
"
ABSTRAKSetiap suku bangsa di Indonesia memiliki aturan yang berlaku turun-menurun. Salah satu suku di Indonesia, yaitu suku Minang, yang mengedepankan keturunan dari garis ibu (matrilineal), sangat mempersoalkan pernikahan dengan adat orang Minang, yaitu menikah dengan orang sesama Minang. Penelitian ini membahas kehidupan pernikahan yang berbeda suku bangsa (Minang dan Jawa) dalam novel Merantau ke Deli karya Hamka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan sosiologi sastra dengan melihat isi ceritanya dan mengaitkannya dengan realitas sosial orang Minang. Dapat disimpulkan bahwa, dari novel tersebut kehidupan rumah tangga dari pernikahan Minang dan non Minang dilihat lebih tenteram dan bahagia dibandingkan dengan pernikahan sesama orang Minang.
ABSTRACTEvery ethnic group in Indonesia has rules that passed from generation to generation. As one example ethnic group in Indonesia, that is Minangnese, which adhere matrilineal system, pay a lot of attention in customary marriage, that rules is Minangnese should marry someone that Minangnese too. This research discusses about marriage life with the different ethnic group (Minangnese and Javanese) in a novel Merantau ke Deli by Hamka. This research is using sociological approach to literary by linking the content from the story with social reality of Minangnese. The conclusion from that novel is household life of Minangnese and non Minangnese?s wedding seems peaceful and happy than the fellow Minangnese?s wedding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Claudia Jasmine
"Skripsi ini membahas novel karya Remy Sylado yang berjudul Kerudung Merah Kirmizi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan kritik sosial pengarang sebagai pisau pembedahnya. Hasil temuan ini menyatakan bahwa novel mencerminkan kritik sosial pengarang terhadap pengaruh budaya yang dibawa pemerintah Orde Baru pada masyarakat masa Reformasi. Kritik pengarang tersampaikan melalui peristiwa dalam novel yang memiliki kemiripan peristiwa yang terjadi pada masa Soeharto menjadi presiden, meliputi penyerobotan tanah, pembungkaman aktivis, pembunuhan, penyuapan, dan korupsi. Penelitian ini membuktikan bahwa Remy Sylado melalui karyanya ingin menyuarakan kritik terhadap budaya pada masa Orde Baru yang menciptakan praktik KKN dan kekerasan dalam kehidupan masyarakat.
This thesis discusses the novel by Remy Sylado entitled Kerudung Merah Kirmizi. This research uses sociology literature approach with the author 39 s social critique as a medium. The results of this study prove social criticism in the novel reflects the cultural influences brought by the New Order government to people 39 s lives in the early Reformation. The author 39 s criticisms are seen from events in novels that bear the resemblance of events that occurred during Soeharto 39 s presidency, including land usurpation, activist coertion, murder, bribery, and corruption. This study proves that Remy Sylado uses his work to criticize the the culture of the New Order era which created practices of KKN and violence in community life. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Marta Fitria
"Novel 9 Summers 10 Autumns adalah novel pertama karya Iwan Setyawan yang terbit tahun 2011. Novel ini ditulis berdasarkan kisah nyata pengarangnya sendiri. Novel yang beralur maju mundur ini bercerita tentang kisah masa kecil tokoh utama ?aku? yang berasal dari keluarga susah hingga berhasil menjadi orang sukses. Novel ini dianalisis dengan menggunakan kajian sosiologi sastra, terutama sosiologi karya sastra. Selain bersifat menghibur, novel ini juga memberikan manfaat bagi pembacanya karena sarat akan nilai-nilai edukatif. Karakteristik dan latar belakang keluarga sangat berpengaruh terhadap kehidupan tokoh aku. Berkat kekuatan pendidikan, semangat perjuangan hidup, dan cinta keluarga, tokoh aku berhasil menaklukan kemiskinan dan meraih kesuksesan hingga ke New York City. Melalui novel ini, dapat dilihat bahwa pengaruh latar belakang keluarga begitu penting untuk membentuk masa depan seorang anak di kemudian hari.
9 Summers 10 Autumns is the first novel written by Iwan Setyawan. This novel, which is based on true story of the writer, is published in 2011. Written with progressive-flashback plot, this novel tells about the childhood character ?I? where in he came from struggling family and turned into a succesful person. This novel is analyzed using the study of sociology cultural literature. Not only entertaining, this novel is also showing the readers the values of education. The characteristic and the family background is important part in the main character's life. Due to the power of education, the spririt of survival life, and the love of family, character ?I? conquered poverty and achieve succes in New York City. Through this novel, it can be seen that family background gives big influence in shaping a child's future."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Febrian Nur Pamungkas
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku bunuh diri yang terdapat dalam film Koe no Katachi (2016) karya Yamada Naoko. Penulis menggunakan teori interpersonal bunuh diri Joiner dalam Van Orden (2010) dan Three-Step Theory of Suicide Klonsky dan May (2015) untuk menganalisis perilaku bunuh diri dalam film Koe no Katachi dengan metode mise en scene Monaco (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku bunuh diri yang digambarkan oleh film Koe no Katachi berupa pemikiran bunuh diri sebanyak empat kali (aktif dan pasif) dan percobaan bunuh diri yang digagalkan sebanyak satu kali. Selain itu, film ini tidak menampilkan pengetahuan bunuh diri yang dapat memicu fenomena suicide copycat. Film Koe no Katachi dapat dilihat sebagai refleksi situasi masyarakat Jepang dengan terus meningkatnya kasus bunuh diri remaja akibat perundungan. Peran orang-orang terdekat dari individu yang memiliki perilaku bunuh diri digambarkan menjadi solusi paling efektif dalam pencegahan bunuh diri. Sementara itu, partisipasi pihak-pihak seperti, pemerintah, sekolah, dan komunitas masyarakat yang seharusnya aktif dalam penanganan masalah ini terlihat minim. Oleh karena itu, film ini dapat dilihat sebagai kritik sosial kurangnya kepedulian institusi formal seperti sekolah dan negara terhadap perilaku bunuh diri dan perundungan remaja.
This study aims to analyze the suicidal behavior contained in the film Koe no Katachi (2016) by Yamada Naoko. The author uses Joiner's interpersonal theory of suicide in Van Orden (2010) and Klonsky and May's Three-Step Theory of Suicide (2015) to analyze suicidal behavior in Koe no Katachi film with Monaco’s (2000) mise en scene method. The results showed that the suicidal behavior described in Koe no Katachi consists of four suicidal thoughts (active and passive) and one failed suicide attempt. In addition, this film does not feature any suicide knowledge which can trigger the phenomenon of copycat suicide. Koe no Katachi can be seen as a reflection of current Japanese society, in which the number of adolescent suicides is increasing due to act of bullying. People who are closest to the suicidal individuals are described to be having a major role and are most effective in preventing the act of suicide. Meanwhile, participation of parties such as the government, schools, and communities in dealing with this matter are considered to be minimal. Therefore, this film can be seen as a social critique of formal institutions such as schools and the state due to their ignorance towards adolescent suicidal behavior and bullying."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library