Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Savira Anjani
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh persepsi atlet terhadap
kohesivitas timnya terhadap ketangguhan mental pada atlet mahasiswa. Beberapa
penelitian sudah meneliti tentang hubungan antara persepsi kohesivitas tim dan
ketangguhan mental, namun belum ada penelitian mengenai pengaruh dari salah
satu konstruk pada atlet mahasiswa di Indonesia. Partisipan berjumlah 234 (140
laki-laki dan 94 perempuan) atlet mahasiswa yang telah bergabung dalam tim
olahraga universitas lebih dari 6 bulan dan memiliki pengalaman bertanding
tingkat nasional di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan alat ukur Mental Toughness Inventory yang
dikembangkan oleh Middleton, Marsh, Martin, Richards, dan Perry, C. (2005)
untuk mengukur ketangguhan mental dan Group Environment Questionnaire
yang dikembangkan Carron, Widmeyer, dan Brawley (1985), untuk mengukur
persepsi kohesivitas tim. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik
deskriptif dan simple regression. Hasil analisis simple regression menunjukan
adanya pengaruh yang signifikan dari persepsi atlet terhadap kohesivitas tim
terhadap ketangguhan mental.

ABSTRACT
The aim of this study is to investigae the effect of perception of team
cohesion towards mental toughness among scholar atheletes. Some researches
had studied about the relationship between perception of team cohesion and
mental toughness, however there is no research that has studied about the effect
between one of the constructs amongst scholar athletes in Indonesia. There were
234 participants (140 male and 94 female) who are scholar athletes, have joined
the university?s sport team more than 6 months, and have an experience in
national tournaments in Indonesia.
This research used Mental Toughness Inventory, which was developed by
Middleton, Marsh, Martin, Richards, and Perry, C. (2005) to measure mental
toughness and Group Environment Questionnaire which was developed by
Carron, Widmeyer, and Brawley (1985) to measure perception of team cohesion.
The analysis technique used in this research were descriptive statistic and simple
regression. The result of simple regression anaylsis showed that there is an effect
of perception of team cohesion towards mental toughness."
2016
S64296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan atlet kepada pelatihnya terhadap mental toughness melalui mediasi motivasi. Sampel sebanyak 173 atlet tingkat universitas (laki-laki = 108, perempuan = 65). Dengan menggunakan teknik analisis simple mediation analysis diperoleh nilai koefisien indirect effect sebesar 0,310. Efek tidak langsung ini secara statistik berbeda dari nol, yang dibuktikan dengan 95% BC bootstrap confidence interval dimana seluruhnya berada di atas nol (0,16 sampai 0,5424) dan berdasarkan normal theory-based Sobel test (z = 5,16, p < 0,00). Hasil penghitungan ini membuktikan bahwa indirect effect terbukti positif signifikan secara statistik. Hal ini berarti, kepuasan atlet kepada pelatih berpengaruh langsung secara signifikan terhadap mental toughness atlet melalui mediasi motivasi.

ABSTRACT
The aims for this study is to investigate the effect of athlete satisfaction to the coach towards mental toughness mediated by motivation. A sample of 173 scholar athlete (Man = 108, Women = 65). Using simple mediation analysis found indirect effect 0.310. This indirect effect statistically different from zero, 95% BC bootstrap confidence interval is somewhere between 0.1604 and 0.5424. And according normal theory-based Sobel test (z = 5.1618, p < .000). This result prove that indirect effect significant statistic. It mean athlete satisfaction with the coach have a direct effect significantly toward mental toughness mediated by motivation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Matthew
"Burnout pada atlet merupakan salah satu fenomena psikologis yang dialami oleh semua atlet. Salah satu faktor psikologis berhubungan dengan burnout pada atlet adalah ketangguhan mental. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara ketangguhan mental dan burnout pada atlet pada sampel atlet di Indonesia yang berusia di atas 12 tahun dan aktif bertanding (N =154). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Athlete Burnout Questionnaire (ABQ) dan Mental Toughness Inventory (MTI). Hasilnya, ditemukan bahwa ketangguhan mental memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan burnout pada atlet (p <0,05). Ditemukan juga bahwa ketangguhan mental memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan dua dimensi burnout pada atlet, yaitu kelelahan fisik/emosional (p <0,05) dan berkurangnya kepuasan akan pencapaian (p <0,05), tetapi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan dimensi devaluasi olahraga (p > 0,05). Hasil menunjukkan bahwa ketika seseorang atlet memiliki ketangguhan mental yang tinggi, ia akan lebih terlindungi dari gejala burnout pada atlet. Penemuan lain yang ditemukan dalam penelitian adalah bahwa faktor demografis tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ketangguhan mental maupun burnout pada atlet.

Athlete burnout is one of the psychological phenomena experienced by all athletes. One psychological factor associated with athlete burnout is mental toughness. This study aims to examine the relationship between mental toughness and athlete burnout in a sample of athletes in Indonesia aged above 12 years who are actively competing (N = 154). The instruments used in this study were the Athlete Burnout Questionnaire (ABQ) and the Mental Toughness Inventory (MTI). The results showed that mental toughness has a significant negative relationship with athlete burnout (p < 0.05). It was also found that mental toughness has a significant negative relationship with two dimensions of athlete burnout, namely physical/emotional exhaustion (p < 0.05) and reduced sense of accomplishment (p < 0.05), but does not have a significant relationship with sport devaluation (p > 0.05). The findings indicate that athletes with higher mental toughness are more protected from symptoms of athlete burnout. Another finding of the study is that demographic factors do not have a significant relationship with either mental toughness or athlete burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Adelina Auyan
"Penelitian terdahulu menunjukkan temuan yang tidak konsisten mengenai hubungan grit dengan performa atlet. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali peran grit dalam memprediksi performa atlet mahasiswa, dan memahami pengaruh moderasi kepaduan tim berdasarkan Teori Cognitive-Affective System of Personality (Mishcel & Soda, 1995). Sebanyak 265 data partisipan yang tersebar dalam 34 tim olahraga diperoleh dengan memanfaatkan turnamen olahraga futsal, basket, dan sepakbola antar kampus di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner fisik yang terdiri dari The Grit Scale, Group Environment Questionnaire, dan penilaian performa individual atlet oleh pelatih. Data dianalisis menggunakan korelasi Pearson dan model 1 pada makro PROCESS oleh Hayes. Temuan penelitian menunjukkan bahwa grit tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan performa atlet (r = 0,092, p > 0,05) dan ditemukan efek moderasi kepaduan tim yang negatif terhadap hubungan antara grit dan performa atlet atlet (b = -0,34, SE = 0,13, 95%CI[-0,59,-0,09]).

Previous findings showed inconsistent results regarding the relationship between grit and athlete performance. Therefore, this study was conducted to re-evaluate the role of grit in predicting collegiate athlete performance, and to understand the moderating effect of team cohesion based on 'Cognitive-Affective System of Personality Theory' (Mischel & Soda, 1995). Data were collected through several futsal, basketball, and soccer competition events across Jabodetabek and Bandung, using physical questionnaire consists of 'The Grit Scale, Group Environment Questionnaire', and athlete performance evaluation by coach. 265 participant data which was distributed in 34 different sport teams was obtained and analyzed using 'Pearson' correlation and simple moderator model on Hayes’ PROCESS macro on SPSS program. Findings of this study showed there is no significant relationship between grit and athlete performance (r = 0,092, p > 0,05) and there is a negative moderating effect of team cohesion on grit-athlete performance relationship (b = -0,34, SE = 0,13, 95%CI[-0,59,-0,09]).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tazkia Edelia Sumedi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran pelatihan mental terhadap perceived control of anxiety pada atlet pelajar olahraga atletik. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD) Kabupaten Bogor dengan partisipan sebanyak 16 atlet pelajar olahraga atletik non teknik. Pelatihan mental yang digunakan adalah pelatihan mental tingkat lanjut, yaitu pelatihan mental yang menggunakan gabungan berbagai pelatihan mental dasar yaitu teknik kognitif tingkah laku melalui goal setting dan self talk, relaksasi otot progresif, konsentrasi, dan imajeri. Perceived control of anxiety diukur dengan Revised Anxiety Control Questionnaire (ACQ-R) yang disusun oleh Brown, White, Forsyth, dan Barlow (2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan mental dapat meningkatkan perceived control of anxiety atlet. Secara spesifik, dua dimensi dalam perceived control of anxiety yaitu threat control dan stress control menunjukkan peningkatan setelah diberikan pelatihan mental. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan mental tingkat lanjut dapat meningkatkan kepercayaan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan penyesuaian secara psikologis terhadap kejadian yang dapat menimbulkan rasa cemas dengan melakukan pengendalian terhadap ancaman yang muncul dan pengendalian terhadap stress.

This research was conducted to examine the role of mental training on perceived control of anxiety among athletic student athletes. This research was conducted at PPLPD Bogor Regency with total participants are 16 non-technique athletic student athletes. Mental training consists of several basic mental training, including goal setting and self talk, progressive muscle relaxation, concentration, and imagery, and called advanced mental training. Perceived control of anxiety was measured with Revised Anxiety Control Questionnaire (ACQ-R) from Brown, White, Forsyth, dan Barlow (2004). Result showed that mental training did play a role in enhancing perceived control of anxiety among athletic student athletes. Specifically, two out of three dimensions of perceived control of anxiety: threat control and stress control showed a significant increase after mental training. This result showed that advanced mental training can enhancing individuals perceived level of control over anxiety and anxiety-related events through threat control and stress control.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gagola, Sarah Nicolina
"Skripsi ini membahas mengenai persepsi tentang kohesi yang dimiliki oleh atlet profesional bolabasket yang terlibat dalam liga tertinggi di Indonesia, yaitu National Basketball League (NBL) Indonesia, dan hubungannya dengan performa individual yang ditampilkan selama setengah musim pertandingan reguler. Alat ukur yang digunakan adalah Group Environment Questionnaire (Carron, et al., 1985) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, dan pengukuran analisis notasi statistik pertandingan individual untuk pengukuran performa individual. Partisipan dari penelitian ini berjumlah 131 atlet profesional dari kedua belas tim yang berpartisipasi dalam liga NBL Indonesia. Dari penghitungan korelasi yang dilakukan, tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi kohesi dan performa individual pada atlet profesional bolabasket yang bermain di NBL Indonesia, r = 0,066, n = 131, p>0,05, one tail. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kemungkinan terdapat faktor lain yang mempengaruhipersepsi kohesi dan performa individual.

This research explains about the perception of cohesion on professional athletes who plays at the highest level of basketball league, the National Basketball League Indonesia, and its relationship with individual performance shown for the half of the reguler season. The instruments used in this research is the Group Environment Questionnaire (Carron, et al., 1985) which has been adapted into Bahasa Indonesia, and notational analysis of individual game statistics for the individual performance measurement. Total participant was 131 professional athletes who played for the twelve teams participating in NBL Indonesia. The result of this research shows no significance between perception of cohesion and individual performance in professional atheletes who play in NBL Indonesia, r = 0,066, n = 131, p>0,05, one tail. This result is due to the possibility of other factors influencing perception of cohesion and individual performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ravelto Wangistu
"ABSTRAK
Penelitian kali ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi diskriminasi terhadap dual identity yang dimoderasi dengan persepsi ancaman pada mahasiswa Tionghoa di Indonesia. Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis pertama adalah terhadap hubungan yang signifikan antara persepsi diskriminasi dengan dual identity. Sedangkan, hipotesis kedua adalah persepsi ancaman dapat memoderasi hubungan antara persepsi diskriminasi dengan dual identity. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa sarjana yang bersuku Tionghoa (N = 183). Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan teknik statistika korelasi multiple regression, dan Hayes Process. Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis pertama penelitian ini ditolak. Sedangkan, hipotesis kedua penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara persepsi diskriminasi dengan persepsi ancaman (F(4,178) = 3.0776, p < .05), dengan R2 sebesar 0.0647). Nilai dual identity menurun sebesar 0.046 untuk setiap peningkatan satu poin dari interaksi antara persepsi diskriminasi dengan persepsi ancaman.Hal ini membuktikan bahwa persepsi ancaman dapat memoderasi hubungan antara persepsi diskriminasi dan dual identity.

The aim of this study is to examine the relationship between perceived discrimination to
dual identity moderated by perceived threat on Chinese-Indonesian Scholar. Participant
of this studies are Chinese-Indonesian Scholar who study on bachelor’s degree (N = 183).
The statistical technique which been used are correlation, multi regression, and Hayes
Process. The result of analysis show that perceived threat significantly moderates the
relations between perceived discrimination and dual identity (F(4,178) = 3.0776, p < .05),
with R2 = 0.0647). Higher perceived discrimination and perceived threat score lead to
lower dual identity score and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Arum Dwiarini
"Tesis ini meneliti peranan pelatihan mental dalam menurunkan kecemasan cedera berulang pada atlet putri bola basket yang memiliki riwayat cedera lutut dan atau pergelangan kaki (ankle). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pelatihan mental terdiri dari empat intervensi, yaitu autogenic relaxation, imagery, self-talk dan social support. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan mental mampu berperan dalam menurunkan tingkat kecemasan cedera berulang pada atlet.

This thesis examines the role of mental training in decreasing the re-injury anxiety in women basketball athletes who had a history of knee injury or ankle injury. This research is approached qualitative and quantitatively. Mental training consists of four interventions, ie autogenic relaxation, imagery, self-talk and social support. Results showed that mental training can play a role in lowering levels of re-injury anxiety in women athletes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30985
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hobert G. Videman
"Penelitian ini berkenaan dengan kecemasan yang dimiliki oleh para atlet sepakbola tim Persija Junior. Kecemasan dipandang sebagai salah satu faktor mental yang dapat menghambat prestasi seorang atlet. Persija Senior mengalami prestasi yang kurang baik dan salah satu hal yang dapat menghambat adalah kecemasan yang mereka miliki. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran yang ada pada pemain Persija Junior dan dilakukan intervensi terhadap kecemasan yang mereka miliki. Penelitian menggunakan metode wawancara dan observasi kepada 4 orang partisipan. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa dua orang partisipan memiliki trait anxiety yang tinggi. Sumber kecemasan yang dimiliki oleh semua partisipan adalah fear of failure, penilaian kognitif dan pentingya suatu pertandingan. Dampak kecemasan mereka bersifat facilitating dan debilitating Sementara itu, dalam mengatasi kecemasannya terkadang partisipan menggunakan problem focused coping ataupun emotion focused coping. Terkadang mereka menggunakan kedua fungsi coping tersebut secara bersama. Dari hasil penelitian ini, disarankan agar diadakan penelitian lanjutan terhadap kecemasan pada olahraga beregu. Kemudian sangat penting bagi pengurus dan pelatih Persija Junior untuk mengadakan intervensi terhadap kecemasan yang dimiliki oleh pemainnya.

This research is about anxiety on Persija Junior team football athletes. Anxiety has been seen as one of the factors that inhibited athletes achievement. Persija Senior team has been underachiever and one of the factors that can inhibite their performance and achievement is anxiety. The purpose of this research is to describe anxiety on Persija Junior team football athletes and afterwards to make an intervention programs towards their anxiety. This research is using interview and observational method in four participant. The finding of this research has been indicated that two participant has high trait anxiety. Source of anxiety that was commonly found in all participant is fear of failure, cognitive appraisal and event importance. The effect of their anxiety is debilitating and facilitating. To cope with their anxiety, sometimes all the participant used problem focused coping and emotion focused coping. They used both method on the same time. It is important to make a research about anxiety on sports group. It is also important for the Persija Junior?s staff and coach to make an intervention regarding to Persija Junior?s player anxiety."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rintis Marlin Ekawati
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji peran mediasi kohesi tim, knowledge sharing, dan kapasitas absorptif pada hubungan antara empowering leadership dan kinerja tim pada organisasi sektor publik. Penelitian tentang pengaruh empowering leadership terhadap kinerja tim di organisasi sektor publik masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan dari 300 orang di 81 tim kerja di 10 organisasi sektor publik. Dengan menggunakan analisis partial least squares (PLS), hasilnya menunjukkan bahwa terdapat full mediating dari kohesi tim, knowledge sharing dan kapasitas absorptif. Empowering leadership seorang pemimpin tim tidak memiliki efek langsung pada kinerja tim. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa empowering leadership seorang pemimpin tim meningkatkan kohesi dan knowledge sharing di antara anggota tim dan meningkatkan kapasitas absorptif tim, yang dapat mengarah pada kinerja tim yang lebih baik.

The main purpose of this study is to empirically investigate the mediating roles of team cohesion, knowledge sharing, and absorptive capacity on the relationship between empowering leadership and team performance in public sector organizations. The effect of empowering leadership on team performance in public sector organizations has received less research attention. A quantitative approach was adopted in this study. Data were collected from 300 individuals across 81 work teams in 10 public sector organizations. Using partial least squares (PLS) analysis, the result showed that there is a full mediation by the team cohesion, knowledge sharing and absorptive capacity. Empowering leadership of a team leader does not have a direct effect on team performance. The result also suggest that empowering leadership of a team leader raises the level of cohesion and knowledge sharing among team members and increase the absorptive capacity of the team, leads to better team performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>