Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190077 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Ayu Anggraeni
"Masih buruknya praktik Manajemen Higiene Menstruasi (MHM) remaja perempuan melatarbelakangi penelitian dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik MHM pada siswi di SMAN A dan B Jakarta tahun 2016. Pengumpulan data menggunakan self-report questionnaire pada 210 siswi. Hasil penelitian menunjukkan 45,2% siswi memiliki praktik MHM baik. Berdasarkan uji chi-square, terdapat hubungan antara faktor predisposisi (pengetahuan dengan nilai p= 0,004 dan sikap dengan nilai p= 0,003), faktor pemungkin (sarana sanitasi dan higiene dengan nilai p= 0,003 dan tempat sekolah dengan nilai p= 0,049), dan faktor penguat (paparan informasi dengan nilai p= 0,005) dengan praktik MHM.

Still poor Menstrual Hygiene Management (MHM) practices of female adolescents is behind the research background with cross sectional study design. The purpose of this study was to determine the factors associated with MHM practices of female students at A and B SHS East Jakarta in 2016. The data was collected using a self-report questionnaire in 210 students. The results showed 45.2% female students have good MHM practice. Based on the chi-square test, there is a relationship between predisposing factor (knowledge with p value= 0.004 and attitude with p value= 0.003), enabling factor (sanitation and hygiene with p value= 0.003 and a school with p value= 0,049), and reinforcing factor (information exposure with p value= 0.005) with MHM practice."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Nabila
"

Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku higiene menstruasi pada siswi SMP Negeri 141 Jakarta tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross-sectional menggunakan data primer yang dilakukan di SMP Negeri 141 Jakarta pada Juni 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 201 responden. Perilaku higiene menstruasi sebagai variabel dependen, sedangkan pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana higiene menstruasi di sekolah, keterpaparan informasi mengenai menstruasi, dukungan guru, dan dukungan teman sebaya sebagai variabel independen. Data berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode daring yang diisi sendiri oleh reponden dan dianalisis dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil proporsi tertinggi terdapat pada kelompok siswi yang memiliki perilaku higiene menstruasi buruk sebesar 82,6%, pengetahuan yang rendah sebesar 95,5%, sikap negatif sebesar 50,7%, ketersediaan sarana higiene mentruasi di sekolah lengkap sebesar 79,1%, kurang terpapar informasi mengenai menstruasi sebesar 92,5%, kurang dukungan guru sebesar 62,2%, dan cukup dukungan teman sebaya sebesar 79,1%. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku higiene menstruasi. Hasil penelitian menyarankan untuk menjalin kemitraan antara sekolah dengan fasilitas kesehatan setempat untuk memberikan promosi kesehatan dengan metode penyuluhan dan konseling yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.


This study aims to determine the factors associated to menstrual hygiene behaviors among female students at SMP Negeri 141 Jakarta in 2020. This research is a quantitative study with cross-sectional methods by primary data which is conducted at SMP Negeri 141 Jakarta in June 2020 with a total sample of 201 respondents. Menstrual hygiene behaviors is the dependent variable, while knowledge, attitudes, availability of menstrual hygiene facilities at school, information exposure about menstruation, teacher support, and peer support are the independent variables. The data used is the results of self-administered online questionnaires and analyzed by chi-square test. Based on analysis, it is found that the highest proportion in the group of students who had bad menstrual hygiene behaviors is 82,6%, low knowledge 95,5%, negative attitudes 50,7%, the availability of complete menstrual hygiene facilities at school 79,1%, lack of information exposure about menstruation 92,5%, lack of teacher support 62,2%, and enough of peer support 79,1%. There is a significant relationship between knowledge and attitude with menstrual hygiene behaviors. The results of the study suggest to establish partnerships between schools and local health facilities to provide health promotion in the form of lecture and counseling conducted by health workers.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Fauziah
"Masih buruknya praktik higiene menstruasi remaja dan rendahnya tingkat pengetahuan terkait higiene menstruasi di sekolah menengah pertama melatarbelakangi penelitian dengan desain studi potong lintang ini. Tujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik higiene menstruasi di SMP Negeri dan MTS Negeri di Kota Jakarta Selatan tahun 2014. Data primer diambil pada bulan Mei 2014 menggunakan kuesioner sampel pada 194 orang. Hasil penelitian proporsi praktik higiene menstruasi yang baik pada siswi SMPN adalah 47.4% dan pada siswi MTSN 33%. Pada siswi SMPN dan MTSN terdapat hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi (sikap dengan OR 1.963 dan kepercayaan dengan OR 2.465) faktor pemungkin (ketersediaan pembalut di rumah dengan OR = 5.325 dan keterpaparan informasi dengan OR= 1.810), faktor penguat (dukungan teman sebaya dengan OR = 3.085 dan dukungan petugas kesehatan dengan OR = 2.377) dengan praktik higiene menstruasi di SMPN dan MTSN kota Jakarta Selatan tahun 2014. Disarankan kepada sekolah untuk mengoptimalkan penyuluhan kesehatan reproduksi dengan bantuan dukungan guru dan orang tua.

Still poor menstrual hygiene practices of adolescents and low level of knowledge related to menstrual hygiene in middle school with a research background Design cross-sectional study. Objectives determine the factors associated with menstrual hygiene practices in SMP and MTS in South Jakarta in 2014. Primary data taken in May 2014 using a sample questionnaire in 194 people. The results of the study the proportion of good menstrual hygiene practices on SMPN students are 47.4% and 33% in girls MTSN. At SMPN ant MTSN student relationship exists menstrual hygiene practices with predisposing factors, namely attitude (OR = 1.963), trust (OR = 3,733), enabling factor is the availability of sanitary napkins at home (OR = 5,325), information exposure (OR=1.810), reinforcing factors peers support (OR = 3.085) and support health workers (OR = 1,810). Suggested to the school to optimize reproductive health education with the help of teacher support and parents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnia Nurul Hikmah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap perbedaan siklus menstruasi pada siswi SMA Negeri 44 Jakarta tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Sampel yang diteliti adalah kelas 10 dan 11 dengan total sampel berjumlah 120 orang. Data yang dikumpulkan berupa riwayat menstruasi, asupan energi dan makronutrien, aktivitas fisik, IMT/U, persen lemak tubuh, tingkat stres, dan perilaku makan menyimpang. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara recall 2x24 jam, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan dan persen lemak tubuh menggunakan BIA. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji chi-square, uji T independen, dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 65,8% mengalami siklus menstruasi tidak teratur. Stres merupakan faktor dominan terhadap perbedaan siklus menstruasi (OR=5,9).

This study aimed to identify the dominant factors of the menstrual cycle differences on female student of SMA Negeri 44 Jakarta. This study used the cross sectional design by using simple random sampling method. The observed sample in this study was the 10th and 11th grader consisting 120 students. The collected data were menstrual history, energy and macronutrien intake, physical activity, BAZ (BMI for age), percent body fat, stress level, and eating disorder. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours food recall interview, antropometric measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA (Bioelectric Impedance Analysis). This study used chi-square test, independen T-Test, and regression binary logistic analyze. The result of this study showed that there are 65,8% respondents had irregular menstrual cycle and showed that stress level as the dominant factors of menstrual cycle differences (OR=5,9)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Humaira
"Masih rendahnya akses layanan kesehatan reproduksi di penjara wanita melatarbelakangi penelitian dengan desain studi potong lintang ini. Tujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku higiene menstruasi warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur tahun 2013. Data primer diambil bulan Desember 2013 menggunakan kuesioner (self-administered) sampel 70 orang. Hasil 51,4% WBP berperilaku higiene menstruasi baik. Ada hubungan antara perilaku higiene menstruasi dengan faktor penguat yaitu peran petugas (p value=0,039, OR=3,271) dan dukungan teman (p value=0,043, OR=5,231). Tidak ada hubungan antara perilaku higiene menstruasi dengan faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, dan sikap) dan faktor pemungkin (ketersediaan sarana higiene dan keterpaparan informasi). Disarankan petugas memberikan penyuluhan higiene menstruasi dan membentuk kelompok diskusi kesehatan reproduksi pada WBP.

In women prison, access of reproductive health services is low. This cross-sectional study aimed to determine factors associated to menstrual hygiene behavior of prisoners at Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur in 2013. Data was collected in December 2013 by using questionnaire (self-administered) from 70 prisoners. Good menstrual hygiene behavior was 51.4 %. In short, there was association between menstrual hygiene behavior with reinforcing factors such as role of officers (p-value=0.039, OR=3.271) and support of friends (p-value= 0.043, OR=5.231). Study found there is no significant association between menstrual hygiene behavior with predisposing factors (education, knowledge, and attitudes) and enabling factors (availability of hygiene and exposure information). It is recommended that officers provide education about menstrual hygiene and form a discussion group on reproductive health for prisoners."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifa Pascariyanti Sujarwanta
"Dismenore atau nyeri menstruasi merupakan penyebab langsung dari menurunnya produktivitas remaja perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sebesar 50-92% perempuan di berbagai belahan dunia mengalami dismenore primer selama masa reproduktif. Dismenore terjadi ketika ada peningkatan prostaglandin sehingga memicu kontraksi kuat pada otot polos uterus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada remaja perempuan. Metode penelitian menggunakan desain potong lintang pada bulan April 2018. Total populasi sejumlah 216 siswi berasal dari dua SMA Negeri di Kotamadya Jakarta Timur dengan rentang usia 16-18 tahun. Prevalensi kejadian dismenore primer pada siswi sebesar 85,1% terdiri dari dismenore ringan sejumlah 69,8%, dismenore sedang 13,0% dan dismenore berat 2,3%.
Hasil penelitian menunjukkan riwayat ibu sebagai faktor penentu yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer setelah dikontrol oleh lama menstruasi dan konsumsi kafein. Siswi yang memiliki riwayat ibu mengalami dismenore memiliki risiko 2,3 kali menderita dibandingkan siswi yang tidak memiliki riwayat ibu mengalami dismenore. Dampak terhadap performa akademik akibat kejadian dismenore primer yang paling dirasakan oleh siswi adalah kesulitan konsentrasi (61,9%). Diamati dari tingginya prevalensi dismenore primer dan besarnya dampak terhadap performa akademik, siswi perlu mengambil langkah preventif yang tepat untuk meningkatkan status kesehatannya.

Dysmenorrhea or menstrual pain is a direct cause of productivity declining for adolescent girls in the world, including Indonesia. There are 50-92% of women in different country develop primary dysmenorrhea during their reproductive age. Dysmenorrhea occurs when there is an increase in prostaglandins, which leads to strong contractions in the uterine smooth muscle. This study aims to determine the factors that affect the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls. The research method used cross-sectional design in April 2018. The total population of 216 adolescent girls came from two state enior high schools in East Jakarta with the age range 16-18 years. The prevalence of primary dysmenorrhea in adolescent girls was 85,1%, consist of mild dysmenorrhea 69,8%, moderate dysmenorrhea 13,0% and severe dysmenorrhea 2,3%.
The results showed a mother's history as a determinant factor affecting the incidence of primary dysmenorrhea after controlled by length of menstrual period and caffeine consumption. Students who have a mother's history of dysmenorrhea have 2,3 times higher risk of suffering than students without a mother's history of dysmenorrhea. The impact on academic performance due to primary dysmenorrhea incidence most felt by adolescent girls is the difficulty of concentration (61,9%). As the high prevalence of primary dysmenorrhea and the magnitude of impact on academic performance, students need to take some appropriate preventive measures to improve their health status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vevie Herawati
"Tesis ini membahas tentang gangguan menstruasi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan menstruasi pada siswi kelas X dan XI SMA Negeri 5 Kota Bekasi Tahun 2013. Penelitian kuantitatif dengan disain cross sectional, pengumpulan data secara angket dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan, faktor yang berhubungan dengan tindakan untuk mengatasi gangguan menstruasi pada siswi kelas X dan XI SMA Negeri 5 Kota Bekasi Tahun 2013 adalah anjuran/dorongan. Responden yang mendapatkan anjuran/dorongan mempunyai peluang hampir 5 kali untuk melakukan tindakan mengatasi gangguan menstruasi dibandingkan yang tidak mendapatkan anjuran atau dorongan.

This thesis discusses menstrual disorders and factors associated to the actions taken to overcome menstrual disorders in X and XI grade schoolgirl at SMAN 5 Bekasi in 2013. Quantitative research with cross sectional design, data collection questionnaire using questionnaires. The results showed that factors associated with actions taken to overcome menstrual disorders in X and XI grade schoolgirl at SMAN 5 Bekasi in 2013 was cues to action (the advice / encouragement). Respondents who received the advice / encouragement have opportunities almost 5 times to take action to overcome menstrual disorders than those who did not receive advice or encouragement."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marella Matta
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku menstruasi pada siswi SMPN 87 Jakarta Selatan tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel 252 siswi yang menstruasi dan kuesioner sebagai alat ukur penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 64,3% responden telah memiliki perilaku menstruasi yang baik. Berdasarkan uji chi-square, variabel pengetahuan memiliki hubungan dengan perilaku menstruasi (p-value =0,002). Sekolah dapat memanfaatkan mata ajaran Bimbingan Konseling dan kegiatan PMR sebagai wadah pemberian informasi mengenai perilaku menstruasi ataupun membuat pelatihan peer educator. Pelatihan peer educator dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak yang bergerak di bidang kesehatan reproduksi remaja. Selain itu perlu adanya peningkatan kualitas sarana dan prasarana sekolah terutama ketersediaan sumber air yang lancar dan sabun.

The purpose of this study was to determine the factors associated with menstruation behaviors of female students in SMPN 87 South Jakarta Year 2014. This study used cross-sectional design with a sample taken are 252 students who has had menstruation and the questionnaire as a measure of research.
The results of this study showed that 64,3% of respondents have a good menstruation behaviors. Based on statistical tests with chi-square test, variabel that has a significant association with menstruation behaviors is knowledge (p-value =0,002). This School can use BK and PMR activities to provide information of menstruation behaviours and also training for peer educators. Peer educator trainings can be done through cooperation with organisations operating in adolescent reproductive health fields. Furthermore, quality of school facilities and infrastructures requires improvement, especially in clean running water and soap."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Kantiah
"Rendahnya tingkat pengetahuan merupakan salah satu penyebab kurang baiknya praktek higiene menstruasi pada remaja putri khususnya di Sekolah Menengah Pertama menjadi latar belakang penelitian yang berdesain potong lintang ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat yang berhubungan dengan praktek higiene menstruasi pada siswi kelas 7 dan kelas 8 di SMPN 86 Jakarta Selatan Tahun 2015. Data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner pada bulan Maret-April tahun 2015 dan sampel berjumlah 129 orang siswi yang sudah mengalami menstruasi. Hasil penelitiannya yaitu proporsi praktek higiene yang baik sebanyak 73.6% dan yang kurang baik 26.4%. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi ( Pengetahuan dengan OR 3.28, dan sikap dengan OR 2.26), Faktor pemungkin ( ketersediaan pembalut di rumah dengan OR 2.8, keterpaparan terhadap sumber informasi dengan OR 2.5) dengan praktek higiene menstruasi pada siswi kelas 7 dan kelas 8 di SMPN 86 Jakarta Tahun 2015. Diperlukan adanya optimalisasi kerjasama lintas sektor dan pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah terkait penelitian ini.

The low level of knowledge is one of the causes of the lack of menstrual hygiene practices in young girls, especially in junior secondary school background of this cross-sectional design study. This study aims to determine the predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors associated with menstrual hygiene practices at grade 7 and grade 8 SMPN 86 South Jakarta in 2015. The data used are primary data using questionnaires in March-April 2015 and the sample totaled 129 students were already menstruating. Research results that the proportion of good menstrual hygiene practices as much as 73.6% and 26.4% unfavorable. There is a significant relationship between predisposing factors (Knowledge with OR 3:28, and the attitude with OR 2.26), enabling factors (availability of sanitary napkins in the house with OR 2.8, exposure to resources with OR 2.5) with menstrual hygiene practices at grade 7 and grade 8 SMPN 86 South Jakarta in 2015. Required for optimizing cross-sector cooperation and empowerment of the school health program related to the study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Qintana Arimbi
"KB Suntik adalah salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak dipilih oleh akseptor KB, karena tingkat efektivitasnya yang tinggi menurut DEPKES RI 2013, hanya terdapat 1% kegagalan pada KB suntik. Klinik Keluarga Pisangan Baru Yayasan Kusuma Buana adalah salah satu klinik yang memiliki capaian cakupan KB yang cukup besar yaitu 1.142 akseptor memilih KB suntik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik di Klinik Keluarga Pisangan Baru Yayasan Kusuma Buana, Jakarta Timur pada tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan jumlah responden 100 akseptor KB. Hasil penelitian menunjukan bahwa 87% respondent memilih menggunakan KB Suntik. Dan 13% responden lain memilih menggunakan kontrasepsi non suntik menunjukan terdapat hubungan bermakna menurut statistik antara biaya dengan penggunaan KB jenis suntik (p= 0,005) (POR = 12,444, 95% CI = 2,397 - 64,620)

Contraception Injection are one of the most widely selected by acceptors, because the high level of effectiveness, according Health Department in 2013, there was only 1% failure of contraception injection. Klinik Keluarga Pisangan Baru Yayasan Kusuma Buana is one of the clinics that have a large coverage of contraceptive injection that 1.142 acceptors choose contraception injection in Klinik Keluarga Pisangan Baru, Yayasan Kusuma Buana. This study conducted to find out about the factors associated with the use of contraception injection in Klinik Keluarga Pisangan Baru Yayasan Kusuma Buana. East Jakarta 2016. This research is quantitative research with cross sectional design method. 100 women which is acceptors KB were involved in this study The results show the proportion that 87% acceptors use contraception injection and 13% acceptors use another method of contraception. The cost shows a significantly positive association with the use of contraceptive injection. (p= 0,005) (POR = 12,444, 95% CI = 2,397 - 64,620"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>