Meningkatnya penggunaan teknologi membuat masyarakat beralih untuk memesan tiket pesawat secara daring. Selain itu, kepemilikan smartphone membuat aplikasi menjadi media yang paling sering digunakan untuk melakukan pemesanan. Meskipun demikian, loyalitas pengguna masih menjadi permasalahan penyedia layanan pemesanan tiket pesawat. Hal ini dikarenakan pengguna masih sering berpindah-pindah layanan secara tidak menentu. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perceived value dan hubungannya dengan loyalitas dan kepuasan pengguna aplikasi pemesanan tiket pesawat di Indonesia berdasarkan alasan transaksi pengguna. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan berdasarkan siklus transaksi, yaitu pre purchase, purchase, dan post purchase. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei terhadap 1.160 responden yang pernah melakukan pembelian tiket pesawat melalui aplikasi. Data diolah dengan metode Covariance Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) menggunakan AMOS 24.0. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara perceived value, kepuasan pengguna, dan loyalitas pengguna. Selain itu, ditemukan bahwa pengguna hedonic lebih mengutamakan pengalaman sebelum, saat, dan sesudah melakukan transaksi dibandingkan pengguna utilitarian yang lebih mengutamakan transaksi yang cepat, aman, mudah, dan ringkas. Hasil penelitian dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya dengan topik serupa dan penyedia layanan pemesanan tiket pesawat dalam mengelola loyalitas pengguna.
The use of technology make people switch to order flight tickets by online. In addition, the increasing of smartphone usage makes the application the most often use medium for booking tickets. However, user loyalty is still a problem for flight booking service providers. This is because users still move from one-to-another service provider. Therefore, this study aim to determine the factors that influence perceived value, user loyalty and satisfaction of flight ticket booking applications in Indonesia based on user’s reason to make a transactions. These factors are grouped based on transaction cycle: pre-purchase, purchase, and post-purchase. This study uses a quantitative approach by surveying 1.160 respondents who had purchase flight tickets through applications. Data is processed by Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) using AMOS 24.0. The results show that there is a relation between perceived value, user satisfaction, and user loyalty. In addition, this study is also found that hedonic users are more prioritize experiences before, during, and after making transactions, utilitarian users who prefer transaction that fast, safe, easy, and concise. The results of this study can be use for further research with similar topics and flight ticket booking service providers to manage user loyalty.
"Memasuki era Healthcare 4.0, Indonesia melakakun berbagai upaya dalam meningkatkan penggunaan teknologi digital pada rumah sakit yang ada di Indonesia. Salah satu teknologi yang telah mulai diimplementasikan dan dikembangkan adalah teknologi Rekam Medis Elektronik (RME). Namun dalam implementasinya, masih banyak rumah sakit yang belum mengimplementasikan teknologi RME dengan maksimal. Di dalam penelitian-penelitian sebelumnya disebutkan bahwa kesiapan dan penerimaan suatu teknologi akan mempengaruhi keberhasilan implementasi teknologi tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesiapan dalam menggunakan teknologi khususnya teknologi RME berdasarkan model Technology Readiness Index 2.0 (TRI 2.0), serta melihat pengaruh setiap variabel terhadap penerimaan teknologi RME yang mengacu pada Technology Readiness and Acceptance Model (TRAM). Berdasarkan hasil pengukuran skor kesiapan, didapatkan bahwa pengguna RME di berbagai rumah sakit di Indonesia termasuk dalam kategori high technology readiness. Dari analisis yang dilakukan pada penelitian ini, ditemukan bahwa kesiapan teknologi yang tinggi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi RME. Variabel yang ditemukan memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi RME pada rumah sakit di Indonesia adalah perceived ease of use dan innovativeness. Kedua variabel yang berpengaruh ini kemudian dijadikan dasar untuk membangun strategi dengan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) sehingga didapatkan atribut yang dijadikan prioritas untuk dilakukan strategi peningkatan atau perbaikan.
Entering the era of Healthcare 4.0, Indonesia has made various efforts in increasing the use of digital technology in hospitals in Indonesia. One of the technologies that has begun to be implemented and developed is Electronic Medical Record (EMR) technology. But in the implementation of the EMR technology, there are still many hospitals that have not been very successful. The previous studies mentioned that the readiness and acceptance of a technology will affect the successful implementation of the technology. Therefore, this study aims to measure the level of readiness in using technology, especially EMR technology based on the Technology Readiness Index 2.0 (TRI 2.0), and analyzing the effect of each variable on the acceptance of EMR technology using Technology Readiness and Acceptance Model (TRAM). Based on the technology readiness measurement results, it was found that EMR users in various hospitals in Indonesia are in the category of high technology readiness. From the analysis conducted in this study, it was found that high technology readiness had no direct significant effect on the acceptance of EMR technology. Perceived ease of use and innovativeness are the variables that were found to have a significant influence on the acceptance of EMR technology in hospitals in Indonesia. These two influential variables are then used as the basis for building a strategy using Importance-Performance Analysis (IPA) so that the attributes that are prioritized for an improvement strategy are obtained.
"