Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81264 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfons Banteng Pramono
"Fotografi telah secara tidak terbantahkan menjadi elemen yang terintegrasi pada masyarakat modern. Hal ini menjadi penting dalam mempelajari proses berfotografi yang sangat kompleks dalam kaitannya dengan konteks keruangan. Karenanya, mempelajari studio fotografi adalah sama dengan memplejari konfigurasi dari ruang-ruang dan komponen-komponennya. Skripsi ini Konfigurasi ruang di studio fotografi, merupakan sebuah investigasi terhadap ruang, sedangkan tujuan dari konfigurasi pada kinteks nya, adalaha untuk memahami bagaman ruang mempengaruhi proces fotografi dan juga sebaliknya. Ini dalah sesuatu yang esensial untuk memahami pengalaman ruang didalam aktifitas berfotografi sehingga kita memahami konfigurasi atas ruangnya.

The significance of photography is undeniable as it has integrated deeply in the modern society. It becomes important to investigate the complex process of photography in regard to its spatial contet. To investigate the studio placce of photographers is to study the configuration of its space and all its spatial components. Space Configuration in Photography studio space is meant as an investigation of the space. The obbjective of configuration in this contet is to understand the way its affect the photography process and vice versa. Moreover, it is essetial firstly to understand the experiential perspective in photography activity in order to learn the configuration of its space
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Pristantyo
"Fotografi sebagai representasi arsitektur, turut menyederhanakan kenyataan di baliknya sehingga citra yang dihasilkan mudah diolah oleh perancang untuk menghasilkan gagasan ke depan. Meskipun begitu, pada proses perancangan studio ditemukan penggunaannya yang hanya terbatas pada awal dan/atau akhir proses perancangan dengan peran fotografi sebatas untuk merefleksikan kenyataan di baliknya. Mungkinkah fotografi digunakan secara tidak reflektif mengingat adanya unsur eliminasi dalam representasi? Elemen-elemen apa yang perlu dicermati dalam membentuk citra fotografi semacam itu?
Studi ini menelusuri kemampuan fotografi untuk mengemukakan sesuatu yang lain yang diharapkan mampu menambah kontribusinya dalam proses perancangan khususnya pada studio pendidikan arsitektur. Penelusuran dimulai dengan kajian literatur tentang proses perancangan arsitektur, representasi dan fotografi kemudian menganalisis keterhubungan di antaranya. Pemahaman tersebut kemudian digunakan untuk melihat pekerjaan beberapa fotografer yang tidak hanya menangkap citra kenyataan di baliknya. Seluruh pemahaman dari literatur serta contoh-contoh pendekatan fotografer tersebut digunakan untuk melihat pekerjaan ragam mahasiswa dalam studio perancangan arsitektur.
Penelusuran menunjukkan bahwa fotografi dapat digunakan secara proyektif pada proses pembentukan dan pengolahan gagasan spasial, dengan mempertimbangkan mekanisme image-making dan image-taking, looking at, looking through & looking behind the photograph, defamiliarization & interface, serta variasi mengambil citra fotografi oleh Moholy-Nagy.

Photography as an architectural representation, simplifies the reality behind it so that the resulting imagery can be easily processed to generate new ideas. However, from observing the practice of photography in the undergraduate level’s architectural studio design process, its use is limited to only the beginning and/or the end of the design process to reflect the reality behind it. That observation leads to questions like: Is it possible to use photography non-reflectively considering the process of elimination exists in the process of representation? What elements are worth considering in forming and taking such a photo?
This study explores the ability of photography to project ideas which is expected to be able to contribute to the design process, especially in the architectural design studio. The study begins by analyzing various literature on the architectural design process, representation, photography, and searching the relationship between them. That analysis is then used to see the work of several photographers who practice similar techniques. All that understanding of the literature, as well as examples of the photographer's approach, then used to analyze various work of students in the architectural design studio.
This result suggest that photography can be used projectively in forming and developing spatial ideas, by considering mechanism like image-making & image-taking, looking at, looking through & looking behind photograph, defamiliarization & interface, and variations of photographic images by Moholy-Nagy
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hayya Nazhifa
"ABSTRAK
Apartemen tipe studio merupakan hunian dengan ruang terbatas. Keterbatasan tersebut terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan penghuni yang menempatinya sehingga dapat menimbulkan permasalahn didalam hunian. Oleh sebab itu penghuni dituntut untuk dapat beradaptasi dengan ruang terbatas tersebut. Berdasarkan hal tersebut, skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah penghuni apartemen tipe studio dapat memenuhi kebutuhannya dengan melakukan adaptasi di dalam ruang yang terbatas dan apakah dengan beradaptasi kebutuhan penghuni terpenuhi. Hal tersebut ditinjau berdasarkan kebutuhan, aktivitas, dan penggunaan furnitur. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pengaturan pembagian area untuk masing-masing fungsi ruang dan pemilihan furnitur yang tepat dapat memberi pengaruh besar terhadap permasalahan keterbatasan ruang.

ABSTRACT
Studio-Type Apartment is a limited space of living. Sometimes the limitation is not suitable with the resident needs and can cause a living problem. Therefor, the resident is forced to adapt with the available limited space. Based on that, the purpose of this thesis is to know whether or not the resident of Studio Apartment can fulfill their needs through adaptation towards this limited space. This issue is observed and analyzed base on the activity spatial needs and the used of the furniture. Based on the observation, it is known that the setting of area divisions for each function and the exact furniture that is used can give a big impact to limited-space problem."
2016
S64932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wewin Febriana Dewi
"Kawasan Mangga Besar didominasi bangunan dengan fungsi perkantoran, komersil, hingga hunian. Istilah kota padat penduduk mungkin bisa menggambarkan suasana kawasan Mangga Besar. Jarak bangunan yang terlalu rapat membuat masyarakat tidak memiliki ruang gerak untuk beraktivitas di ruang terbuka. Penyediaan ruang terbuka di perkotaan menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakatnya. Namun, ruang terbuka dapat dikatakan berhasil jika banyak aktivitas yang bisa dilakukan di dalamnya. Green Village Transit merupakan salah satu solusi yang dapat diwujudkan dalam penyediaan ruang hijau untuk kawasan Mangga Besar. Green Village Transit adalah kawasan berorientasi transit yang mudah dijangkau dengan moda transportasi publik, yaitu MRT. Pengalaman ruang hijau yang ditawarkan memiliki banyak aktivitas di dalamnya seperti koridor ekologis, panggung pertunjukan, area kuliner dengan kemasan yang reusable, hingga ruang komunitas untuk para pelestari lingkungan. Bangunan di sekitar Green Village yang compact memudahkan para pengunjung untuk berjalan kaki mengunjungi dari bangunan satu ke bangunan lainnya. Tujuan utama dari penyediaan Green Village Transit ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar kawasan serta menumbuhkan kepedulian masyarakat mengenai pelestarian lingkungan.

The Mangga Besar area is dominated by offices, commercials, and residential functions. Building distances are too close making it hard to have open spaces. The provision of open space in urban areas is a special attraction for the community. However, open space can be said to be successful if many activities can be carried out in it. Green Village Transit is one solution that can be realized by providing green space for the Mangga Besar area. Green Village Transit is a transit-oriented area that is easily accessible by public transportation, MRT. The green space experience offered has many activities in it such as ecological corridors, stage performances, culinary areas with reusable packaging, to community spaces for environmental conservationists. The compact buildings around Green Village make it easy for visitors to walk from one building to another. The main objective of providing Green Village Transit is to improve the quality of life of the people around the area and to raise public awareness about environmental preservation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Yoerliansah Tangkari
"Layar pesawat televisi menyajikan tayangan yang menjadi media sumber informasi dan komunikasi bagi masyarakat. Oleh sebab itu, ragam tayangan televisi semakin bermunculan dan berlomba untuk menghasilkan tayangan yang berbeda. Tayangan televisi merupakan suatu produk kreatif, yang membutuhkan proses panjang dalam pembuatannya. Dengan memanfaatkan ruang khusus pengambilan gambar yang disebut studio televisi. Didalamnya terdapat ruang kosong yang dapat dimanfaatkan untuk dibangun suatu desain panggung/set yang menjadi bagian penting berlangsungnya suatu tayangan televisi. Saat pemirsa menyaksikan tayangan televisi, mereka kerap tidak menyadari bagaimana sesungguhnya kondisi di sekitar panggung. Pada layar televisi yang terlihat berupa tayangan yang telah terkemas baik antara konsep, pengisi acara, hingga background lokasi yang terlihat nyata. Kreatifitas orang-orang belakang layar mampu - mengelabui - visualisasi mata seseorang yang pada akhirnya mempengaruhi pemikiran seseorang. Desain Panggung/set dirancang sesuai konsep tayangan televisi dan dibangun dengan kualitas ruang yang sesuai. Kualitas ruang tersebut diharapkan mampu menciptakan efek tertentu dan menciptakan manipulasi arsitektur sehingga muncul tampilan yang berbeda dengan apa yang dilihat pemirsa di layar televisi. Manipulasi yang dilakukan akhirnya menghasilkan image atau citra baru, yang bahkan hasilnya bias berlawanan dengan kondisi yang sesungguhnya di studio TV.

The Television presents us the whole information and communication in consequence that there are many new kind of television shows. Television show is a product of creative idea which is required a long process to make it real. The Television show alots a special room called television studio, it is an empty space used to created a sets which is holding the important rate for the television show. When watching the TV, usually we do not notice how the conditions around the real sets. In the screen we watch finishing show that embrace good concept, professional performers & fabulous background. The creativity of the people behind the scene is able to deceive vision and mind of audience. Sets are designed in accordance with TV show concept and arrange in accordance to the certain quality space. The quality space expected to created the special effect. Architecture manipulated the space so that the display of in tv screen viewed differently by audiences. Finally manipulation produces a new image that might contradict with the real situation in the TV studio."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52283
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Ardiningrum
"Konteks masa depan dengan berbagai perkembangan dan kemajuan teknologi turut mempengaruhi berkurangnya interioritas dalam pembentukkan ruang arsitektur. Crafting memiliki potensi untuk memberikan jiwa ke dalam arsitektur dengan kedalaman yang dimilikinya. Tugas akhir ini membahas tentang metode crafting seperti apa yang dapat menghasilkan desain yang tetap memiliki interioritas walaupun berada dalam konteks masa depan yang serba modern dan cepat. Apakah konfigurasi dalam crafting musik dan lukis dapat menghasilkan kualitas ruang yang memiliki kedalaman dalam mempertahankan interioritas suatu ruang. Berdasarkan studi crafting yang dilakukan dalam tugas akhir ini, didapatkan bahwa kedalaman dalam crafting didapatkan melalui proses pembuatannya dan proses menemukan teknik yang tepat untuk menghasilkan crafting yang baik. Narasi menjadi alat untuk menciptakan alur dalam crafting sehingga crafting tersebut memiliki kedalaman yang dapat menghisap siapapun yang mengalaminya. Metode baru ini mampu menghasilkan ruang relaksasi yang memiliki kedalaman tanpa kehilangan interioritasnya.

Technologies development in the future context also gives effects in interiority decreasing of the formation of architectural space. Crafting has potencies to give a soul into architectural space with its depth. This final project discusses how the crafting method could produce a design that still has its interiority in the future context that so modern and fast. Wether configuration in music and painting crafting could produce a space that has a depth inside and still keep its interiority. According to some crafting studies on this final project, found that the depth in crafting method is produced in the making process and inside the process of finding the best method to produce the best craft. Narrative becomes the tools to create a crafting plot so it has a depth that could sucks people into it. This new method could produce a relaxation space that has a depth and still keep its interiority."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Purbowati
"Kegiatan utama mahasiswa jurusan arsitektur pada studio arsitekur adalah menggambar, membaca, dan menulis. Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar, diperlukan sarana-sarana pendukung, antara lain pencahayaan ruang yang sesuai dengan kebutuhan.
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa pencahayaan buatan dapat menggantikan pencahayaan alam. Namun, bukankah akan lebih baik bila kita yang berada di daerah tropis ini, berusaha menggunakan poiensi alam yang sangat berlimpah, yaitu cahaya matahari, sebagai salah satu pendukung jalannya kegiatan-kegiatan yang kita lakukan?
Studi kasus yang diambil, adalah studio-arsitektur Universitas Indonesia dan Universitas Pelita Harapan karena memiliki karakter ruang yang hampir sama, antara lain bukaan jendela di satu sisi dan luas ruang sekitar seratus meter persegi. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif.
Skripsi ini akan memperlihatkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perencanaan pencahayaan dalam studio arsitektur, yaitu perencanaan luas, strategi jendela; jenis,jumlah, dan kekuatan lampu. Faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan dalam perencanaan pencahayaan sehingga turut mendukung kenyamanan melakukan kegiatan dalam studio arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izazi Mulya Putra
"Perancangan yang holistik untuk auditorium menjadi penting sebagai usaha menekan dampak negatif dari potensi bahaya kebakaran. Kebakaran sebagai bahaya laten sering disepelekan mengingat peluang terjadinya yang rendah. Konfigurasi ruang auditorium adalah salah satu aspek perancangan yang secara pasif mempengaruhi manusia saat mengevakuasi diri dari bencana kebakaran. Perancangan konfigurasi ruang auditorium yang baik akan berdampak positif pada proses pengumpulan informasi saat terjadi kebakaran hingga proses evakuasinya itu sendiri. Lebih jauh, konfigurasi ruang auditorium yang baik dapat menekan dampak negaif dari bencana kebakaran. Skripsi ini lebih jauh membahas peran dan relasi antara rancangan konfigurasi ruang auditorium dengan manusia di dalamnya. Baik pergerakannya saat kebakaran, kondisi psikis manusia, maupun pengaruh terhadap evakuasinya itu sendiri. Oleh sebab itu kajian ini dirasa penting untuk dilakukan perihal konfigurasi ruang auditorium guna menemukan konfigurasi terbaik yang dapat mendukung proses evakuasi supaya lebih optimal.

The holistic design of the auditorium is important as an effort to reduce the negative impact of potential fire hazards. Fires as latent hazards are often underestimated given the chance of low occurrence. The configuration of auditorium in one aspect of design that passively affects humans when evacuating themselves from fire disasters. The design of a good auditorium configuration will have a positive impact on the process of gathering information during fire until the evacuation process itself. Furthermore, a good configuration of the auditorium can reduce the negative impact of the disaster. This thesis further discusses the role and relation between the design configuration of the auditorium space with human in it. Both movements during fire, human psychological condition, as well as the effect on evacuation itself. Therefore this study is considered important to do regarding the configuration of the auditorium to find the best configuration that can support the evacuation process to be more optimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahira Hanun Prijonggo
"Penulisan ini menjelaskan proses translasi multidimensional narrative dalam desain pameran yang berlangsung di galeri seni. Aspek-aspek multidimensional narrative ditranslasikan menjadi elemen ruang dalam desain konten dan kontainer. Proses translasi aspek multidimensional narrative menjadi elemen ruang perlu mempertimbangkan kemudahan interpretasi pengunjung dan memenuhi syarat naratif agar dapat diinterpretasikan. Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari dua tahap, yaitu 1.) Menentukan aspek-aspek multidimensional narrative dalam ruang spasial, dan 2.) Menganalisis proses translasi aspek multidimensional narrative menjadi elemen ruang berdasarkan teori Fiese dan Sameroff. Pameran yang akan dianalisis adalah Pameran Rekonstruksi Kontrol Motorik yang diselenggarakan oleh Komunitas KamiSketsa di Galeri Nasional Indonesia. Hasil analisis mengungkap bahwa multidimensional narratives memiliki syarat untuk dapat diinterpretasikan. Syarat tersebut dipengaruhi oleh prinsip desain axis, movement, dan white space sehingga menghasilkan susunan konten pameran yang dapat diinterpretasikan oleh pengunjung tanpa kehilangan esensi desainnya.

This writing will explain about the translation process of multidimensional narrative into exhibition design in art galleries. Aspects of multidimensional narrative are translated to spatial elements in content and container design.. Translation processes from multidimensional narrative aspects to spatial elements need to consider the interpretation of the visitors and fulfill the requirement for multidimensional narrative to be interpreted. This study will analyze the process through two stages, 1.) Determining the aspects of multidimensional narrative in the form of spatial elements, and 2.) Analyzing the translation process of multidimensional narrative aspects become spatial elements based on Fiese and Sameroff’s theory. Analysis will take part in Rekonstruksi Kontrol Motorik exhibition held by KamiSketsa Community in National Gallery of Indonesia. Analysis results reveal that multidimensional narratives need to fulfill requirements to be interpreted. Each requirement is influenced by the axis, movement, and white space, so it can produce a content design that is able to be interpreted without losing its design essentials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mpshkovitz, Moshe
Boston: Focal Press, 2000
791.450 MOS v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>